Metil Ester TINJAUAN PUSTAKA

Asam Miristat Asam Palmitat Asam Stearat Asam Oleat Asam Laurat Asam Linoleat 1,1-2,5 40-46 3,6-4,7 30-45 - 7-11 Sumber : Ketaren,S. 1986 Tabel 2.3. Komponen Non-Trigliserida Sumber : Tim Penulis,1997

2.2. Metil Ester

Metil ester merupakan salah satu bahan oleokimia dasar yang merupakan turunan dari minyak dan lemak selain asam lemak. Metil ester asam lemak merupakan alternatif untuk memproduksi sejumlah oleokimia turunan lemak seperti alkohol-asam lemak, alkanolamida, α-sulfonat metil ester, isopropyl ester, polyester Komponen Ppm Karoten Tokoferol Sterol Phospatida Besi Fe Tembaga Cu Air Kotoran-kotoran 500-700 400-600 Mendekati 300 500 10 0,5 0,07-0,18 0,01 Universitas Sumatera Utara sukrosa dan lain-lain. Metil ester juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sabun metalik, ditambahkan pada sabun sebagai agen aktif, bahan pembantu dalam pengolahan karet, produk farmasi, dan alternatif pengganti atau pencampur bahan bakar motor diesel Hui, 1996. Prinsip pembuatan metil ester adalah interesterifikasi dengan menggunakan alkohol dari suatu ester dengan ester lain dengan dasar proses hidrolisis, kecuali mengganti air dengan alkohol. Proses ini sering disebut alkoholisis atau metanolisis apabila menggunakan metanol dalam prosesnya Hui, 1996. Proses transesterifikasi minyak atau lemak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, lama hidrolisis, jenis dan konsentrasi katalis, kecepatan pengadukan dan perbandingan metanol-asam lemak Hui, 1996. Proses transesterifikasi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan mendekati titik didih metanol. Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan meningkatkan pergerakan molekul dan menyebabkan terjadinya tumbukan. Pada awal terjadinya reaksi, pengadukan akan menyebabkan terjadinya difusi antara minyak atau lemak sampai terbentuk metil ester. Dengan semakin banyaknya metil ester yang terbentuk menyebabkan pengaruh pengadukan semakin kecil, hingga terbentuk keseimbangan. Proses pembuatan metil ester dapat dilihat pada gambar 1. Pada proses transesterifikasi konsentrasi metanol yang digunakan tidak boleh lebih rendah dari 98, karena makin rendah konsentrasi metanol yang digunakan maka makin rendah rendemen metil ester yang dihasilkan, sedangkan waktu reaksi menjadi lebih lama Bernardini, 1983. Universitas Sumatera Utara Gambar.2.1. Proses pembuatan metil ester

2.3. Karoten