Persamaan Differensial Biasa PDB

4. Meningkatkan motivasi belajar karena dapat mengendalikan pembelajaran dan mendapat umpan balik segera. 5. Terjamin keutuhan pelajarannya karena hanya topik tertentu yang perlu dituangkan dalam modellingnya. Sedangkan kelemahan pembelajaran dengan visualisasi menggunakan program Maple yaitu Maple tidak menjamin mahasiswa untuk bisa menyelesaikan persoalan Fisika Matematika dengan cara analitik. Dengan adanya visualisasi dengan aplikasi program Maple diharapkan dapat memudahkan dalam penafsiran dan interpretasi, sehingga mahasiswa akan memiliki pemahaman dan ketrampilan yang baik dalam penafsiran gejala fisika yang terjadi.

D. Persamaan Differensial Biasa PDB

Secara umum persamaan differensial merupakan persamaan yang mengandung turunan. Persamaan Differensial Biasa PDB adalah persamaan differensial yang mengandung fungsi bergantung dari satu variabel bebas dan turunannya Mudjiarto 2004:299. Persamaan Differensial banyak muncul sebagai persamaan yang sangat penting dalam fisika dan matematika terapan, karena banyak hukum dan hubungan-hubungan fisis secara matematis muncul dari persamaan ini. Sebagai contoh persamaan differensial dari hukum II Newton, laju aliran kalor, dan aliran listrik dalam rangkaian listrik. Pemecahan solusi PDB yaitu mencari hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas tanpa ada lagi bentuk diferensial. Persamaan diffrerensial linier berbentuk b y a y a y a = + ′′ + ′ + ....... 2 1 , dimana a dan b adalah konstanta atau suatu fungsi dari x, tetapi bukan fungsi dari y. PDB orde I Metode pemecahan PDB orde I 1. Metode pemisah variable. Jika suatu persamaan differensial dapat dituliskan sedemikian sehingga variabel y berada di ruas kiri sementara variabel x berada di sebelah kanan, sebagai dy = fx dx, maka persamaan differensial tersebut dinamakan pemisahan variabel 2. PDB linier orde I Bentuk umum PDB linier orde I adalah Q Py y = + ′ , dengan P dan Q adalah fungsi dari x, maka solusinya adalah ∫ − − + = I I I Ce dx Qe e y dengan ∫ = Pdx I . 3. PDB Bernoulli Bentuk umum PDB Bernoulli adalah n Qy Py y = + ′ , dengan P dan Q adalah fungsi dari x. PDB Bernoulli ini tidak linier karena mengandung faktor y n , tetapi dapat dilinierkan dengan cara mengganti variabelnya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mencari solusi PDB Bernoulli adalah dengan membagi kedua ruas persamaan umum PDB Bernoulli dengan y n sehingga menghasilkan persamaan Q Py dx dy y n n = + − − 1 . Dengan melakukan pemisalan z = y 1-n , sehingga diferensiasi z terhadap dx adalah dx dy y n dx dz n − − = 1 . Persamaan dx dy y n dx dz n − − = 1 ini kemudian dikalikan dengan 1-n sehingga didapatkan Q n Py n dx dy y n n n 1 1 1 1 − = − + − − − . Langkah selanjutnya yaitu mensubtitusikan persamaan dx dy y n dx dz n − − = 1 ke dalam persamaan Q n Py n dx dy y n n n 1 1 1 1 − = − + − − − dan dihasilkan suatu persamaan baru yaitu Q n Pz n dx dz − = − + 1 1 . Dengan melakukan pemisalan kembali R =1-nZ dan S = 1-nQ maka persamaan Q n Pz n dx dz − = − + 1 1 dapat dituliskan sebagai S Rz dx dz = + dengan R dan S merupakan fungsi x atau konstanta seperti halnya P dan Q. Persamaan S Rz dx dz = + dapat diselesaikan dengan metode seperti penyelesaian pada PDB linier orde I. Jadi bentuk umum dari PDB Bernoulli n Qy Py y = + ′ mempunyai penyelesaian yaitu ∫ + ∫ − ∫ = − − − − − − ∫ Pdx n Pdx n Pdx n n Ce dx Qe n e y 1 1 1 1 . 4. Persamaan Eksak Pernyataan dy Q dx P y x y x , , + adalah differensial eksak jika x Q y P ∂ ∂ = ∂ ∂ , jika ini benar maka ada sebuah fungsi , y x F sedemikian sehingga dF Qdy Pdx y F Q x F P = + ∂ ∂ = ∂ ∂ = , . , . PDB Q P dx dy atau Qdy Pdx − = = + akan memiliki solusi , y x F = konstan. 