HUBUNGAN TENTANG PEMAHAMAN MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG

(1)

ii ABSTRAK

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT

KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG

Oleh

ROBY SANDRA ARY SHANDY

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada para Binaraga dipusat kebugaran hercules Bandar Lampung.

Metodelogi penekitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, dengan sampel sebesar 40 responden dipusat kebugaran Bandar Lampung. Data

dikumpulkan melalui angket pemahaman tentang makanan berprotein. Pola latihan diperoleh dengan cara observasi.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan (p=0,011). Rata-rata pola latihan pada binaraga sudah benar. Jumlah responden sebanyak 40 orang. Sebanyak 21 responden memiliki pola latihan baik (52,5%) dan sebanyak 19 responden memiliki pola latihan kurang (47,5 %). Sebagian besar reponden memiliki pemahaman baik sebanyak 25 (62,5%) dan memiliki yang pemahaman kurang sebanyak 15 (37,5%).

Kesimpulan ada hubungan pola latihan dengan pemahaman tentang makanan berprotein. Implikasi untuk memperbesar otot sebaiknya dilakukan dengan cara latihan yang benar serta diikuti dengan mengkonsumsi makanan berprotein. Kata kunci : pemahaman makanan berprotein, pola latihan.


(2)

(3)

HUBUNGAN TENTANG PEMAHAMAN MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT

KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG (Skripsi)

Oleh

ROBY SANDRA ARY SHANDY

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Desa Jaya Tinggi, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Pada tanggal 03 Maret 1992, sebagai anak kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Gustam dan Ibu Rosneli.

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Pertiwi Kasui selesai pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Jaya Tinggi, selesai pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Kasui selesai pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Kasui lulus pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Pada Tahun 2013, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di desa Panca Marga Kec. Gunung Terang , Kab. Tulang Bawang Barat, Pada tahun 2013 Penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMP PGRI 2 Gunung Terang.


(8)

viii

Moto

“ Berbanggalah kamu dengan kepunyaan mu sendiri dan apa yang kamu dapat saat ini,

walaupun itu hanya sepotong jarum”.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap”, (Q.S-Al Insyirah:6-8).


(9)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karya kecil ku ini Kepada :

Bapak Gustam dan Ibu Rosneli tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya yang selalu memahami keadaanku dan dukungan serta do’a nya dalam setiap sujudnya. Di

setiap keberhasilan ku terdapat setiap tetes keringat dan harapanmu.

Nenek tersayang Fatimah, Abang Viky, Junjungan Depi, serta Adik – adikku Winda, Vira, Iwan Dan jagoan baru kami Lutfy.Yang selalu setia menemaniku, terimakasih

atas suplai motivasi, kesabaran, serta curahan kasih sayangnya.

Dan seseorang yang selalu ada didekatku dan memotivasiku Ghallen Ayu Sutiara. semoga kelak Tuhan mentakdirkan kamu untuk Mendampingiku dikala suka maupun

duka dalam menjalani hidup.

Sahabat kosan yang selalu memberikan semangat dan mendoakan keberhasilanku.

Teman-teman angkatan 2010 (terkhusus juga untuk Alm. Ade Sapaldo) terimakasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin

dewasa.


(10)

x

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas lampung. Dengan Judul “Hubungan Pemahaman Tentang

Makanan Berprotein Dengan Pola Latihan Pada Para Binaraga Di Pusat Kebugaran Hercules Bandar Lampung ”

Dalam Penulisan skripsi iniPenulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Kaprodi Pendidikan Jasmani Dan


(11)

xi penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.pd. Pembimbing Akademik dan dosen Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Pd. Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi 7. Seluruh Dosen Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

8. Bapak dan Ibu staf Tata Usaha FKIP Universitas Lampung.

9. Pemilik Hercules Fitness om Yono yang telah memmberikan izin untuk Melakukan Penelitian

10.Sahabat – Sahabat seperjaungan Penjaskes 2010

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin..

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis


(12)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk memulai aktifitas denagn kodisi fisik yang prima maka, dibutuhkan gizi yang baik. Dan tidak mengkonsumsi gizi secara berlebihan. Oleh karena itu pemahaman tentang gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat mencapai gizi seimbang. (Suhardjo, 2003: 23 ).

Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada lima, yaitu : kabohidrat lemak, vitamin,mineral, dan protein. Fungsi zat gizi secara umum adalah sebagai sumber energi, zat pembangun dan zat pengatur. Dan kelompok gizi memiliki fungsi masing-masing, seperti karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, air dan juga, protein. (Dewi, 2012: 7).

Gizi juga sangat memegang peranan penting dalam mewujudkan perestasi olahraga. Salah satu olahraga yang membutuhkan protein yaitu olahraga untuk meningkatkan massa otot seperti binaraga dan instruktur-intstruktur kebugaran (fitness) dan anggotanya.dalam pembentukan massa otot ini selain diperlukan asupan makanan yang tepat diperlukan juga olahraga rutin. Asupan energy


(13)

diperlukan tubuh untuk menunjang berbagai aktifitas fisik. Selain itu, asupan energi yang tepat dapat mencegah terjadinya kelemahan otot pada saat latihan ataupun pertandingan. (Gershoff dalam Hanif, 2011: 1).

Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh, mempunyai fungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai bahan bakar dalam tubuh manusia, dalam Husni (2007). Protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein hewani berasal dari hewan. Protein hewani mengandung profil asam amino yang lengkap termasuk asam amino esensial yang mutlak

dibutuhkan untuk perkembangan tubuh. Daging dan telur merupakan makanan sumber protein yang paling populer. Namun, selain telur dan daging masih banyak makanan yang mengandung protein tinggi.

