Konsumsi Air Putih, Status Gizi, dan Status Kesehatan Penghuni Panti Werda di Kabupaten Pacitan.

KONSUMSI AIR PUTIH, STATUS GIZI, DAN STATUS
KESEHATAN PENGHUNI PANTI WERDHA
DI KABUPATEN PACITAN

DESY DWI APRILLIA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Konsumsi Air Putih,
Status Gizi, dan Status Kesehatan Penghuni Panti Werda di Kabupaten Pacitan
adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Desy Dwi Aprillia
NIM I14100017

ABSTRAK

DESY DWI APRILLIA. Konsumsi Air Putih, Status Gizi, dan Status Kesehatan
Penghuni Panti Werda di Kabupaten Pacitan. Dibimbing oleh ALI KHOMSAN.
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dan menganalisis hubungan
konsumsi air putih, status gizi, dan status kesehatan penghuni panti werda di
Kabupaten Pacitan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study.
Subjek dalam penelitian ini adalah penghuni panti werda. Sejumlah 24 orang
dipilih sebagai subjek. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa 75% subjek
memiliki tingkat kecukupan air putih yang tergolong kurang dan 25% tergolong
cukup. Tingkat kecukupan energi dan protein subjek sebesar 33% dan 42%
tergolong normal. Tingkat kecukupan zat gizi mikro subjek, yaitu 83% fosfor,
88% zat besi, dan 100% vitamin A termasuk dalam kategori cukup, namun tingkat

kecukupan kalsium dan vitamin C, yaitu sebesar 96% dan 100% termasuk dalam
kategori kurang. Sejumlah 42% subjek berstatus gizi normal, 25% gizi kurang,
dan 33% gizi lebih. Status kesehatan subjek sebesar 54% tergolong baik,
sedangkan 46% tergolong tidak baik. Uji korelasi Pearson dan Spearman
menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p>0.05) antara status gizi
dengan asupan zat gizi pangan, konsumsi air putih, dan status kesehatan subjek.
Kata Kunci : air putih, asupan zat gizi pangan, lansia, status gizi, status kesehatan

ABSTRACT
DESY DWI APRILLIA. Plain Water Consumption, Nutritional Status, and
Health Status Panti Werda Residents at Pacitan. Supervised by ALI KHOMSAN.
The objective of this study was to learn and analyze the relationship
between the consumption of plain water, nutritional status, and health status of
panti werda residents in Pacitan. This study used cross-sectional study design.
Subject of this study were panti werda residents. As many as 24 people were
chosen as subject. Descriptive analysis showed that 75% of subject had plain
water sufficient levels were categorized as adequate and 25% were inadequate.
Energy and protein sufficiency levels of subject as many as 33% and 42% were
categorized as normal. Micronutrient sufficient levels of subject consists of 83%
phosphorus, 88% iron, and 100% vitamin A were categorized as adequate, but

calcium and vitamin C sufficient levels as many as 96% and 100% were
categorized as inadequate. As many as 42% subject had normal nutritional status,
25% were underweight, and 33% were overweight. Health status of subject as
many as 54% were categorized as high and 46% were low. The Pearson and
Spearman correlation test showed that nutritional status with nutrient intake,
plain water consumption, and health status of subject had no significant
relationship (p>0.05).
Key words : elderly, health status, nutrition intake, nutritional status, plain water

KONSUMSI AIR PUTIH, STATUS GIZI, DAN STATUS
KESEHATAN PENGHUNI PANTI WERDHA
DI KABUPATEN PACITAN

DESY DWI APRILLIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat


DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan Januari sampai April 2014 ini ialah gizi
lansia, dengan judul Konsumsi Air Putih, Status Gizi, dan Status Kesehatan
Penghuni Panti Werda Di Kabupaten Pacitan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan,
MS sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak memberi saran, masukan, dan
bimbingan dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Faisal Anwar, MS atas kesediaannya sebagai
dosen pemandu seminar dan penguji pada ujian skripsi serta saran dan masukan
yang sangat membangun. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi serta Kepala Panti Werda

