Rambu Lalu Lintas Lampu Lalu Lintas

tinggi atau pada jalan bebas hambatan atau jalan tol. Salah satu persimpangan tidak sebidang pertama di Indonesia adalah Jembatan Semanggi di Jakarta. Bentuk persimpangan tidak sebidang dapat berbentuk : Jembatan layang yang disebut juga Flyover. Terowongan yang disebut juga Underpass. Interchange merupakan persilangan yang bisa berpindah dari ruas yang satu ke ruas yang lain, salah satu bentuk yang populer adalah jembatan semanggi atau dengan bentuk diamont. Apabila lahan mencukupi maka dibuat bundaran ditengah persimpangan untuk mengendalikan persimpangan. Persimpangan ini mempunyai kapasitas kurang lebih sama dengan lalu lintas. Aturan yang berlaku pada bundaran lalu lintas adalah kendaraan yang berada di bundaran mendapat prioritas terlebih dahulu.

d. Rambu Lalu Lintas

Menurut Directorate General Bina Marga 1997, rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Agar rambu dapat terlihat baik siang ataupun malam atau pada waktu hujan maka bahan harus terbuat dari material yang reflektif memantulkan cahaya. Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat dikelompokkan menjadi rambu peringatan, rambu petunjuk, serta rambu larangan dan perintah. Rambu peringatan merupakan rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya. Sebagai contoh rambu yang menunjukkan adanya lintasan kereta api, atau adanya persimpangan berbahaya bagi para pengemudi. Rambu petunjuk rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada. Rambu larangan dan perintah adalah rambu yang digunakan untuk memberi larangan atau perintah tertentu untuk memakai jalan, jurusan atau tempat-tempat tertentu misalnya: Rambu dilarang berhenti. Rambu dilarang membunyikan klakson. Rambu dilarang mendahulaui. Rambu dilarang parkir. Kendaraan harus lewat jalur tertentu. Semua kendaraan dilarang lewat. Berdasarkan cara pemasangan dan sifat pesan yang disampaikan maka secara garis besar sistem rambu dapat dikelompokkan menjadi rambu tetap dan Rambu tidak tetap. Rambu tetap adalah semua jenis rambu yang ditetapkan menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara tetap, sedangkan rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindahkan.

e. Lampu Lalu Lintas

Lampu lalu lintas adalah suatu peranti pemberi sinyal yang ditempatkan di persimpangan jalan, penyeberangan jalan, atau lokasi-lokasi lain untuk menunjukkan keadaan aman untuk mengendarai atau berjalan sesuai dengan kode warna universal dan suatu urutan yang persis bagi orang-orang yang menderita buta warna. Lampu lalu lintas disebut juga sebagai Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas APILL. Sistem pengaturan lampu lalu lintas pertama kali diperkenalkan di Inggris, yaitu di daerah Westminster pada tahun 1868. Adapun pada saat itu digunakan semacam gas sebagai alat pengendalinya namun penggunaan gas tidak berlangsung lama karena gas tersebut mudah meledak. Pada tahun 1918 di New York mulai diperkenalkan penggunaan sinyal sebagai pengendali untuk mengontrol lampu lalu lintas dengan penggunaan lampu 3 warna. Isyarat lampu yang digunakan ditetapkan berdasarkan ketentuan Internasional Vienna Convention on Road Signs and Signals tahun 1968 dimana isyarat lampu merah berarti berhenti, isyarat lampu kuning berarti bersiap untuk berhenti atau jalan, sedang isyarat lampu hijau berarti berjalan. Urutan lampu menyala adalah sebagai berikut : Lampu merah menyala, kendaraan berhenti. Lampu merah dan kuning menyala, kendaraan bersiap untuk berjalan. Lampu hijau, kendaran berjalan. Lampu kuning, kendaraan berhenti kecuali terlalu dekat dengan garis henti atau kalau berhenti dapat mengakibatkan celaka kendaraan masih bisa berjalan. Sementara itu penggunaan sinyal secara manual yang menggunakan tenaga manusia sebagai operatornya, mulai digunakan di Piccodity pada tahun 1925. Pada tahun 1926 diWolverhamton, Inggris digunakan sistem pengaturan lampu lalu lintas otomatis untuk pertama kalinya. Directorate General Bina Marga, 1997.

2.7 CCTV Close Circuit Television