Asupan tinggi protein dalam jangka lama menghasilkan beban metabolic yang tidak diperlukan ginjal sehingga dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, Campbell dalam Hascemy (2011). Penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukan bahwa asupan protein menjadi factor yang berhubungan dengan peningkatan keratin kinase setelah berolahraga beban. Penelitian lain pada Bodybuilder mengkonsumsi tinggi protein dari makan serta suplemen selama 5 tahun berefek pada menurunannya fungsi ginjal sehingga harus mengalami cuci darah dan dipersiapkan untuk transpalasi ginjal. (Guyton dan Hartung dalam Hascemy, 2011: 5).


(14)

Latihan beban dilakukakan oleh para penggemar kebugaran, bahkan menjadi menarik bagi beribu-ribu orang yang pernah menyebut dirinya sebagai manusia loyo. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam waktu singkat, tetapi membuat perubahan dramatis pada tubuh seseorang. Banyak yang melakukan latihan beban mengatakan bahwa dengan memiliki tubuh tegap tidak saja terasa segar, tapiu juga berpengaruh positif terhadap cara berhubungan dengan orang lain. Penelitian terahir menyatakan latihan beban dapat memberikan sumbangan besar terhadap kehidupan yang berkualitas. (Thomas R. beacchle, 2002: 1). Dari

wawancara didapatkan bahwa sebagian kecil dari para binaraga dihercules memiliki pemahaman tentang protein yang baik tetapi secara tidak langsung dengan pola makan mereka tidak teratur. Selain itu peneliti menanyakan kebiasaan cara pola latihannya. Dan hasilnya sebagian besar yang terbiasa dengan pola latihan yang benar.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan pada para binaraga di pusat kebugaran Hercules Bandar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu dengan kenyataan yang ada. Masalah adalah kesenjangan antara sesuatu yang diusahakan dengan hasil yang diperoleh, sehingga apa yang diharapkan itu tidak tercapai. Kesenjangan


(15)

tersebut memerlukan pemecahan agar dapat tercapai kondisi yang diinginkan atau dapat keluar dari masalah yang ada. (Margono, 2010: 54).

Berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah ada hubungan pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada para binarga di pusat kebugaran Hercules Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya hubungan antara pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada para binarga di pusat kebugaran Hercules Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi 2 yaitu manfaat pada ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana manfaat dalam bidang pengetahuan dapat berupa :

1. Bagi binaraga dapat lebih mengetahui tentang manfaat mengkonsumsi makanan berprotein yang cukup agar tidak berlebihan.

2. Bagi pelatih atau instruktur binaraga dapat lebih menambah pengetahuan dalam membimbing para atletnya agar melakukan latihan yang benar dan konsumsi makanan berprotein dengan porsi yang cukup agar tidak


(16)

3. Bagi lembaga pusat kebugaran dapat tentang manfaat makanan berprotein yang cukup.

4. Bagi yang ingin memperbesar otot tubuh dapat mengetahui makanan - makanan yang mengandung protein dan dapat mengatehui takaran yang protein yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari.

F. Penjelasan Judul 1. Hubungan

Hubungan diartikan sebagai kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan manusia. (Agung Dan yanyan 2005).

2. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. (Notoatmodjo, 2007).

3. Makanan Berprotein

Makanan Berprotein adalah makanan yang berasal dari nabati dan hewani, dan makanan berprotein ini banyak sekali mengandung zat asam amino. (Mita dan wiwi sartika, 2010).


(17)

4. Pola Latihan

Latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Latihan itu diperoleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama latihan. (Sukadiyanto, 2002).

5. Body Builder

Bodybuilder adalah salah satu olahraga yang mengandalkan massa otot, termasuk ke dalam kategori olahraga beban sekaligus seni pahat tubuh. Dalam istilah yaitu keberhasilan seseorang yang beradaptasi dengan tekanan fisik dan mental yang ditemui dalam hidupnya. (Halim dan Ade rai, 2006).

6. Gym

Kata Gym berasal dari Yunani Kuno, yang berarti suatu sarana yang baik untuk pendidikan melatih fisik dan intelektual orang muda. Gym dalam arti yang lebih luas memiliki makna ruang atau gedung olahraga. Singkat kata, Gym adalah suatu wadah bagi mereka yang ingin menyegarkan badan

dengan melakukan olahraga, yang dapat melenturkan tubuh, mengencangkan otot dan membuat tubuh menjadi kekar. (Halim dan Aderai, 2006).


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga pengelolaan kehidupan emosional. Status kesehatan tersebut menjadi rusak bila keadaan keseimbangan terganggu, tetapi kebanyakan

kerusakan pada periode-periode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya. (Santoso, 2012: 8)

Menurut definisi yang dirumuskan oleh WHO, kesehatan adalah sebagai : ”a state of complete physical, mental and social well being and not merely the

absence of disease or infirmity“. (WHO, 1948), adalah keadaan sejahtera fisik,

mental, social tanpa ada keluhan sama sekali (cacat atau sakit). Dalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga dinyatakan mengandung dimensi mental

dan social : “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi “.

Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kebugaran dan penampilan tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak


(19)

pernah bisa ditukar dengan apapun. Oleh karena itu setiap orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan ingin selalu tampak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda, tidak lekas keriput karena menua. Hal tersebut dapat dirasakan apabila kita pernah sakit. Olahraga dan kesehatan merupakan kebutuhan bagi setiap orang, karena semua orang pasti ingin sehat, tidak seorangpun yang ingin sakit atau terganggu kesehatannya. Kesehatan juga harus dilandasi beberapa aspek prilaku untuk menuju pola hidup sehat dengan 2 hal sebagai berikut :

1. Prilaku hidup bersih dan sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya perorangan. Keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan

melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun social, (Depkes RI, 2009).

Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat


(20)

menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya, (Notoatmodjo, 2007).

2. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

Penerapan prilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahan dan meningkatkan

kesehatannya. (Notoatmodjo, 2007)

a) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih). Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.

b) Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan

sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, status kesehatan yang bersangkutan.

c) Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern. mengharuskan rang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat berkurang. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

d) Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntunan hidup ang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres


(21)

akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

e) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyeuaian diri kita terhadap lingkungan dan sebagainya

B. Pemahaman

Pengertian Pemahaman

Menurut Asriyani (2007: 12) Pemahaman berasal darikata paham, yang

mempunyai arti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.

