Tabel 14. Jumlah Rata-Rata Benih Yang Digunakan Per Petani
No Uraian Sumber Benih
PBP PBN PBS
1 Luas lahan
Ha 0.46 0.58
0.68 2 Jumlah
Bibit Rata- Rata Kg
23 29 33
Sumber : Data diolah dari lampiran 3
Cara Petani Memperoleh Benih Padi Sawah Yang Digunakan
Setelah diketahui sumber benih yang digunakan oleh petani padi sawah yaitu sumber benih dari pemerintah, sumber benih dari penangkar dan sumber
benih sendiri maka dapat diketahui bagaimana cara petani memperoleh ketiga jenis sumber benih padi ini, dimana terdapat perbedaan cara memperolehnya.
Untuk mengetahui lebih jelas cara memperoleh ketiga sumber benih yang digunakan petani padi sawah tersebut maka dapat dilihat keterangan di bawah ini :
a. Benih dari Pemerintah
Benih dari Pemerintah diperoleh petani dari pengurus kelompok tani. Petani yang merupakan anggota kelompok tani biasanya dikumpulkan dalam balai
desa untuk mengumumkan adanya subsidi benih padi dari Pemerintah. Setelah adanya pengumuman maka petani akan didata dan kemudian membagikan benih
padi sesuai jatah yang telah ditentukan dengan menandatangani surat tanda terima benih.
b. Benih dari Penangkar
Benih dari penangkar diperoleh dengan membeli benih sesuai kebutuhan di kios tani. Kios tani yang ada di Desa melati II hanya satu akan tetapi mampu
Universitas Sumatera Utara
mencukupi kebutuhan benih yang dibutuhkan oleh petani. Harga yang diberikan adalah Rp.25.000 per bungkusnya yang isinya 5 Kg.
c. Benih Sendiri
Benih sendiri tentunya dibuat oleh petani sendiri yaitu dengan cara menyisihkan sebagian hasil panen sesuai kebutuhan lahan yang biasanya di jemur
kering yang disimpan sampai penanaman kembali tiba. Benih yang sudah dijemur kering disemaikan selama waktu yang dibutuhkan kemudian ditanam.
Perbedaan Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Sumber Benih yang Digunakan
Kegiatan usaha tani padi sawah di semua daerah termasuk di daerah penelitian hampir sama yaitu mulai dari pembibitan, pengolahan lahan,
penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, dan panen, bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut diuraikan secara rinci di bawah
ini.
Pembibitan
Biasanya benih yang akan ditanam disemaikan terlebih dahulu yaitu dilakukan uji benih yang baik dan layak disemaikan. Penentuan benih yang baik
adalah dengan cara menyiapkan kaleng yang berisi air yang diberi larutan abu dapur dengan perbandingan 10 sampai dengan 12 bagian air dan 1 bagian abu
dapur kemudian benih dimasukkan ke dalam campuran atau larutan air dan abu dapur dan diaduk. Setelah pengadukan dibiarkan kira-kira lima menit maka akan
terlihat perbedaan benih dimana akan ada benih yang melayang atau mengapung yang berarti benih itu kurang baik untuk ditanam dan benih seperti ini harus
dibuang sebab ada kemungkinan bercampur biji hampa atau berisi tetapi tidak
Universitas Sumatera Utara
penuh. Sedangkan benih yang baik dan siap disemaikan adalah benih yang tenggelam dalam larutan abu dapur.
Setelah pemilihan benih yang baik maka akan dilakukan persemaian yang merupakan langkah selanjutnya sebelum bertanam padi. Pembuatan persemaian
memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah. Dalam persiapan lahan untuk
persemaian yang perlu diperhatikan adalah tanah harus subur, cahaya matahari, pengairan dan pengawasan. Tanah yang subur diperlukan karena mengandung
unsur hara yang mudah diserap akar sehingga membantu pertumbuhan benih dengan cepat. Sinar matahari diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
bibit agar tetap sehat dan kuat. Sedangkan pengairan sangat dibutuhkan terutama untuk perkembangan semai. Dan pengawasan sangat dibutuhkan agar bibit
tumbuh sesuai dengan harapan. Pembibitan memerlukan waktu 25 hari yang telah berdaun 5-7 helai dan tidak terserang hama dan penyakit. Tenaga kerja untuk
pembibitan ini adalah satu orang tenaga kerja pria yang berasal dari dalam keluarga.
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah yang dikehendaki oleh tanaman.
