PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

(1)

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

SRI ANDRIYANI DEWI LARASATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

SRI ANDRIYANI DEWI LARASATI

Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Metro, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok ekuivalen. Sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik

cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji t dan uji U dengan bantuan program SPSS versi 17 dengan taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual yang dianalisis secara deskriptif.


(3)

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas bekerja sama, menjawab

pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan ide/pendapat mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata N-gain sebesar (59,31). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia.


(4)

(5)

(6)

(7)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual ... 10

B. Pembelajaran Kooperatif ... 12

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe NHT ... 14

D. Aktivitas Belajar... 17

E. Hasil Belajar... 20

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 34

H. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Media Audio-Visual pada Pembelajaran Biologi ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38


(8)

xiv

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 63

3. Lembar Kerja Siswa ... 88

4. Soal Pretes dan Postes ... 140

5. Data Hasil Penelitian ... 149

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 162

7. Angket Tanggapan Siswa ... 173


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar

dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien

(Komalasari, 2010:3). Dalam proses pembelajaran, proses belajar merupakan

peranan yang sangat penting. Menurut Hamalik (2004:27), belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurutnya,

Pengalaman ini dapat diperoleh dari interaksi antara individu dengan

lingkungannya.

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, peserta didik sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya (Arsyad, 2007:8). Sebab, semakin banyak alat indera yang digunakan dalam menerima dan mengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 2 Metro pada bulan Oktober 2012, dalam proses pembelajaran di sekolah, kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru. Guru aktif


(10)

menjelaskan materi, sementara siswa diam, bersikap pasif, dan hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sebagai perantara yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) yang menyatakan bahwa pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

Selain itu, proses pembelajaran pada mata pelajaran biologi yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Metro dalam menyampaikan materi Sistem Pernapasan pada Manusia biasanya guru menggunakan metode ceramah dan diselingi tanya jawab di dalam kelas, padahal materi ini memiliki karakteristik mekanisme proses yang cukup rumit sehingga sulit untuk dipahami. Penggunaan metode tersebut masih kurang efektif, sebab kurang dapat membuat siswa aktif. Dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak menerima informasi dari guru.

Kondisi seperti ini mengakibatkan suasana pembelajaran kurang interaktif, siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Terkadang guru memberi pertanyaan kepada siswa yang jawabannya terdapat di dalam buku ajar sehingga siswa cukup membaca dan menghafal jawabannya tanpa menganalisa terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan rendahnya daya serap peserta didik pada materi yang diajarkan dan


(11)

mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mendukung proses pembelajaran, guru di SMA tersebut belum pernah menggunakan fasilitas media audio-visual sebagai perantara yang efektif dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara sekolah sudah memilikinya.

Penggunaan media yang kurang optimal tersebut diduga berdampak terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa seperti turut serta dalam melakukan penyelidikan dan menemukan suatu konsep jarang

dilakukan. Padahal aktivitas tersebut merupakan salah satu pengalaman belajar yang penting bagi siswa. Siswa tidak banyak dilibatkan dalam proses

pembelajaran akibatnya siswa pasif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya pencapaian hasil belajar biologi pada materi pokok Sistem Pernapasan. Berdasarkan hasil ulangan harian kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro untuk materi pokok Sistem Pernapasan sebagian nilai siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimun) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran biologi adalah 73.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar biologi di atas perlu ditingkatkan. Untuk mewujudkan peningkatan tersebut perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan, khusunya dalam hal media pembelajaran yang digunakan. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran khususnya Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia adalah dengan penggunaan media audio-visual. Sistem pernapasan pada manusia seringkali melibatkan mekanisme proses yang rumit. Proses-proses tersebut kurang


(12)

efektif jika diajarkan dengan media gambar saja. Hal ini diduga dapat diminimalisir dengan menggunakan media audio-visual. Media audio visual dapat memudahkan siswa dalam memahami keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia. Sebab, menurut Arsyad (2007:9) belajar dengan mengunakan indra dengar dan indra pandang akan memberikan keuntungan bagi siswa karena siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.

Media audio-visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 97-98). Berdasarkan hasil penelitian Sanudin (2007:39) yang menyatakan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi ekosistem oleh siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP.2007/2008 menggunakan media visual lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan media audio-visual. Selain itu, hasil penelitian Nugroho (2011:1) menyatakan bahwa pemanfaatan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia?

2. Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas

belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam

pembelajaran Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia dengan media audio-visual.

2. Guru, yaitu mendapatkan wawasan tentang penggunaan media audio- visual sebagai alternatif pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan


(14)

aktivitas dan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.

3. Peneliti, yaitu dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan media audio-visual dan menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 2 Metro.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 dan IPA2 semester genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.

3. Media audio-visual yang dimaksud adalah media audio-visual bergerak meliputi gambar, teks, dan suara mengenai sub materi pokok Sistem Pernapasan pada Manusia yang kemudian diakses siswa dengan bantuan laptop dari CD pembelajaran yang sudah disiapkan.

4. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan ide/gagasan.

5. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah ranah kognitif. Ranah kognitif diperoleh dari hasil pretes dan postes.


(15)

6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah pembelajaran kooperatif yang terdiri dari empat fase, yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab.

F. Kerangka Pikir

Kegiatan pembelajaran yang efektif adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif merupakan salah satu pembelajaran efektif yang dilakukan dengan cara siswa belajar dari pengalamannya. Mereka belajar dengan melakukan berbagai aktivitas untuk membangun suatu pemahaman mengenai materi yang dipelajari agar dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Proses pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang memuaskan. Untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: siswa, guru, model dan media

pembelajaran yang digunakan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru adalah adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam hal media pembelajaran yang digunakan, sebab penggunaan media yang sesuai dengan materi akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran khususnya Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia adalah dengan penggunaan media audio-visual. Pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual bertujuan untuk menyajikan


(16)

informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas, sehingga siswa dapat memahami dan menganalisa suatu

permasalahan dengan lebih mudah sehingga kemampuan berfikir siswa dapat berkembang. Selain itu, media audio-visual juga dapat memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dengan adanya rasa ingin tahu tersebut, diharapkan aktivitas belajar dapat meningkat. Siswa menjadi terdorong untuk bertanya mengenai materi yang kurang dipahami kepada teman sekelompoknya. Adanya peningkatan aktivitas tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Model pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran juga

mempunyai dampak yang sangat besar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu mendorong timbulnya aktivitas belajar dan interaksi yang baik antara guru dan siswa sehingga tercipta proses

pembelajaran yang kondusif dan dapat melibatkan siswa langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dilatih untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas

kelompok, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan ide/pendapat.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah media audio-visual serta variabel terikatnya adalah hasil belajar pada sub materi pokok Sistem Pernapasan pada Manusia oleh siswa.


(17)

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat di gambarkan sebagai berikut :

Keterangan: X = Media audio-visual; Y = Hasil belajar siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. H1 = Penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.

H0 = Penggunaan media audio-visual tidak berpengaruh secara signifikan Pdalam meningkatkan hasil belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.

2. Penggunaan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan pada Manusia.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Audio-Visual

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsang untuk belajar. Sementara itu, Briggs (dalam Sadiman, 2006:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan merangsang siswa untuk belajar.

Pengetahuan tentang kelebihan dan kelemahan setiap jenis media menjadi hal yang penting sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Rohani

(1997:28-29) bahwa pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria sebagai berikut:

1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan intruksionalyang telah dirumuskan.

2. Ketepatgunaan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.


(19)

3. Keadaan Peserta Didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan. 4. Ketersediaan, pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersebut di

sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu Teknis, media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang di keluarkan

apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

Media pembelajaran menurut Asyar (2011:8), merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Secara umum, menurut Asyar (2011:76) ada empat jenis media pembelajaran, yaitu : 1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan

indera penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal, poster, foto, dsb.

2. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.

3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat


(20)

disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih

ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.

Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Adanya unsur audio kemungkinan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan menciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.

Menurut Anderson (1994:103-105) bahawa dalam media audio visual terdapat kelebihan dan kekurangan antara lain:

 Kelebihan media audio visual :

1. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual 2. Dapat digunakan seketika.

3. Digunakan secara berulang.

4. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya. 5. Dapat menyajikan objek secara detail.

6. Dapat diperlambat dan dipercepat. 7. Menyajikan gambar dan suara.

 Kelemahan media audio visual: 1. Sukar untuk dapat direvisi. 2. Relatif mahal.

3. Memerlukan keahlian khusus.

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi


(21)

dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Hal ini didukung oleh pendapat Jasmine (2007:129) yang menyatakan bahwa melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih aktif di dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Anggota kelompok akan saling mendukung dan harus

menunjukkan hasil belajar mereka serta berpegang pada tanggungjawab individu untuk belajar.

Definisi cooperative learning (pembelajaran kooperatif) menurut Bern dan Erickson merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Komalasari, 2010:62). Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Menurut Arend (dalam Yusuf, 2005:30), urutan langkah-langkah perilaku guru dalam model pembelajaran kooperatif pada tabel 1.

Tabel 1. Sintaks pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di capai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3:

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Gru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.


(22)

Fase 5: Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai beik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010:58). Dengan demikian, belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa (Ibrahim dalam Trianto, 2010:62).

C. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe NHT

Pembelajaran kooperatif NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Trianto (2010:82)

pembelajaran kooperatif NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Menurut Lie (2008 :59) Model pembelajaran kooperatif NHT


(23)

memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Menurut Ibrahim (2000:6), tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2: Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakan jumlah gigi orang dewasa?” Atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera.”


(24)

c. Fase 3: Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (Trianto, 2010:82-83).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari penggunaan model pembelajaran NHT menurut Lie (2008:47) adalah sebagai berikut.