Selanjutnya menurut Suharmi (2010: 118) menytakan bahwa “Pemahaman adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, mengeneralisasikan,

member contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan”. Dengan pemhaman

manusia diminta untuk membuktikan bahwa hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.


(22)

Menurut Sudjana (2010: 24) membagi pemahaman dalam tiga kategori yakni sebagai berikut:

1. Tingkat pertama atau tingkat terendah yaitu pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahanman dalam arti sebenarnya

2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakanpokok dan bukan pokok

3. Pemahan tingkat ketiga atau tertinggi, yakni pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan mampu melihat dibalik tertulis, dapat berbuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memeperluas persepsi dalam arti waktu, kasus, ataupun masalahnya.

Untuk melibatkan pemahaman sebagian dari domain kognitif hasil belajar. Bahwa pemahaman mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat ditas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah, (Usman, 2002: 35).

Memperhatikan uraian-uraian diatas maka dapat diketahui bahwa pemahaman merupakan salah satu bentuk pernyataan hasil belajar. Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan, namun pemahaman ini masih


(23)

dibutuhkan proses yang baik dan benar. Pemahaman manusia akan dapat berkembangbila proses pembelajaran berlangsung efektif dan efesiensi.

C. Makanan Berprotein

1. Pengertian Makanan Berprotein

Makanan berprotein adalah makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari hewani maupun nabati. Protein dalam makanan dapat berupa kasein yang ada dalam susu ambium dalam telur,globulin dalam kacang-kacangan dan gluten dalam gandum. Fungsi utama dalam protein dalah membentuk jaringan baru dan memperbaiki jaringan yang rusak dalam tubuh. Protein pun berperan dalam sintesis enzim, hormon, antibody juga sebagai penyedia energy, mengatur keimbangan air dalam tubuh, dan memelihara netralitas tubuh. (Dewi dan Mustika, 2012: 9).

2. Sumber Protein

Kualifikasi protein berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi protein hewani dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung , jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat dan iso (usus halus dan usus besar).Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak, tetapi ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil laut ini. Jenis kelompok sumber protein


(24)

hewani ini mengandung sedikit lemak, sehingga baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Namun kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik untuk dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis burung lain serta telurnya, juga

merupakan sumber protein hewani yang berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya mengandung banyak kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada diet rendah kolesterol .

Sumber protein nabati meliputi kacangkacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa dan lain-lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu dengan mencampurkan dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis asam amino pembatasanya akan saling melengkapi didalam kandungan proteinnya. (Sediaoetama, 2010:35).

Protein dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-iakatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi, sumber energi. Protein dapat berfungsi sebagai sumber energi apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi seperti pada waktu berdiit ketat atau pada waktu latihan fisik intensif.


(25)

3. Angka Kebutuhan protein

Kebutuhan protein bagi individu yang bukan atlet berkisar antara 0.8-1 g/ kg BB/ hari dengan perbandingan protein hewani terhadap nabati 1:1.

Kebutuhan protein untuk seorang atlet yang masih aktif berlatih, sedikit meningkat, mencapai 1-1,2 g/ kg BB/ hari. Bagi atlet atau binaraga yang sedang meningkatkan power dengan memperbesar serabut otot (misalnya pada latihan anaerobik serta atlet yang masih dalam masa pertumbuhan), kebutuhan terhadap protein lebih meningkat lagi 1,5-2 g/ kg BB/ hari. Pemberian protein yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan protein kelebihan itu akan diubah menjadi lemak tubuh. Selain itu protein yang diberikan secara berlebihan menyebabkan kebutuhan akan air meningkat. Meskipun protein merupakan zat pembangun tubuh, ¾ zat padat tubuh adalah protein, sebagai dasar pembentuk otot (actin, myosin, collagen dan keratin), sesesorang yang ingin membentuk atau membesarkan ototnya seperti binaragawan tidaklah memerlukan konsumsi protein yang berlebihan seperti yang ditawarkan oleh iklan-iklan sebab kelebihan protein justru merugikan. Pembentukan massa otot (hipertropi) dan kekuatannya ditentukan oleh latihan yang terprogram dengan baik dan ditunjang oleh makanan yang sehat berimbang.

Protein memang sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi terlalu banyak

mengonsumsi protein juga akan menimbulkan masalah. Akibat-akibat yang muncul karena terlalu banyak mengonsumsi protein antara lain.


(26)

a) Kelebihan protein akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk lemak sehingga akan menjadi semakin gemuk.

b) Memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada metabolisme asam amino (deaminasi).

c) Produksi urin berlebihan dapat mengganggu penampilan seperti sering buat air kecil.

d) protein bukan energi yang siap pakai, proses metabolisme memerlukan waktu yang lama.

e) Protein merupakan sumber energi yang kurang efisien karena SDA (spesific Dynamic Action) atau energi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme cukup besar yaitu 30-40% padahal SDA karbohidrat hanya 6-7% dan SDA lemak 4-14%. (Irianto, 2007: 35).

