Analisis Faktor-Faktor Usaha Perkebunan Teh Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan (Petani Teh) di Daerah Kecamatan SIdamanik Kabupaten Simalungun
1. Nama:
2. Umur:
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan:
5. Jumlah Tanggungan:
6. Pendapatan per bulan:
2. Karakteristik Responden
1. Sudah berapa lama anda bekerja sebagai karyawan di perkebunan teh?
2. Dalam keluarga, berapa anak yang anda miliki?
Petunjuk Pengisian :
1. Bahwa kuisioner ini semata-mata untuk keperluan akademi atau penelitian.
Mohon di jawab dengan jujur dan mengenai kerahasiaannya akan di jaga.
2. Berilah tanda silang (x) atau check list (√) untuk jawaban yang saudara anggap benar.
A.Pendapatan
1. berapa gaji yang anda terima setiap bulan dari perusahaan?
2.apakah anda sejahtera dengan pendapatan anda sekarang?
a. sangat sejahtera
(2)
c. cukup sejahtera
d. tidak sejahtera
e. sangat tidak sejahtera
3. apakah pendapatan anda bisa memenuhi kebutuhan keluarga anda?
a. sangat bisa
b. bisa
c. cukup bisa
d. tidak bisa
e. sangat tidak bisa
4. apakah program penyuluhan perkebunan teh dari pemerintah sudah baik?
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d.kurang baik
e. sangat tidak baik
5. apakah anda merasa sejahtera dengan profesi anda sebagai petani perkebunan?
a. sangat sejahtera
b. sejahtera
c. cukup sejahtera
(3)
e. sangat tidak sejahtera
B. kesehatan
1. darimanakah anda memperoleh air bersih untuk keperluan sehari-hari?
a. PAM
b. sumur pompa
c. sumur gali
d. sungai
e. lain-lain
2. fasilitas kesehatan apa yang sudah di bangun pemerintah di kecamatan
sidamanik ini?
a. rumah sakit
b. puskesmas
c. klinik
d. pengobatan tradisional
e. tidak ada
2. Menurut anda,apakah fasilitas kesehatan sudah memadai di kecamatan ini?
a. sangatbaik
b. baik
c. cukup baik
d. kurang baik
e. sangat tidak baik
3. apakah anda mendapat tekanan dari perusahaan selama anda bekerja?
(4)
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. tidak baik
e.sangat tidak baik
5. menurut anda, bagaimana program pemerintah dalam memberikan program
kesehatan (BPJS) terhadap karyawan perkebunan teh?
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. kurang baik
e. sangat tidak baik
C.Pendidikan
1. Apakah status pendidikan terakhir anda?
a. sarjana
b . SMA
c. SMP
d. SD
E. tidak bersekolah
2. menurut anda, apakah anda mendapatkan pendidikan yang baik di kecamatan
ini?
(5)
b. baik
c. cukup baik
d. tidak baik
e. sangat tidak baik
3. menurut anda, apakah penyuluhan dan program pendidikan di kecamatan ini
sudah bagus?
a. sangat bagus
b. bagus
c. cukup bagus
d. tidak bagus
e. sangat tidak bagus
4. menurut anda, bagaimana tingkat memperoleh pendidikan di kecamatan ini?
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. kurang baik
e. sangat tidak baik
5.apakah anak anda sering mendapatkan dana pendidikan?
