1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak perah adalah ternak yang dapat memproduksi susu lebih dari yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan anaknya dan dapat mempertahankan produksi
susu sampai jangka waktu tertentu walaupun anaknya sudah disapih atau lepas susu Rusman, 2011. Ternak perah yang saat ini mulai dikenal luas adalah ternak
kambing. Ternak kambing cocok dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan peternak kecil karena mudah dipelihara dan cepat memberikan hasil baik itu dari
anak, daging, maupun susu, di samping juga memberikan nilai tambah dari kotorannya sebagai pupuk organik maupun biogas sebagai alternatif Bahan Bakar
Minyak BBM Luthan, 2011. Keuntungan beternak kambing juga didapat dengan mengikutkan kambing pada kontes kambing. Selain dapat mendongkrak nama dalam
bisnis kambing, harga kambing pun dapat meningkat. Kebutuhan masyarakat akan produk hasil kambing selalu meningkat tiap
tahunnya. Misalnya permintaan kambing kurban di Bali setiap menjelang Idul Adha selalu meningkat, dan tingginya permintaan mendorong naiknya harga kambing.
Tidak hanya pasar domestik, potensi pasar kambing di luar negeri pun terbuka lebar, seperti Arab Saudi dan Malaysia. Peluang yang sudah ada di depan mata akan
terbuang jika produksinya masih rendah. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, peluang usaha ternak kambing masih terbuka luas Syukur dan Suharno,
2014.
Kelebihan lain dari bisnis ternak kambing adalah peternak tidak perlu menunggu lama untuk kambing memasuki usia dewasa. Selain mudah dalam
memeliharanya, modal yang dibutuhkan juga tergolong kecil. Dalam dua tahun seekor kambing betina dapat beranak hingga tiga kali. Produktivitas biologis kambing
cukup tinggi, 8 – 28 lebih tinggi dibandingkan sapi Devendra, 1975. Jumlah anak per kelahiran litter size bervariasi satu sampai tiga ekor dengan tingkat produksi
susu yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya. Biaya
investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun lebih mudah dibanding sapi. Selain itu ternak kambing termasuk ternak yang memiliki ketahanan
tubuh tinggi, mereka dapat beradaptasi dengan segala iklim dan tidak mudah terserang penyakit. Kemampuan adaptasi kambing yang baik memungkinkan
kambing dapat hidup berkembang biak dalam berbagai keadaan lingkungan Rusman, 2011.
Susu itu sendiri merupakan bahan makanan yang mempunyai gizi sempurna dan lengkap, di dalamnya terkandung zat-zat yang diperlukan tubuh dalam
perbandingan yang seimbang. Susu merupakan bahan makanan sempurna yang mengandung nilai gizi tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi manusia
Dwidjoseputra, 1990 dalam Yatimin et al., 2013. Susu yang populer beredar di pasaran adalah susu sapi. Namun demikian susu
kambing kini sudah dikenal dan diminati oleh masyarakat, karena sebenarnya susu kambing memiliki kandungan protein lebih tinggi dari pada susu sapi dalam
kaitannya dengan kalori. Dilaporkan bahwa susu kambing adalah sebaik susu ibu dan lebih baik dari susu sapi untuk pemenuhan gizi manusia Jensen, 1994 dalam Luthan,
2011. Susu kambing mengandung mineral Ca dan P yang cukup tinggi, dan juga dapat membantu penyembuhan beberapa penyakit pernapasan seperti bronchitis,
asma, serta tuberculosis TBC. Susu kambing bermanfaat sebagai penawar gastrointestinal dan dapat membantu menjaga kondisi kesehatan. Serta dari uji
organoleptik menunjukkan bahwa susu kambing cukup digemari seperti layaknya susu sapi Nugroho, 2011.
Susu kambing memiliki kandungan protein 4,3 dan lemak 2,8 relatif lebih baik dibandingkan kandungan protein susu sapi dengan protein 3,8 dan lemak 5,0
Sunarlim, 1992. Susu kambing juga memiliki kandungan vitamin A dan vitamin B yang lebih banyak daripada susu sapi. Berbeda dengan susu sapi yang harus melalui
proses pasteurisasi, susu kambing langsung dikemas dengan plastik kedap udara hanya 10 menit setelah pemerahan dan sudah siap untuk dikonsumsi. Konsumen susu
kambing sangat jarang mengalami diare meskipun mempunyai kepekaan dalam penyerapan laktose lactose intolerance. Susu kambing juga mengandung flourin
lebih banyak daripada susu sapi yang merupakan antiseptik alami yang mengandung elemen pencegah tumbuhnya bakteri di dalam tubuh sehingga dapat memperkuat
kekebalan tubuh. Di samping itu bila dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan
secara alamiah sudah berada dalam keadaan homogen Sunarlim, 1992.
Bagi anak-anak bayi yang alergi terhadap susu sapi, susu kambing dapat menggantikannya. Oleh sebab itu, tepat sekali kalau pemasyarakatan susu kambing
dikaitkan dengan program gizi keluarga dalam program posyandu. Di Inggris, susu kambing selain dikonsumsi, juga diolah menjadi berbagai bentuk seperti keju, krim,
mentega dan yoghurt Sodiq, 2002 dalam Nugroho, 2011. Persepsi di atas mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap permintaan
konsumen, dan otomatis hal tersebut juga berpengaruh besar terhadap mahalnya harga susu kambing jika dibandingkan dengan harga susu sapi. Harga susu kambing
bahkan dapat mencapai lima kali lipat dibandingkan dengan susu sapi. Sebagai contoh di Banyuwangi, harga susu kambing segar mencapai Rp 25.000 per liter,
sebaliknya harga susu sapi hanya mencapai Rp 5.000 per liter. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi peternak kambing untuk meningkatkan populasi ternak
kambing. Yang menjadi masalah saat ini adalah, belum ada penelitian tentang analisis
keuntungan dari pemeliharaan kambing khususnya kambing perah. Mengingat banyak keunggulan ternak kambing daripada ternak sapi. Maka dipandang perlu
dilakukan analisis ekonomi veteriner untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari beternak kambing perah.
Di Provinsi Bali tepatnya di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng terdapat kelompok tani ternak yang bergerak di bidang usaha peternakan
kambing perah, yaitu kelompok tani ternak “Sumber Rejeki”. Kelompok tani ternak
ini diketuai oleh bapak Wayan Wardana dengan jumlah anggota sebanyak 21 peternak dan jumlah kambing yang dipelihara sebanyak 256 ekor.
1.2 Rumusan Masalah