Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dirancang untuk menghasilkan gaya gerak listrik bolak-balik dengan frekuensi dan bentuk gelombang yang diketahui.
Rangkaian listrik ekivalen dari Kristal diperlihatkan pada gambar 2.14. Induktor L, kapasitas C, dan resistor R adalah analogi dari massa koefisien kepatuhan Coplane,
yaitu kebalikan dari konstanta pegas dan faktor peredam.
XTAL
Rs Ls
Cs Cp
a b
Gambar 2.14. a Simbol Osilator Kristal b Rangkaian ekivalen Osilator Kristal
2.7. Catu Daya
Rangkaian catu daya seperti gambar 2.15. di bangun dengan menggunakan sebuah komponen utama yaitu IC register 7805, IC ini berfungsi sebagai penstabil tegangan
sehingga keluaran dari catu daya tetap stabil 5 V . Tegangan dari jala-jala akan disearahkan oleh penyearah tegangan dengan menggunakan 4 empat buah dioda ,
ditambah dioda bright , agar tegangan DC yang dihasilkan benar-benar rata-rata dengan mengandung ripple yang sangat kecil, untuk itu digunakanlah sebuah kapasitor yang
Universitas Sumatera Utara
bernilai 10 F sebagai filter dan untuk menguatkan arus yang lemah pada rangkaian catu daya.
2.15 Gambar rangkaian PSA
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
Perancangan Sistem Pengendali Pintu dan Lampu Menggunakan Remote Control berbasis AT89C51 ini, , diawali dengan pembuatan blok diagram dari sistem tersebut.
Dimana tiap-tiap blok berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya . Perancangan sistem ini dibagi atas dua bagian yaitu perancangan secara hardware dan secara software .
3.1 Perancangan Hardware
Perancangan hardware dapat digambarkan melalui diagram blok. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu
sistem dan memudahkan untuk melokalisir kesalahan dalam suatu sistem . Diagram blok dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara
umum. Diagram blok merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satu kesatuan kerja tersendiri , dan setiap blok rangkaian
mempengaruhi blok rangkaian yang lain. Diagram blok ini mempunyai beberapa blok penting. Adapun diagram blok sistem ini
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem
Sebelum menjelaskan cara kerja rangkaian secara detail ada baiknya di jelaskan terlebih dahulu secara transparan fungsi setiap blok diagram rangkaian berikut. Adapun fungsi
setiap blok diagram tersebut adalah sebagai berikut : 1. Remote Control : merupakan sistem yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal data
yang akan diproses . Remote control buatan SONY ini akan mengirimkan kode sinyal yang telah ditentukan misalnya untuk tombol 1 berarti remote mengirimkan
data 80 h ke penerima . 2. Penerima Remote : merupakan bagian yang berfungsi untuk menerima sinyal yang
dipancarkan oleh remote control dan difilter , dikuatkan untuk mendapatkan output sinyal yang baik .
3. Mikrokontroller AT89C51 : bagian ini berfungsi untuk membaca dan mengolah data yang diterimanya dari penerima remote serta mengeluarkan data untuk
mengontrol blok driver relay sesuai dengan programnya .
Universitas Sumatera Utara
4. Driver Relay : berfungsi sebagai pengkopel antara mikrokontroller dengan beban dimana beban yang digunakan dengan catu daya AC, sehingga dipergunakan relay
sebagai perantaranya . 5. Beban : beban merupakan sistem yang akan dikendalikan . Kita dapat menentukan
beban yang akan digunakan 4 buah led dan 1 buah motor DC. Motor DC yang digunakan dapat dianggap untuk menggerakkan pintu.
3.1.1 Remote Control
Pada remote control terdapat dua bagian utama yaitu : bagian transmitter dan bagian receiver Bagian transmitter dalam hal ini menggunakan remote yang sudah jadi yaitu
remote untuk TV dengan merk SONY. Dalam perancangan ini digunakan remote sony karena produsen remote sony sendiri bersedia mengeluarkan atau mempublikasikan
format data atau kode yang digunakan oleh remote sony itu sendiri. Dengan demikian untuk mempermudah perancangan dan pembuatan alat ini maka digunakanlah remote
sony dengan format data atau kode dat yang dimilikinya untuk mengontrol beban yang dikendalikan oleh sistem ini.
Penggunaan infra red sangat bagus dalam komunikasi dan control suatu sistem. Infra red adalah frekuensi radiasi yang bekerja dibawah tingkat sensitivitas mata manusia
. Jadi manusia tidak dapat melihat sinar tersebut. Gambaran sinyal yang dikirimkan oleh transmitter dan diterima oleh IR demodulator dapat dilihat pada gambar 3.2.
