5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Sesuai dengan undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang pembentukan Propinsi Jawa Timur disebutkan dalam konsideran menimbang bahwa Propinsi
Jawa Timur berhak mengatur rumah tangganya sendiri dalam urusan kehewanan. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintah Daerah
disebutkan bahwa “Urusan Kehewanan” merupakan “Urusan tersendiri” dalam urusan rumah tangga Propinsi.
Menurut Tap MPR Nomor XVMPR1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya Nasional yang
berkeadilan dan serta pembagian otonomi daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia mengamanatkan penyelenggaraan otonimi daerah dilaksanakan dengan
memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan ber tanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan
pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan Dengan dasar sejarah adanya lembaga organisasi yang berwenang menangani
bidang peternakan dan kesehatan hewan, adalah “Historical” mempunyai sejarah nomenklatur, yaitu:
a. Zaman Belanda disebut “Dischendehce”; b. Zaman Kemerdekaan disebut “Jawatan Kehewanan”;
c. Zaman Pancaroba disebut “Dinas Kehewanan”;
6 d. Zaman Orde Baru disebut “Dinas Peternakan”;
e. Zaman Reformasi disebut “Dinas Peternakan”;
2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang mengacu pula pada Pembangunan Nasional.
Dalam rangka memudahkan pencapaian sasaran serta operasional pembangunan disusun Rencana Strategik.
1 VISI “Mewujudkan Masyarakat Peternakan dan Kesehatan Hewan yang Tangguh
Berbasis Sumberdaya Lokal, Profesional yang bermotivasi pada kerakyatan untuk mencapai prestasi luar biasa menuju kecukupan gizi protein hewani tahun
2010” 2 MISI
a. Menggunakan teknologi tepat guna yang berwawasan ramah lingkungan didukung pembinaan berkelanjutan.
b. Meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat peternakan dan kesehatan hewan yang berperan aktif dalam merubah pola usaha peternakan tradisional
menjadi pola usaha peternakan bisnis. c. Membangun sistem kelembagaan yang tangguh serta mewujudkan adanya
kepastian hukum menuju peternakan dan kesehatan hewan mandiri.
7 d. Mengembangkan produk-produk unggulan yang berdaya saing untuk
menghadapi pasar global. e. Mewujudkan birokrasi yang profesioal serta memiliki integritas moral yang
tinggi. f. Mengembangkan Keamanan Pangan melalui peningkatan produksi
komoditas peternakan dan kesehatan hewan, serta pengamanan ternak dan hewan lainnya.
g. Tetap mempertahankan stabilitas potensi Propinsi Jawa Timur sebagai gudang ternak dan hewan lainnya di tingkat Nasional.
h. Mendorong peningkatan kontribusi Industri Peternakan dan Kesehatan Hewan terhadap perekonomian Jawa Timur melalui peningkatan PDRB,
membuka lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan. i. Memfasilitasi pelaku usaha melalui pengembangan teknologi, pembiayaan
dan kebijakan insentif serta deregulasi investasi. j. Melakukan perlindungan terhadap peternak dalam sistem perdagangan
Internasional, melalui promosi dan proteksi. k. Meningkatkan selektifitas impor Bahan Asal Hewan maupun Hasil Bahan
Asal Hewan untuk kesehatan lingkunganhewan dan manusia dan menyelamatkan generasi mendatang.
8
2.3. Lokasi dan Denah Perusahaan