4. Kandungan Makanan Berprotein

Daftar kandungan makanan berprotein terlampir

5. Kelebihan kandungan protein

Kelebihan kandungan protein sangat berbahaya bagi kesehatan setiap individu, yakni:

a) asupan protein yang dapat menimbukan reaksi alergi karena tubuh beraksi terhadap zat yang tidak dikenal ketika memasuki peredaran darah. Reaksi alergi yang ditimbulkan dapat berupa


(27)

b) Kerja hati dan ginjal akan terasa berat apabila tubuh mengalami

kelebihan tingkat protein. Hati dan Ginjal akan mengalami beban kerja tubuh yang berat karena jumlah protein yang berlebihan harus diuraikan untuk dikeluarkan melelalui urin.

c) Data mengurangi kalsium penyebab penyakit osteoporosis. d) Jumlah protein hewani berlebih yang dikonsumsi dapat memicu

peningkatan racun dalam daging yang berakhir pada timbulnya sel-sel kanker tubuh.

e) Kelebihan kandungan protein dalam tubuh turut menjadi penyebab peningkatan sindrom kegelisahan dan iritabilitas (sifat lekas

marah),terutama pada anank-anak. Seringnya mengkonsumsi protein hewani yang tidak diimbangi dengan konsumsi sayuran menyebabkan defisiensi kalsium dalam tubuh yang yang da pat menggangu system saraf. (mitayanti, 2010: 29).

f) kekurangan protein dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit

Kwashiorkor. Istilah Kwashioskor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Wiliams pada tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya tidak seimbang terutama dalam protein (Yuniastuti, 2008). Gejala penyakit Kwashioskor (Busung lapar). (Widodo, 2009), adalah sebagai berikut:

1) Pertumbuhan terhambat 2) Otot-otot berkurang dan lemah


(28)

3) Bengkak (edema) terutama pada perut, kaki dan tangan 4) Muka bulat seperti bulan (moonface).

5) Gangguan psikimotor 6) Nafsu makan kurang 7) Apatis.

Ciri-ciri penyakit Kwashioskor adalah sebagai berikut: 1) Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

2) Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.

3) Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilat.

D. Latihan

Pengertian latihan

”Training is usually defined as systematic process of long duration, repetitive, progressive exercises, having the ultimate goal of improving athletic

performance”. Latihan biasanya didefinisikan sebagai suatu proses sistematis yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, berulang-ulang, progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik. (Bompa, 1994: 3).


(29)

Menurut Sukadiyanto (2002: 5-6) istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Pengertian latihan yang berasal dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Exercises merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan, misalnya susunan materi latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan materi, antara lain: pembukaan/pengantar latihan, pemanasan (warming-up), latihan inti, dan cooling down/penutup.

Latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Latihan itu diperoleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama latihan. Walaupun ketiga faktor ini memiliki kualitas sendiri-sendiri, tetapi semua harus dipertimbangkan dalam menyesuaikan kondisi saat latihan.


(30)

E. Prinsip-prinsip Latihan

Menurut Suharjana (2007: 88) agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman maka dalampelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip. Tiga prinsip yang paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah :

1. Beban Lebih

Tubuh manusia tersusun dari berbagai sel yang berjumlah milyaran dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan terhadap apa yang terjadi pada tubuh (homeostatis). Jadi, apa yang terjadi pada tubuh karena perlakuan dari berbagai beban latihan maka akan berpengaruh terhadap kehidupan dari sel itu sendiri. Penyesuaian umum ini terjadi di dalam tubuh sepanjang waktu termasuk penyesuaian akibat pengaruh latihan naik turun bangku dan naik turun tangga. Bila beban latihan tidak cukup besar maka hanya sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation), sedangkan suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami masalah waktu dan mungkin tidak kembali ke tingkat kebugaran semula. Kondisi demikian disebabkan oleh latihan lebih (Overtraining). Oleh karena itu, dalam latihan perlu diperhatikan prinsip beban lebih tetapi harus disesuaikan dengan kemampuan. Agar nanti tidak terjadi hal – hal yang tidak di inginkan 2. Kekhususan

Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi. Latihan umum harus


(31)

mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang, latihan umum ini memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus. Volume latihan umum menentukan seberapa besar seorang atlet mampu menyelesaikan dalam latihan khusus. Semakin besar volume latihan semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus. Jadi, model latihan yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.

3. Kembali Asal

Sesuatu telah mencapai tahap yang lebih tingi apabila tidak dilatih maka akan kembali ke keadaan awal. Jadi, bila kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali akibat tidak latihan.

F. Binaraga/Bodybuider

Binaraga/Binaraga adalah salah satu olahraga yang mengandalkan massa otot termasuk kedalam kategori olah raga beban sekaligus seni pahat tubuh

(Bodysculpture). Binaraga/Binaraga mempunyai level komposisi tubuh ideal yang berbeda karena persentasi massa otot dalam tubuh sangat diperhatikan, oleh karena itu dibutuhkan pengaturan makan berbeda dari orang biasa. Pola makan binaraga pada umumnya konsumsi makanan tinggi protein lebih dari 2 gram protein per kg berat badan , jumlah protein yang diperlukan dalam diet bervariasi dalam berbagai tahap siklus hidup dan tergantung dari berat badan individu. (Fhink dan William MH dalam Hanif, 2011: 2).


(32)

G. Penelitian Relevan

Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. M. Iqbal (2013) dengan judul skripsi “Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Pola Makan pada Mahasiswa yang Aktif Berolahraga” Dari hasil analisis data dengan menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen dalam program SPSS 17 didapatkan hasil nilai pearson correlation antara pengetahuan gizi dengan pola makan menunjukkan angka 0,285. angka tersebut menunjukkan adanya korelasi dan positif yang artinya adanya hubungan antara

pengetahuan gizi terhadap pola makan pada mahasiswa yang aktif berolahraga.

2. Sri Santoso Sabarini (2008) dengan judul tesis “ perbedaan pengaruh latihan dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan bermain baseball” Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan metode latihan dan tingkat koordinasi mata-tangan pemain sangat bermakna. Karena Fhitung = 10.127 > Ftabel = 4.11 pada signifikansi 5%.. Dengan demikian hipotesa nol (Ho) ditolak.Yang berarti bahwa ada interaksi antara metode latihan dengan menggunakan weight training, dan menggunakan plyomertrik dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan bermain baseball.