Kelebihan NHT diantaranya:

1. Masing- masing anggota kelompok memiliki banyak kesempatan untuk berkontribusi.

2. Interaksi lebih baik. 3. Banyak ide yang muncul.

4. Lebih banyak tugas yang bisa dilaksanakan. 5. Guru mudah memonitor kontribusi.

Kelemahan NHT diantaranya:

1. Membutuhkan lebih banyak waktu. 2. Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.

3. Kurangnya kesempatan untuk kontribusi individu.


(25)

D. Aktivitas Belajar

Menurut Hamalik (2004:171) bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2007:95) yang menyatakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Selanjutnya Sardiman (2008:101) menjelaskan bahwa aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim di sekolah-sekolah tradisional. Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich (dalam

Sardiman, 2008: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :

1. Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Activities, seperti misalnya menulis: cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.


(26)

5. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan berternak.

7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Menurut Hamalik (2004:172), bahwa anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Selanjutnya Hamalik (2004:175)

menyatakan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena :

a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

c. Memupuk kerjasama yang yang harmonis di kalangan siswa. d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.


(27)

f. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

g. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

h. Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Menurut Hamalik (2004:176) asas aktivitas digunakan dalam semua jenis metode mengajar, baik metode dalam kelas maupun metode belajar diluar kelas. Namun, aktivitas tersebut timbul karena adanya penyebab. Mc. Keadlie (dalam Yamin, 2007:77) berpendapat bahwa ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa, yaitu:

1. Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran; 2. Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan;

3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antarsiswa.

4. Kekompakkan kelas sebagai kelompok belajar;

5. Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran;

6. Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.


(28)

E. Hasil belajar siswa

Menurut Purwanto (2006:7), peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan memberikan fasilitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru harus dapat membangkitkan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa meningkatkan cara dan hasil belajarnya.

Menurut Hamalik (2004:30) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Menurutnya, tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

Tujuan intruksional memegang peranan penting dalam proses belajar

mengajar (Sukardi, 2008:69). Definisi tujuan instruksional menurut Arikunto (2008:132) adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur. Menurut Bloom (dalam Sukardi, 2008:74) bahwa tujuan intruksional dalam proses pembelajaran pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi tiga domain atau ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Good (dalam Sukardi, 2008:75) bahwa domain


(29)

kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa.

Proses belajar di dalam diri seseorang untuk mencerna suatu pengetahuan terjadi secara bertahap atau berjenjang. Jenjang belajar menunjukkan tingkat kesulitan dan kedalaman penguasaan pengetahuan melalui berbagai metode belajar dan medianya (Prawiradilaga, 2009:91). Hasil belajar dalam

kecakapan kognitif terdiri dari 6 proses berpikir, yaitu mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, menilai, dan berkreasi dijelaskan pada tabel 2. Tabel 2. Ringkasan jenjang belajar

Berpikir Uraian Rincian

Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang

Mengenali Mengingat Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran

(isi): lisan, tulisan, grafis, atau gambar.

Memahami Membuat contoh Mengelompokkan Meringkas Meramalkan Membandingkan Menjelaskan Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan

prosedur dalam situasi tertentu

Melaksanakan Mengembangkan Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur

dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya.

Membedakan Menyusun kembali Menandai

Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus.

Mengecek Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru, memodifikasi

suatu model lama menjadi seseuatu yang berbeda, dan seterusnya

Menghasilkan Merencanakan Membentuk (Prawiradilaga, 2009:92)


(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2013 di SMA Negeri 2 Metro.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA1 yang berjumlah 28 orang sebagai kelompok eksperimen, dan kelas XI IPA2 yang berjumlah 28 orang sebagai kelompok kontrol, yang diambil dengan teknik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes ekuivalen. Dua kelompok penelitian, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih secara random. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan kelas kontrol hanya diterapkan model pembelajaran


(31)

postes yang sama kemudian hasilnya dibandingkan. Kedua kelas diberi pretes sebelum pembelajaran berlangsung pada pertemua pertama, setelah proses pembelajaran pada pertemuan kedua diberikan postes.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 C O2 Keterangan : I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol;

O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT;

C = Perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok ekuivalen (dimodifikasi dari

Riyanto, 2001:43)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke FKIP Universitas Lampung untuk sekolah tempat diadakannya penelitian. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas


(32)

d. Membuat Media audio-visual untuk setiap pertemuan dengan cara sebagai berikut :

1) Penentuan konsep media audio-visual dengan cara menetapkan : Tujuan pembelajaran dengan media audio-visual pada penelitian ini adalah siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses penapasan, serta penyakit dan kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia. Kategori media audio-visual yang digunakan berupa media audio-visual bergerak yang meliputi gambar, teks, dan suara dalam bentuk CD.

2) Perancangan pembelajaran menggunakan media audio-visual dengan cara:

Pembuatan skenario pembelajaran dengan media audio-visual untuk setiap pertemuan. Uraian materi pokok pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut. Pertemuan ke :

a) Satu : Keterkaitan struktur, fungsi organ penyusun pernapasan dan proses pernapasan pada manusia.

b) Dua : Kelainan struktur dan/atau fungsi organ pernapasan yang menyebabkan penyakit pada sistem pernapasan serta teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia.


(33)

3) Mengumpulkan objek penyusun media audio-visual.

