Break Even Point Titik Impas Susanto dan Saneto, 1994

21

1. Break Even Point Titik Impas Susanto dan Saneto, 1994

Suatu studi kelayakan merupakan pekerjaan membuat ramalan atau taksiran yang didasarkan atas angapan-anggapan yang tidak selalu bisa dipenuhi. Konsekuensinya ialah bisa terjadi penyimpangan-penyimpangan. Salah satu penyimpangan itu ialah apabila pabrik berproduksi dibawah kapasitasnya. Hak ini menyebabkan pengeluaran yang selanjutnya mempengaruhi besarnya keuntungan Suatu analisis yang menunjukkan hubungan antara keuntungan, volume produksi dan hasil penjualan adalah penentuan Break Event Point BEP. Break Event Point adalah suatu keadan tingkat produksi tertentu yang menyebabkan besarnya biaya produksi keseluruhan sama dengan besarnya nilai atau hasil penjualan. Jadi pada keadaan tersebut perusahaan tidak mendapat keuntungan juga tidak mengalami kerugian. Untuk memperoleh keuntungan maka usaha tersebut harus ditingkatkan dari penerimaanya harus berada di atas titik tersebut. Penerimaan dari penjualan dapat ditingkatkan melalui 3 cara, yaitu menaikkan harga jual perunit, menaikkan volume penjualan dan menaikkan harga jualnya. Pernentuan BEP dapat dikerjakan secara aljabar atau grafik. Dalam penentuan BEP secara aljabar didasarkan atas hubungan antara nilai penjualan, biaya produksi keseluruhan biaya tetap + biaya tidak tetap dan volume produksi. Perhitungan BEP dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut BEP = FC P – VC Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 22 Keterangan : Po : Produk pulang pokok FC : Biaya tetap th VC : Biaya tidak tetap persatuan produk Rp BEP : Titik Impas Rumus – rumus untuk mencari titik impas adalah sebagai berikut : a. Biaya Titik Impas Biaya Tetap BEP Rp = 1 – Biaya Tidak TetapPendapatan b. Presentase Titik Impas BEP Rp BEP = X 100 Pendapatan c. Kapasitas Titik Impas Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencari titik impas. Rumus kapasitas titik impas sebagai berikut : Kapasitas titik impas = Prosentase titik impas x Kapasitas Produksi 2. Net Present Value NPV Susanto dan Saneto, 1994 Net Present Value NPV merupakan selisih antara nilai investasi saat sekarang dengan nilai penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek dapat dipilih bila NPV 0. NPV dapat ditujukan dengan persamaan sebagai berikut : Rumus perhitungan NPV adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 23 n Bt - Ct NPV = Σ t = 1 1 + I¹ Keterangan : Bt = Penerimaan pada tahun ke t Ct = Pengeluaran pada tahun ke t t = 1, 2,3,….,n n = Umur ekonomis dari proyek i = Tingkat bunga 3. Payback Periode Periode Pengembalian Modal Susanto, 1994 Payback periode perhitungan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat berupa prosentase maupun waktu baik tahun maupun bulan. Payback periode tersebut harus lebih kecil dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari 5 tahun Kriteria ini memberikan bahwa proyek akan dipilih jika mempunyai waktu payback periode yang paling cepat. Nilai harapan ditujukan pada persamaan sebagai berikut : I Pay back periode = Ab Keterangan : I = Jumlah modal Ab = Penerimaan bersih per tahun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 24 4. Internal Rate of Return IRR Susanto, 1994 Internal Rate of Return IRR merupakan nilai discount rate I dengan NPV di proyek sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi dalam suatu proyek, asal setiap benefit bersih yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya. Kriteria ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila nilai IRR dari suku bunga yang berlaku, sedangkan apabila IRR dari suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus perhitungan IRR Khane, 1978 NPV´ IRR = I´ + I´´ + I´ NPV´´ + NPV´ Keterangan : NPV´ = NPV tahun yang akan datang NPV´´ = NPV sekarang I´ = Tingkat suku bunga sekarang I´´ = Tingkat suku bunga tahun yang akan datang

5. Gross Benefit Cost Ratio Gros BC Ratio Susanto, 1994