(33)

3. Hascemy Nabella (2011) dengan judul skripsi “Hubungan asupan protein dengan kadar keratin pada binaraga” Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan mengggunakan uji korelasi pearson menunjukan bahwa ada hubungan antara asupan protein denagn kadar keratin (p < 0,05).nilai

korelasi sebesar 0,593 menunjukan korelasi positif denagan kekuatan sedang H. Kerangka Pemikiran

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa seorang binaraga Dengan

pemahaman tentang makan berprotein baik dan tahu berapa takaran yang harus dikonsumsinya maka diduga juga seorang binaraga dapat melakukan latihan kondisi fisik terprogram dan tersusun dengan sistematis sehingga seorang binaraga tahu dimana tempat bagian tubuh yang harus dilatih secara baik dan benar dan tubuh yang di inginkan mendapat hasil yang baik. Latihan beban ini dapat menghemat waktu, karena dalam waktu yang relative singkat dan latihan ini juga memberikan dampak positif bagi tubuh dan psikisnya.

Gambar 1. Kerangka konsep

Pola Latihan Pemahaman Tentang

makanan berprotein


(34)

I. Hipotesis

Sugiyono (2008) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”

Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul.

Adapun hipotesis penelitian ini adalah

H1 = ada hubungan antara pemahaman tentang makanan berprotein dengan pola latihan pada paraBinaraga dipusat binaraga Hercules Bandar Lampung H0 = Tidak ada hubungan antara pemhaman tentang makanan berprotein dengan

Pola latihan pada para Binaraga dipusat kebugaran Hercules Bandar Lampung


(35)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Seperti variasi metode misalnya : angket, wawancara, pengalamatan, atau observasi, tes dan dokumentasi, Arikunto (2010). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu untuk mengetahui hunbungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah Pemahaman Makanan Berprotein Binaraga. 2. Variabel terikat adalah Pola Latihan Binaraga.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang mempunyai sifat-sifat umum. Menurut Sudjana dalam Arikuto (2010),

“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung


(36)

dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya”.

Pada penelitian ini populasi yang diambil berdasarkan dengan jenis populasi terbatas, yaitu sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bodybuilder di Hercules yang keseluruhan berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Dalam suatu proses penelitian, tidak perlu seluruh populasi diteliti, akan tetapi dapat dilakukan terhadap sebagian dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini dalam menentukan jumlah peserta dari populasi menggunanak teknik random sampling yaitu dengan memberikan undian dari seluruh populasi, Arikunto (2010: 203) menjelaskan,Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Dalam penelitian ini peneliti dalam menentukan sample yang diteliti menggunakan populasi sample sehingga 40 orang yang ada dijadikan sebagai objek penelitian.


(37)

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di tempat Hercules. Jl. Soemantri Brojonegoro No. 89 Universitas Lampung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, sehingga dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini, validitas yang digunakan sebagai berikut:

1. Angket

Angket berisi daftar pertanyaan tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan mengenai makanan berprotein. Untuk mengetahui pemahaman Binaraga (lamp 1).

2. Observasi

Melakukan pengumpulan data dengan mengamati Binaraga, untuk

mengetahui pola latihannya. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara terselubung dengan menggunakan pedoman observasi (lamp 2).


(38)

F. Uji Validitas Dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk memperoleh data yang akurat dalam suatu penelitian, maka alat ukur yang digunakanpun harus valid, artinya alat ukur tersebut harus dapat mengukur secara tepat. “Hasil Uji Validitas terlampir”

2. Uji Reliabilitas

Penelitian yang menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu alat pengumpulan data yang harus diuji reliabilitasnya.

“hasil uji realibilitas terlampir”

G. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dari penyebaran tes, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi. Fenomena tersebut diteliti secara deskriptif dengan mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian. Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk uraian, yang memberikan gambaran atas suatu keadaan yang sejelas mungkin.


(39)

Data diolah dengan alat bantu perangkat komputer Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS for Windows versi 17. Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data bivariat.

1. Analisis Data Univariat

Analisis yang digunakan dengan menjelaskan secara deskriptif untuk melihat distribusi variabel-variabel yang diteliti, baik variabel dependent maupun independent. Dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemahaman dan pola latihan pada bodybuilder di gym Hercules Bandar Lampung.

2. Analisis Data Bivariat

Analisis Bivariat adalah untuk melihat hubungan bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemahaman dan pola latihan pada bodybuilder di gym Hercules Bandar Lampung. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji statistik. Dikarenakan variabel-variabel dalam penelitian ini berskala kategorikal (ordinal dan ordinal), jenis hipotesis yang digunakan adalah komparatif/asosiatif dengan data 2 kelompok tidak berpasangan dan

penyajian data disajikan dalam bentuk tabel 2x2, maka analisis data Teknik untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini digunakan rumus Chi Square

Syarat memenuhi Uji Chi Square adalah :


(40)

2. Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

3. Bila jumlah subjek penelitian >40, tanpa melihat nilai expected.

Pengambilan kesimpulan dari Uji Chi Square adalah :

1. Bilai nilai p-value≥ , Ho ditolak, yang berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan).

2. Bilai nilai p-value < , Ho diterima, yang berarti data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan).


(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan makanan pada para binaragadi pusat kebugaran hercules Bandar Lampung yang dilakukan pada bulan Juni dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: “Ada hubungan yang bermakna antara pemahaman makanan berprotein dengan pola latihan. Dan mengkonsumsi makanan seperti daging, sayur dan buah dengan porsi yang cukup serta diikuti dengan latihan yang benar hal ini dapat menghasil bentuk tubuh yang diinginkan dan dapat mengurangi resiko kerusakan pada organ tubuh.

B. Saran

1. Bagi responden yang memiliki pemahaman dan pola latihan yang baik mohon dipertahankan dan sebaiknya ditingkatkan lagi tentang

pemahaman tentang makanan berproteinnya dan di harapkan juga untuk membagi pengalamannya dengan rekan-rekan yang ada di tempat fitness. 2. Bagi responden yang memilik pemahaman dan pola latihan yang kurang

mohon ditingkatkan tentang pemahaman makanan berprotein dan pola latihannya agar dapat bentuk hasil bentuk tubuh yang di inginkan.