Universitas Sumatera Utara
RX IR Receiver Circuit
Vcc
Gambar 3.2 Hubungan Antar Sinyal Tx dan Rx
Untuk dapat mengamati bentuk sinyal yang dipancarkan oleh remote maka diperlukan osiloskop . dengan ossiloskop akan diketahui bentuk sinyal dari masing-
masing tombol pada remote . Berikut ini adalah bentuk-bentuk sinyal dari remote sony .
Gambar 3.3 Format Sinyal Remote Control Sony
Universitas Sumatera Utara
Adapun masing-masing tombol pada remote tersebut memiliki format data yang berbeda-beda seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Format Data Remote Sony
Nama Tombol
Data Hexa
Fungsi Tombol Data
Hexa Fungsi Tombol
Data Hexa
Tombol 1 080
Volume - 093
Sharpness- 0A3
Tombol 2 081
Mute 094
TvVideo 0A5
Tombol 3 082
Power 095
Balance L 0A6
Tombol 4 083
Normal value 096
Balance R 0A7
Tombol 5 084
Picture + 098
Power On 0AE
Tombol 6 085
Picture - 099
Power Off 0AF
Tombol 7 086
Colour + 09A
Input Line A 0C0
Tombol 8 087
Colour - 09B
Input Line B 0C1
Tombol 9 088
Brightness + 09E
Input AV 0C3
Tombol 10 089
Brightness - 09F
Input Digital 0C5
Ch+ 090
Hue + 0A0
Input Vtr 0C7
Ch- 091
Hue- 0A1
Volume + 092
Sharpness 0A2
Dalam perancangan alat ini digunakan 6 buah tombol yaitu tombol 1 sampai dengan tombol 6 . Adapun fungsi dari masing-masing tombol tersebut :
1. Tombol 1 digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu 1 2. Tombol 2 digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu 2
3. Tombol 3 digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu 3 4. Tombol 4 digunakan untuk menghidupkan atau mematikan lampu 4
5. Tombol 5 digunakan untuk membuka pintu 6. Tombol 6 digunakan untuk menutup pintu
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Rangkaian Penerima Remote
Komponen yang digunakan pada perancangan rangkaian penerima remote control ini antara lain adalah : Photo transistor, Resistor 10 k , Transistor NPN BC547 serta
sebuah IC 7404. Adapun rangkaian yang digunakan sebagai berikut :
Sinyal informasi yang dikirimkan oleh pemancar infra-red akan diterima terlebih deahulu oleh phototransistor. Bila phototransistor menerima cahaya infra-red maka arus
akan mengalir melalui 10 k masuk kedalaqm basis transistor BC 547 sehingga mengakibatkan transistor tersebut menjadi ON. Dengan ON-nya BC 547 akan
menghasilkan tegangan ±5V logika1. Secara teori memang output BC547 tersebut telah berlogika 1 ±5V namun secara praktek output tersebut masih lemah. Untuk
memperkuat kembali logika 1 tersebut digunakan gerbang NOT.Agar output tersebut dapat berubah menjadi logika 1 kembali , maka digunakanlah dua buah gerbang NOT.
Dengan demikian akan diperoleh ouput BC547 yang lebih kuat. Llu output tersebut
Universitas Sumatera Utara
dikirimkan ke port 1.0 yang dijadikan sebagai port data untuk sinyal yang dikirimkan oleh pemancar remote control. Kemudian program akan mengecek port 1.0n apakah ada
sinyal informasi yang dikirimkan oleh pemancar.
3.1.3 Rangkaian Mikrokontroller AT89C51
Pada rangkaian ini mikrokontroller bekerja sebagai pengolah , pembaca data yang keluar dari rangkain penerima infra red,membandsingkan data,serta mengontrol kinerja driver
relay. Operasi seluruh input dan output dari pena pena tergantung pada pemrograman dengan menggunakan bahasa assembly. Dibawah ini ditunjukkan gambar rangkaian dari
mikrokontroller.
39 38
37 36
35 34
33 32
21 22
23 24
25 27
28 30 pF
30 pF 40
1 2
3 4
5 6
7 8
13 12
15 14
19 18
12 MHZ
20 P1.0
P1.2 P1.3
P1.4 P1.5
P1.6
P1.7 RST
INT1 INT0
T1 T0
X1 X2
GND Vcc
P0.0 P0.1
P0.2 P0.3
P0.4 P0.5
P0.6 P0.7
P2.0 P2.1
P2.3 P2.4
P2.5 P2.6
P2.7 10uF
10 K P1.1
9
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 Rangkaian Mikrokontroller AT89C51
Penjelasan dan fungsi dari pin-pin IC Mikrokontroller AT89C51 pada pembuatan sistem ini adalah sebagai berikut :
1. Pena 1 digunakan untuk input Not Gate pada rangkaian penerima infra red 2. Pena 7 dan 8 digunakan sebagai input ubtuk limit switch pada beban motor.
