Noise and blobs filtration Sesudah 3 x 3 Median filtering Jalan

dan beberapa faktor lain juga harus dipertimbangkan. Background Bp dihitung sebagai rata-rata setiap nilai untuk RGB untuk titik gambar p yang sama dalam background yang dipilih. Dapat dirumuskan sebagai berikut : …….……15 Dimana I B k,p adalah nilai pixel warna untuk titik p pada frame k. Penghilangan latar belakang dari gambar pemandangan seperti pohon, iklim I k,p Dk,p = {Ik.p – Bp}, seperti pada gambar 2.2. diatas. Code ini menjelaskan tentang tahap “background removal”. Pertama, akan dilakukan perulanganlooping setiap pixel. Dalam perulangan ini, akan dihitung nilai rata-rata backround. Pembagi ”3” disini dikarenakan adanya 3 pengkategorian warna, yaitu RGB Red Green Blue. Langkah kedua adalah perulangan untuk menghitung rata-rata seluruh frame sesuai dengan jumlahcount yang terdefinisikan pada bagian ”lane masking”. Inti dari ”background removal” adalah untuk menghilangkan semua background yang ada di jalan yang sudah ditentukan dalam bagian masking, kemudian dikurangkan dengan background itu sendiri, sehingga gambar yang dihasilkan adalah sangat spesifik, yaitu hanya objek mobil yang diinginkan. Objek selain mobil tidak akan muncul. Atkociunas, 2009.

2.5 Noise and blobs filtration

Langkah ini adalah untuk menghilangkan banyak noise yang muncul di sekitar objek. Noise seperti ini hanya dapat dihapus dengan cara filtering. Metode ini memiliki dua variasi, antara lain thresholding dan median filtering. Analisa ini adalah tahap ”noise and blobs filtering”. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan “graythresh”. Setelah itu, ada 4 metode yang diambil untuk mengerjakan tahapan ini. Pada awalnya, hanya digunakan dua metode sesuai aturan yang dikerjakan, yakni metode thresholding dan median filter. Dengan dua metode ini, ternyata hasil yang diperoleh sangat tidak memuaskan, sehingga ditambahkan dua metode lagi, yakni metode erosi dan dilasi. Erosi dilakukan dengan menggunakan pixel “1”, sedangkan dilasi dilakukan dengan menggunakan pixel ”12”. Gambar yang dihasilkan adalah berupa objek yang sangat utuh dan jelas. Sehingga tidak ada kerancuan untuk penghitungan objek. Dengan kata lain, tidak akan terjadi kesalahan penghitungan objek, satu objek tidak akan terhitung menjadi dua objek, dan lain sebagainya. Dari langkah ini, sebenarnya sudah dapat diketahui berapa jumlah mobil. Atkociunas, 2009. a b Gambar 2.8 Noise dan Blob Filtering a. Blobs filtering

b. Sesudah 3 x 3 Median filtering

2.6 Teknik Lalu Lintas

Lalu lintas adalah gerak kendaraan bermotor, kendaraan tidak bermotor, pejalan kaki dan hewan di jalan yang merupakan salah satu cabang dari transportasi yang menyangkut operasi dari jalan.

2.6.1 Istilah Dasar Teknik Lalu Lintas

a. Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Untuk meningkatkan pelayanan transportasi perlu dilakukan pembangunan jalan yang memadai. Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. Berbagai jenis mesin pembangun jalan digunakan untuk proses ini. Sebelum melakukan pembangunan jalan permukaan harus diuji untuk melihat kemampuannya menampung beban kendaraan. Apabila diperlukan tanah yang lembut dapat diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini menjadi lapisan dasar kemudian di atas lapisan dasar ini dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Directorate General Bina Marga, 1997. Menurut Directorate General Bina Marga 1997, biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen. Pengalirandrainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan, namun juga dapat mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena itu permukaan jalan dibuat tidak rata, namun dibuat landai mengarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian air hujan langsung mengalir ke selokan sehingga tidak menggenangi permukaan jalan. Pada tempat- tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam dipasang retroflektor .Selain itu ada permukaan jalan juga diletakkan mata kucing, yaitu sejenis benda bersinar seperti batu yang ditanamkan di permukaan jalan yang berfungsi untuk menandakan batas lintasan. Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan memperhatikan hubunganan antar kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan. 1. Sistem jaringan jalan primer Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. 2. Sistem jaringan jalan sekunder Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupatenkota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil. Jalan merupakan salah satu komponen penting dalam transportasi. Dengan adanya jalan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian pada suatu daerah karena dapat memperlancar akses untuk bepergian dan distribusi barang ke daerah lain. Dengan demikian, hasil ekonomi dari suatu daerah dapat dijual ke pasaran di daerah lain. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Directorate General Bina Marga, 1997.

b. Kendaraan