3. Jika E kurang dari satu E 1 maka dikatakan inelastis
Tabel 2. Interpretasi dari Elastisitas Kesempatan Kerja
Pertumbuhan PDB Elastisitas
Kesempatan Kerja
Positif Negatif
E 0 - pertumbuhan KK
+ pertumbuhan P + pertumbuhan KK
- pertumbuhan P ≤ E ≤ 1
+ pertumbuhan KK + pertumbuhan P
- pertumbuhan KK - pertumbuhan P
E 1 + pertumbuhan KK
- pertumbuhan P - pertumbuhan KK
+ pertumbuhan P
Sumber: Steven Kapsos 2005 Dimana:
KK : Kesempatan kerja P : Produktivitas
Keterangan: a. Tabel 2 menunjukkan bahwa apabila elastisitas kesempatan kerja
bernilai kurang dari 0 atau negatif E 0 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB positif maka pertumbuhan kesempatan kerja akan
menurun - dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja akan naik +. Sedangkan apabila elastisitas kesempatan kerja bernilai
negatif E 0 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB negatif maka pertumbuhan kesempatan kerja akan naik + dan
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja akan menurun -. b. Apabila elastisitas kesempatan kerja bernilai antara 0 sampai
dengan 1 0 ≤ E ≤ 1 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB
positif maka pertumbuhan kesempatan kerja akan naik + dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja akan naik +. Sedangkan
apabila elastisitas kesempatan kerja bernilai antara 0 sampai
dengan 1 0 ≤ E ≤ 1 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB
negatif maka pertumbuhan kesempatan kerja akan menurun - dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja akan menurun -.
c. apabila elastisitas kesempatan kerja bernilai positif E 1 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB positif maka pertumbuhan
kesempatan kerja akan naik + dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja akan menurun -. Sedangkan apabila elastisitas
kesempatan kerja bernilai lebih dari satu E 1 pada saat pertumbuhan ekonomi PDB negatif maka pertumbuhan
kesempatan kerja
akan menurun
- dan pertumbuhan
produktivitas tenaga kerja akan naik +.
4. Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu
keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja Todaro, 2003:404-406 .
Penyerapan tenaga kerja pada dasarnya tergantung dari besar kecilnya permintaan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja secara umum
menunjukkan besarnya kemampuan suatu perusahaan menyerap sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan satu produk. Kemampuan
untuk menyerap tenaga kerja besarnya tidak sama antara sektor satu dengan sektor yang lain.
Menurut Kuncoro 2002: 45, Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari
banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk
bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai permintaan
tenaga kerja. Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut
antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja meliputi tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal, serta pengeluaran tenaga kerja non upah.
Penduduk yang terserap, tersebar di berbagai sektor perekonomian. Sektor yang mempekerjakan banyak orang umumnya menghasilkan
barang dan jasa yang relatif besar. Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Demikian pula dengan kemampuan setiap
sektor dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut mengakibatkan dua hal. Pertama, terdapat perbedaan laju
peningkatan produktivitas kerja di masing-masing sektor. Kedua, secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan
tenaga kerja maupun dalam kontribusinya dalam pendapatan nasional Payaman Simanjuntak, 2001: 95-97.
Kesempatan kerja dapat diciptakan oleh suatu perekonomian terantung pada pertumbuhan dan daya serap masing-masing sektor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja Sumarsono, 2009: 45 anara lain:
a. Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan factor produksi lain b. Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan
c. Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi d. Elastisitas persediaan factor produksi pelengkap lainnya.
5. Produk Domestik Bruto