3. Pena 9 sebagai reset dimana untuk mengembalikan program sistem ke awal. 4. Pena 18 dan 19 merupakan masukan dan keluaran kerangkaian osilator
internal . 5. Pena 27 dan 28 sebagai output mikrokontroller untuk mengendalikan driver
relay beban motor DC. 6. Pena 36 sd 39 output mikrokontroller untuk mengendalikan driver relay
beban untuk menghidupkan 4 buah lampu . 7. Pena 20 merupakan Ground sistem .
8. Pena 40 merupakan Vcc sebagai catu daya + 5V DC.
3.1.4 Rangkaian Driver Lampu
Komponen yang digunkan pada perancangan rangkaian driver lampu ini adalah : Opto- coupler 4N25, BC 547, Dioda IN 4002, Resistor 1 K , serta Relay 12 V. Rangkaian
Universitas Sumatera Utara
driver lampu ini merupakan rangkaian yang menjadi penggerak atau pengendali proses aktifnya beban lampu yang digunakan.
Gambar 3.6 Rangkaian Driver Beban Lampu
Port mikrokontroller yang berfungsi sebagai output untuk mengendalikan rangkaian driver lampu ini adalah port 0.0 sampai dengan port 0.3 dapat kita lihat pada gambar
diatas , bahwa port-port tersebut akan mengendalikan driver beban lampu1,2,3 dan 4 .
Pada perancangan driver beban lampu ini juga digunakan 4N25.4N25 merupakan sebuah transistor Optocoupler yang dapat memperkuat data keluaran dari mikrokontroller
rangkaian driver menggunakan 4N25karena 4N25 sangat cocok untuk proses pengiriman data logik digital untuk jarak yang cukup jauh. Adapun cara kerja dari rangkain driver
beban lampu ini adalah sebagai berikut : setelah sinyal yang diterima oleh rangkaian penerima remote diproses oleh mikrokontroller , maka sinyal tersebut akan dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
oleh mikrokontroller pada port 0 tersebut sesuai dengan tombol yang diguakan misalnya jika tombol 1 yang ditekan maka datanya akan dikeluarkan melalui port0.0 dari
mikrokontroller . Setelah itu sinyal tersebut diterima oleh 4N25 sehingga infra red akan memancarkan sinyal tersebuit ke photo transistor , sehingga opto-coupler akan ON.
Kemudian sinyal tersebut dikirimkan oleh 4N25 ke transistor BC 547 dengan demikian BC 547 akan aktif sebagai saklar posisi ON. Lalu data tersebut diteruskan ke IN 4002
yang merupakan suatu dioda 2 A yang digunkan untuk menyearahkan tegangan yang dikirim data . Data yang dikirimkan tersebut akan mengaktifkan relay sehingga relay
menjadi ON., dimana pada awalnya relay dalam kondisi Normally Close akan berubah aktif menjadi Normally Open .
Pada saat relay aktif pada kondisi ON, maka relay bertindak sebagai saklar dan mengalirkan tegangan 220 V AC terhadap beban lampu yang digunakan , sehingga beban
lampu tersebut akan menyala . Tetapi pada saat tombol remote control beban lampu tersebut ditekan untuk yang kedua kalinya, maka lampu akan padam . Hal ini dapat
dilakukan dengan membuat program yang dapat melakukan perintah seperti itu lihat analisa program .
3.1.5. Rangkaian Driver Beban Motor DC
Rangkaian driver motor DC ini merupakan rangkaian yang mengendalikan motor DC untuk aktif. Adapun peran motor DC dalam perancangan alat ini adalah digunakan
sebagai motor untuk mengerakkan pintu bergerak menutup dan membuka . Dalam
Universitas Sumatera Utara
perancangan rangkaian driver motor DC ini digunakan komponen sebagai berikut : Opto- coupler 4N25, transistor BC 547 , Dioda IN4002, Relay, Resistor 1 k dan limit switch .
.
Gambar 3.7 Rangkaian Driver Motor DC
Perancangan motor DC ini pada dasarnya hampir sama dengan rangkaian driver beban lampu. Hanya saja pada perancangan driver motor DC ini menggunakan 2 buah
driver untuk mengontrol gerakan sebuah motor DC. Adapun tujuan penggunaan 2 buah driver adalah masing-masing untuk driver bertugas pengontrolan gerakan putaran
kekanan dan putaran ke kiri . Pada perancangan driver motor DC ini juga menggunakan dua buah limit switch , dimana jika limit swich tersebut tertekan maka secara otomatis ia
akan memutuskan tegangan yang mengalir ke driver, sehingga motor tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
berhenti berputar. Hal pemutusan tegangan tersebut dapat diatur dari perintah program yang digunakan lihat analisa program .