a. sangat sering
(6)
c. cukup sering
d. kurang sering
(7)
LAMPIRAN 2
HASIL REGRESI LINIER BERGANDA
KMO and Bartlett's Test
Reliability
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .737 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 344.254
Df 105
Sig. .000
Reliability Statistics
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's
Alpha N of Items
(8)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 46.91 29.780 .058 .169 .738
VAR00002 45.01 25.121 .503 .553 .697
VAR00003 44.98 25.414 .437 .559 .705
VAR00004 44.50 25.000 .599 .497 .689
VAR00005 44.61 25.291 .577 .472 .692
VAR00006 45.13 28.498 .080 .037 .750
VAR00007 44.22 30.072 .030 .104 .750
VAR00008 44.92 26.155 .422 .256 .708
VAR00009 44.14 26.586 .380 .372 .713
VAR00010 44.96 25.312 .459 .431 .702
VAR00011 44.89 28.968 .101 .203 .740
VAR00012 44.58 26.347 .445 .360 .706
VAR00013 44.61 26.362 .430 .373 .708
VAR00014 44.57 27.541 .328 .319 .718
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 1.28 .494 100
VAR00002 3.18 .881 100
VAR00003 3.21 .924 100
VAR00004 3.69 .787 100
VAR00005 3.58 .768 100
VAR00006 3.06 .993 100
VAR00007 3.97 .703 100
VAR00008 3.27 .815 100
VAR00009 4.05 .796 100
VAR00010 3.23 .908 100
VAR00011 3.30 .745 100
VAR00012 3.61 .751 100
VAR00013 3.58 .768 100
VAR00014 3.62 .678 100
VAR00015 1.56 .880 100
(9)
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 46.91 29.780 .058 .169 .738
VAR00002 45.01 25.121 .503 .553 .697
VAR00003 44.98 25.414 .437 .559 .705
VAR00004 44.50 25.000 .599 .497 .689
VAR00005 44.61 25.291 .577 .472 .692
VAR00006 45.13 28.498 .080 .037 .750
VAR00007 44.22 30.072 .030 .104 .750
VAR00008 44.92 26.155 .422 .256 .708
VAR00009 44.14 26.586 .380 .372 .713
VAR00010 44.96 25.312 .459 .431 .702
VAR00011 44.89 28.968 .101 .203 .740
VAR00012 44.58 26.347 .445 .360 .706
VAR00013 44.61 26.362 .430 .373 .708
VAR00014 44.57 27.541 .328 .319 .718
VAR00015 46.63 27.569 .216 .153 .731
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
48.19 30.337 5.508 15
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 F.PENDIDIKAN F.KESEHATAN F.PENDAPATAN
. Enter
a. All requested variables entered.
(10)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 F.PENDIDIKAN F.KESEHATAN F.PENDAPATAN
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: k.petani
Model Summary
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .999a .997 .997 .244
a. Predictors: (Constant), f.pendidikan,f.kesehatan,f.pendapatan b. Dependent Variable: k.petani
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2270.454 3 756.818 12665.894 .000a
Residual 5.736 96 .060
Total 2276.190 99
a. Predictors: (Constant), f.pendidikan, f.kesehatan, f.pendapatan b. Dependent Variable: k.petani
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.841 1.453 12.282 .000
f.pendapatan 1.523 .096 .849 15.908 .000
f.kesehatan 1.153 .051 .534 22.482 .000
f.pendidikan .527 .013 .236 40.202 .000
(11)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 27.08 51.93 40.59 4.789 100
Residual -.348 .458 .000 .241 100
Std. Predicted Value -2.821 2.368 .000 1.000 100
Std. Residual -1.423 1.874 .000 .985 100
a. Dependent Variable: k.petani
(12)
(13)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .24071093 Most Extreme Differences Absolute .205
Positive .205
Negative -.192
Kolmogorov-Smirnov Z 2.051
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.547E-15 .227 .000 1.000
f.pendapatan .000 .011 .000 .000 1.000
f.kesehatan .000 .013 .000 .000 1.000
(14)
Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .999a .997 .997 .244 2.182
a. Predictors: (Constant), f.pendidikan, f.kesehatan, f.pendapatan b. Dependent Variable: k.petani
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension
Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) f.pendapatan f.kesehatan f.pendidikan
dimension0 1
dimension1
1 3.964 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .018 15.010 .10 .96 .04 .04
3 .010 19.483 .05 .00 .35 .86
4 .008 22.985 .85 .04 .61 .10
a. Dependent Variable: k.petani
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.296 .227 -1.302 .196
f.pendapatan .987 .011 .550 92.638 .000 .744 1.344 f.kesehatan 1.018 .013 .471 80.403 .000 .764 1.310 f.pendidikan .527 .013 .236 40.202 .000 .764 1.309 a. Dependent Variable: k.petani
(15)
Doddy Ariefianto, Moch. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga
Idayani Damanik. 2012. Modal Usaha Tani Bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawahdi Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun
I GedeSetiawanAdi Putra dkk, 2010. Analisis Finansial Usaha Tani dan Buah Naga Super Merah di Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. E- Jurnal Agribisnis dan Agrowisata, 4. ISSN 2301-6523
Mosher AT. 1987. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Disunting oleh Rochim Wirjoniodjojo. Yasaguna. Jakarta
Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta.