Kabupaten Pacitan beserta stafnya yang telah memberikan ijin pengambilan data
dan membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada ayah (Sukadri) dan ibu (Agus Iriantin) tercinta beserta
keluarga, teman-teman Gizi Masyarakat angkatan 47, teman-teman Pengurus
Harian Nasional ILMAGI 2013/2014, teman-teman Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) Pacitan, teman-teman Asrama A1 TPB IPB khususnya kamar 33-34,
teman-teman Kos Pondok Mona, keluarga besar Departemen Gizi Masyarakat
FEMA IPB, dan semua pihak yang telah memberikan doa, kasih sayang,
dukungan, dan bantuan dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Desy Dwi Aprillia

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh
Kebutuhan dan Konsumsi Cairan
Kegiatan Penyelenggaraan Makanan
Konsumsi Pangan
Status Gizi
Status Kesehatan
Hubungan Antar Variabel
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
1
2
2
3
3
4
5
5
5
9
10

12
13
15
16
16
18
19
20
23

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengumpulan data
2 Variabel dan indikator data yang dianalisis
3 Data karakteristik contoh
4 Rata-rata kebutuhan dan konsumsi cairan sehari
5 Data tingkat kecukupan cairan dan air putih
6 Rata-rata kebutuhan dan konsumsi contoh
7 Tingkat kecukupan energi dan protein
8 Tingkat kecukupan zat gizi mikro
9 Kontribusi energi dan protein berdasarkan waktu makan

10 Data status gizi
11 Data status kesehatan

6
8
10
11
11
13
14
14
15
15
16

12 Data analisis hubungan asupan zat gizi pangan dengan status gizi
13 Data analisis hubungan status gizi dengan status kesehatan
14 Data analisis hubungan konsumsi air putih dengan status gizi
15 Data berat badan, tinggi badan, dan status gizi contoh
16 Data konsumsi cairan contoh

17 Jadwal menu makanan lansia di panti
18 Data konsumsi contoh berdasarkan waktu makan

17
17
18
23
24
25
27

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi asupan air putih,
status gizi, dan status kesehatan lansia di Panti Werda Pacitan
2 Metode PURI penentu status dehidrasi

4
26


DAFTAR LAMPIRAN

1 Data berat badan, tinggi badan, dan status gizi contoh
2 Data konsumsi cairan contoh
3 Jadwal menu makanan lansia di panti
4 Metode PURI penentu status dehidrasi
5 Data konsumsi contoh berdasarkan waktu makan

