Klausula Eksonerasi Pembatalan Sepihak Dalam Perjanjian Pengikatan

pemeliharaan tersebut PIHAK KEDUA menemukan cacat yang nyata terlihat atas unit apartemen danatau tidak berfungsinya fasilitas-fasilitas didalam unit apartemen, PIHAK KEDUA berhak meminta secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk memperbaiki cacat atau tidak berfungsinya fasilitas tersebut. Pengembang PT Pakuwon Darma diatas memberikan masa pemeliharaan jangka waktunya bertentangan dengan Pasal 1609 KUHPerdata. Pasal 1609 KUHPerdata menentukan bahwa jika suatu gedung, yang telah diborongkan dan dibuat untuk suatu harga tertentu, seluruhnya atau sebagian musnah disebabkan suatu cacat dalam penyusunannya atau bahkan karena tidak sanggupnya tanahnya, maka para ahli pembangunannya serta para pemborongnya adalah bertanggung jawab untuk itu selama sepuluh tahun. Dalam hal ini jelas bahwa pengembang telah membatasi tanggung jawabnya ataupun mengalihkan tanggung jawabnya dengan cara hanya memberikan masa pemeliharaan selama 90 hari yang bertentangan dengan pasal 1609 KUHPerdata.

b. Klausula Eksonerasi Pembatalan Sepihak Dalam Perjanjian Pengikatan

Jual Beli Rumah. Pada pasal 9 ayat 2 huruf b Perjanjian jual beli perumahan PT.Pakuwon Darma yang menyatakan, dalam hal denda telah berjalan selama 30 tiga puluh hari dan pihak kedua belum melakukan pembayaran angsuran,maka pihak pertama berhak mengakhiri perjanjian ini dan unit Apartemen menjadi milik pihak pertama kembali. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Pasal 1338 ayat 2 KUHPerdata ditegaskan bahwa persetujuan-persetujuan tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh Undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Artinya menurut Undang-undang dalam setiap perjanjian yang lahir atas dasar kesepakatan para pihak dapat dibatalkan secara sepihak. Pengembang yang membuat perjanjian pengikatan jual beli rumah dan tanah juga harus mentaati ketentuan tersebut. Dalam pelaksanaan pemenuhan prestasi maka kewajiban dari satu pihak akan berhadapan pula dengan kewajiban pemenuhan prestasi dari pihak lainnya. Dengan demikian perjanjian antara pengembang dengan pembeli adalah termasuk ke dalam perjanjian timbal balik karena masing-masing dari para pihak mempunyai hak dan kewajiban. Dalam perjanjian timbal balik bila pihak yang satu tidak melakukan kewajibannya maka pihak yang lainpun tidak berkewajiban untuk memenuhi prestasi. Untuk itu ada seperangkat aturan yang mengatur tentang syarat batal dalam perjanjian timbal balik secara sangat khusus di atur sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 1266 dan 1267 KUHPerdata. Pasal 1266 ayat 1 KUHPerdata menentukan bahwa syarat-syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan timbal balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Adapun makna dari pasal tersebut adalah walaupun para pihak tidak mencantumkan secara tegas maka Undang-undang sendiri menetapkan bahwa dalam perjanjian timbal balik yang dibuat oleh para pihak syarat batal selalu itu dianggap tercantum di dalam perjanjian tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Selanjutnya ayat 2 dari pasal yang dimaksudkan di atas menentukan bahwa dalam persetujuan yang demikian persetujuan tidak batal demi hukum tetapi pembatalannya harus dimintakan kepada hakim. Terhadap ketentuan yang demikian dapat memaknai sebagai adanya kesempatan bagi hukum untuk melakukan penilaian terjadinya wanprestasi. Sehubungan dengan itu, memaknai ketentuan tersebut merupakan upaya perlindungan bagi pihak yang dianggap lemah baik secara ekonomi maupun kedudukan hukumnya yang berhadapan dengan pihak yang posisi tawarnya kuat. Dapat disimpulkan pada pasal 9 ayat 2 pada perjanjian jual beli perumahan PT. Pakuwon Darma tersebut menghapuskan tanggung jawab dengan cara melanggar pasal 1338 ayat 2 KUHPerdata.

2.2 Perjanjian Baku Dengan Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Jual Beli

Dokumen yang terkait

perlindungan Konsumen Terhadap Jual Beli Mobil Bekas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999mengenai Perlindungan Konsumen (Showroom Mobil 78)

34 298 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN BAKU JUAL BELI PERUMAHAN

1 8 95

NASKAH PUBLIKASI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Baku Dan Konsumen: Studi Tentang Perlindungan Hukum Dalam Perjanjian Penitipan Barang Di Terminal Tirtonadi Surakarta.

0 2 18

SKRIPSI KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU DAN Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Baku Dan Konsumen: Studi Tentang Perlindungan Hukum Dalam Perjanjian Penitipan Barang Di Terminal Tirtonadi Surakarta.

0 4 15

PENDAHULUAN Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Baku Dan Konsumen: Studi Tentang Perlindungan Hukum Dalam Perjanjian Penitipan Barang Di Terminal Tirtonadi Surakarta.

0 3 23

SKRIPSI KLAUSULA EKSONERASI DAN KONSUMEN Klausula Eksonerasi Dan Konsumen Studi Tentang Kekuatan Mengikat Klausula Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Di Wilayah Surakarta.

0 0 13

1KLAUSULA EKSONERASI DAN KONSUMEN Studi Tentang Kekuatan Mengikat Klausula Baku Klausula Eksonerasi Dan Konsumen Studi Tentang Kekuatan Mengikat Klausula Baku Dalam Perjanjian Pengangkutan Barang Di Wilayah Surakarta.

0 1 18

KEBERADAAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN STANDAR DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN.

0 0 1

PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PENGIKATAN JUAL BELI PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR PROPINSI BALI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 93

PERJANJIAN BAKU JUAL BELI PERUMAHAN DENGAN KLAUSULA EKSONERASI (Study Kasus Di Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya)

1 27 40