KTSP Standar Isi 2006. Selain itu, belum ada penelitian yang mengkaji tingkat keterbacaan pada kedua buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA
kelas XI terbitan Erlangga dan Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis tersebut menggunakan grafik Fry.
Bertolak dari latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia karena
materi bacaan yang digunakan oleh guru Bahasa Indonesia sebagian besar diperoleh dari buku teks. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah wacana-
wacana yang terdapat dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas XI yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga dan Panduan Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA kelas XI yang diterbitkan oleh penerbit Esis sudah memenuhi syarat keterbacaan. Penelitian tentang tingkat
keterbacaan buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas XI terbitan Erlangga dan Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis
diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih buku teks yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam memperoleh informasi dengan
baik. Peneliti memilih penggunaan grafik Fry sebagai penguji tingkat keterbacaan buku teks, bukan tes klos seperti penelitian sebelumnya dengan tujuan agar
penggunaan grafik Fry menjadi tolak ukur baru untuk menguji tingkat keterbacaan. Maka, penelitian ini berjudul ”Tingkat Keterbacaan Wacana dalam
Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia dan Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 Untuk SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry.”
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu:
1 Apakah wacana pada buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga sesuai untuk siswa kelas XI SMA berdasarkan grafik Fry?
2 Apakah wacana pada buku teks Panduan Belajar dan Sastra Indonesia terbitan Esis sesuai untuk siswa kelas XI SMA berdasarkan grafik Fry?
3 Wacana apa sajakah yang sesuai untuk siswa kelas XI SMA dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga dan buku teks
Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis sebagai bahan pembelajaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1 Mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Kompeten
Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga untuk para siswa kelas XI SMA. 2 Mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Panduan Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis untuk para siswa kelas XI SMA.
3 Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk para siswa kelas XI SMA dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga dan
buku teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis sebagai bahan pembelajaran.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki lima ruang lingkup yaitu pertama, tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks. Kedua, peneliti memilih dua buah buku teks
bahasa Indonesia, yaitu Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga dan buku teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis sebagai
sumber penelitian. Ketiga, peneliti memilih buku teks yang digunakan untuk kelas XI SMA. Keempat, pemilihan wacana yang representatif berdasarkan jumlah
kalimat dan suku kata. Kelima, peneliti memilih grafik Fry untuk menguji tingkat keterbacaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian terhadap tingkat keterbacaan buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA kelas XI terbitan Erlangga dan Panduan Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis manfaat yang diharapkan sebagai berikut.
1 Informasi mengenai tingkat keterbacaan buku teks dapat menambah khazanah pengetahuan bagi penulis dalam penyusunan buku teks.
2 Informasi mengenai tingkat keterbacaan buku teks dapat menjadi pertimbangan bagi guru dan calon guru Bahasa Indonesia dalam memilih
buku teks yang tepat sebagai sumber pengajaran dalam proses belajar mengajar.
3 Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat menjadi salah satu rujukan dalam memilih buku teks untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah. 4 Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi kalangan pendidik sebagai sumber belajar. 5 Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat menjadi referensi bagi
peneliti selanjutnya.
1.6 Batasan Istilah
Berikut ini akan disajikan istilah untuk menghindarkan kesalahpahaman, yaitu 1 keterbacaan, 2 wacana, 3 buku teks
1 Keterbacaan
Dalam KBBI 2003:83, keterbacaan adalah perihal dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dipahami dan diingat. Keterbacaan berhubungan
dengan pembaca maka keterbacaan yang dimaksud adalah ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari tingkat
kemudahan atau kesukaran wacananya. 2
Tingkat Keterbacaan Tingkat keterbacaan adalah tingkat kesulitan atau kemudahan sebuah
wacana atau buku. Tingkat keterbacaan biasanya dinyatakan dengan peringkat kelas Hardjasujana, dkk., 1999: 4.2.
3 Wacana
Wacana adalah suatu kebahasaan yang terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar,
direalisasikan dalam bentuk karangan utuh novel, buku, seri, ensiklopedia, dsb, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat
lengkap Kridalaksana, 1993: 23. 4
Buku teks Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah
dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran Tarigan, 1990: 13.
1.7 Sistematika Penyajian
Penelitian ini akan disajikan ke dalam tiga bab sebagai berikut. Di dalam bab I akan diuraikan pendahuluan berupa 1 latar belakang masalah, 2 rumusan
masalah, 3 tujuan penelitian, 4 ruang lingkup, 5 manfaat penelitian, 6 batasan istilah, dan 7 sistematika penyajiannya. Di dalam bab II akan diuraikan
landasan teori berupa 1 penelitian yang sejenis dan 2 kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab III kan diuraikan metodologi
penelitian yang terdiri atas 1 jenis penelitian, 2 instrumen penelitian, 3 teknik pengumpulan data, 4 teknik analisis data penelitian, dan 5 triangulasi.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang mendukung terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Beberapa penelitian itu antara lain, pertama, penelitian yang
dilakukan Dewi 2001 yang berjudul “Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU Karangan A. Rumadi, dkk,
kedua, Emanuel Rastomo Jati dengan topik “Tingkat Keterbacaan Teks-Teks Bacaan dalam Buku Teks Penuntun Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP
Kelas II cawu 1, 2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. Terbitan Trigenda Karya Bandung” yang dilakukan tahun 2003, dan ketiga, penelitian Suryani 2007
berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Dua Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII.”
Dewi 2001 memfokuskan pada uji keterbacaan wacana buku teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU karangan A. Rumadi, dkk. terbitan
Kanisius. Penelitian tersebut menghasilkan data tingkat keterbacaan wacana buku teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia jilid II cawu II berkategori instruksional.
Hal ini berarti wacana-wacana dalam buku teks itu termasuk wacana yang dapat diajarkan di sekolah-sekolah karena siswa masih memerlukan bantuan guru untuk
dapat memahami isi wacana-wacana tersebut. Tingkat keterbacaan wacana buku teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia jilid II cawu III berkategori