23
24
25
26
27

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan manusia terdiri atas beberapa tahap, yaitu kehidupan
sebelum lahir, saat bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Menua
merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri secara perlahan serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Proses ini terjadi ketika manusia telah mencapai pertumbuhan dan
perkembangan optimal, selanjutnya secara perlahan mengalami penurunan secara
fisiologi maupun psikologi, yaitu pada usia pertengahan sampai lanjut usia
(lansia). Perubahan fisiologi ini dipengaruhi oleh kebiasaan hidup dan lingkungan
yang dapat menyebabkan dampak positif atau negatif terhadap kesehatan.
Permasalahan yang sering terjadi pada kelompok usia pertengahan sampai lansia
yaitu konsumsi cairan terutama air putih yang kurang diperhatikan, konsumsi
makanan dan asupan zat gizi yang belum berimbang, penurunan aktivitas fisik,
serta gaya hidup yang tidak sehat. Kondisi ini berdampak terhadap kejadian
obesitas pada usia dewasa sampai lansia pada laki-laki dan perempuan di
Indonesia sebesar 19.7% dan 32.9% (Riskesdas 2013).
Perilaku yang kurang peduli terhadap pentingnya konsumsi cairan,
terutama air putih dalam jumlah cukup menyebabkan kelompok usia ini berisiko
mengalami dehidrasi. Dehidrasi merupakan suatu kondisi apabila tubuh tidak
cukup mendapatkan air atau kehilangan air sekitar ≥2% dari berat badan. Hal ini
dipengaruhi oleh penurunan fungsi secara fisik dan fisiologi, sehingga kurang
mampu memperhatikan konsumsi minuman, serta kadar air dalam tubuh yang
semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh (Yudianti 2011). Air
merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada pria dewasa, 55-60%
dari berat tubuh adalah air, sedangkan wanita dewasa berkisar antara 50-60%. Air
sebagai salah satu zat gizi makro yang mempunyai fungsi penting dalam berbagai
proses tubuh, seperti proses metabolisme, sirkulasi zat gizi dan non gizi,
pengendalian suhu tubuh, pengaturan keseimbangan elektrolit, serta proses
pembuangan zat tak berguna bagi tubuh. Kebutuhan air bagi setiap orang
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas, serta
faktor lingkungan (Muchtadi 2009). Menurut Sawka et al. (2005), tubuh secara
normal akan kehilangan air melalui paru-paru ketika menghembuskan nafas,
melalui keringat, produksi kemih dan saat buang air besar. Kehilangan cairan
tersebut harus diganti untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh tidak
terganggu.
Beberapa penelitian tentang konsumsi air menunjukkan bahwa dari 245
contoh yang berumur >65 tahun di Perancis, rata-rata konsumsi air yaitu 1105
ml/hari (EFSA 2010). Di Itali, rata-rata konsumsi air dari 167 contoh berumur >64
tahun sebesar 858 ml/hari (Turrini et al. 2001). Penelitian lain menunjukkan
bahwa rata-rata konsumsi air contoh yang berumur 60-74 tahun sebesar 1393
ml/hari (EFSA 2010). Penelitian di Indonesia tentang asupan air yang optimal
pada penghuni panti werda yaitu 1000 ml/hari (Siregar et al. 2009), sedangkan

2

hasil penelitian di Amerika terhadap konsumsi air putih yang dianjurkan kepada
kelompok usia 25-42 tahun sebesar >2 liter per hari (Pan et al. 2012). Penelitian
lain mengenai asupan air, khususnya air putih belum banyak diteliti di Indonesia,
padahal air putih termasuk kebutuhan yang penting untuk memenuhi kebutuhan
cairan yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Menurut Popkin (2006),
Sekitar 80% dari kebutuhan individu merupakan kontribusi dari cairan termasuk
air, dan sisanya diperoleh dari makanan.
Masalah lain yang dialami oleh kelompok usia pertengahan sampai lansia
adalah kurang berimbangnya pemenuhan asupan zat gizi yang berpengaruh
terhadap status gizi, serta adanya perubahan fisiologis yang berpengaruh pada
status kesehatan. Perubahan fisiologi akibat proses penuaan yang berhubungan
dengan aspek gizi antara lain berat badan (status gizi), komposisi tubuh, sistem
imun, sistem pencernaan, berkurangnya indera penciuman dan perasa, dan
masalah fisik lainnya (Rolfes et al. 2009). Beberapa masalah yang ada telah
diuraikan, namun permasalahan tersebut masih kurang diimbangi dengan
penelitian yang seharusnya dilakukan untuk memberikan gambaran yang nyata
dalam upaya perbaikan status gizi dan kesehatan. Oleh karena itu peneliti
melakukan penelitian tentang konsumsi air putih yang dikaitkan terhadap status
gizi dan status kesehatan pada kelompok usia pertengahan sampai lansia yang
tinggal di panti werda. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang kebutuhan cairan dari konsumsi air putih berkaitan dengan status gizi dan
status kesehatan lansia, khususnya di Panti Werda Kabupaten Pacitan.

Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan cairan dan konsumsi air putih pada
penghuni panti?
2. Bagaimana konsumsi pangan dan asupan zat gizi penghuni panti?
3. Bagaimana status gizi dan status kesehatan penghuni panti?
4. Bagaimana hubungan asupan zat gizi pangan dengan status gizi penghuni
panti?
5. Bagaimana hubungan status gizi dengan status kesehatan penghuni panti?
6. Bagaimana hubungan konsumsi air putih dengan status gizi penghuni panti?

Tujuan
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis hubungan
konsumsi air putih, status gizi, dan status kesehatan penghuni Panti Werda di
Kabupaten Pacitan.
Tujuan Khusus
1. Mempelajari pemenuhan kebutuhan cairan dan konsumsi air putih pada
penghuni panti.
2. Mempelajari konsumsi pangan dan asupan zat gizi penghuni panti.
3. Mempelajari status gizi dan status kesehatan penghuni panti.

3

4. Menganalisis hubungan asupan zat gizi pangan dengan status gizi penghuni
panti.
5. Menganalisis hubungan status gizi dengan status kesehatan penghuni panti.
6. Menganalisis hubungan konsumsi air putih dengan status gizi penghuni panti.

Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara status gizi dengan asupan zat gizi pangan,
konsumsi air putih, dan status kesehatan penghuni panti.

KERANGKA PEMIKIRAN
Usia yang semakin bertambah mengakibatkan seseorang mengalami
proses penuaan. Proses penuaan yang mulai terjadi pada usia pertengahan sampai
lansia akan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, serta
khususnya gizi dan kesehatan. Semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh
akan semakin menurun, baik karena faktor alamiah maupun penyakit. Salah satu
masalah yang timbul seiring dengan proses penuaan adalah kurang peduli
terhadap pentingnya asupan cairan dalam jumlah yang cukup, terutama air putih.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik dan metabolisme tubuh yang semakin
menurun, sehingga asupan minuman kurang diperhatikan. Selain itu, jika dilihat
dari perbandingan total kadar air dalam tubuh, kelompok yang paling rentan
terkena dehidrasi adalah lansia yang telah mengalami proses penuaan pada organorgan tubuh.
Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Manusia dapat
bertahan sampai beberapa minggu tanpa makan, namun tidak mampu bertahan
hanya dalam beberapa hari tanpa asupan air. Air sebagai salah satu zat gizi makro
mempunyai fungsi dalam berbagai proses penting dalam tubuh, seperti proses
metabolisme, sirkulasi gizi dan non gizi, pengendalian suhu tubuh, pengaturan
keseimbangan elektrolit, dan proses pembuangan zat tak berguna dari tubuh. Air
dalam tubuh manusia diperoleh dari tiga sumber, yaitu minuman, makanan, dan
hasil metabolisme. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kontribusi air
terbesar diperoleh dari minuman, terutama air putih. Pemenuhan jumlah konsumsi
air putih pada kelompok usia pertengahan sampai lansia masih belum diperhatikan
secara optimal. Kebutuhan asupan air yang optimal bagi usia pertengahan adalah
> 2 liter, sedangkan pada lansia sebesar 1-1.5 liter per hari.
Kebutuhan air bagi setiap orang berbeda-beda, begitu pula pada kelompok
usia ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain jenis kelamin, usia, tingkat
aktivitas, serta faktor lingkungan. Masalah lain yang sering dialami oleh
kelompok usia ini adalah pemilihan makanan yang berpengaruh terhadap asupan
zat gizi pangan dan status gizi, serta adanya perubahan fisiologis yang
berpengaruh pada status kesehatan. Perubahan fisiologi yang berhubungan dengan
aspek gizi, yaitu berat badan (status gizi), komposisi tubuh, sistem imun, sistem

4

pencernaan, berkurangnya indera penciuman dan perasa, dan masalah fisik
lainnya. Skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Karakteristik Sampel :
Usia Pertengahan-Lansia, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
Pendapatan, Riwayat Kesehatan

