4.5.6. Hasil Peramalan Dengan Metode Yang Dipilih
Hasil peramalan metode Double Exponential Smoothing dengan menggunakan program Win QSB, seperti pada tabel 4.17. sebagai berikut :
Tabel 4.17. Data Hasil Peramalan Permintaan Produk Periode
Tahun Bulan
Permintaan Unit
1 2010
Juni 924410
2 2010
Juli 924410
3 2010
Agustus 924410
4 2010
September 924410
5 2010
Oktober 924410
6 2010
November 924410
7 2010
Desember 924410
Total 6470870
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran IV
4.6. Jadwal Induk Produksi JIP
Jadwal Induk Produksi merupakan suatu rencana produksi yang
menggambarkan hubungan antara kuantitas tiap jenis produk pada suatu periode tertentu. Dengan rincian sebagai berikut :
• Kebutuhan kotor diambil dari hasil peramalan permintaan Juni 2010 – Desember 2010
• POH Project On Hand yaitu Persediaan yang dimiliki • POH awal sebesar 19608 produk. Didapat dari hasil produksi akhir pada
bulan mei yaitu sebesar 929608 unit dikurangi dengan banyak permintaan sebesar 910000 unit. Sehingga persediaan yang dimiliki hanya 19608 unit
• Kebutuhan bersih diperoleh dari kebutuhan kotor dikurangi POH Dan dapat dilihat pada tabel 4.18. dibawah ini :
Tabel 4.18. Jadwal Induk Produksi Produk
Jun 2010
Jul 2010
Agt 2010
Spt 2010
Okt 2010
Nop 2010
Des 2010
Keb. Kotor POH
Keb. Bersih
924410 19608
904802 924410
924410 924410
924410 924410
924410 924410
924410 924410
924410 924410
924410
4.7. Matrik Produksi
Matrik produksi permintaan didapat dari hasil kebutuhan bersih pada Jadwal Induk Produksi. Dapat dilihat pada tabel 4.19. dibawah ini :
Tabel 4.19. Matrik Produksi Tahun 2010
Bulan Produk
Jun Jul
Agt Sept
Okt Nov
Des Genteng
keramik
Type Natural
904802 924410
924410 924410
924410 924410
924410
4.8. Matrik Waktu Baku
Matrik waktu baku didapat dari hasil waktu baku tiap stasiun kerja. Dapat dilihat pada tabel 4.20. dibawah ini :
Tabel 4.20. Matrik Waktu Baku Produk Genteng
keramik Type Natural Proses
Waktu Baku Jam
Unit
Forming 0.0004
Glazing 0.000115
Loading 0.000145
Kiln Forming 0.00072
Unloading 0.000219
Packing 0.00018
4.9. Rought Cut Capacity Planning RCCP
Rought Cut Capacity Planning merupakan hasil perkalian antara matrik
waktu produksi permintaan tabel 4.19. yang merupakan hasil dari jadwal induk produksi dengan matrik waktu baku tabel 4.20. yang merupakan hasil dari
waktu baku tiap-tiap stasiun kerja. Perhitungan RCCP ini menggunakan pendekatan Bill Of Labor karena metodenya sangat sederhana, mudah dipahami,
dan mudah diaplikasikan.
4.9.1. Perhitungan RCCP Pada Proses Forming
RCCP = Matrik Produksi x Matrik Waktu Baku
Periode Juni 2010 = 0.0004 jamunit x 904802 unit
= 361.92 jambulan atau 361.552’ bulan Periode Juli 2010
= 0.0004 jamunit x 924410 unit = 369.764 jambulan atau 369.458’bulan
Periode Agustus 2010 = 0.0004 jamunit x 924410 unit
= 369.764 jambulan atau 369.458’bulan Periode September 2010
= 0.0004 jamunit x 924410 unit = 369.764 jambulan atau 369.458’bulan
Periode Oktober 2010 = 0.0004 jamunit x 924410 unit
= 369.764 jambulan atau 369.458’bulan Periode November 2010
= 0.0004 jamunit x 924410 unit = 369.764 jambulan atau 369.458’bulan
Periode Desember 2010 = 0.0004 jamunit x 924410 unit
= 369.764 jambulan atau 369.458’bulan Untuk perhitungan RCCP pada proses Glazing, Loading, Kiln, Unloading, dan
Packing terdapat pada lampiran V.
Tabel 4.21. Hasil RCCP Dalam Satuan Jam
Bulan Proses
Jun Jul
Agt Sept
Okt Nov
Des
Forming 361.552’ 369.458’ 369.458’ 369.458’ 369.458’ 369.458’ 369.458’
Glazing 104.03’
106.18’ 106.18’ 106.18’
106.18’ 106.18’
106.18’ Loading
131.117’ 134.023’ 134.023’ 134.023’ 134.023’ 134.023’ 134.023’ Kiln
651.274’ 665.345’ 665.345’ 665.345’ 665.345’ 665.345’ 665.345’ Unloading
198.090’ 202.267’ 202.267’ 202.267’ 202.267’ 202.267’ 202.267’ Packing
162.516’ 166.24’
166.24’ 166.24’ 166.24’
166.24’ 166.24’
4.10. Waktu Produksi Tersedia Rated Production Time