Materials Management Plant Tour

Proses pengemasan tablet dalam strip dengan menggunakan alumunium foil, sedangkan blister dengan menggunakan alumunium foil dan PVC. Stripping menggunakan mesin Hassia-Stripping Machine, sedangkan blistering menggunakan mesin Ulhmann-UPS I 300 Blistering Machine. Pada proses pengemasan ini perlu dilakukan tes kebocoran pada tiap waktu sampling. Kontrol terhadap kebocoran harus dikerjakan secara teratur selama stripping dan blistering untuk mendapatkan kemasan strip dan blister yang sempurna bebas dari kebocoran. Toleransi kebocoran dari produk adalah 0. Jika ditemukan ada produk yang bocor, maka produk sebelumnya dalam rentang waktu tertentu harus diperiksa kembali. Tes kebocoran untuk semua sediaan strip dan blister dilakukan pada waktu: 1. Awal atau mulai kerja. 2. Setelah pergantian batch. 3. Setelah ganti roll aluminium foilPVC. 4. Setelah terdapat kerusakan mesin atau kegagalan yang lain. Jika kualitas foil kurang baik, maka tes dilakukan lebih sering. 3. Bottle Filling Sebelum dilakukan bottle filling, botol yang akan digunakan dikallish terlebih dahulu sehingga botol terbebas dari kotoran yang menempel. Proses bottle filling di PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant terdapat dua macam, yaitu untuk mengemas sediaan cair sirup dan tablet ke dalam botol. Proses pengemasan sediaan sirup dilakukan dengan hati-hati dan higienis untuk menghindarkan adanya kontaminan yang dapat masuk dalam botol pada saat pengisian. Mesin yang digunakan yaitu Varvomax. Untuk mesin filling tablet, digunakan vibrator untuk menghitung jumlah tablet dalam satu botol, lalu tablet dimasukkan ke botol dan dapat ditambahkan desiccant ke dalamnya sesuai dengan order. Penutupan atau closure botol menggunakan mesin Ciliotta.

