Penularan TB Paru Tuberkulosis Paru

19 pekat. Pekerja yang bekerja di lingkungan yang udaranya sudah tercemar asap, debu atau gas buangan juga harus lebih waspada Satyo Agustin, 2007.

2.1.5 Penularan TB Paru

Sumber penularan adalah penderita TB Paru dengan BTA positif. Apabila penderita TB Paru batuk, berbicara, atau bersin, maka ribuan bakteri TB berhamburan bersama “droplet” napas penderita yang bersangkutan, khususnya pada penderita TB Paru aktif dan luka terbuka pada parunya Mandal dkk., 2006. Jika penderita TB membuang ludah atau dahak yang mengandung bakteri tuberkulosis sembarangan, ludah dan dahak akan mengering dan bakterinya sangat mudah diterbangkan angin. Karena itu harus disiapkan tempat khusus untuk menampung dahak penderita dan diberi desinfektan. Bakteri akan mudah terhirup manusia dan masuk ke paru-paru orang lain. Di dalam paru-paru bakteri TB akan bersarang dan berkembang biak. Bakteri semakin 20 lama akan semakin banyak dan menggerogoti paru-paru. Akan tetapi tidak semua orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis akan mengidap TB Paru. Setiap orang memiliki kekebalan TB Paru jika sejak bayi sudah diberi imunisasi BCG Bacillus Calmette Guerin. Penularan TB Paru dapat terjadi di mana saja. Individu yang memiliki kondisi tubuh yang lemah, kurang gizi, kekurangan protein, kekurangan darah, dan kurang beristirahat akan mudah tertular oleh penyakit TB Paru. Bakteri tuberkulosis menyukai lingkungan kotor dan kumuh karena dapat menyuburkan pertumbuhannya. Hal itu didukung pula jika banyak orang meludah dan membuang dahak sembarangan, orang di sekitar penderita belum di imunisasi BCG dan juga didukung oleh kondisi kurang gizi. Daya penularan dari seseorang ke orang yang lain ditentukan oleh banyaknya bakteri yang dikeluarkan serta lamanya seseorang menghirup udara yang mengandung bakteri tersebut. Pada 21 anak-anak, apabila TB Paru tidak diobati maka dapat menyerang organ tubuh yang lain seperti tulang, otak, ginjal dan getah bening. Pada orang dewasa bakteri tuberkulosis hanya lebih sering menyerang paru-paru dan apabila tidak diobati, maka bakteri akan menyebabkan paru-paru menjadi lunak kemudian hancur Satyo Agustin, 2007.

2.1.6 Diagnosis

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga T1 462010064 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga T1 462010064 BAB IV

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga T1 462010064 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tingkat Pengetahuan Keluarga Mengenai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit TB Paru di RSPAW Salatiga

0 4 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara T1 462008066 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara T1 462008066 BAB II

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara T1 462008066 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara T1 462008066 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Keluarga Terhadap Pemutusan Rantai Penularan TB Paru di Kecamatan Kao Halmahera Utara

0 0 15