Purba,Rayzon,dkk. 2015. “Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Plasma Kelapa Sawit Di Desa Rembah Jaya Tran 500 Kecamatan Pagaran Darusallam Tapah Kabupaten Rokan Hulu”, JOM Faperta, Volume 2 Nomor 1
Sajogyo, P. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSP – IPB. Bogor
Sari,D.K, dkk. 2014. “Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani jagung di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan”, JIIA, Volume 2 Nomor 1.
Singarimbun,Masri dan Sofian Effendi.1981. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES
Soepono, Bambang. 1997. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
(16)
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Media Group.
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama
Supranto, J. 1995. Ekonometrik. Jakarta: Universitas Indonesia
Surung, M.Y, dan Dahlan. 2012. Petani Padi Sawah dan Kemiskinan. Makasar: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa.
Todaro, Michael. 2003. PembangunanEkonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara 2013.
diakses pada 10 Oktober 2015)
(diakses pada 10 Oktober 2015)
diakses pada 13
Oktober 2015)
(17)
Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan juga langkah yang
akan di lakukan dalam mengumpulkan data secara empiris untuk memecahkan
masalah dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tentang analisis tingkat kesejahteraan petani di kabupaten
Sidamanik ini menggunakan metodologi penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Penelitian Deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan antara variable dengan
menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui
pengujian hipotesa.
3.2 tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di kecamatan sidamanik. Tahapan
penelitian ini di mulai pada tanggal 6-juni-2016. Sumber data yang di butuhkan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh
dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung
dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah
di susun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data
yang di peroleh atau di kumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data
sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang di
(18)
3.3 populasi dan sampel penelitian 3.3.1 Populasi
Anwar Sanusi 2011 mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan
elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh petani yang berada
di kecamatan sidamanik yang bekerja sebagai petani kebun teh.
3.3.2 Sampel
Anwar Sanusi 2011 mengemukakan Sampel adalah bagian dari
elemen-elemen populasi yang terpilih. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi di lakukan
secara acak dan dimana tiap unsure yang membentuk populasi di beri kesempatan
yang sama untuk terpilih menjadi sampel
Dalam penarikan sampel maka jumlahnya harus representative untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus slovin,yaitu:
n = �
1+��2
Keterangan: n = ukuran sampel
N = jumlah petani di kabupaten sidamanik
α = kelonggaran ketidaktelitian (dalam persen)
dengan menggunakan rumus slovin tersebut maka:
� = N 1+Nα2
�= 9008 1 + 9008(0,1)2 �= 9008
(19)
� = 100 responden
Dari perhitungan tersebut didapat 100 orang. Dengan demikian sampel
yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Penentuan jumlah
sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sampel
random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini sangat
popular dan banyak di anjurkan penggunaanya dalam proses penelitian. Pada
teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai
probabilitas atau kesempatan yang sama untuk di pilih menjadi sampel. Teknik ini
merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik–teknik
sampling yang lain.
3.4 Metode pengambilan data
Dalam melakukan kegiatan selalu ada kegiatan untuk melakukan
pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini
menurut Anwar Sanusi 2011,yaitu:
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan
kepada subjek peneliti. Pada saat mengajukan pertanyaan, peneliti dapat berbicara
berhadapan langsung dengan responden atau bila hal itu tidak mungkin di
lakukan, juga bisa melalui komunikasi, misalnya melalui telephone.
2. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara
(20)
3. Observasi
Merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek
(orang), objek (benda), atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang di teliti.
4. Study kepustakaan
Yakni dengan data yang di dapat melalui kepustakaan dengan mempelajari
buku-buku, jurnal literatur dan bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi
langsung dengan masalah skripsi penulis
3.5 Defenisi Operasional
1. kesejahteraan (y) adalah suatu dimana kebutuhan hidup terpenuhi
dengan kebutuhan pangan, sandang, papan sehingga dapat dikatakan
masyarakat sejahtera.
2. modal (X1) adalah sesuatu yang di gunakan untuk mendirikan atau
menjalankan suatu usaha, modal ini berupa uang dan tenaga.
3. pendidikan (X2) adalah lamanya masyarakat menuntut ilmu
(bersekolah) dari mulai masuk sampai tamat dalam hitungan tahun.
4. pendapatan (X3) adalah penghasilan yang di peroleh masyarakat setiap
bulan dalam jumlah rupiah atau penghasilan yang di dapat seseorang
dalam jangka waktu mereka bekerja.
(21)
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang di gunakan adalah metode
regresi linier berganda, dimana data yang di kumpulkan melalui hasil wawancara,
kemudian dianalisis menggunakan indicator yang di gunakan.