Jika mikrokontroller mengirimkan perintah untuk mengaktifkan 4N25, maka optocoupler akan aktif karena photo transistor menerima sinyal yang dikirimkan oleh
infra red pada opto-coupler . Kemudian data tersebut dikiirimkan oleh 4N25 ke transistor BC 547 dengan demikian BC 547 dalam posisi ON atau aktif sebagai saklar . Lalu data
tersebut diteruskan ke IN 4002 yang merupakan suatu dioda 2 A yang digunakn untuk menyearahkan tegangan yang dikirim data . Dengan adanya data tersebut akan
mengaktifkan realay menjadi normally open. Jika tidak ada data yang dikirim maka relay tetap pad posisi normally close.
Pada saat relay aktif pada kondisi normally open , maka relay bertindak sebagai saklar dan mengalirkan tegangan 5 V terhadap beban motor yang digunakan, sehingga
beban motor DC 1 tersebut akan bergeser ke kanan posisi membuka . Pada saat pintu membuka , apabila pintu menekan limit switch 1 , maka putaran motor tersebut otomatis
berhenti . Hal yang sama juga terjadi pada driver yang satu lagi , hanya saja driver ini berfungsi untuk mengontrol motor DC untuk berputar kekiri pintu tertutup , Pada saat
pintu menutup , apabila pintu menekan limit switch 2 , maka putaran motor tersebut otomatis berhenti . Sedangkan tombol yang digunakan untuk mengirim data membuka
pintu adalah tombol 5 dan untuk pintu adalah nomor 6.
1.2. Perancangan Software
Universitas Sumatera Utara
Perancangan software merupakan kunci utama dalam mengendalikan perangkat keras yang ada didalam sistem . Software ini berupa program yang dirancang kemudian hasil
dari perancangan program tersebut diisikan kedalam komponen mikrokontroller AT89C51 dengan menggunakan programmer. Sebelum merancang program terlebih
dahulu dirancang flowchartnya . Adapun Flowchartnya adalah :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8 Flowchart
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan program yang digunakan adalah :
p0 equ
080h p1
equ 090h
p2 equ
0a0h th0
equ 08ch
t10 equ
08ah tcon
equ 088h
lamp1 equ
30h lamp2
equ 31h
lamp3 equ
32h lamp4
equ 33h
data_chk equ
34h buff
equ 35h
org 0000h
start : jb
p1.o. mov
th0.0 mov
th1.0 setb
tcon.4 jnb
p1.0, jb
p1.0, clr
tcon.4 mov
r1,th0 inc
r1 djnz
r2,start mov
r1,54h ambil
mov a,r1
cjne a,1ch,
simpan setb
a.7 rr
a mov
buff,a inc
r1 cjne
r1,5dh,ambil jmp
chk1 simpan:
clr a.7
rr a
mov buff,a
inc r1
cjne r1,5dh,ambil
jmp chk1
chk1: mov
a,buff
Universitas Sumatera Utara
lampu1 : cjne
a,80h,chk2 cpl
p0.0 jmp
start chk2 :
cjne a,81h,chk3
lampu 2 : cpl
p0.1 jmp
start chk3 :
cjne a,82h,chk4
lampu 3 : cpl
p0.2 jmp
start chk4 :
cjne a,83h,chk5
lampu 4 : cpl
p0.3 jmp
start chk5 :
cjne a,84h,chk6
buka : clr
p2.7 setb
p2.6 check2 :
jnb p1.7,check1
clr p2.6
jmp start
chk6 : cjne
a,85h,start tutup :
clr p2.6
setb p2.7
check 2 : jnb
p1.6,check2 clr
p2.7 jmp
start end
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
PENGUKURAN DAN ANALISA
Pengujian dan pengukuran dilakukan untuk membuktukan apakah rangkaian yang sudah dibuat bekerja sesuai dengan yang direncanakan . Pertama sekali pengujian dilakukan
pada setiap bloknya dan pengujian beberapa blok yang saling berkaitan . Dalam setiap pengujian dilakukan dengan pengukuran yang nantinya akan digunakan untuk
menganalisa hardware dan software pendukungnya .
Setelah semua komponen dipasang dan semua instalasi selesai,lalu dilakukan pemeriksaan ulang terhadap jalur PCB, Solderan dan pengawetan agar pengujian dan
pengukuran dapat dilaksanakan .
4.1. Pengujian Unit Penerima Infra Red