Konsumsi Air Putih

Kebutuhan Cairan :
Berasal dari minuman,
makanan, dan hasil
metabolisme

Status Gizi
BB, TB, IMT

Asupan zat gizi pangan
dan tingkat kecukupan
zat gizi

Status Kesehatan
Skor Morbiditas
Gambar 1 Bagan pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi asupan air putih,
status gizi, dan status kesehatan lansia di Panti Werda Pacitan
Keterangan :
= variabel yang diteliti
= hubungan yang dianalisis
= variabel yang tidak diteliti
= hubungan yang tidak dianalisis

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study yang bertujuan
untuk menggambarkan karakteristik populasi maupun hubungan antar variabel.
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Werda Kabupaten Pacitan. Lokasi penelitian
ditentukan secara purposif dengan pertimbangan bahwa panti tersebut merupakan
satu-satunya panti yang terdapat di Kabupaten Pacitan yang dikelola oleh Dinas
Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Pacitan. Selain itu, panti
memiliki jumlah penghuni yang relatif banyak, kemudahan akses dan perijinan,
serta populasi yang beragam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai
April 2014.

5

Teknik Penarikan Contoh
Contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang tinggal
di panti. Populasi tersebut merupakan semua penghuni Panti Werda Pacitan yang
berjumlah 24 orang. Pertimbangan pengambilan populasi sebagai contoh dalam
penelitian ini adalah keinginan peneliti untuk mempelajari dan menganalisis
keadaan penghuni panti tersebut, sehingga dapat diperoleh data yang
menunjukkan keadaan nyata terhadap contoh. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menetapkan usia sebagai kriteria khusus untuk contoh yang terbagi menjadi 3
kategori, yaitu usia pertengahan (middle age), lansia (elderly), dan lansia tua (old).

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah karakteristik contoh
(nama, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status
perkawinan), konsumsi air putih (recall 1x24 jam), konsumsi pangan (food
weighing dan food recall (1x24 jam), status gizi (berat badan dan tinggi badan),
dan status kesehatan (jenis penyakit, lama sakit, dan frekuensi sakit).
Pengumpulan data karakteristik contoh, konsumsi air putih, dan status kesehatan
dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner, sedangkan data
status gizi diperoleh dengan mengukur berat badan menggunakan timbangan dan
tinggi badan menggunakan stature meter atau mengkonversi dari perhitungan
panjang depa yang diukur menggunakan meteran bagi contoh yang tidak mampu
berdiri tegak. Data konsumsi pangan diperoleh dengan melakukan penimbangan
makanan yang dikonsumsi dalam satu hari, serta melakukan recall 1x24 jam
menggunakan kuesioner untuk makanan tambahan dari luar panti. Data sekunder
yang dikumpulkan meliputi data keadaan umum panti, menu makanan, dan jadwal
kegiatan penghuni panti yang diperoleh langsung dari penanggung jawab panti.
Jenis dan cara pengumpulan data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan program
Microsoft Excel 2013 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi
16.0 for Windows. Tahapan pengolahan data dimulai dari proses editing, coding,
entry, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. Data karakteristik contoh ditabulasi
kemudian dianalisis secara deskriptif.
Data konsumsi air putih diperoleh dari wawancara menggunakan
kuesioner metode recall 1x24 jam. Data yang dihitung adalah frekuensi konsumsi
air putih yang dikonsumsi dalam sehari. Tingkat kecukupan air putih dihitung dari
konsumsi air putih dibandingkan dengan kebutuhan cairan perhari dikali 100%.
Kebutuhan cairan contoh dihitung dengan rumus 30 ml/kg BB/hari (Chernoff
2006). Penggolongan tingkat kecukupan cairan ditentukan sama dengan
penggolongan tingkat kecukupan zat gizi makro menurut Depkes (1996),

6

sedangkan tingkat kecukupan air putih dikategorikan menurut Hardinsyah et al.
(2011), yaitu kurang minum (