1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Pembelajaran bertujuan untuk mendapatkan
kemampuan baru berupa ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Namun sebenarnya pembelajaran itu tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar
yang berlangsung di dalam kelas dengan guru sebagai sumber belajarnya tetapi juga dapat berlangsung di luar kelas dengan sumber belajar yang lain
pula. Bentuk sumber belajar tidak terbatas pada bentuk cetakan seperti buku, tetapi juga dapat berupa video, atau format perangkat lunak. Menurut
Sadiman2004 dalam Liandiani 2010 sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan,
bahan, teknik, dan latar. Jadi siswa dapat meningkatkan kemampuannya dengan memanfaatkan sumber belajar lain baik itu orang maupun benda,
dimana saja, dan kapan saja. Pembelajaran persiapan pengolahan di SMK jurusan Jasa Boga
merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara teori dan praktik. Bersumber dari silabus SMK N 3 Wonosari, mata pelajaran persiapan
pengolahan adalah mata pelajaran yang dipelajari pada kelas X dengan salah satu kompetensi dasar melakukan persiapan dasar pengolahan makanan. Pada
kompetensi dasar ini terdapat beberapa materi yang harus dikuasai oleh siswa
2 diantaranya adalah klasifikasi bumbu pada masakan Indonesia, macam-
macam bumbu dasar, teknik pembuatan bumbu dasar, teknik penyimpanan bumbu, dan penyiapan bumbu dan rempah. Bumbu dan rempah pada
masakan Indonesia macamnya cukup banyak dan sebagian hanya digunakan pada masakan tertentu sehingga bumbu tersebut menjadi asing untuk siswa
terutama siswa kelas X yang baru lulus dari SMP. Sebutan yang berbeda pada satu daerah dengan daerah yang lain pun dapat menjadikan siswa memiliki
persepsi yang berbeda terhadap bumbu tersebut padahal bumbu yang dimaksudkan adalah sama.
Berdasarkan survey di beberapa SMK, saat ini media pembelajaran khususnya pada pembelajaran persiapan pengolahan baru sebatas pada buku
teks dan power point. Kedua media pembelajaran ini masing-masing memiliki kelemahan. Jumlah buku teks sering tidak sebanding dengan jumlah
siswa sehingga buku harus digunakan bersama oleh beberapa siswa dan tidak bisa dipinjam sehingga siswa tidak bisa menggunakan buku tersebut untuk
belajar di rumah. Sedangkan power point hanya menampilkan poin-poin tertentu saja sehingga materi yang dimuat kurang mendetail. Penggunaan
media pembelajaran yang kurang bervariasi ini dapat pula menyebabkan pembelajaran bersifat monoton dan membuat siswa cepat bosan.
Kemajuan teknologi informasi dalam bidang pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendukung adanya pengembangan sebuah media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Media pembelajaran berbasis multimedia interaktif merupakan media yang dapat menampilkan kombinasi
teks, suara, gambar, animasi, atau video secara bersamaan dengan alat
3 pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Media pembelajaran ini
diharapkan dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Dengan menggunakan media tersebut siswa tidak harus mengandalkan guru sebagai
sumber belajar karena keterbatasan waktu dan kesempatan bertatap muka. Selain itu media ini juga dapat digunakan sebagai alat bantu penyampai
materi alternatif bagi guru dalam proses pebelajaran sehingga proses pembelajaran tidak monoton, lebih menarik, dan lebih komunikatif.
B. Identifikasi Masalah