(42)

xii DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Pejelasan judul... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan ... 7 1. Prilaku Hidup Bersih dan sehat ... 8 2. Penerapan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ... 9 B. Pemahaman ... 10 C. Makanan Berprotein ... 12 1. Pengertian Makanan Berprotein ... 12 2. Sumber Protein ... 12 3. Angka Kebutuhan Protein ... 14 4. Kandungan Makanan Protein ... 15 5. Kelebihan Protein ... 15 D. Latihan ... 17 E. Prinsip – prinsip Latihan ... 19 1. Beban Lebih ... 19 2. kekhususan ... 19 3. kembali Keasal ... 20 F. Binaraga/Bodybuider ... 20 G. Penelitian Relevan ... 21


(43)

xiii

H. Kerangka Pemikiran ... 22 I. Hipotesis ... 23

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 24 B. Variabel Penelitian ... 24 C. Populasi dan Sampel ... 24 1. Populasi ... 24 2. Sampel ... 25 D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 26 E. Teknik Pengumpulan Data ... 26 1. Tes ... 26 2. Observasi ... 26 F. Uji Validitas Dan Reabilitas ... 27 1. Uji Validitas ... 27 2. Uji Reabilitas ... 27 G. Teknik Analisis Data ... 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 30 1. Deskriptif Data ... 30

a. Karakteristik Responden ... 30 b. Jenis Pendidikan ... 31 c. umur ... 31 2. Analisis Univariat ... 32 a. Pemahaman Makanan Berprotein ... 32 b. Pola Latihan ... 33 3. Analisis Data Bivariat ... 34

a. Hubungan Pemahaman makanan Berprotein Dengan Pola Latihan ... 34 4. Uji Hipotesis ... 35 D. Pembahasan ... 36 V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

Kesimpulan... 42 Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN ... 46


(44)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik Pendidikan ... 31 2. Distrbusi Pemahaman Responden ... 32 3. Tabulasi Silang ... 34 4. Analisis Chi square ... 35


(45)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 22 2. Karakteristik Pendidikan ... 31 3. Karakterisrik umur ... 31 4. Pemahaman responden ... 32 5. Pola Latihan ... 33 6. Tabulasi Silang ... 34 7. Foto-foto Penelitian ... 71


(46)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiiran Halaman

1. Angket Pemahaman... 47 2. Observasi... 52

3. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 54 4. Pengoalahan Dan Analisis Data ... 68 5. Foto-foto Penelitian ... 71


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, B. P. & Yanyan, M.Y. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung : Rosda

Alter, Michael J. 2003. 300 Tehnik Peregangan Olahraga. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asriyani. 2007. Pengaruh Pemahaman Budaya Demokrasi. Bandung : ALFABETA Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan Dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya

Bompa, T. O. (1994). Periodization Training for Sports. York University: Human kinetics.

Cakrawati, Dewi,NH, Mustika. 2012. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung :ALFABETA.

Depkes RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tentang Kesehatan : Jakarta

Giriwijoyo, Y.S. Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga. FPOK – IKIP. Bandung. Hanif Permata Putri. 2011. Hubungan Tingkat pengetahauan Gizi Dengan Asupan

Zat Gizi Pada Bodybuilder.Jurnal Ilmu Gizi. Universitas Diponegoro. Hascemy Nabella. 2011. Hubungan Asupan Protein Denagan kadar Ureum Dan

Keratinin Pada Bodybuilder. Jurnal Ilmu Gizi. Universitas Diponegoro.

Husni E., Samah A., dan Ariati R. 2007. Analisa Zat Pengawet dan Protein dalam Makanan Siap Saji Sosis. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 12 (2) : 108-111. Halim Tsiang dan Ade Rai. 2006. 101Binaraga Natural. libri


(48)

Mintayani dan Sartika Wiwi. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta. CV. trans Info Media

Muhammad Iqbal. 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Pola Makan pada Mahasiswa yang Aktif Berolahraga : Universitas Indonesia

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Santoso giriwijoyo. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Rosda

Sediaoetama, A. D. 2010. Ilmu Gizi untuk Profesi dan Mahasiswa. Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta.

Solihin, P. 2005. Ilmu Gizi Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Sri Santoso Sabarini. 2008. perbedaan pengaruh latihan dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan bermain baseball : Universitas Sebelas Maret.

Sudjana.2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bara Algesindo Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung:Remaja Rosdakarya.

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Sinar Grafika Offset.

Suharjana. (2007). Latihan Beban. Yogyakarta: FIK UNY

Sukadiyanto. (2002). Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.

Sukanto, 2000. Organisasi Perusahaan, Teori Struktur dan Perilaku Edisi 2. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

William MH. 2010. Nutrition Foer Health, Fitness, & Sport. Ninth edition. New York: Mc Graw-Hill.

Wulan sari, Yobby Oktariza, Vedro Agasi. 2009. Gizi Pada Atlet. Palembang: STIK Bina Husada.


(49)

Lampiran 1

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT

KEBUGARAN HERCULES BANDAR LAMPUNG

A. Identitas Responden

Nama :……….

Jenis Kelamin :……….

Alamat :……….

Pendidikan Terakhir :……….

B. Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas Anda sebelum mengisi angket ini

2. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan sebelum Anda memberikan jawaban 3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Anda, dengan memberi

tanda silang (X) dan pada tabel skala sikap pilih jawaban dengan menulis tanda (√) 4. Sebelum Anda kembalikan kepada kami, periksalah kembali kuesioner Anda

apakah semua pertanyaan telah dijawab

5. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban yang jujur sangat diharapkan

Pemahaman

1. Yang dimaksud dengan makanan berprotein adalah…..

a. Bahan makanan yang berasal dari hewani maupun nabati b. Bahan makanan yang mengandung zat asam amino


(50)

2. Fungsi protein bagi tubuh ialah…

a. Membentuk jaringan sel baru dan memperbaiki jaringan sel yan rusak dalam tubuh

b. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh c. Sebagai sumber zat gizi