Objek media audio-visual dikumpulkan dengan cara mengunduh dari beberapa sumber, yaitu :

a) www.google.com

b) www.youtube.com yang berjudul :

The Human Respiratory System, pertemuan pertama

 VCD Harun Yahya yang berjudul “Keajaiban Penciptaan Manusia”, pertemuan pertama

Patofisiologi Emfisema, pertemuan kedua

Pneumonia, pertemuan kedua

Asthma, pertemuan kedua

Bronchitis, pertemuan kedua c) Buku

(1) Biologi (Campbell) untuk pertemuan ke 1 dan 2 (2) Histologi dasar untuk pertemuan ke 1 dan 2

4) Membuat media audio-visual meliputi teks, gambar, dan suara. Video dipotong sengan menggunakan Software Pinnacle, kemudian menyisipkan gambar, video dan suara dengan menggunakan Movie Maker.

5) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Kelompok (LKS) dan instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes berupa soal pilihan jamak beralasan yang akan diuji ahli.


(34)

7) Membagi siswa menjadi 7 kelompok, kelompok bersifat heterogen dan dibentuk berdasarkan nilai semester ganjil pada kelas yang sama dan berdasarkan jenis kelamin.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media audio-visual dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelas eksperimen dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa media audio-visual untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian kegiatan untuk setiap pertemuan dimuat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Pendahuluan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

1) Siswa diberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal pilihan jamak beralasan mengenai keterkaitan antara struktur dan fungsi organ tersebut dalam proses pernapasan pada manusia. 2) Siswa disajikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), indikator dan tujuan pembelajaran.

3) Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan Pertemuan I : “Cobalah menahan napas selama 1 menit

saja! Dapatkah kalian melakukannya? Apakah yang kalian rasakan? Mengapa bernapas itu


(35)

penting? Lalu organ-organ apa saja yang menyusun sistem pernapasan pada manusia?” Pertemuan II : ”Mengapa pada pengidap asma mengalami sesak

napas?”

4) Siswa diberikan motivasi sesuai materi setiap pertemuan. Pertemuan I : Siswa menerima motivasi dengan memperoleh

penjelasan sederhana mengenai proses pernapasan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses pernapasan tersebut bagi tubuh kita.

Pertemuan II : Siswa dijelaskan penyebab Asma, penyakit kronis dan menurun ini terjadi akibat menyempitnya bronkiolus sehingga udara yang masuk di bawah

batas minimal. Selanjutnya guru memberikan

penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem pernapasan dan memberitahu tentang manfaat siswa mempelajari tentang gangguan pada sistem pernapasan.

b) Kegiatan inti Kelas eksperimen

1) Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor


(36)

yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing.

2) Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan media audio-visual yang akan disajikan selama proses

pembelajaran sesuai materi yang dibahas pada setiap pertemuan. 3) Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab

pertannyaan yang diberikan oleh guru dengan cara disajikan media audio-visual yang dapat diakses langsung oleh siswa menggunakan laptop.

4) Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.

5)Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil, menjawab pertanyaan.

6)Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil diskusi.

Kelas Kontrol

1) Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing.


(37)

2)Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)

3)Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru

4)Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.

5)Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil, menjawab pertanyaan.

6)siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil diskusi.

c) Penutup

Kelas Eksperimen dan kelas kontrol

1)Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah

didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan seluruh materi yang telah dipelajari.

2) Siswa diberi postes pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal pilihan jamak beralasan yang sama dengan soal pretes.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Nilai


(38)

pretes diambil sebelum pembelajaran pertemuan pertama pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran pertemuan kedua pada setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa pilihan jamak

beralasan. Hasil belajar ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008 : 3) sebagai berikut:

N-Gain = x 100

Keterangan : X= Nilai postes Y= Nlai pretes Z= Skor maksimum

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung Serta tanggapan siswa terhadap media audio-visual yang diambil dengan menggunakan angket pada akhir pertemuan kedua.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a)Tes

Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada


(39)

pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan berupa soal pilihan jamak beralasan. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = R x 100 N

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

c) Angket Tanggapan Siswa.

Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui penyebaran angket. Data angket siswa dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang media audio-visual yang diberikan setelah proses pembelajaran. Angket diukur menggunakan skala Guttman, skala pengukuran dengan tipe ini akan mendapatkan jawaban yang tegas. Dalam skala guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu untuk jawaban setuju dan terendah nol untuk jawaban tidak setuju (Sugiyono,

2009:139). Rubrik variabel, instrumen, jenis data dan analisis data secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(40)

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data

No Variabel Instrumen Jenis

Data

Analisis Data 1 Hasil Belajar Test Test

Tertulis

Uji t `2 Aktivitas siswa selama

proses pembelajaran

Lembar observasi keaktifan siswa

Interval Persentase

3 Tanggapan siswa tentang media audio-visual

Angket Interval Persentase

F. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Belajar

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa: a) Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466)

b) Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan uji kesamaan dua varian yang dihitung melalui uji Barlett dengan program SPSS versi 17 (Pidekso, 2009 : 162).


(41)

1. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2. Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).

2. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data dimasukkan dalam uji t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji perbedaan dua rata-rata.

a) Uji hipotesis dengan uji t

Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 12)

Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.


(42)

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 10).

b) Uji U (Uji Mann Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.

1. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Kriteria Uji

Jika p-value > 0,05 maka terima H0

Jika p-value < 0,05 maka tolak H0 (Pratisto. 2004:36).

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Menghitung rata–rata presentase aktivitas menggunakan rumus:

∑Xi

X = x 100 % n

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69).


(43)

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Nama Aspek yang diamati Xi

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 4 5

Jumlah

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai

Keterangan:

A. Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok

1. Tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok. 2. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok tetapi tidak

sesuai dengan permasalahan pada LKS.

3. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS.

B. Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan.

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi sistem pernapasan pada manusia.

3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan permasalahan materi sistem pernapasan pada manusia.

C. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan.


(44)

3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan.

D. Mengemukakan ide/pendapat

1. Tidak mengemukakan ide/pendapat (diam saja).

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pernapasan pada manusia.

3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pernapasan pada manusia.

2) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37). Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori 0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

H. Pengolahan Data Anggket Tanggapan Siswa Terhadap Media Audio-Visual pada pembelajaran biologi

Data angket tanggapan siswa terhadap media audio-visual diambil melalui penyebaran angket. Angket berisikan 10 pernyataan, 7 pernyataan positif, dan 3 pernyataan negatif. Setiap pernyataan memiliki skor 1(satu) untuk

menyatakan setuju bagi pernyataan positif dan tidak setuju bagi pernyataan negatif. Skor 0 (nol) untuk menyatakan tidak setuju bagi pernyataan positif


(45)

dan setuju bagi pernyataan negatif. Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui persentase tanggapan siswa dengan rumus:

Persentase (%) = N

n

×100

Keterangan : n = Nilai yang diperoleh sampel; N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel; Persentase % = Persentase kemenarikan media audio-visual (Ali, 1992:46)

Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks kemenarikan media audio-visual sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 6. Kriteria tingkat kemenarikan media audio visual

No Rentang

skor

Interval Kriteria

1 10 – 15 66,6%< % ≤ 100% Tinggi 2 5 – 9 33,3% < % ≤ 60% Sedang 3 0 – 4 0%< % ≤ 26,6% Rendah (Dimodifikasi dari Ali, 1992:46)


(46)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio-visual berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia dengan nilai rata-rata N-gain (59,09).

2. Penggunaan media audio-visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dengan diperoleh rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi (75%).

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan media audio-visual dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok sistem pernapasan pada manusia. 2. Pada pembuatan media audio-visual selanjutnya diharapkan dapat dibuat lebih


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.

Anderson, Ronald.H.1994.Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran. Grafindo Pers. Jakarta

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Yogyakarta. Arsyad, A. 2007. Media Pengajaran. Pt Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Diakses dari

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/ pada 9 November 2011 pukul 08.50 WIB.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatitf. University Press Unesa. Surabaya. Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences.

Bandung. Nuansa.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Refika Aditama. Bandung. Lie, A. 2008. Cooperative Learning. PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. Diakses dari

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf pada 05


(48)

Nugroho, J. 2011. Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan

pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan. Diakses dari http://library.um.ac.id/ptk/ index.php?mod=detail&id=52548 pada 11 November 2013 pukul 13.16.

Pidekso, Ari. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Prawiradilaga, D. S. 2009. Penguasaan Disain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip - Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya. Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sadiman, A. S. 2009. Media Pendidikan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap

Penguasaan Konsep Ekosistem oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP.2007/2008 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Bumi Aksara. Yogyakarta.

Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


(49)

Yusuf. 2005. Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif. Dikses dari http://www.damandri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf pada 16 Oktober 2012, 20.10 p.m.


(50)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XI

Semester : 2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar/ Alat dan Bahan

Teknik Bentuk

Instrumen 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung). Sistem pernapasan pada manusia: Struktur dan

fungsi organ sistem pernapasan Proses pernapasan manusia Penyakit/ kelainan yang terjadi pada Mendiskusikan pertanyaan secara berkelompok mengenai keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ sistem pernapasan, serta proses pernapasan pada manusia yang ada dalam LKS dengan

memanfaatkan media audio-visual yang ditayangkan. Mendiskusikan

pertanyaan secara berkelompok mengenai

Produk:

 Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pernapasan.

 Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.

 Menjelaskan keterkaitan

antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang

- Tes - Non tes -Pilihan jamak beralasan -Lembar observasi aktivitas siswa

5 x 45 menit

Sumber:

- Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.

- Media

audio-visual Alat:

- LCD Proyektor

- Laptop

Bahan: - LKS

1. Pe

ran gkat Pe mbelajar an 57


(51)

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia

pernapasan pada manusia yang ada di LKS dengan

memanfaatkan media audio-visual yang ditayangkan.

manusia.

 Menjelaskan cara

pencegahan/ menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem

pernapasan pada manusia.

 Menjelaskan penggunaan

teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia. Proses:

Menganalisis pertanyaan, mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, mengemukakan argumen. Karakter:

Jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif, dan bekerja sama.