5. PDB Homogen Suatu persamaan berbentuk , , = + dy Q dx P y x y x dikatakan PDB homogen jika P dan Q adalah fungsi homogen berderajat sama, jadi PDB disebut PDB homogen jika variabel setiap suku mempunyai derajat yang sama. Prinsip penyelesaian PDB homogen ini adalah mengubah PDB homogen menjadi PDB pemisah variabel dengan cara memisalkan variabel y menjadi perkalian dari v fungsi dari x, [vx] dengan variabel x. Jadi pemisalannya dapat dituliskan sebagai y = vx, sehingga diferensial y terhadap x dapat diubah menjadi dy = xdv + vdx. Kemudian disubtitusikan ke PDB semula, PDB yang baru dapat diselesaikan dengan metode pemisah variabel. Persamaan Differensial Linier Orde Tinggi 1. Persamaan Linier orde 2 dengan koefisien konstanta yang homogen. Bentuk umum persamaan linier orde 2 dengan koefisien konstanta yang homogen adalah 1 2 2 2 = + + y a dx dy a dx y d a . Bentuk ini disebut persamaan homogen karena setiap suku mengandung y atau y’. Cara memecahkannya yaitu dengan mengubah persamaan differensial menjadi persamaan karakteristik PK. Jika PK mempunyai akar persamaan a dan b dimana b a ≠ akar-akarnya beda sehingga persamaan differensialnya dapat dituliskan sebagai D-aD-by = 0, maka solusinya adalah bx ax e C e C y 2 1 + = . Jika PK mempunyai dua akar kembar b a = sehingga persamaan differensialnya dapat dituliskan sebagai D-a D-ay = 0, maka solusinya adalah ax e C x C y 2 1 + = . Jika PK mempunyai akar kompleks β α i + , maka solusinya adalah sin cos 2 1 x C x C e y x β β α + = . 2. Persamaan Linier orde 2 dengan koefisien konstanta yang tak homogen. Bentuk umum persamaan linier orde 2 dengan konstanta yang tak homogen adalah x f cy y b y a = + ′ + ′′ sedangkan penyelesaiannya adalah y = y h + y is, dengan y h adalah penyelesaian PDB homogen sedangkan y is adalah penyelesaian PDB tergantung dari ≠ x f . Salah satu metode untuk menentukan y is adalah dengan reduksi orde yaitu metode dengan cara mereduksi orde. Misalnya PDB D-aD-by = fx dapat diselesaikan dengan memisalkan D-by = wx, kemudian menyisipkan kembali kedalam PDB semula, sehingga PDB linier orde dua menjadi PDB linier orde satu yaitu D-aw = fx. Kemudian mencari nilai w dengan metoda orde satu yaitu ax ax ax Ae dx e x f e w + = ∫ − . Hasil perhitungan w tersebut kemudian disisipkan kembali ke dalam persamaan D-by = wx. PDB orde satu D-b = wx ini dapat diselesaikan dengan metode PDB orde satu yaitu bx bx bx Ae dx e x w e y + = ∫ . Ini adalah penyelesaian PDB linier orde 2 dengan koefisien konstanta yang tak homogen. Penyelesaian persamaan differensial dengan menggunakan aplikasi program Maple. Penyelesaian persamaan differensial dengan menggunakan aplikasi program Maple ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa memperoleh penyelesaiannya secara cepat Kartono,2005 dan membantu mahasiswa dalam pembuatan grafik yang diharapkan dapat memudahkan dalam penafsiran dan interpretasi, sehingga mahasiswa akan memiliki pemahaman dan ketrampilan yang baik dalam penafsiran gejala fisika yang terjadi. Perintah Maple dimulai dengan daspromt dan diakhiri dengan tanda ;. Secara umum langkah-langkah untuk menyelesaikan persamaan differensial dengan aplikasi program Maple adalah: a. Menuliskan bentuk persamaan differensialnya dengan perintah Diff D atau diff. Turunan-turunan y ′ dinotasikan oleh diffyx,x atau Dyx. Turunan y y ′′′ ′′, dan seterusnya akan dinotasikan oleh D2yx, D3yx dan seterusnya. Notasi lain yang dapat digunakan adalah diffyx,x2,diffyx,x3 dan seterusnya. Jadi turunan ke-n dapat dinotasikan dengan Dnyn, atau diffyx,xn. b. Mencari solusi umum persamaan differensial dengan perintah dsolve. Untuk mencari solusi khusus, yaitu dengan memasukan nilai batas pada dsolve. c. Pengeplotan solusi dapat dilakukan dengan perintah plot f,h,v,… dimana f adalah fungsi yang akan diplot, h adalah range horizontal dan v adalah range vertikal pilihan dan kolom berikutnya bisa diisi beberapa pilihan tampilan. 25

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24