BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant dilaksanakan pada tanggal 1 April - 30 Mei 2014, meliputi
kegiatan harian di bagian IPC Packaging, serta pada tanggal 7 - 26 Mei 2014 dilaksanakan Plant Tour di bagian Production, Packaging, Material Management,
Engineering, Quality Management QAQC, Product Development.
3.1 Kegiatan Harian
Posisi yang diperoleh di PT Bayer Indonesia Cimanggis Plant adalah IPC di bagian packaging yang bertugas mengawasi mutu selama proses pengemasan.
Proses pengemasan dimulai dari tahap pengemasan primer hingga tahap pengemasan tersier. Proses pengemasan dilaksanakan dengan mengikuti instruksi
pelaksanaan SOP Standard Operating Procedure untuk menghasilkan obat jadi yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Spesifikasi dan hasil
pemeriksaan didokumentasikan pada IPC form dan database secara elektronik. Secara umum, tugas IPC di bagian packaging adalah mengontrol dan mengawasi
kegiatan pengemasan dengan melakukan evaluasi terhadap kemasan, yaitu uji keseragaman bobot; memastikan kemasannya tepat baik penomoran batch, label,
expired date, negara yang dituju; uji kebocoran, uji kekuatan tutup botol, serta memastikan penampilan fisik kemasan.
Departemen Packaging dipimpin oleh Packaging Manager yang dibantu oleh, IPC Packaging dan Packaging Administration.
Jenis kemasan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a.
Kemasan primer, yaitu kemasan yang kontak langsung dengan produk, seperti blister, strip, alumunium foil, botol sirup, serta tube salep.
Universitas Sumatera Utara
b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang tidak mengalami kontak langsung
dengan obat setelah kemasan primer, seperti sleeve, envelope, box, karton, dan shipper.
c. Kemasan tersier, yaitu kemasan setelah kemasan sekunder, seperti shipper.
Proses pengemasan di PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant dilakukan di area E dan area F. Pengemasan primer seperti Effervescent Packaging in line dan
off line effervescent packaging, Blistering, Stripping, dan Bottle Filling dilakukan di area E. Pada proses pengemasan primer ini dilakukan coding nomor batch dan
tanggal kadaluarsa. Kegiatan yang dilakukan di area F adalah pengemasan sekunder dan tersier, seperti pengemasan tube ke dalam box, pengemasan
stripblister ke dalam sleeve, envelope, maupun box, pelabelan maupun shippering. Folding leaflet dan coding nomor batch dan tanggal kadaluarsa juga
dilakukan di area F. Coding pada kemasan dilakukan dengan printing menggunakan ink jet printer ataupun dengan emboss.
Sebelum proses pengemasan dimulai, dilakukan line clearance, yaitu kegiatan untuk membersihkan jalur pengemasan dari sisa produk atau batch
sebelumnya yang meliputi pembersihan mesin, penambahan pelumas pada alat, pemasangan bahan-bahan pengemas, pemeriksaan temperatur dan RH,
pembersihan ruangan, penempatan peralatan yang digunakan dalam proses pengemasan, kelengkapan pakaian kerja dan pemastian tidak ada barang-barang
lain yang tidak berhubungan dengan proses pengemasan.
Alur proses pengemasan di PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant, yaitu a.
Permintaan bahan pengemas ke bagian Gudang menggunakan form Packaging Order.
b. Bagian warehouse menyiapkan bahan pengemas sesuai Packaging Order.
c. Serah terima bahan pengemasan dilaksanakan di ruang penyerahan barang.
d. Pelaksanaan proses pengemasan sesuai ketentuan dari masing-masing
produk, bahan pengemas primer dimasukkan ke dalam area E dan bahan pengemas sekunder dimasukkan ke dalam area F.
Universitas Sumatera Utara
e. Pencatatan bahan pengemas yang digunakan dari suatu lot untuk suatu
produk. f.