Rumus metodenya, yaitu:
Y = α + � X1+ β2 X2+ β3 X3 + e
Keterangan:
α = konstanta
β1β 2β3= koefisien regresi variable independen
X1 = kesehatan
X2 = tingkat pendidikan
X3 = pendapatan
Y = kesejahteraan masyarakat
3.7 Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi dat dengan bentuk
lonceng (syafrizal situmorang dkk, 2010). Dengan adanya test normalitas maka
hasil penelitian bisa di generalisasikan populasi.pada penelitian ini, uji normalitas
di lakukan dengan pendekatan histogram.
3.8 Uji heteroskedastisitas
Uji hetoroskedastisitas diuji dengan metode glejser dengan cara menyusun
regresi antara nilai absolute residual dengan variable bebas. Apabila
masing-masing variable bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap absolute residual (α
= 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
(22)
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat di lakukan dengan pengujian
durbin-watson (d). hasil perhitungan durbin-watson (d) dibandingkan dengan nilai
d tabel pada α = 0,05. Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (d u) dan nilai batas bawah ( d l) untuk berbagai nilai n dan k.
Jika: d < dL ; maka terjadi autokorelasi positif
d > 4 – dL ; maka terjadi autokorelasi negative
du< d < 4 – du ; maka terjadi autokorelasi
dL≤ d≤ du atau 4 – du≤ d ≤ 4 – dl ; maka pengujian tidak meyakinkan 3.10 uji multikolinearitas
Pendeteksian terhadap multikolinearitas dapat di lakukan dengan melihat
nilai variance inflating factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIF > 10
maka terdapat gejala multiklinearitas yang tinggi.
3.11 uji hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian secara simultan (serempak) dan parsial yang
dilakukan dengan menggunakan aplikasi software pengelolaan data dengan SPSS
dengan analisis tersebut
3.11.1 Uji T (secara parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variable independen (tingkat
pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan kondisi perumahan serta fasilitas yang di
miliki) secara parsial terhadap variable independen. Adapun hipotesis statistic
pengujian sebagai berikut:
H0: β1 = 0 (tidak ada pengaruh tingkat modal, pendidikan, pendapatan)
(23)
3.11.1.1Uji F (secara simultan)
Uji f di lakukan untuk melihat secara silmutan (bersama-sama) apakah
ada pengaruh dari variabel bebas (kesehatan, pendidikan, pendapatan).
Model hipotesis yang dilakukan dalam uji f ini adalah:
H0 : β1β2 β3 = 0 (artinya pendapatan,kesehatan,pendidikan secara
bersama-sama tidak terpengaruh terhadap kesejahteraan petani.)
H1: β1 β2 β3 ≠ 0 (artinya pendapatan,kesehatan,pendidikan secara bersama
-sama berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani.)
3.12 koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) sering pula di sebut dengan koefisien
determinasi majemuk yang hampir sama dengan koefisien r2. R juga serupa
dengan r, tetapi keduanya berbeda dalam fungsi (kecuali regresi linier sederhana).
R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variable terikat (Y) yang di jelaskan oleh
variabel bebas (lebih dari satu variable : Xi ; i = 1,2,3…k) secara bersama-sama.
Sementara itu r2 menjelaskan mengukur kebaikan sesuai dari persamaan regersi,
yaitu memberikan persentase variasi total dalam variable terikat (Y) yang di
jelaskan oleh hanya satu variable bebas (X).
r = koefisien korelasi yang menjelaskan keeratan hubungan linier di antara dua
variabel, nilainya dapat negative dan positif.
R = koefisien korelasi majemuk yang mengukur tingkat hubungan antara
variable terikat (Y) dengan semua variabel bebas yang menjelaskan secara
(24)
di duga mempengaruhi kesejahteraan petani adalah modal, pendidikan,
pendapatan. Variabel-variabel tersebut kemudian akan di estimasi ke dalam
fungsi.
3.13 Pengeolahan data
Untuk memudahkan pekerjaan pengolahan data maka digunakan alat bantu
computer dengan menggunakan spss 20.0. dengan tujuan untuk mempermudah
perhitungan dalam mendapatkan besarnya koefisien regresi diantara variable yang
(25)
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sidamanik
4.1.1 Kecamatan Sidamanik
Kecamatan Sidamanik adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten
simalungun di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini adalah
kota Pematang Siantar. Kecamatan ini terkenal dengan hasil perkebunan teh nya.
