Pengujian Unit Penerima Infra Red Pengujian Sistem Mikrokontroller AT89C51

BAB 4 PENGUKURAN DAN ANALISA Pengujian dan pengukuran dilakukan untuk membuktukan apakah rangkaian yang sudah dibuat bekerja sesuai dengan yang direncanakan . Pertama sekali pengujian dilakukan pada setiap bloknya dan pengujian beberapa blok yang saling berkaitan . Dalam setiap pengujian dilakukan dengan pengukuran yang nantinya akan digunakan untuk menganalisa hardware dan software pendukungnya . Setelah semua komponen dipasang dan semua instalasi selesai,lalu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap jalur PCB, Solderan dan pengawetan agar pengujian dan pengukuran dapat dilaksanakan .

4.1. Pengujian Unit Penerima Infra Red

Setelah sinyal data yang dikirimkan pemancar remote maka akan diterima oleh phototransistor. Adanya sinyal tersebut maka mengubah logic 0 pada transitor menjadi logic 1 sehingga transistor aktif menjadi saklar. Lalu data dikirimkan ke NOT Gate. Karena sinyal dari remote yang diterima telah dinotkan maka perlu di notkan kembali sehingga didapat data yang asli sesuai dengan remotenya. Universitas Sumatera Utara Adapun data yang didapat dari pengukuran pada test point TP pada rangkaian penerima infra red jika data dari remote dikirimkan terdapat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Penerima Infra Red Data Remote TP 1 TP2 Tidak Ada Sinyal 0.5 Volt 0.5 Volt Ada Sinya 4.7 Volt 4.8 Volt TP 1 adalah titik mpengukuran yang dilakukan pada titik keluaran dari optocoupler , dimana pada saat tidak ada sinyal tegangan sekitar 0.5 V , sedangkan jika terjadi penekanan atau adanya sinyal yang diterima maka tegangan yang mengalir sekitar 4.7 V . TP 2 merupakan pengukuran pada output BC 547 , Dimana saat tidak ada sinyal yang mengalir didapat tegangan 0.5 V tetapi jika ada sinyal yang didapat , maka dalam kondisi ON, tegangan yang mengalir sekitar 4.8 V . Pada saat remote ditekan dan diterma oleh penerima infra red maka data outputnya berupa sinya pulsa diman aharus dilakukan pengukuran dengan osiloskop , maka datanya mempunyai bilangan hexadecimal yang berbeda-beda antara lain : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Data yang diterima oleh Rangkaian Penerima Infra Red Nama Tombol Data Hexa Tombol 1 80 Tombol 2 81 Tombol 3 82 Tombol 4 83 Tombol 5 84 Tombol 6 85 Tombol 7 86 Tombol 8 87 Tombol 9 88 Tombol 10 89 Ch + 90 Ch - 91 Volume + 92

4.2 Pengujian Sistem Mikrokontroller AT89C51

Bagian ini merupakan Pemroses keseluruhan dari sistem ini. Rutin yang dikerjakan ditulis dalam bahasa assembling yang selanjutnya didownload pada memori internal yang tersedia. Mikrokontroller ini bukan ATMEL yang kompatibel dengan keluarga MCS-51, didalamnya terdapat 4 Kbyte of in-system Reprogrammable Flash Memory, dengan 32 jalur IO . 128 Bytes RAM. Pada rangkaian ini tidak semua port dipakai P0,P1,P2,P3 sebagai input dan output .Rangkaian eksternal sebagai pembangkit frekuensi yang dipakai sesuai dengan karakteristiknya yaitu pada C 2 , C 3 dan XTAL sedangkan untuk Universitas Sumatera Utara rangkaian reset dipergunakan komponen C 1 dan R 1 . Dalam pengujian diapat hasil pengukuran seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Titik Pengukuran kondisi Power On Reset TITIK PENGUKURAN POWER ON TP3 H L TP4 H L TP5 L Gambar 4.3 Aliran Arus dan Perubahan Tegangan Pada Reset Otomatis Pada saat sumber daya diaktifkan , maka kapasitor C 1 sesuai dengan sifat kapasitor akan terhubung singkat pada saat itu sehingga rangkaian ekuivalennya tampak pada gambar 4.3 a . Arus mengalir dari Vcc langsung ke kaki RST sehingga kaki tersebut berlogika 1 . Kemudian kapasitor terisi hingga tegangan kapasitor Vc yaitu tegangan Universitas Sumatera Utara antara Vcc dan titik antara kapasitor C 1 dan resistor R 1 mencapai Vcc, otomatis tegangan pada R 1 atau tegangan RST akan berlogika 0 gambar 4.3 b dan proses reset selesai . Dari hasil pengukuran didapat bahwa pada saat terjadi Power On Reset , atau adanya penekanan Reset, maka TP3 dan TP4 yang awalnya dalam logika 1 high lalu menjadi logika 0 low ysng menyebabkan kembali ke keadaan awal program kembali ke awal start . Sedangkan pada TP5 tetap dalam kondisi low .

4.3 Pengujian rangkaian Driver Lampu