3. Berapakah kebutuhan protein harian orang biasa? a. 1,5-2 g/kg BB/hari

b. 1,2-1,5 g/kg BB/hari c. 0,8-1 g/kg BB/hari

4. Berapakah kebutuhan protein harian bagi Bodybuilder? a. 1,5-2 g/kg BB/hari

b. 1,2-1,5 g/kg BB/hari c. 0,8-1 g/kg BB/hari

5. Berapakah kebutuhan daging harian bagi Bodybuilder? a. 3-4 potong

b. 2-3 potong c. 1-2 potong

6. Berapakah kebutuhan ayam harian bagi Bodybuilder? a. 3-4 potong

b. 2-3 potong c. 1-2 potong

7. Berapakah kebutuhan telur harian bagi Bodybuilder? a. 2- 3 butir

b. 4-6 butir c. 8-10 butir


(51)

8. Berapakah kebutuhan ikan harian bagi Bodybuilder? a. 1 potong

b. 2-3 potong c. 4-5 potong

9. Berapakah kebutuhan susu harian bagi Bodybuilder? a. 1-2 gelas

b. 3-4 gelas c. 4-5 gelas

10 Berapakah kebutuhan tempe harian bagi Bodybuilder? a. 1-2 potong

b. 3-4 potong c. 5-6 potong

11. Berapakah kebutuhan tahu harian bagi Bodybuilder? a. 1-2 potong

b. 3-4 potong c. 5-6 potong

12. Berapakah kebutuhan oncom harian bagi Bodybuilder? a. 1-2 potong

b. 3-4 potong c. 5-6 potong

13. Yang temasuk protein nabati adalah…

a. Kacang-kacangan b. Sereal


(52)

14. Berapakah kalori kebutuhan protein harian bagi orang biasa? a. 10-15% kalori keseluruhan

b. 15-30% kalori keseluruhan c. 30-45% kalori keseluruhan

15. Berapa kalori kebutuhan protein harian bagi Bodybuider… a. 10-15% kalori keseluruhan

b. 15-30% kalori keseluruhan c. 30-45% kalori keseluruhan

16. Jenis protein nabati yang memiliki kadar protein tinggi adalah… a. Kacang kedelai

b. Roti gandum c. Bayam

17. Jenis sayuran manakah yang memiliki kadar protein tertinggi? a. Wortel

b. Kangkung c. Bayam

18. Jenis buah manakah yang memiliki kadar protein tertinggi? a. Pepaya

b. Pisang ambon c. Nanas

19. Yang termasuk protein hewani adalah…

a. Daging-dagingan b. keju


(53)

20. Menurut anda, jenis protein hewani yang memiliki kadar protein tinggi adalah… a. Daging sapi

b. Ikan tuna c. Udang

Diketahui,

Owner Hercules Mahasiswa Peneliti,

Yono Roby Sandra Ary Shandy


(54)

PEDOMAN OBSERVASI

HUBUNGAN PEMAHAMAN TENTANG MAKANAN BERPROTEIN DENGAN POLA LATIHAN PADA PARA BINARAGA DI PUSAT KEBUGARANHERCULES BANDAR LAMPUNG

Pola Latihan

NO. Responden Pemanasan Peregangan Inti Pendinginan Intepretasi

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23


(55)

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40


(56)

Lampiran 3

Pengolahan Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Data hasil tes

NO REPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Aan 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Burhan 1 1 1 1 1 1 1 1

3 Gilang 1 1 1 0 1 1 0 1

4 Medy 0 1 1 0 1 0 0 1

5 Tri 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Hasan 1 1 1 1 1 1 1 1

7 Topper 1 1 1 1 1 1 1 1

8 Irfan 1 1 1 1 1 1 1 1

9 Putra 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Habsoro 1 1 1 1 1 1 0 1

Jumlah 7 8 8 6 8 7 5 8

r hitung 0,80369 0,68054 0,68054 0,78446 0,68054 0,80369 0,80064 0,68054 r table 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid


(57)

9 10 11 12 13 14 15 16

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 0 1 1

7 7 8 6 8 6 6 7

0,80369 0,80369 0,68054 0,70275 0,68054 0,78446 0,70275 0,80369 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632

valid valid valid valid valid valid valid valid

17 18 19 20

TOTAL SKOR

1 1 1 1 18

1 1 1 1 17

1 1 1 0 14

0 1 0 0 12

0 0 0 0 11

1 1 1 1 14

1 1 0 1 15

1 1 1 1 18

0 0 0 0 11

1 1 1 1 14

7 8 6 6 144

0,80369 0,68054 0,70275 0,78446 0,632 0,632 0,632 0,632 valid valid valid valid


(58)

a. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 1

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.138

10

r

X.Y

r

x.y = 0,76154

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,76154) > (0,632) berarti valid.

b. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 2

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.136

10

r

X.Y

r

x.y = 0,68052

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,68052) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18

4 Medy 0 5 0 25 0

5 Tri 1 7 1 49 7

6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 138

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 1 5 1 25 5 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(59)

c. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 3

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.102

10

r

X.Y

r

x.y = 0,66119

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,66119) > (0,632) berarti valid

d. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 4

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.136

10

r

X.Y

r

x.y = 0,68052

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,68052) > (0,632) berarti valid

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 1 5 1 25 5 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 7 149 7 2591 102

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 1 5 1 25 5 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(60)

e. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 5

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.123

10

r

X.Y

r

x.y = 0,69655

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,69655) > (0,632) berarti valid.

f. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 6

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

6

-10.6

149

6

-.112

10

r

X.Y

r

x.y = 0,74748

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,74748) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 7 149 7 2591 123

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 0 19 0 361 0 Jumlah 6 149 6 2591 112


(61)

g. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 7

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.123

10

r

X.Y

r

x.y = 0,69655

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,69655) > (0,632) berarti valid.

h. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 8

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.137

10

r

X.Y

r

x.y = 0,72103

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,72103) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 7 149 7 2591 123

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0

5 Tri 0 7 0 49 0

6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(62)

i. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 9

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.138

10

r

X.Y

r

x.y = 0,76154

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,76154) > (0,632) berarti valid.

j. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 10

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.138

10

r

X.Y

r

x.y = 0,76154

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,76154) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18

4 Medy 0 5 0 25 0

5 Tri 1 7 1 49 7

6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 138

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 1 7 1 49 7 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(63)

k. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 11

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.136

10

r

X.Y

r

x.y = 0,68052

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,68052) > (0,632) berarti valid

l. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 12

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.124

10

r

X.Y

r

x.y = 0,73191

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,73191) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 1 5 1 25 5 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 136

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 1 7 1 49 7 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(64)

m.Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 13

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.137

10

r

X.Y

r

x.y = 0,72103

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,72103) > (0,632) berarti valid.

n. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 14

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.124

10

r

X.Y

r

x.y = 0,73191

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,73191) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 137

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 1 7 1 49 7 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(65)

o. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 15

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.124

10

r

X.Y

r

x.y = 0,73191

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,73191) > (0,632) berarti valid.

p. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 16

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.136

10

r

X.Y

r

x.y = 0,68052

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,68052) > (0,632) berarti valid

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0

5 Tri 1 7 1 49 7

6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 7 149 7 2591 124

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18

4 Medy 1 5 1 25 5

5 Tri 0 7 0 49 0

6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(66)

q. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 17

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.137

10

r

X.Y

r

x.y = 0,72103

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,72103) > (0,632) berarti valid.

r. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 18

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

6

-10.6

149

6

-.113

10

r

X.Y

r

x.y = 0,74748

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,74748) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 137

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 0 18 0 324 0 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(67)

s. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 19

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

8

-10.8

149

8

-.137

10

r

X.Y

r

x.y = 0,72103

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,72103) > (0,632) berarti valid.

t. Menghitung Harga Korelasi Disetiap Butir Soal Butir Soal No 20

  

 

2 2

2

 

2

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

X.Y

n

  

 

2

 

2

149

-2591

10.

7

-10.7

149

7

-.124

10

r

X.Y

r

x.y = 0,73191

Selanjutnya harga r hitung tersebut ditransformasikan keharga r tabel. Valid apabila harga r hitung > r tabel. Harga r tabel 0.632, karena r hitung (0,73191) > (0,632) berarti valid.

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 0 7 0 49 0 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 1 14 1 196 14 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 1 6 1 36 6 10 Habsoro 1 19 1 361 19

Jumlah 8 149 8 2591 137

No Nama X Y X² Y² XY 1 Aan 1 20 1 400 20 2 Burhan 1 20 1 400 20 3 Gilang 1 18 1 324 18 4 Medy 0 5 0 25 0 5 Tri 1 7 1 49 7 6 Hasan 1 20 1 400 20 7 Topper 0 14 0 196 0 8 Irfan 1 20 1 400 20 9 Putra 0 6 0 36 0 10 Habsoro 1 19 1 361 19


(68)

2. Uji Reabilitas

Reabilitas Dengan Metode Belah Dua (awal Dan Akhir)

Item Awal

Item

Akhir

No Nama X Y X² Y² XY

1 Aan 10 10 100 100 100

2 Burhan 10 10 100 100 100

3 Gilang 10 8 100 64 80

4 Medy 3 2 9 4 6

5 Tri 3 5 9 25 15

6 Hasan 10 10 100 100 100

7 Topper 7 7 49 49 49

8 Irfan 10 10 100 100 100

9 Putra 3 3 9 9 9

10 Habsoro 9 10 81 100 90

Jumlah 75 75 657 651 649

r½½ 0,94586372

  

 

2 2

2

 

2

X.Y

Y

-Y

n

X

-X

n

Y

X

-X.Y

r

n

  

 

2

 

2

X.Y

75

-10.651

75

-.657

10

75

75

-649)

.(

10

r

)

885

)(

945

(

865

r

X.Y

914,508

865

r

X.Y

rXY = 0,945864

Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui bahwa r½½ = 0,945864, harga tersebut baru menunjukan reliabilitas separo tes.


(69)

Menghitung Koefisien Reliabelitas

r

11 =

r

11=

r

11 =

r

11 = 0,972179

r

table = 0,632


(70)

Lampiran 4

Pengolahan dan analisis data Frequencies

Statistics Polalatihan

N Valid 40

Missing 0

Pemahaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 25 62,5 62,5 62,5

Kurang 15 37,5 37,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Statistics Polalatihan

N Valid 40

Missing 0

Polalatihan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 21 52,5 52,5 52,5

kurang 19 47,5 47,5 100,0


(71)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pemahaman * Pendidikan Reponden

40 100,0% 0 ,0% 40 100,0%

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sarjana 16 40,0 40,0 40,0

mahasiswa 24 60,0 60,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pemahaman *

Polalatihan 40 100,0% 0 ,0% 40 100,0%

Pemahaman * Pola latihan Crosstabulation

Polalatihan Total baik kurang baik

Pemahaman Baik Count 17 8 25

Expected Count 13,1 11,9 25,0

Kurang Count 4 11 15

Expected Count 7,9 7,1 15,0

Total Count 21 19 40


(72)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6,423(b) 1 ,011

Continuity

Correction(a) 4,872 1 ,027

Likelihood Ratio 6,611 1 ,010

Fisher's Exact Test ,021 ,013

Linear-by-Linear

Association 6,262 1 ,012

N of Valid Cases 40

a Computed only for a 2x2 table


(73)

Lampiran 5

Gambar 2. Peraturan dan jadwal latihan Hercules


(74)

Gambar 4. Responden sedang melakukan latihan


(75)

gambar 6. Responden sedang latihan


(76)

Gambar 8. Responden sedang mengisi kuisioner


(77)

Gambar 10. Responden sedang mengisi kuisioner


(78)

Gambar 12. Surat kabar dan foto – foto para peserta body contest di Lampung


(79)

Gambar 14. Salah satu perwakilan dari Hercules masuk ke sepuluh besar audisi LOTY 2012


(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(87)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)