Keterampilan Sosial: Menghargai pendapat orang lain.


(52)

(53)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XI IPA

Semester : 2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/ atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar/ Alat dan Bahan

Teknik Bentuk

Instrumen 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung) Sistem pernapasan pada manusia:  Struktur dan

fungsi organ sistem pernapasan pada manusia  Proses pernapasan

pada manusia Penyakit/kelainan

yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia

Mendiskusikan pertanyaan secara berkelompok mengenai keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ sistem pernapasan, serta proses pernapasan pada manusia yang ada dalam LKS. Mendiskusikan

pertanyaan secara berkelompok mengenai kelainan/ penyakit serta teknologi yang

berkaitan dengan sistem

Produk:

 Menjelaskan keterkaitan struktur dan fungsi organ-organ dalam proses pernapasan.

 Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.

 Menjelaskan keterkaitan antara

struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.

- Tes - Non tes - Pilihan jamak beralasan - Lembar observasi aktivitas siswa

5 x 45 menit

Sumber: - Pratiwi, D. A,

dkk. 2006.

Biologi untuk SMA kelas XI.

Erlangga: Jakarta. Bahan: - LKS 6 0


(54)

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia

sistem pernapasan pada manusia.

 Menjelaskan penggunaan

teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.

Proses:

Menganalisis pertanyaan,

mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, mengemukakan argumen.

Karakter:

Jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif, dan bekerja sama. Keterampilan Sosial:

Menghargai pendapat orang lain.


(55)

(56)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro

Kelas : XI/IPA

Semester : II

Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : I

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi :

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar :

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).

Indikator : a. Kognitif

1. Produk

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pernapasan.

b. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.


(57)

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan

mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:

a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,

b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama

2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.

I. Tujuan Pembelajaran:

a. Kognitif 1. Produk:

Setelah mengamati media audio-visual dan mendiskusikan LKS, siswa dapat:

a) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi rongga hidung dalam proses pernapasan.

b) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi faring dalam proses pernapasan.

c) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi laring dalam proses pernapasan.

d) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi trakea dalam proses pernapasan.


(58)

e) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkus dalam proses pernapasan.

f) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkiolus dalam proses pernapasan.

g) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi alveolus dalam proses pernapasan.

h) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:

a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif 1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama.

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.

II. Materi Ajar

Struktur dan fungsi organ sistem pernapasan pada manusia serta proses pernapasan pada manusia.


(59)

III. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

IV. Langkah - Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

Waktu 1. Siswa mengerjakan tes awal (pretest) berupa

soal pilihan jamak beralasan mengenai Sistem Pernapasan pada Manusia.

2. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran.

3. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Cobalah menahan napas selama 1 menit saja! Dapatkah kalian melakukannya? Apakah yang kalian rasakan? Mengapa bernapas itu penting? Lalu organ-organ apa saja yang menyusun sistem pernapasan pada manusia?”

4. Siswa menerima motivasi dengan

memperoleh penjelasan sederhana mengenai proses pernapasan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses pernapasan tersebut bagi tubuh kita.

30 menit

B. Inti

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

Waktu Pertemuan I

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, dan setiap siswa

Pembentukan kelompok


(60)

dalam setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing. 2. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)

yang berisi pertanyaan yang relevan dengan media audio-visual yang akan disajikan selama proses pembelajaran.

3. Siswa melaksanakan diskusi dan berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru dengan cara disajikan media audio-visual yang dapat diakses langsung oleh siswa menggunakan laptop .

4. Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.

5. Guru memanggil satu nomor tertentu dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab individual siswa.

6. Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan atau melengkapi

jawaban yang disampaikan dari hasil diskusi namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain. Tahap ini dapat membuat siswa lebih komunikatif.

dan

penomoran

Mengajukan pertanyaan

Berpikir bersama


(61)

C. Penutup

Kegiatan Sintaks

NHT

Alokasi Waktu 1. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan

materi pelajaran yang dipelajari hari ini. 2. Siswa diberi tugas untuk membaca di rumah

materi selanjutnya tentang kelainan/penyakit

dan teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia.

10 menit

V. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik : Tes dan Non Tes

2. Bentuk: Pilihan jamak beralasan dan Lembar observasi aktivitas siswa

VI. Sumber Pembelajaran

1. Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.

2. Media audio-visual

3. Alat: LCD Proyektor, Laptop 4. Bahan: LKS


(62)

(63)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro

Kelas : XI/IPA

Semester : II

Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi :

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. Kompetensi Dasar :

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).

Indikator a. Kognitif

1. Produk:

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.

b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.

c. Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.


(64)

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan

mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:

a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,

b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama

2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.

I. Tujuan Pembelajaran:

a. Kognitif 1. Produk:

Setelah mengamati media audio-visual dan mendiskusikan LKS, siswa dapat:

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.

b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.


(65)

d. Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi dengan

mengamati media audio-visual untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi:

a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif 1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.

