21 anak-anak, apabila TB Paru tidak diobati maka
dapat menyerang organ tubuh yang lain seperti tulang, otak, ginjal dan getah bening. Pada orang
dewasa bakteri tuberkulosis hanya lebih sering menyerang paru-paru dan apabila tidak diobati,
maka bakteri akan menyebabkan paru-paru menjadi lunak kemudian hancur Satyo Agustin,
2007.
2.1.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung Depkes, 2005
dalam Mandal dkk., 2006. Diagnosis pastinya adalah melalui pemeriksaan kultur atau biakan
dahak. Pemeriksaan kultur memerlukan waktu lama, hanya dilakukan bila diperlukan atas indikasi
tertentu, dan tidak semua unit-unit pelayanan memilikinya.
Pemeriksaan dahak
dilakukan sedikitnya 3 kali, yaitu pengambilan dahak sewaktu
penderita datang ke tempat pengobatan dan dicurigai
menderita TB
Paru, kemudian
pemeriksaan kedua dilakukan keesokan harinya
22 dengan mengambil dahak pagi. Pemeriksaan
ketiga dilakukan ketika penderita datang lagi ke tempat pengobatan. Oleh sebab itu di sebut
pemeriksaan SPS Sewaktu Pagi Sewaktu. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa
dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil
pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya 2 dari 3 pemeriksaan spesimen SPS BTA hasilnya
positif. Bila hanya ada satu spesimen yang positif perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu
rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang. Kalau dalam pemeriksaan radiologi, dada
menunjukkan adanya tanda-tanda yang mengarah kepada TB Paru maka yang bersangkutan
dianggap positif menderita TB Paru. Jika hasil radiologi tidak menunjukkan adanya tanda-tanda
TB Paru, maka pemeriksaan dahak SPS harus diulang. Sedangkan pemeriksaan biakan basil atau
bakteri tuberkulosis hanya dilakukan apabila sarana mendukung untuk hal itu.
23 Bila ketiga spesimen dahak hasilnya
negatif, maka diberi antibiotik berspektrum luas selama 1 hingga 2 minggu, misalnya amoksisilin
atau kotrimoksasol. Bila tidak berhasil dan penderita yang bersangkutan masih menunjukkan
adanya tanda-tanda TB, maka pemeriksaan dahak SPS diulangi Mandal dkk., 2006.
2.1.7 Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru
Upaya pencegahan penularan penyakit TB Paru yang harus dilakukan adalah:
1. Upaya Penderita
TB Paru
agar tidak
menularkan kepada orang lain a. Menutup mulut pada waktu batuk dan
bersin dengan sapu tangan atau tissue. b. Tidur terpisah dari keluarga terutama pada
dua minggu pertama pengobatan. c. Tidak meludah di sembarang tempat, tetapi
dalam wadah yang diberi desinfektan kemudian dibuang dalam lubang dan
ditimbun dalam tanah.
24 d. Menjemur alat tidur secara teratur pada
pagi hari. e. Membuka jendela pada pagi hari, agar
rumah mendapat udara bersih dan cahaya matahari yang cukup sehingga bakteri
tuberkulosis paru dapat mati. 2. Upaya orang lain agar tidak tertular penyakit TB
Paru a. Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain
dengan makan- makanan yang bergizi b. Tidur dan istirahat yang cukup
c. Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur dan ruangan
lainnya. d. Imunisasi BCG pada bayi.
e. Segera periksa bila timbul batuk lebih dari tiga minggu.
f. Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat Depkes RI, 2001.
Penderita TB Paru juga harus melakukan pengobatan dengan efisien. Karena itu penderita
25 TB Paru harus menjalani pengobatannya hingga
dinyatakan sembuh Mandal dkk., 2006.
2.2 PengetahuanKnowledge 2.2.1 Pengertian