Pandangan Menurut Siswa Hasil In-Depth Interview

60 Guru sempat menyatakan bahwa pembuatan bahan ajar atau saat penentuan pokok-pokok pembelajaran dan segala rangkaian yang disusun dalam desain sistem pembelajaran seperti RPP Rencana Program Pembelajaran dan Silabus biasanya dikerjakan secara formalitas dengan alasan bahwa teknis pelaksanaan pembelajaran di lapangan merupakan persoalan jam terbang pengalaman mengajar guru dikelas sehingga guru merasa tidak perlu merasa ribet pada tataran administratif. Itulah hasil observasi proses pembelajaran yang peneliti ditemui, segala jenis rutinitas didalam persekolahan terus menerus berulang dan lestari hingga kelas tingkat 6. Segala macam bentuk pembelajaran dan ritus terkait juga terjadi di seluruh kelas di persekolahan tersebut yang secara tidak sengaja terekam ke dalam beberapa catatan penelitian di lapangan.

B. Hasil In-Depth Interview

1. Pandangan Menurut Siswa

Peneliti mewawancarai beberapa siswa terkait dengan proses pembelajaran di sekolah dan juga mengidentifikasi rutinitas siswa mulai dari berangkat sekolah hingga pulang kembali ke rumah. Tujuan utama melakukan identifikasi pembelajaran di sekolah dan rutinitas ini didasari oleh pengalaman kolektif pada semua orang yang pernah duduk di bangku Sekolah Dasar yang pada umumnya memiliki beberapa persamaan pola dan garis besar. Peneliti juga mewawancarai siswa terkait pengamatannya 61 terhadap perilaku guru di dalam kelas dan sekolah sehingga peneliti mampu menyilangkan dua persepsi dari siswa dan guru itu sendiri. Beberapa siswa menyatakan bahwa motif utama bersekolah adalah karena bosan di rumah dan ingin memperluas jaringan pertemanan untuk bermain. Menurut pengakuan siswa, orangtua mereka selalu mendorong untuk belajar bersungguh-sungguh di persekolahan namun siswa tidak bisa mengikuti kemauan tersebut karena naluri alamiah mereka menyatakan ingin bermain dan bosan dengan pelajaran yang “itu-itu saja”. Siswa juga mengeluhkan suasana pembelajaran yang monoton didalam kelas sehingga pada jam istirahat tiba, sebagian besar siswa berhamburan keluar sembari membawa bekal makanan dan mainan yang dibawa ke sekolah seperti bola bekel dan bola sepak plastik. Tak jarang juga peneliti menangkap ekspresi politik siswa terhadap realitas media televisi swasta nasional yang dilontarkan lewat sikap dan ucapan, seperti menyanyikan lagu Perindo yang sering diputar di MNC TV, saling mengejek antara Metro TV dan TV One dan gaya siswa saat menirukan Surya Paloh berpidato. Kondisi siswa di kelas terbagi menjadi beberapa kelompok kecil yang pada umumnya dapat dipetakan melalui kedekatan teman bermain di sekolah dan dirumah. Kelompok siswa ini juga memiliki public interest masing-masing seperti interest terhadap klub sepakbola, kesukaan permainan, tema rumpik dan genre musik. Pergantian atmosfer di dalam kelas jarang sekali dilakukan, seperti mengganti beberapa gambar yang ditempel dan bahkan konfigurasi tempat 62 duduk yang jarang dirolling. Menurut siswa, guru hanya akan memutar posisi tempat duduk siswa yang dianggap sebagai troublemaker ke posisi depan atau dekat guru agar lebih mudah dikontrol tingkah lakunya. Guru dipersepsikan siswa sebagai pribadi yang jahat dan galak, karena ia sering menyuruh, memberi tugas, memarahi dan tidak komunikatif sama sekali. Peneliti juga mendapatkan waktu penelitian disaat persekolahan melaksanakan Ujian Tengah Semester UTS. Para siswa mengaku sedikit gentar melaksanakan UTS dikarenakan orangtua mereka menuntut mereka bisa mencapai standar minimal dalam ujian. Siswa mengaku takut ketika mendapat soal yang sulit dan tidak ada teman yang membantu, namun dalam kenyataannya ada beberapa teman yang dianggap tidak kooperatif, jenis siswa yang seperti ini tidak kooperatif biasanya mendapatkan hukuman sosial dari beberapa siswa di kelas dengan diejek sebagai pribadi yang pelit dan terkadang juga dijauhi secara sosial dalam beberapa saat. Soal UTS yang diberikan kepada siswa dalama semua mata pelajaran berbentuk multiple choice sehingga siswa tinggal memilih salah satu jawaban yang ia anggap benar. Terlebih di setiap akhir jam UTS pada masing-masing mata pelajaran diadakan evaluasi langsung pada hasil akhir jawaban siswa sehingga setiap siswa langsung mengetahui nilai akhir dari masing-masing mata pelajaran yang diujikan. Pada kenyataannya, setelah selesai UTS langsung pulang dan melaporkan hasil UTS kepada orangtua masing-masing sebagai hasil evaluasi pelajaran di tengah semester. Peneliti menemukan fakta lapangan 63 bahwa terdapat beberapa siswa yang tidak berani melaporkan hasil UTS kepada orangtua dan cenderung menyembunyikan.

2. Pandangan Menurut Guru