3.2.3 Materials Management

Universitas Sumatera Utara Departemen materials management dipimpin oleh seorang materials manager yang membawahi dua subdepartemen, yaitu subdepartemen Production Planning and Inventory Control PPIC dan gudang Warehouse. Dalam pelaksanaannya, Materials Management mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a. Memantau persediaan bahan baku dan bahan pengemas yang dibutuhkan untuk proses produksi dan proses pengemasan. namun tetap mengendalikan persediaan secara efisien dengan memperhatikan kapasitas yang ada. b. Mengatur dan memantau pembelian bahan baku dan bahan pengemas yang dilakukan purchasing management. c. Memenuhi permintaan departemen pemasaran melalui koordinasi dengan bagian produksi, pengemasan, QAQC, pembelian dan lainnya yang berhubungan dalam menyediakan obat jadi finished goods ke distributor sesuai dengan waktu yang ditentukan. d. Mengatur dan memantau operasional gudang dengan menjamin bahwa GMP dilakukan dengan baik dalam mengatur dan menyimpan bahan baku, bahan pengemas, produk jadi dan produk kembalian sesuai dengan kondisi ruangan yang dibutuhkan dari masing-masing material. Berikut ini pembagian departemen Materials Management: a. Production Planning and Inventory Control PPIC Tugas PPIC adalah melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. PPIC menerjemahkan kebutuhan produk dari marketing ke dalam produk schedule dengan memperhatikan sumber daya resource Dalam melakukan perencanaan produksi, PPIC mendapat gambaran produksi dalam bentuk perkiraan forecast untuk tiga bulan ke depan dari bagian marketing. Tipe forecast ada 2, yaitu forecast untuk ekspor dan lokal. Untuk tipe forecast ekspor menggunakan prinsip “make to order”, yaitu permintaan pasar dibuat sesuai dengan pesanan. Sedangkan, untuk tipe forecast lokal menggunakan prinsip “make to stock”, yaitu stok dibuat tidak berdasarkan order. Kedua prinsip ini berbeda karena untuk pasar lokal, marketing lebih mengetahui kondisi pasar lokal, sedangkan untuk ekspor, kondisi pasar masih belum pasti. Dari forecast, Universitas Sumatera Utara PPIC memasukkan data sehingga terbentuk Manufacturing Order MO. MO terdiri atas dua jenis, yaitu 1 MO untuk bagian produksi serta packaging 2 MO untuk bagian penyediaan barang Materials Management. Setiap tiga bulan sekali MO dikirim ke bagian produksi dan packaging, kemudian PPIC berkoordinasi dengan bagian produksi dan packaging dengan membuat perencanaan produksi, selanjutnya jadwal produksi ini diperiksa oleh bagian PPIC untuk disesuaikan dengan jadwal ketersedian bahan baku dan bahan pengemas. MO untuk bagian Materials Management diubah menjadi Purchasing Request PR yang akan dikirim ke bagian Purchasing. Dari purchasing request ini, oleh bagian pembelian akan diubah menjadi purchasing order PO yang akan dikirim ke vendor. Vendor di PT. Bayer ini merupakan vendor yang telah disetujui berdasarkan SOP approved vendor, yang juga terdaftar dalam sistem SAP, yaitu PT. Anugerah Pharmindo Lestari. Inventory yang dikelola oleh PPIC meliputi bahan baku, bahan pengemas dan produk jadi. Tipe pengiriman suatu produk ada 2, yaitu 1 sea freight pengiriman melalui kapal Umumnya pengiriman ini digunakan untuk pengiriman produk sesuai jadwal dan dengan kapasitas yang lebih besar. 2 air freight pengiriman melalui pesawat Pengiriman ini khusus digunakan bila waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke customer tidak akan tepat waktu apabila dikirim menggunakan sea freight. Selain itu, pengiriman ini juga digunakan bila kebutuhan suatu pasar meningkat dan stok buffer di pasar tidak mencukupi. Meskipun jangka waktu pengiriman ini sangat singkat, tetapi biaya yang dikeluarkan juga sangat besar. b. Warehouse Gudang Warehouse atau gudang adalah bagian yang menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang. Fungsi dari gudang adalah menata dan mengatur bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi agar terjamin keutuhannya baik secara fisik Universitas Sumatera Utara maupun kimia, serta menghindari kesalahan pada saat pengambilan, seperti yang telah ditentukan dalam GMP. Tugas dan tanggung jawab bagian gudang adalah 1 Menangani semua bahan baku yang berkaitan dengan proses produksi, artinya menyediakan dan mempersiapkan bahan baku untuk proses produksi farmasi yang sesuai dengan production order PO. 2 Melakukan cycle count antara jumlah kenyataan dengan jumlah yang tertentu pada sistem. 3 Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa untuk setiap bahan baku secara berkala melalui SAP. 4 Membantu bagian QAQC pada saat pengambilan sampel bahan baku untuk pemeriksaan. 5 Menata atau melakukan pengaturan bahan baku sesuai dengan lokasi yang tertera pada sistem dan sesuai dengan ketentuan CPOB. Tempat penyimpanan barang di gudang PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant, yaitu 1 Ruangan dengan suhu dibawah 30°C a Receiving area Merupakan tempat yang digunakan untuk menerima dan menyimpan barang yang datang. Di ruang ini terdapat pallet changer untuk menukar palet kayu biasanya dari vendor dengan palet plastik. b Rejected area Merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang ditolak karena berbagai alasan yang ditetapkan oleh departemen QAQC. Ruang ini diberi pembatas khusus dan dikunci, untuk menghindari terjadinya mix up dengan material lain. c Non inventory area Merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang diluar keperluan produksi. Ruang ini biasanya digunakan untuk menyimpan barang-barang keperluan QAQC dan marketing. 2 Ruangan dengan suhu dibawah 25°C Universitas Sumatera Utara a Storage room Untuk penyimpanan starting material bahan baku dan bahan pengemas yang telah diregistrasikan ke dalam SAP. Rak penyimpanan starting material terdiri atas 12 baris, 7 level tingkat, dan 11 kolom. Masing-masing kolom dalam satu level dapat menampung tiga palet, kecuali untuk kolom satu hanya dua palet. b Sampling room Memiliki kualitas udara dan ruang penyangga material in dan material out sesuai kualitas ruang produksi untuk keperluan pengambilan sampel, terutama untuk bahan baku dan bahan pengemas primer. 3 Ruangan dengan suhu antara 2-8°C Merupakan ruangan untuk menyimpan material maupun produk yang tidak tahan panas seperti flavour, vitamin tertentu, serta caramel. 4 Solvent store Merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan reagen kimia untuk kebutuhan laboratorium. Tempat penyimpanan ini letaknya terpisah dari bagian gudang. PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant tidak mempunyai quarantine area ruang karantina dan quarantine hanya dilakukan di inventory system SAP. Hal ini dikarenakan barang-barang yang tersedia di gudang merupakan barang yang fast moving dan dianalisis cepat oleh bagian QC sehingga bila dilakukan hanya akan memperlama proses produksi. Untuk barang yang sedang menunggu proses, seperti returned goods dan product recall diletakkan di dalam gudang dan segera dicek oleh QAQC. Setelah memperoleh keputusan reject, maka barang ditempel label “rejected” dan dimasukkan ke rejected area. Barang-barang di rejected area ini selanjutnya akan dimusnahkan. Adapun alur semua material raw material, packing material, finish good masuk ke dalam warehouse, yaitu harus memenuhi prosedur dan dipastikan bahwa material yang masuk tersebut dapat dipertanggungjawabkan kualitas, kuantitas, traceability, keaslian dan identitasnya. Setelah itu dilakukan penyesuaian antara material dengan Purchasing Order yang tertera pada Delivery Order DO dari pemasok dengan data dari SAP kemudian dibuat laporan Universitas Sumatera Utara penerimaan barang Material Received Report. Setiap material raw material maupun packing material yang diterima oleh bagian gudang dilakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik kondisi barang, label dan kuantitas barang yang diterima, lalu ditempel pallet label dan label release setelah dianalisis oleh QC. Setelah itu material dapat disimpan di dalam ruang penyimpanan sesuai dengan jenis material. Bila sampel ditolak maka ditempel label rejected yang berwarna merah dan akan disimpan di rejected area untuk kemudian dimusnahkan. Setiap material yang disimpan di gudang mempunyai batas waktu penyimpanan. Jika sudah mendekati batas waktu penyimpanan dan material masih tersedia, maka bagian gudang akan mengajukan permohonan retest ke QC. Jika hasil retest menunjukkan bahwa material masih memenuhi syarat dan stabil maka waktu penyimpanan tersebut diperpanjang oleh departemen QAQC. Pengeluaran barang berdasarkan sistem First Expired First Out FEFO dan First In First Out FIFO. Barang yang diminta dicek nomor batchnya dan bagian gudang siap melakukan transfer posting, yaitu suatu transaksi pengiriman barang baik secara sistem maupun secara fisik dari gudang ke produksi. Untuk bahan baku yang tersisa, maka sisa barang akan dikirimkan kembali ke gudang, disertai print out penimbangan sisa barang. Kemudian bagian gudang akan menimbang kembali kebenaran sisa barang yang dikirim itu.

3.2.4 Engineering