Tinjauan pustaka Pengamatan Bentuk Patahan

2.5. Tinjauan pustaka

Penelitian dari Arief Murtiono yang berjudul “Pengaruh Quenching dan Tempering Terhadap Kekerasan dan Kekuatan Tarik Serta Struktur Mikro Baja Karbon Sedang Untuk Mata Pisau Pemanen Sawit”menyatakan bahwa perlakuan panas heat treatment didefenisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan yang terkontrol dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu pada bajalogam atau paduan. Salah satu metode perlakuan panas tersebut dengan proses quenching dan tempering. Proses ini dilakukan pada temperatur austenite 830˚C selama 45 menit kemudian didinginkan dengan air es dan udara bebas, kemudian di-temper pada temperature 550 , 600 , dan 650 dengan lama waktu penahanan 1 jam dan 2 jam. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai kekerasan optimum adalah 825,6 BHN setelah quenching pada suhu 830˚C dan 333 BHN setelah di-temper selama 1 jam pada suhu 550 . Hasil pengujian tarik diperoleh tegangan luluh yield strength 607,72MPa dan tegangan batas ultimate strength 939MPa. Besarnya kenaikan butiran dari raw material 5,6 μm menjadi 5,9 μm setelah quenching, dan setelah tempering naik menjadi 6,12 μm, 6,93 μm, dan 7,15 μm. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses tempering dapat menurunkan nilai kekerasan dan kekuatan tarik. Sementara hasil mikro struktur memperlihatkan bahwa diameter butiran bahan menunjukkan kenaikan diameter butiran selama proses heat treatment. Dimana korelasi antara diameter butiran dan sifat mekanis adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Hall and Petch method. Penelitian dari Agustinus Bowo Sulistyo 2007 yang berjudul “Efek Lingkungan Pantai dan Waktu Korosi Terhadap Laju Korosi dan Karakteristik Baja Profil L” menyatakan bahwa penulis ingin mengetahui perbedaan antara hasil pengujian tarik, struktur makro dan mikro, mengetahui perbedaan diagram regangan dan tegangan. Perbedaan laju korosi dan kekerasan bahan baja rendah dengan profil siku sebelum atau sesudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diletakkan dipantai dalam waktu 2, 4 dan 6 bulan.Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai beban maksimum, kekerasan bahan yang tertinggi adalah benda uji awal atau sebelum terkorosi.Semakin lama peletakan benda uji di daerah pantai, maka hasil pengujian yang diperoleh terus menurun. Nilai beban maksimum pada benda uji sebelum terkorosi sebesar 890,92 kg, benda uji yang telah terkorosi menurun beban maksimumnya menjadi 500,4 kg pada terkorosi 6 bulan. Sedangakan nilai regangan tertinggi terdapat terdapat pada benda uji sebelum terkorosi yaitu 17,89 dan 10,19 pada terkorosi 6 bulan. Hasil pengujian kekerasan tertinggi yaitu 182,6 kgmm² pada benda uji sebelum terkorosi dan menurun pada benda uji setelah terkorosi menjadi 151 kgmm² pada korosi 6 bulan. Sementara pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa benda uji sebelum terkorosi dan sesudah terkorosi terlihat sama atau tidak berbeda secara signifikan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses korosi dapat menurunkan nilai beban maksimum, regangan dan nilai kekerasannya. Sementara hasil struktur mikro memperlihatkan hasil yang sama. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Skema Penelitian

Gambar 3.1 Skema Penelitian Pembuatan Benda Uji Perlakuan Panas Quenching dan Tempering Perlakuan PanasNormalizing Benda Uji Awal Sebelum Terkorosi Pengujian Bahan 1. Uji Tarik 2. Perhitungan laju korosi 3. Pengamatan Bentuk Patahan Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan Uji Komposisi Benda Uji terkorosi 1 bulan Benda Uji terkorosi 2 bulan Benda Uji terkorosi 3 bulan Benda Uji terkorosi 4 bulan Pengamatan Struktur Mikro Persiapan Bahan