II. Materi Ajar

 Penyakit/kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia

 Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia

III. Model Pembelajaran :


(66)

IV. Proses Belajar Mengajar A. Pendahuluan

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

waktu 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran hari ini 2. Memberikan apersepsi ”Mengapa pada

pengidap asma mengalami sesak napas?” 3. Memberikan motivasi Siswa dijelaskan

penyebab Asma, penyakit kronis dan menurun ini terjadi akibat menyempitnya bronki dan bronkiolus sehingga udara yang masuk di

bawah batas minimal. Selanjutnya guru

memberikan penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem pernapasan dan

memberitahu tentang manfaat siswa

mempelajari tentang gangguan pada sistem pernapasan.

10 menit

B. Inti

Kegiatan Sintaks

NHT

Alokasi waktu 1. Mempersilahkan siswa untuk duduk

dikelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi pertanyaan yang relevan dengan media audio-visual yang akan ditayangkan selama proses pembelajaran. Pembentukan kelompok dan penomoran Mengajukan pertanyaan 50 menit


(67)

3. Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru dengan cara disajikan media audio-visual yang dapat diakses langsung oleh siswa menggunakan laptop.

4. Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.

5. Guru memanggil satu nomor tertentu dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab individual siswa.

6. Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan atau melengkapi jawaban yang

disampaikan dari hasil diskusi namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain. Tahap ini dapat membuat siswa lebih komunikatif. 7. Guru memberikan evaluasi dari hasil tugas

kelompok yang telah dikerjakan oleh siswa. 8. Siswa dan guru mengadakan refleksi dengan

melakukan tanya-jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa.

Berpikir bersama

Menjawab

C. Penutup

Kegiatan Sintaks

NHT

Alokasi waktu 1. Siswa bersama dengan guru menarik

kesimpulan untuk pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengerjakan soal tes akhir (postes).


(68)

V. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes dan Non Tes

2. Bentuk : Pilihan jamak beralasan, Lembar observasi aktivitas siswa VI. Sumber Pembelajaran

1. Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.

2. Media audio-visual

3. Alat: LCD Proyektor, Laptop 4. Bahan: LKS


(69)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro

Kelas : XI/IPA

Semester : II

Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : I

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit Standar Kompetensi :

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas.

Kompetensi Dasar :

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).

Indikator : a. Kognitif

1. Produk

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ-organ dalam sistem pernapasan.

b. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.


(70)

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi: a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,

b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama

2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.

I. Tujuan Pembelajaran:

a. Kognitif 1. Produk:

Setelah mendiskusikan LKS, siswa dapat:

a) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi rongga hidung dalam proses pernapasan.

b) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi faring dalam proses pernapasan.

c) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi laring dalam proses pernapasan.

d) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi trakea dalam proses pernapasan.

e) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkus dalam proses pernapasan.


(71)

f) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkiolus dalam proses pernapasan.

g) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi alveolus dalam proses pernapasan.

h) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia.

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi: a. Menganalisis pertanyaan,

d. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, e. Mengemukakan argumen.

b. Afektif 1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku

berkarakter meliputi: jujur, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama.

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.

II. Materi Ajar

Struktur dan fungsi organ sistem pernapasan pada manusia serta proses pernapasan pada manusia.


(72)

III. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

IV. Langkah - Langkah Pembelajaran A. Pendahuluan

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

Waktu 1. Siswa mengerjakan tes awal (pretes) berupa

soal pilihan jamak beralasan mengenai mengenai Sistem Pernapasan pada Manusia. 2. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai

tujuan pembelajaran.

3. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Cobalah menahan napas selama 1 menit saja! Dapatkah kalian melakukannya? Apakah yang kalian rasakan? Mengapa bernapas itu penting? Lalu organ-organ apa saja yang menyusun sistem pernapasan pada manusia?”

4. Siswa menerima motivasi dengan

memperoleh penjelasan sederhana mengenai proses pernapasan yang terjadi dalam tubuh dan mengungkapkan pentingnya proses pernapasan tersebut bagi tubuh kita.

30 menit

B. Inti

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

Waktu Pertemuan I

1. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, terdiri dari 4 orang siswa yang heterogen, dan setiap siswa

Pembentukan kelompok dan


(73)

dalam setiap kelompok mendapat nomor yang berbeda, kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing. 2. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab

pertannyaan yang diberikan oleh guru. 4. Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing

oleh guru dalam mengerjakan LKS. 5. Guru memanggil satu nomor tertentu dan

setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk

menyampaikan hasil diskusinya sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab individual siswa.

6. Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan atau melengkapi jawaban yang disampaikan dari hasil diskusi namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain. Tahap ini dapat membuat siswa lebih komunikatif.

penomoran

Mengajukan pertanyaan

Berpikir bersama


(74)

C. Penutup

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

Waktu 3. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan

materi pelajaran yang dipelajari hari ini. 4. Siswa diberi tugas untuk membaca di rumah

materi selanjutnya tentang kelainan/penyakit

dan teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia.

10 menit

IX. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : Tes dan Non Tes

2. Bentuk: Pilihan jamak beralasan dan Lembar observasi aktivitas siswa

X. Sumber Pembelajaran

1. Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.


