Uji Heterokedastisitas Analisis Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy 1. Uji Normalitas

pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang mengalami gejala autokorelasi memiliki standard error yang sangat besar sehingga model regresi kemungkinan besar tidak signifikan. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dari besaran Durbin Watson. k = 3 n = 103 d L = 1,6196 d U = 1,7392 Lampiran 3 d = 1,932 Lampiran 2 Gambar 4.1 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi Kurva ini di atas menunjukkan bahwa nilai d yang dihasilkan berada diantara diantara d U 1,7392 dengan 4-d U 2,2608 atau berada pada daerah tidak ada autokorelasi, hal ini berarti asumsi autokorelasi terpenuhi.

4.3.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas Ada autokorel asi positif Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Ada autokorel asi negatif Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif 1,619 6 1,739 2 2.260 8 2.380 4 4 1,932 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. atau tidak heteroskedastisitas, jadi Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2006:125. Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 : Uji Hederokedastisitas No. Variabel Penelitian Koefisien korelasi Rank Spearman Sig 2-tailed 1 Tingkat Profitabilitas X 1 0,021 0,837 2 Proporsi Hutang X 2 0,116 0,244 3 Perubahan Auditor D 0,024 0,808 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak terjadi heteroskedastisitas, karena tingkat signifikansi yang dihasilkan oleh variabel Tingkat Profitabilitas X 1 , variabel Proporsi Hutang X 2 , dan variabel Perubahan Auditor D, lebih besar dari 0,05, dimana tingkat signifikan pada variabel Tingkat Profitabilitas X 1 sebesar 0,837, tingkat signifikan variabel Proporsi Hutang X 2 sebesar 0,244, dan tingkat signifikan pada variabel Perubahan Auditor D sebesar 0,808. 4.3.5. Persamaan Regresi Hasil pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini layak digunakan karena model regresi telah memenuhi kriteria antara lain variabel-variabel penelitian telah memenuhi uji normalitas data, tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi autokorelasi, dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak terjadinya heterokedastisitas. Selanjutnya dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Tabel 4.7 : Hasil Uji Regresi Linier Berganda No. Model Koefisien Regresi 1 Konstanta 73,824 2 Tingkat Profitabilitas X 1 -24,704 3 Proporsi Hutang X 2 6,627 4 Perubahan Auditor D 4,841 Sumber : Lampiran 2 Dari tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda diatas maka dapat ditemukan model regresi sebagai berikut : Y = 73,824 – 24,704 X 1 + 6,627 X 2 + 4,841 D Model regresi untuk perusahaan yang pada tahun berjalan mengubah auditornya nilai 1 adalah : Y = 73,824 – 24,704 X 1 + 6,627 X 2 + 4,841 1 Y = 78.665 – 24,704 X 1 + 6,627 X 2 Model regresi untuk perusahaan yang pada tahun berjalan tidak mengubah auditornya nilai 0 adalah : Y = 73,824 – 24,704 X 1 + 6,627 X 2 + 4,841 0 Y = 73,824 – 24,704 X 1 + 6,627 X 2 Dari persamaan regresi linier berganda di atas, maka dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta pada perusahaan yang pada tahun berjalan mengubah auditornya sebesar 78,665 dan konstanta pada perusahaan yang pada tahun berjalan tidak mengubah auditornya sebesar 73,824. Hal ini berarti rata-rata audit delay untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan yang pada tahun berjalan mengubah auditornya berbeda dengan perusahaan yang pada tahun berjalan tidak mengubah auditornya sebesar 4,841. 2. Koefisien regresi variabel Tingkat Profitabilitas β1 = -24,704 Koefisien regresi β1 sebesar 24,704 dengan tanda negatif. Jika variabel Tingkat Profitabilitas berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka waktu Audit Delay pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun 2010 akan turun sebesar 24,704. 2. Koefisien regresi variabel Proporsi Hutang β2 sebesar 6,627 dengan tanda positif. Jika variabel Proporsi Hutang berubah atau mengalami kenaikan satu satuan maka waktu Audit Delay pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun 2010 akan naik sebesar 6,627.

4.3.6. Uji F