Rumah Humia Sekolah Latar Tempat Sempit A. Rumah Yowi

musyawarah dan keputusan demi kepentingan bersama di lakukan para laki-laki di Rumah Yowi. 64 Yowi bisa berarti rumah dalam arti tempat orang tinggal. Juga bisa berarti perkumpulan warga atau sejumlah orang yang ada di sebuah dusun. Sekaligus dengan begitu, seorang anak kecil laki-laki juga dipisahkan dari keluarganya. Ia diizinkan ikut serta dalam pelaksanaan upacara-upacara. Juga boleh masuk ke rumah adat keramat Herliany, 2015:10 65 Rumah yowi adalah inti, di situlah pusat kegiatan masyarakat Aitubu. Dunia kaum laki-laki dan perempuan dipisahkan dengan jelas Herliany, 2015:29 66 Setelah menolong korban gempa dari Lembah Aifu, Meage cepat-cepat datang ke pertemuan di rumah yowi. Ia melihat suasana sudah tampak tegang. Para pemuda sudah menghasilkan kesepakatan mengadakan serangan balasan. Meage juga ikut mendengar ketika mereka membicarakan tentang rencana perang. Pembunuhan Herliany, 2015:38 67 Dengan pelan Mama Kame lalu memberitahu Irewa bahwa sudah menjadi keputusan besar dua perkampungan ia harus kawin dengan Malom Herliany, 2015:51 68 “Karena ini keputusan dari semua rumah yowi di Aitubu dan Hobone. Mereka yang memutuskan begitu. Jadi ini keputusan semua orang di Megafu,” katanya Herliany, 2015:52

B. Rumah Humia

Rumah humia merupakan rumah yang ditinggali keluarga. Para perempuan beserta anak-anaknya akan tinggal di rumah humia sampai pada upacara pendewasaan. Anak laki-laki tidak akan mau tinggal di rumah humia karena lebih memilih tinggal di rumah yowi. Hal tersebut menjadi suatu kebiasaan. Irewa dan Malom tinggal di rumah humia bersama anak-anak mereka juga. Irewa harus berjuang melahirkan sendiri di dalam rumah hunian. Perempuan Hobone menganggap biasa kelahiran yang dilakukan sendiri karena mereka menganggap perempuan Iko harus kuat apapun yang terjadi. 69 Humia adalah rumah yang ditinggali keluarga. Kebiasaan di Aitubu, setelah menjalani upacara wit para anak laki-laki lebih banyak menghabiskan waktu di ruamh yowi. Kebanyakan mereka merasa malu bila tetap tinggal di humia, di rumah para perempuan Herliany, 2015:13 70 Irewa bangkit dari tikar pandan tipisnya. Gelap di rumah humia. Perapian sudah padam sejak tadi malam. Tapi Irewa sudah terbiasa bergerak di tempat gelap Herliany, 2015:80 71 Banyak perempuan Megafu melakukan persalinan seorang diri. Kalau melahirkan di tempat hunia, biasanya ada seorang mama yang sudah terbiasa membantu perempuan melahirkan Herliany, 2015:67 72 Ketika Kiwana masih berumur satu tahun, Irewa sudah hamil lagi. Sembilan bulan kemudian melahirkan. Kali ini Irewa sudah tahu segala sesuatu urusan melahirkan. Ia lakukan persalinan itu sendiri. Di rumah. Di dekat tungku Herliany, 2015:70

C. Sekolah

Tempat sekolah di kampung Aitubu merupakan tempat belajar yang dibangun oleh Pendeta Ruben. Di sekolah ini, Pendeta Ruben banyak memberi pelajaran untuk anak laki-laki di kampung Aitubu. Sayangnya, sekolah itu hanya ditujukan untuk anak laki-laki. Tidak tersedia sekolah untuk anak perempuan karena kondisi alam di Aitubu sulit sehingga tidak memungkinkan ada perempuan mengajarkan agama di dusun-dusun. Perempuan dianggap lebih dibutuhkan untuk mengurus kebun dan keluarganya. Meage dan Irewa ikut belajar di sekolah. Meage belajar banyak pengetahuan. Dan Irewa menjadi satu-satunya murid perempuan di sekolah itu. 73 Pada tahun yang sama ketika perkampungan Aitubu menyelenggarakan upacara adat syukur dan wit itu, Pendeta Ruben membuka sekolah. Sekolah itu hanya berupa rumah kosong. Di dalamnya tidak berisi apa-apa. Pendeta Ruben memberi pelajaran dengan berdiri. Kadang duduk, sama dengan muridnya, hanya beralaskan lantai tanah. Ada banyak pelajaran diberikan. Membaca, menulis, hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, dan juga agama Herliany, 2015:15 74 Sekolah itu hanya ditujukan untuk para pemuda. Tak dibicarakan bagaimana sekolah untuk perempuan. Mungkin karena kondisi alam di Aitubu sulit. Jika perempuan mengajarkan agama di dusun-dusun yang letaknya jauh, ia bisa diganggu binatang liar atau orang jahat. Selain itu, perempuan lebih dibutuhkan tenaganya di keluarga masing-masing untuk bekerja di kebun atau mengurus keluarganya Herliany, 2015:15-16 75 Meage ingin ikut sekolah itu. Namun sebetulnya umurnya belum memungkinkan. Meski demikian, ia diterima sebagai siswa percobaan. Sebab sebagai anak asuh Dokter Leon, Meage cukup dekat dengan Pendeta Ruben Herliany, 2015:16 76 Karena sekolah merupakan hal baru bagi orang Aitubu, pada hari pertama sekolah dimulai, banyak anak-anak Aitubu menonton dari luar. Kebanyakan laki-laki. Hanya ada satu perempuan, Irewa. Hari-hari berikutnya, rasa ingin tahu sudah selesai. Yang ikut datang jadi berkurang. Lama-lama tinggal satu-dua. Irewa tetap di situ. Tidak pernah merasa bosan. Ia senang mendengarkan semua pelajaran yang diberikan untuk para murid di dalam kelas Herliany, 2015:16

D. Sungai Warsor