Didaerah penelitian petani mengolah lahannya dengan menggunakan jasa Jetor atau traktor. Petani mengupah pemilik jetor untuk mengolah lahannya selain
upahnya standard petani juga tidak rugi tenaga untuk mencangkul lagi. Didaerah penelitian jetor diopersaikan oleh dua orang tenaga kerja pria dimana pembayaran
Universitas Sumatera Utara
pengelolah lahan didasarkan kepada standard yang berlaku yaitu Rp.30.000Rante atau Rp.75.000Ha.
Penanaman
Dalam penanaman ada juga beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain yaitu cara tanam sistem larikan, jarak tanam, jumlah tanaman tiap lubang,
dan kedalaman menanam. Penanaman bibit padi akan kelihatan rapi apabila dilakukan dengan sistem
larikan yang biasanya menggunakan berupa tali atau bambu berpaku yang sekaligus dapat mengatur jarak tanam. Hal ini dilakukan adalah agar setiap
tanaman memperoleh sinar matahari dan zat makanan secara merata serta memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan. Jarak tanam perlu
diperhatikan adalah untuk memberikan jarak tumbuh agar ketika padi telah tumbuh semakin besar tidak saling berhimpit. Sementara jumlah tanaman tiap
lubang perlu diperhatikan karena berpengaruh untuk pertumbuhan tanaman kelak dan biasanya bibit per lubangnnya antara 2-3 batang. Untuk kedalaman tanaman
yang baik adalah 3-4 cm, hal ini perlu diperhatikan adalah karena bibit yang penanamannya terlalu dalam akan mengakibtkan pembusukan sedangkan untuk
yang terlalu dangkal mengakibatkan perakakran yang tidak kuat sehingga padi mudah rebah.
Upah tenaga kerja dalam kegiatan penanaman dibayar sesuai dengan standard upah yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp.24.000Rante atau
Rp.600.000Ha.
Universitas Sumatera Utara
Penyiangan
Penyiangan adalah mencabut rumput-rumput yang tumbuh disekitar bibit padi yang telah ditanam. Penyiangan dilakukan dua kali yakni penyiangan
pertama yang dilakukan pada saat padi di sawah telah berumur 3 minggu sedangkan penyiangan kedua adalah setelah padi berumur 6 minggu. Apabila
penyiangan tidak dilakukan pada masa-masa pertumbuhan maka tanaman padi akan mendapatkan persaingan dalam memperoleh makanan sehingga membawa
akibat produksi gabah merosot. Penyiangan dikerjakan oleh satu orang tenaga kerja pria dalam keluarga.
Dan untuk upah tenaga kerja untuk kegiatan ini tergantung dengan luas lahan yang diusahakannya sesuai dengan standard upah yang berlaku di daerah
penelitian yaitu Rp.30.000Rante atau Rp.750.000Ha.
Pemupukan
Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan padi. Pupuk yang biasa digunakan petani di daerah penelitian adalah pupuk buatan
pupuk anorganik yaitu Urea, NPK, SP 36, Pupuk Buah, TSP, dan KCL. Pupuk biasanya diberikan sebanyak 2-3 kali dalam periode tanaman padi yaitu pada saat
padi sudah berumur 3-4 minggu dan tahap kedua setelah padi sudah berumur 6-8 minggu.
Sumber pupuk yang digunakan oleh petani di daerah penelitian juga berbeda-beda yaitu antara petani PBP dengan PBN dan PBS. Pupuk yang
digunakan oleh PBP sebagaian berasal dari pemerintah yaitu pupuk subsidi yang dijatah terbatas. Pupuk dari pemerintah diberikan hanya kepada petani yang ikut
menjadi anggota kelompok tani dimana jatah pupuk untu per petani adalah 2 sak
Universitas Sumatera Utara
setiap jenisnya dengan harga Rp.75.000sak sementara untuk kebutuhan pupuk yang kurang biasanya akan dibeli dari kios tani seperti petani PBN dan PBS yaitu
dengan harga yang cukup mahal. Untuk urea Rp.380.000sak, NPK Rp.500.000sak, Sp 36 Rp.380.000sak, pupuk buah Rp.150.000sak, TSP
Rp.350.000sak dan KCL Rp.480.000sak dimana setiap saknya memiliki berat 50 Kg.
Lama pemupukan biasanya tergantung luas lahan yang dimiliki oleh petani yaitu, setiap petani yang memiliki lahan 2-5 Rante pemupukannya hanya 1 hari,
5,5-13 Rante pemupukannya selama 2 hari, 13,5-19 Rante pemupukannya selam 3 hari, 19,5-25 Rante pemupukannya selama 4 hari dan 25,5-40 Rante
pemupukannya selama 5 hari.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Dalam penanaman padi ditemukan beberapa gangguan dalam pertumbuhannya dan yang paling mengganggu adalah hama dan penyakit. Di
daerah penelitian yang mengganggu adalah hama wereng yaitu hama yang menyerang batang padi dan daun padi dan untuk memberantas hama ini petani
menggunakan racun sekor yang dibeli petani dari kios tani denga harga Rp.35.000botol yang bervolume 100 cc per botolnya pada saat penelitian.
