BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan
penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat nantinya akan dapat terselesaikan dengan baik.
2.1. Konsep dan Definisi Pengendalian Kualitas
Konsep yang dapat digunakan perusahaan untuk penekanan prinsip manajemen kualitas salah satunya adalah melalui pendekatan proses produksi atau
operasional. Jasa akan tercapai dengan lebih efisisen bila nilai-nilai yang masuk hubungan antara kegiatan dan prosesnya dikelola dengan baik sebagai suatu
sistem yang terpadu, proses tersebut merubah nilai-nilai yang masuk pada organisasi atau perusahaan. Sistem kualitas dirancang untuk pengendalian dan
perbaikan nilai yang secara sederhana meliputi semua pekerjaan atau kegiatan pada semua organisasi atau perusahaan yang terdiri dari berbagai proses kegiatan
dalam organisasi tersebut. Dorothea Wahyu, 2002 : 17
Menurut Assauri Sofyan, 1993 : 267. Mutu diartikan sebagai faktor- faktor yang terdapat dalam suatu baranghasil yang menyebabkan baranghasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa baranghasil itu dimaksudkan atau digunakan.
7
J.M. Juran mengatakan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Menurut W. Edward Deming, mutu harus bertujuan memenuhi
kebutuhan pelanggan sekarang dan masa akan datang. Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery,
reliability, maintainability, dan cost effectiveness. Sedangkan menurut A.V. Feigenbaum, mutu merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan
jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance melalui mana produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai denga harapan pelanggan.
Menurut perbendaharaan istilah ISO 84202 dan Standar Nasional Indonesia, mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya
dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar Ariani, 1999 : 3.
Istilah mutu sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena Ariani, 1999 : 4 :
Mempengaruhi reputasi perusahaan
Penurunan biaya
Peningkatan pangsa pasar
Pertanggung jawaban produk
Dampak internasional
Penampilan produk atau jasa
Mutu yang dirasakan
Tingkatan mutu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Sofjan, 1993 : 269 :
Fungsi suatu barang
Wujud luar
Biaya barang tersebut
Untuk mencapai salah satu tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk yang sesuai permintaan konsumen, maka diperlukan perencanaan yang sesuai
dengan tujuan tersebut. Suatu perencanaan harus didukung oleh pengawasan yang baik dan benar dengan cara mengatur pengendalian kualitas mulai dari bahan baku
hingga produk jadi guna mencegah penyimpangan dari pelaksanaan produksi yang telah direncanakan sebelumnya.
Pengendalian atau pengawasan kualitas yang kurang baik akan berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan. Adanya kerusakan terhadap salah satu
mesin akan mengakibatkan target produksi tidak tercapai sehingga penjualan produk dapat menurun. Dengan adanya pengendalian kualitas yang efektif akan
menjamin kelancaran proses produksi, sehingga dihasilkan produk yang mampu bersaing secara sehat di pasaran dengan biaya yang efisien dan kelangsungan
hidup perusahaan akan tetap berjalan. Proses kelahiran produk dimulai ketika desainer menerima informasi yang
diinginkan, diperlukan dan diharapkan oleh konsumen dan menterjemahkannya ke dalam bentuk spesifikasi produk yang mencakup gambar, dimensi, toleransi,
material, proses perkakas dan alat bantu. Operator menggunakan informasi dari desainer untuk memberikan fungsi yang tepat untuk membuat produk atau
mengerjakannya pada proses permesinan. Dalam usaha memuaskan konsumen, produk yang dipesan harus tiba dalam jumlah, waktu dan memberikan fungsi yang
tepat untuk satu periode waktu dan harga yang sesuai. Jadi dengan kata lain
sasaran kebutuhan konsumen adalah kualitas yang membangun keseimbangan yang tepat antara biaya produk dan nilai yang diterima oleh konsumen.