Pengembalian kelebihan bahan pengemas ke warehouse, dengan ditempel label ”pengembalian bahan pengemas”.
g. Pencatatan jumlah produk akhir yang dihasilkan.
h. Hasil pengemasan atau produk jadi diserahkan ke bagian Gudang untuk
didistribusikan. Kegiatan lainnya yang dilakukan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di
bagian IPC packaging adalah pengamatan di bagian-bagian pengemasan yang ada di seluruh area packaging, diantaranya :
a. In line Effervescent Packaging
Proses pengemasan tablet effervescent dalam alumunium tube yang dilakukan secara otomatis dan bersamaan dengan proses produksi mesin pencetak
tablet satu jalur dengan mesin pengemas. Proses pengemasan dapat dilakukan untuk 1 campaign kumpulan beberapa batch sehingga dihasilkan kapasitas hasil
pengemasan yang lebih besar. Mesin yang digunakan untuk proses pencetakan, yaitu
1 Sohnel untuk menghilangkan debu, memposisikan tablet agar sesuai
dengan jumlah yang diperlukan untuk satu kemasan, memasukkan tablet ke dalam tube dan menutup clossure
2 Autowrapper untuk membungkus tablet dengan alumunium foil
3 Domino inkjet printer untuk coding nomor batch dan expired date
4 Marchesini Group untuk pengemasan tube ke dalam box
5 Garvens checkweihger untuk melakukan sortasi pada box yang bobotnya
tidak sesuai dengan spesifikasi 6
Multipack untuk bundling dan security sealing. Pada rangkaian mesin-mesin tersebut terdapat kallish untuk membersihkan
bagian dalam tube dari kotoran. Mesin ini akan menyalurkan tube ke dalam mesin Sohnel. Terdapat pula detektor untuk menyeleksi kemasan yang kurang sesuai,
seperti penutupan dan pelabelan yang kurang sempurna serta bobot produk yang tidak sesuai yang berada sebelum Garvens checkweigher. Pada proses In line
Universitas Sumatera Utara
Effervescent Packaging ini suhu ruangan diatur agar maksimal 27 C dan RH
ruangan maksimal 26. b.
Stripping dan Blistering process Proses pengemasan tablet dalam strip dengan menggunakan alumunium
foil, sedangkan blister dengan menggunakan alumunium foil dan PVC. Stripping menggunakan mesin Hassia-Stripping Machine, sedangkan blistering
menggunakan mesin Ulhmann-UPS I 300 Blistering Machine. Pada proses pengemasan ini perlu dilakukan tes kebocoran pada tiap waktu sampling. Kontrol
terhadap kebocoran harus dikerjakan secara teratur selama stripping dan blistering untuk mendapatkan kemasan strip dan blister yang sempurna bebas dari
kebocoran. Toleransi kebocoran dari produk adalah 0. Jika ditemukan ada produk yang bocor, maka produk sebelumnya dalam rentang waktu tertentu harus
diperiksa kembali. Tes kebocoran untuk semua sediaan strip dan blister dilakukan pada waktu:
1 Awal atau mulai kerja.
2 Setelah pergantian batch.
3 Setelah ganti roll aluminium foilPVC.
4 Setelah terdapat kerusakan mesin atau kegagalan yang lain.
Jika kualitas foil kurang baik, maka tes dilakukan lebih sering. c.
Bottle Filling Sebelum dilakukan bottle filling, botol yang akan digunakan dikallish
terlebih dahulu sehingga botol terbebas dari kotoran yang menempel. Proses bottle filling di PT. Bayer Indonesia Cimanggis Plant terdapat dua macam, yaitu untuk
mengemas sediaan cair sirup dan tablet ke dalam botol. Proses pengemasan sediaan sirup dilakukan dengan hati-hati dan higienis untuk menghindarkan
adanya kontaminan yang dapat masuk dalam botol pada saat pengisian. Mesin yang digunakan yaitu Varvomax. Untuk mesin filling tablet, digunakan vibrator
untuk menghitung jumlah tablet dalam satu botol, lalu tablet dimasukkan ke botol dan dapat ditambahkan desiccant ke dalamnya sesuai dengan order. Penutupan
atau closure botol menggunakan mesin Ciliotta.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Plant Tour