Pemberantasan hama ini dilakukan oleh tenaga kerja pria yang diupah berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu Rp.30.000hari. Pemberantasan hama ini
dilakukan dengan penyemprotan racun sekor dimana setiap lahan akan dikerjakan selama waktu yang berbeda-beda yaitu setiap petani yang memiliki lahan 2-5
Rante penyemprotannya hanya 1 hari, 5,5-13 Rante penyemprotannya selama 2 hari, 13,5-19 Rante penyemprotannya selam 3 hari, 19,5-25 Rante
Universitas Sumatera Utara
penyemprotannya selama 4 hari dan 25,5-40 Rante penyemprotannya selama 5 hari.
Panen
Panen merupakan tahap akhir penanaman padi di sawah. Bila hasil yang diharapkan telah dicapai berarti buah padi cukup masak sudah siap untuk dipanen
atau dipetik. Namun pemanenenan harus dilakukan pada waktu yang tepat karena berpengaruh pada jumlah dan mutu gabah dan berasnya.
Di daerah penelitian panen dilakukan cukup unik yaitu dengan sistem borongan oleh karen itu dalam satu hari panen dapat diselesaikan sampai lima luas
lahan petani yang berbeda. Pemanen biasanya berjumlah 30-50 orang dimana sistem upah yang diberikan adalah 12 dari setiap jumlah panen yang dihasilkan.
Setiap hasil panen biasanya langsung dijual kepada agen padi dengan harga gabah Rp.2.800Kg pada saat penelitian. Hasil panen biasanya langsung dijual kepada
agenpengusaha kilangpedagang pengumpul oleh petani PBP dan PBN akan tetapi petani PBS biasanya mengambil antara 30-50 Kg dari hasil panen yang
ditujuankan untuk membuat benih pada musim tanam berikutnya yang biasanya di keringkan dan disimpan untuk beberapa waktu.
Penanaman padi sawah di daerah penelitian dilakukan 2 kali dalam satu tahun yaitu musim tanam pertama pada bulan mei sampai dengan oktober sedang
musim tanam kedua yaitu pada bulan desember sampai dengan april dimana pada prinsip pengolahannya sama namun dalam penelitian ini hannya menganalisis satu
musim tanam saja. Gambaran produksi, penerimaan dan pendapatan bersih usaha tani
menurut sumber benih yang digunakan dapat dilihat pada tabel 14 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Rata-rata Jumlah Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Petani Menurut Sumber Benih Yang
Digunakan Di Desa Melati II Tahun 2009
No Uraian Sumber Benih
PBP PBN PBS
1 Produksi
Rata-rata Range
3363.33 1.500-7.050
4240.00 1.500-10.250
3351.33 1.500-6.750
2 Produktivitas
Rata-rata Range
7345 7000-7500
7316 6583-7500
4947 4786-5000
3 Penerimaan
Rata-rata Range
9.417.333.33 4.200.000-19.740.000
11.872.000 4.200.000-28.700.000
9.383.733.33 4.200.000-18.900.000
4 Pendapatan
Rata-rata Range
6.235.466.66 2.891.000- 12.445.000
6.204.566.66 2.2291.000-12.599.000
1.786.100 566.000-3.451.500
Sumber : Data diolah dari lampiran 7 dan 8 Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa produksi rata-rata yang diperoleh oleh
petani menurut sumber benih yang digunakan berbeda-beda. Produksi yang dihasilkan oleh petani PBN lebih tinggi dari petani PBP dan PBS dengan
perbedaan yang tidak terlalu besar. Produktivitas rata-rata adalah petani yang paling tinggi adalah
produktivitas petani PBP kemudian berturut PBN dengan PBS, sehingga dapat dilihat perbedaan produktivitas yang besar antara ketiga sumber benih yang
digunakan. Sementara untuk penerimaan yang diperoleh tiap petani juga jelas terlihat
berbeda. Penerimaan yang diperoleh petani PBN lebih banyak dibandingkan dengan petani PBP dan PBS.
Sedangkan untuk pendapatan yang diperoleh lebih tinggi petani PBP dibandingkan petani PBN dan PBS dan sangat terlihat jelas bahwa petani PBS
lebih rendah pendapatan bersihnya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya, perbandingan produktivitas dan pendapatan usahatani padi sawah dengan penggunaan berbagai sumber dapat dilihat di bawah
ini :
a.Perbedaan Produktivitas Berdasarkan Sumber Benih yang Digunakan