Definisi kualitas adalah kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya. Berdasarkan pengertian tentang kualitas tersebut nampak bahwa
kualitas selalu berfokus pada pelanggan. Dengan demikian produk desain, diproduksi untuk memenuhi keinginan pelanggan dapat dimanfaatkan dengan baik
serta diproduksi dengan baik dan benar. Pengendalian kualitas tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang
bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunannya. Parameter-parameter ini biasanya dinamakan ciri-ciri kualitas menurut Douglas C Montgomery,
1998 : 3, ada beberapa jenis: 1.
Fisik; panjang, berat, voltage, kekentalan. 2.
Indera; rasa, penampilan, warna. 3.
Orientasi; waktu, keandalan dapat dipercaya, dapatnya dipelihara, dapatnya dirawat.
Pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya
dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dengan yang
standart. Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya merupakan kumpulan
aktivitas untuk mencapai kondisi yang memuaskan keinginan konsumen yang mulai pada saat produk dirancang, diproses sampai seleksi didistribusikan ke
konsumen. Kegiatan pengendalian kualitas antara lain akan meliputi hal-hal berikut:
1. Perancangan kualitas pada saat merancang produk dan proses
pembuatannya. 2.
Pengendalian dalam penggunaan berbagai sumber material yang dipakai dalam proses produksi.
3. Pengamatan terhadap performansi produk.
4. Membandingkan performansi yang dihasilkan dengan standart yang berlaku.
5. Analisa tindakan korelasi dalam kaitannya dengan cacat-cacat yang
dijumpai pada produk yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Siklus Kualitas
Dari pengertian pengertian diatas mutu adalah “Tolak ukur” yang mengindikasikan nilai suatu produk yang mempengaruhi kepuasan dari
pelanggan. Mutu sering diartikan kepuasan pelanggan atau konfirmasi tehadap
kebutuhan atau persyaratan pelanggan. Mutu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan harus dikelola, karena sistem mutu sebagai sarana yang mengatur
sumber daya untuk mencapai tujuan mutu dengan penetapan peraturan dimana bila dilaksanakan dan dipelihara akan mencapai hasil yang maksimal.
Menurut David A. Garvin, dimensi mutu untuk industri manufaktur, yaitu Ariani, 1999 : 7:
Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi suatu produk
Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang
baik bagi pelanggan
Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah
Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk
Serviceability, yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau
kemudahan memperoleh komponen produk tersebut
Maksud dan tujuan Pengawasan mutu Sofjan 1993 : 274 : 1.
Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin
3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4.
Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Kegiatan mutu sangat luas, karena semua sangat pengaruh terhadap mutu harus dimasukan dan diperhatikan. Secara garis besar, pengawasan mutu dapat
dibedakan menjadi dua tingkatan yaitu :
1. Pengawasan selama pengolahan Proses
Banyak cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh contoh atau sample yang diambil jarak waktu yang sama, dan
dilanjutkan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak apa bila terjadi kesalahan maka selanjutnya dinformasikan pada
pelaksana semula untuk penyesuaian kembali dan , cause dan effect diagram potensi kegagalan mutu, control chart sebelum perbaikan potensi kegagalan
pengawasan harus sesuai urutan dan teratur.
2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan.
Walau telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat-tingkat proses, teteapi tidak menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun
tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang barang hasil yang cukup baik atau yang paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik
sampai ke consumerpembeli, maka perlu adanya pengawasan mutu atas barang hasil akhirproduk selesai.
Dunia ini tampaknya menyusut karena kompetisi global berkembang dan menyentak perusahaan yang kokoh satu demi satu. Konsumen yang memperoleh
informasi berada dalam posisi untuk meminta barang dan jasa yang bermutu paling baik, yang ditawarkan oleh perusahaan global. Harga-harga yang rendah
dan tenggang waktu pengiriman yang pendek, dan fleksibilitas juga diminta. Sebagai tambahan kadang konsumen mencari jasa yang baik, jujur dan membantu
dari pemberi jasa.
Tujuan dari mutu harus merupakan produk dan jasa yang dapat memberikan kepuasan pelanggan.
2.2. Tujuan Pengendalian