(75)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA Negeri 2 Metro

Kelas : XI/IPA

Semester : II

Mata Pelajaran : Biologi Pertemuan ke- : II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi :

3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. Kompetensi Dasar :

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung).

Indikator : a. Kognitif

1. Produk:

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.

b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.

c. Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.


(76)

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi: a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur,

b) tanggung jawab, c) ingin tahu, d) komunikatif, e) bekerja sama

2. Mengembangkan keterampilan sosial, seperti menghargai pendapat orang lain.

I. Tujuan Pembelajaran: a. Kognitif

1. Produk:

Setelah mendiskusikan LKS, siswa dapat:

a. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses pernapasan yang menyebabkan kelainan/penyakit pada sistem pernapasan pada manusia.

b. Menjelaskan cara pencegahan/menghindari penyakit atau kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia.

c. Menjelaskan volume pernapasan pada paru-paru.

d. Menjelaskan penggunaan teknologi yang digunakan untuk membantu mengatasi gangguan dalam sistem pernapasan pada manusia.


(77)

2. Proses:

Secara berkelompok, siswa dapat melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah yang terdapat pada LKS meliputi: a. Menganalisis pertanyaan,

b. Mengidentifikasi kriteria jawaban yang mungkin, c. Mengemukakan argumen.

b. Afektif 1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, tanggung jawab, ingin tahu, komunikatif dan bekerja sama

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial menghargai pendapat orang lain.

II. Materi Ajar

 Penyakit/kelainan yang terjadi pada sistem pernapasan pada manusia

 Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada manusia

III. Model Pembelajaran :


(78)

IV. Proses Belajar Mengajar A. Pendahuluan

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

waktu 1. Siswa mendengarkan penjelasan guru

mengenai tujuan pembelajaran hari ini. 2. Memberikan apersepsi ”Mengapa pada

pengidap asma mengalami sesak napas?” 3. Memberikan motivasi Siswa dijelaskan

penyebab Asma, penyakit kronis dan menurun ini terjadi akibat menyempitnya bronki dan bronkiolus sehingga udara yang masuk di

bawah batas minimal. Selanjutnya guru

memberikan penjelasan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada organ-organ yang terdapat pada sistem pernapasan dan

memberitahu tentang manfaat siswa

mempelajari tentang gangguan pada sistem pernapasan.

B. Inti

Kegiatan Sintaks NHT Alokasi

waktu 1. Mempersilahkan siswa untuk duduk

dikelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

2. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pembentukan kelompok dan penomoran

Mengajukan pertanyaan


(79)

3. Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru.

4. Siswa diberikan pengarahan dan dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS.

5. Guru memanggil satu nomor tertentu dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab individual siswa.

6. Siswa yang lain yang bernomor sama dari kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi sanggahan atau melengkapi jawaban yang disampaikan dari hasil diskusi namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain. Tahap ini dapat membuat siswa lebih komunikatif.

Berpikir bersama

Menjawab

C. Penutup

Kegiatan Sintaks

NHT

Alokasi waktu 1. Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan

untuk pembelajaran hari ini.

2. Siswa mengerjakan soal tes akhir (postes).

30 menit

V. Penilaian Hasil Belajar 1.Teknik : Tes dan Non Tes


(80)

VI. Sumber Pembelajaran

1. Pratiwi, D. A, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XI. Erlangga: Jakarta.


(81)

Kelas/kelompok: …../….. Anggota kelompok:

1……… 2……… 3………. 4………. 5………..

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

SISTEM PENAPASAN pada manusia

Pertemuan 1 (Kelas Eksperimen)

Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengamati media audio-visual dan mendiskusikan LKS, siswa dapat: a) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi rongga hidung dalam proses

pernapasan.

b) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi faring dalam proses pernapasan.

c) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi laring dalam proses pernapasan.

d) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi trakea dalam proses pernapasan.

e) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkus dalam proses pernapasan.

f) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi bronkiolus dalam proses pernapasan.

g) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi alveolus dalam proses pernapasan.

h) Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan proses pernapasan pada manusia. Teori Dasar :

Pada pernapasan manusia terjadi dua peristiwa, yaitu pengambilan napas atau inspirasi (inhalasi) dan pengeluaran napas atau ekspirasi (ekshalasi). Organ pernapasan manusia meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Petunjuk

1. Perhatikanlah media audio-visual yang ditayangkan! 2. Kerjakan secara berdiskusi dengan teman sekelompok!


(1)

179

Gambar 15. Siswa berdiskusi dan berpikir bersama dalam kelompok.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN TEHNIK PENCATATAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Metro Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013)

0 13 61

PENGARUH PENGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 54

PENGARUH PENERAPAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 OKU Semester GenapTahun Pelajaran 2012/2013)

0 12 58

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENGARUH BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 50

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGAN PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Gumukrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 6 56

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK ORGAN PERNAPASAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SD Negeri 1 Gumukrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 4 57

PENGARUH PENGUNAAN LKS BERBENTUK WORD SQUARE MELALUI MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas X IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 15 57