39
P anduan Ramadhan | Bekal M
er aih Ramadhan Y
ang P enuh Berkah
Jika orang yang berpuasa lupa, keliru, atau dipaksa, puasanya tidaklah batal. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُهاَقَسَو ُ َّللا ُهَمَع ْ
طَأ اَمَّنِإَف ، ُهَم ْو
َص َّ ِتُي ْ
لَف َبِرَشَو َلَكَأَف َىِسَن اَذِإ
“Apabila seseorang makan dan minum dalam keadaan lupa, hendaklah dia tetap menyempurnakan puasanya karena Allah telah memberi dia
makan dan minum.”
94
2. Muntah dengan sengaja
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِض ْق
َي ْ
لَف َءاَقَت ْسا ِنِإ
َو ٌءاَضَق ِهْيَلَع َسْيَلَف ٌمِئا َص َوُهَو ٌءْىَق ُهَعَرَذ ْنَم
“Barangsiapa yang muntah menguasainya muntah tidak sengaja sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya.
Namun apabila dia muntah dengan sengaja, maka wajib baginya membayar qadha’.”
95
Yang tidak membatalkan di sini adalah jika muntah menguasai diri artinya dalam keadaan dipaksa oleh tubuh untuk muntah. Hal ini selama
tidak ada muntahan yang kembali ke dalam perut atas pilihannya sendiri. Jika yang terakhir ini terjadi, maka puasanya batal.
96
3. Mendapati haidh dan nifas
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai sebab kekurangan agama wanita, beliau berkata,
ْم ُصَت
ْمَلَو ِّل َصُت ْمَل ْت
َضاَح اَذِإ َس ْيَلَأ
“Bukankah wanita jika haidh tidak shalat dan tidak puasa?” HR. Bukhari no. 304 dan Muslim no. 79.
Penulis Kifayatul Akhyar berkata, “Telah ada nukilan ijma’ sepakat ulama, puasa menjadi tidak sah jika mendapati haidh dan nifas. Jika haidh
dan nifas didapati di pertengahan siang, puasanya batal.”
97
94. HR. Bukhari no. 1933 dan Muslim no. 1155. 95. HR. Abu Daud no. 2380, Ibnu Majah no. 1676 dan Tirmidzi no. 720. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih. 96. Lihat Hasyiyah Syaikh Ibrahim Al Bajuri, 1: 556.
97. Kifayatul Akhyar, hal. 251.
40
P anduan Ramadhan | Bekal M
er aih Ramadhan Y
ang P enuh Berkah
Syaikh Musthofa Al Bugho berkata, “Jika seorang wanita mendapati haidh dan nifas, puasanya tidak sah. Jika ia mendapati haidh atau nifas
di satu waktu dari siang, puasanya batal. Dan ia wajib mengqadha’ puasa pada hari tersebut.”
98
4. Jima’ bersetubuh dengan sengaja
Yang dimaksud di sini adalah memasukkan pucuk zakar atau sebagiannya secara sengaja dengan pilihan sendiri dan dalam keadaan tahu akan
haramnya. Yang termasuk pembatal di sini bukan hanya jika dilakukan di kemaluan, termasuk pula menyetubuhi di dubur manusia anal sex atau
selainnya, seperti pada hewan dikenal dengan istilah
zoophilia. Menyetubuhi di sini termasuk pembatal meskipun tidak keluar mani.
Sedangkan jika dilakukan dalam keadaan lupa dan tidak mengetahui haramnya, maka tidak batal sebagaimana ketika membahas tentang
pembatal puasa berupa makan.
99
Dalil yang menunjukkan bahwa bersetubuh jima’ termasuk pembataladalahfirmanAllahTa’ala,
َماَي ِّصلا اوُّمِتَأ َّ ُث ِر ْجَف
ْ لا َنِم ِدَو
ْسَ ْ
لا ِطْيَخ ْ
لا َنِم ُضَي ْبَ
ْ لا ُطْيَخ
ْ لا ُمُكَل َ َّنَبَتَي ىَّتَح اوُبَر
ْشا َو اوُلُكَو
ِدِجا َسَم ْ
لا ِف َنوُفِكاَع ْ ُت ْنَأ
َو َّنُهوُرِشاَبُت َاَو ِل ْيَّللا َلِإ
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang
malam, tetapi janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” QS. Al Baqarah: 187. Tubasyiruhunna dalam
ayat ini bermakna menyetubuhi.
5. Keluar mani karena bercumbu