Epidemologi Kanker payudara Kanker Payudara Stadium Dini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemologi Kanker payudara

Kanker payudara adalah kanker terbanyak kedua di dunia , dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosis pada tahun 2012 25 dari semua jenis kanker Globocan, 2012. Selain perempuan, KPD juga dapat terjadi pada laki- laki walaupun jumlahnya lebih sedikit Kwon and Ching, 2012. Data terbaru dari American Cancer Society menyatakan bahwa di tahun 2013, ada 2240 kasus baru KPD pada laki- laki ACS, 2013. Kanker ini merupakan kanker pada perempuan terbanyak baik pada negara maju maupun negara berkembang . Insidennya juga bervariasi, yakni hampir 4 kali lipat diseluruh dunia, mulai dari 27 kasus per 100.000 di Afika Tengah dan Asia timur sampai 96 kasus di Eropa barat Globocan, 2012. Kanker payudara menempati urutan kelima sebagai penyebab kematian dari kanker secara keseluruhan 522.000 kematian dan merupakan penyebab kematian kedua kanker 198.000 kematian, 15,4 setelah kanker paru-paru Globocan, 2012. Metastasis atau penyebaran ke organ lain pada tubuh merupakan penyebab utama kematian. Dan keadaan ini menjadi lebih buruk karena 10 penderita telah mempunyai metastasis pada saat terdiagnosis Roche dan Vahdat, 2010. Di Bali sendiri, berdasarkan data yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Sanglah, insiden kanker payudara juga mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir. Dari 99 kasus baru pada tahun 2010 menjadi 134 kasus baru pada tahun 2011, dan kembali meningkat menjadi 162 kasus baru pada tahun 2012. Kasus ini dengan distribusi 3 pada stadium I, 28 pada stadium II, 43 pada stadium III dan 26 pada stadium IV Yarsa, et al., 2012.

2.2 Kanker Payudara Stadium Dini

Penyebab pasti KPD masih belum diketahui. Beberapa faktor resiko yang dihubungkan salah satunya jenis kelamin, dimana jenis kelamin wanita beresiko 100 kali dibandingkan dengan laki- laki. Bertambahnya usia, riwayat keluarga yang menderita kanker payudara, terpapar hormon reproduksi usia menarche pertama kali, umur saat menopause, umur pertama kali melahirkan anak aterm, pemakaian terapi hormonal, pola makan, obesitas dan juga beberapa kelainan jinak pada jaringan mamma atypical ductal hyperplasia juga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, selain faktor mutasi genetik Kwon dan Ching 2012. Penentuan stadium pada KPD penting, karena merupakan kunci pada perencanaan terapi dan untuk penentuan prognosis. Salah satunya yang sering dipakai dan dipakai juga di Indonesia adalah T NM classification system dari American Joint Committee on Cancer dan the International Union for Cancer Control AJCC-UICC merupakan sistem klasifikasi kanker payudara yang diterima di dunia internasional Compton, et al.,2010. Berdasarkan pembagian stadium diatas yang termasuk dalam KPD stadium dini adalah KPD stadium I, IIA, dan II B Kwon dan Ching, 2012 yakni stadium I adalah semua KPD dini dengan tumor primer dengan diameter kurang dari 2cm T1, tanpa metastasis KGB atau limfonodi N0, dan stadium II adalah semua KPD lokal dini, yaitu tumor primer dengan diameter 0- 5 cm T0-2, tidak terdapat metastasis KGB atau limfonodi N0 atau terdapat metastasis tanpa perlengketan N1 AJCC, 2010. Metastasis ke KGB aksila dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu isolated tumor cells ITC , mikrometastasis dan makrometastasis. Pembagian ini berdasarkan ukuran deposit tumor pada KGB sentinel secara mikroskopis. American Joint Committee on Cancer AJCC, 2010 menyatakan bila ditemukannya kumpulan isolated tumor cells clusters dan deposit tumor dengan ukuran ≤ 0,2 mm, atau bila kumpulan sel yang menyebar maupun yang menjadi satu dengan jumlah tidak lebih dari 200 sel dalam satu potongan KGB, diklasifikasikan sebagai isolated tumor cells , merupakan N0. Sedangkan deposit tumor dengan ukuran 0,2mm -2,0 mm dinyatakan sebagai mikrometastasis pN1mi dan yang ukuran deposit tumor 2,0 mm disebut makrometastasis. Occult metastasis adalah metastasis pada KGB yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan rutin HE tapi terdeteksi setelah melalui pemeriksaan imunohistokimia IHK atau dengan pemeriksaan reverse transcriptase polymerase chain reaction RT-PCR. Metastasis jenis ini tidak memiliki perbedaan signifikan dilihat dari overall survival Giulano, et al ., 2011. Penanganan standard pada KPD di Indonesia sesuai dengan panduan penatalaksanaan Peraboi tahun 2010. Penanganan ini meliputi beberapa modalitas yakni pembedahan, terapi tambahan sistemik maupun radiasi. Modalitas utama pada kanker payudara stadium dini adalah pembedahan. Teknik pembedahan yang dianjurkan ada beberapa macam yaitu BCT breast conserving therapy, mastektomi radikal yang dimodifikasi, baik dengan atau tanpa rekonstruksi. Terapi tambahan lainnya tergantung beberapa faktor prediktor dan prediktif, salah satunya status KGB aksila. Dengan demikian terapi sistemik adjuvan dapat memperpanjang disease free survival DFS, sedangkan terapi radiasi digunakan untuk meningkatkan kontrol lokal pada kanker payudara dengan batas aman yang sempit. Sedangkan terapi hormonal hanya diberikan pada ER + dan atau PR+ Manuaba, 2010; NCCN, 2012. Salah satu problem yang sering dihadapi pada KPD stadium dini adalah yang tanpa metastasis ke KGB aksila node negatif. Pada umumnya KPD stadium dini tidak memerlukan kemoterapi adjuvan. Akan tetapi beberapa diantaranya datang dengan rekurensi, baik lokal maupun jauh. Disinilah para klinisi sulit memutuskan mana yang memerlukan sistemik terapi tambahan. Dari studi yang dilakukan tahun 2002 terhadap 8000 pasien KPD node negatif, didapatkan tingkat rekurensi lebih banyak terjadi pada pasien dengan level uPA tinggi. Sehingga ASCO merekomendasikan pemeriksaan uPA untuk menetukan status risiko pasien KPD pasca operasi, pasien manakah yang perlu diberikan kemoterapi adjuvan Weigelt, et al., 2005. Pada NCCN 2015, KPD stadium dini dengan Her2 positif, disarankan untuk pemberian kemoterapi adjuvan. Sedangkan pada Her2 negatif, tumor 0,5 cm disarankan untuk pemeriksaan gene 21 RT-PCR, untuk menentukan pemberian adjuvan kemoterapi atau tidak.

2.3. Metastasis Ke