Kajian Hukum tentang Keistimewaan DIY

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 98 selain sebagai pembawa ajaran Tuhan, juga sebagai pemimpin negara. Cara Pemilihan atau Seleksi Imam Al-Mawardi mengemukakan pendapatnya tentang pemerintahan terbentuk melalui dua kelompok. Pertama ahl al-ikhtiyar yaitu mereka yang berwenang untuk memilih imam bagi umat. Dan kedua, ahl al- imamah yaitu mereka yang berhak memangku jabatan kepala pemerintahan. Bagi ahl al-ikhtiyar padanya harus memiliki tiga syarat: 1. memiliki sikap adil 2. Memiliki ilmu pengetahuan yang memungkinkan mereka mengetahui siapa yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi imam. 3. Bijaksana dan idealis dalam menentukan pilihannya, siapa yang lebih pantas dan terbilang jujur dalam memimpin umat Islam. Namun siapa yang berhak menjadi anggota ahl al-ikhtiyar dan bagaimana cara rekrutmen anggota tersebut tidak dijelaskan lebih jauh oleh Mawardi. 97 Dalam perkembangan sejarah selanjutnya, ahl al-ikhtiyar atau ahl al-hall wa al-‘aqd bahkan berada dibawah pengaruh kepala negara, karena kepala negaralah yang mengangkat mereka. Oleh karenanya, mereka cenderung bersifat akomodatif terhadap kekuasaan. ahl al-hall wa al-‘aqd tidak lebih hanya sekedar alat legitimasi ambisi politik penguasa atas tindak tanduknya. 97 Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sulthaniyah wa al-Wilayah ad-Diniyyah, Kairo, tp, 1973 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 180

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan terkait pokok masalah yang dibahas dala Tesis ini, diantaranya : Kedudukan Kesultanan Daerah Istimewa Yogyakarta tidak bertentangan dengan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia karena praktek monarkhi yang dijalankan di Yogyakarta bukan monarkhi yang dipraktekknan dalam Negara–negara lainya yang ada di dunia, seperti monarkhi di Inggris, Malaysia, dll. Tetapi pemerintahan monarkhi yang dijalankan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta hanyalah monarkhi budaya yang merupakan warisan dari pemerintahan terdahulu. Kemornakhian yang ada di DIY sudah mendapatkan legitimasi baik dari pernyataan Presiden Soekarno maupun amanat kerajaan dan konstitusi. Di dalam Amanat 5 September 1945 Sri Sultan dan Paku Alam menyatakan bergabung atau integrasi dengan pemerintahan Indonesia dan membawa budaya warisan monarkhi DIY, dan juga pernyataan founding father yang diwakili oleh Ir. Soekarno bahwasannya Pemerintah Indonesia menerima DIY menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan konsekuensi kemonarkhiannya. Secara Konstitusi telah tertuang dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 terutama pasal 18 UUD NRI 1945, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan merujuk pada Pasal 122 Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa: ”…isi digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 181 keistimewaan adalah pengangkatan gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Sultan Yogyakarta dan calon wakil gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Paku Alam Yogyakarta yang memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang ini.” Sistem pemerintahan DIY layak disebut demokratisasi local, karena selain menjalankan kewenangan desentralisasi juga menjaga sistem kearifan lokal dengan tanpa mengurangi nilai-nilai demokrasis. Praktek pemerintahan yang dijalankan di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dibandingkan dengan pemerintahan pada Masa Rasulluah SAW, dikuatkan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

B. Saran

1. Sistem tata pemerintahan yang semakin kompleks tentunya harus didukung dengan sumber daya manusia dan berintegrasi dalam melaksanakan system pemerintahan khusunya aspek keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta. Selain itu juga perlu kiranya untuk membentuk kelembagaan pemerintahan daerah yanag kuat dan didukung dengan pendanaan yang memadai untuk terciptanya system tata kelolah yang sesuai dengan prinsip good governance. 2. Di harapkan kepada DPRD Yogyakarta untuk segera mengesahkan rancangan Perdais terkait kelembagaan Pemerintahan Daerah DIY dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai demokrasi sebagaimana yang telah diamanatkan UUD NRI 1945 agar tidak menimbulkan dualism system pemerintahan di wilayah Yogyakarta. 3. Pengembangan perencanaan terkait keistimewaan bias diperdalam hingga system tata kelolah pemerintahan dari tingkat yang paling dengan masyarakat