Pelaksanaan pendaftaran tanah harus memperhatikan bukan hanya pelaksanaan pendaftaran tanah untuk petama kalinya, tetapi juga harus
memperhatikan pemeliharaan data fisik maupun data yuridis dari obyek pendaftaran tanah yang sudah terdaftar. Setiap perubahan terjadi baik data
fisik maupun data yuridis pada objek pendaftaran tanah yang sudah terdaftar diwajibkan bagi pemegang hak untuk mendaftarkan perubahan tersebut.
Pendaftaran terhadap perubahan dan peralihan serta hapusnya dan pembebanan hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan juga harus
didaftarkan sebagai alat bukti yang kuat. Dengan demikian maksud dari pemeliharaan data pendaftaran tanah, agar tetap terpelihara dan selalu sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Pemegang hak yang berkepentingan dapat membuktikan haknya kepada pihak ketiga, sehingga tercipta kepastian hukum
dan perlindungan hukum atas pemegang hak-hak atas tanah yang merupakan salah satu unsur penting dari keadilan dan kesejahteraan rakyat.
58
1. Asas Pendaftaran Tanah
Asas pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka:
a. Asas sederhana, maksudnya agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun
prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah.
b. Asas aman, dimaksudkan untuk menunjukkan, bahwa pendaftaran tanah perlu
diselenggarakan secara teliti dan cermat, sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan pendaftaran tanah itu sendiri.
c. Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang
memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka
penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukannya.
58
Syafruddin Kalo, op. cit., hal. 9-10.
Universitas Sumatera Utara
d. Asas mutakhir, dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya
dan keseimbangan dalam pemeliharaan data. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk itu perlu diikuti kewajiban
mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi di kemudian hari. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus
menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di kantor pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat
memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. e.
Asas terbuka, dimana asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan
di kantor pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat.
Untuk itulah diberlakukan pula asas terbuka.
59
2. Tujuan Pendaftaran Tanah
Tujuan pendaftaran tanah, dalam PP Nomor 24 Tahun 1997 tetap mempertahankan tujuan diselenggarakan pendaftaran tanah seperti yang sudah
ditetapkan dalam Pasal 19 UUPA, yaitu bahwa pendaftaran tanah diselenggarakan dalam rangka menjamin kepastian hukum di bidang pertanahan suatu rechskadaster
atau legal cadastre.
60
Adapun secara rinci tujuan pendaftaran tanah ini diatur dalam Pasal 3 PP Nomor 24 Tahun 1997, yaitu:
59
A.P. Parlindungan, Op. Cit., , hal. 76-78
60
Boedi Harsono, Op. Cit., hal. 425
Universitas Sumatera Utara
Pendaftaran tanah
bertujuan: a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya
sebagai pemegang hak yang bersangkutan.
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar.
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Dengan demikian, kemajuan pranata hukum bidang pendaftaran tanah ini antara lain terletak pada, “perluasan tujuan pendaftaran tanah yaitu bukan hanya
untuk kepastian hukum, tetapi juga untuk perlindungan hukum bagi para pemiliknya”.
61
3. Objek pendaftaran tanah