4.1.2 Lokasi Wilayah Kecamatan Sidamanik
Kecamatan sidamanik merupakan salah satu kecamatan di kabupaten
simalungun. Kecamatan ini berbatasan dengan :
Utara : Kecamata Panai/Dolok Pardamean
Barat : Kecamatan Dolok Pardamean
Selatan : Kecamatan Pematang Sidamanik
Timur : Kecamatan Jorlang Hataran
4.2 Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Responden
merupakan masyarakat Kecamatan Sidamanik yang berprofesi sebagai karyawan
(26)
karakteristik responden dan data indikator tingkat kesejahteraan karyawan petani
teh.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data
distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Data Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 20 s/d 29 tahun 0 0
2 30 s/d 39 tahun 8 8
3 40 s/d 49 tahun 57 57
4 50 s/d 59 tahun 35 35
5 > 60 tahun 0 0
Total 100 100
Sumber: Data diolah (2016)
Sesuai data pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur
responden berumur 20-29 tahun sebanyak 0 orang atau 0% dan berumur 30-39
tahun sebanyak 8 orang atau 8%, responden yang berumur 40-49 sebanyak 57
orang atau 57%, responden yang berumur 50-59 sebanyak 35 orang atau 35%,
sedangkan responden yang berumur >60 tahun (usia tidak produktif) sebanyak 0
orang atau 0%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat yang
berprofesi sebagai karyawan petani di daerah Kecamatan Sidamanik berada pada
(27)
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh distribusi data
karakteristik responden berdasarkan dat pendidikan yang didapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 12 12
3 SMP/Sederajat 15 15
4 SMA/Sederajat 66 66
6 Sarjana 7 7
7 Total 100 100
Sumber: Data diolah (2016)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 66 orang atau 66% dan diikuti yang
berpendidikan SMP sebanyak 15 orang atau 15%. Sedangkan yang berpendidikan
SD sebanyak 12 orang atau 12% dan yang berpendidikan Sarjana sebanyak 7
orang atau 7% dan yang tidak berpendidikan sebanyak 0 orang atau 0% . Dari data
diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kecamatan Sidamanik masih
berada pada tingkat pendidikan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
(28)
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan dalam keluarga yang harus dibiayai oleh responden
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel distribusi seperti tertera
berikut ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase
(%)
1 0 orang 8 8
2 1 orang 17 17
3 2 orang 27 27
4 3 orang 28 28
5 4 orang 17 17
6 >4 orang 2 2
Total 100 100
Sumber: Data diolah (2016)
Dengan melihat tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya
responden memiliki 3 orang tanggungan dalam keluarga sebanyak 28 orang atau
28%. Sementara responden dengan jumlah tanggungan 2 orang sebanyak 27 orang
atau 27%, responden yang tidak memiliki tanggungan sebanyak 8 orang atau 8%,
responden dengan jumlah tanggungan 1 orang sebanyak 17 orang atau 17%,
responden dengan jumlah tanggungan 5 orang sebanyak 6 orang atau 7,5%,
responden dengan jumlah tanggungan 4 orang sebanyak 17 orang atau 17%,
responden dengan jumlah tanggungan >4 orang sebanyak 2 orang atau 2%. Maka
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tanggungan 3
orang. Jumlah tanggungan berkisar 2-4 orang yaitu 72 orang. Tentu jumlah ini
(29)
4.3 Indikator Kesejahteraan Karyawan Petani teh
Tingkat kesejahteraan karyawan petani teh ditentukan dengan mengacu
kepada 3 (tiga) indikator kesejahteraan sesuai dengan yang diterapkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) yaitu terdiri dari:
1. Tingkat Pendapatan (jumlah pendapatan per bulan),
2. Tingkat Pendidikan,
3. Tingkat Kesehatan
Data indikator kesejahteraan karyawan petani teh berdasarkan hasil penelitian
terhadap 80 responden dengan menggunakan kuisioner dan observasi dengan
pihak-pihak terkait.
4.3.1 Indikator Kesejateraan Karyawan Petani teh Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data
indikator kesejahteraan berdasarkan tingkat pendapatan per bulan yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Data Indikator Tingkat Pendapatan Per Bulan No Pendapatan per bulan Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Rendah (Rp.1.000.000 s/d Rp. 2.000.000)
68 68
2 Sedang ( Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000)
29 28
3 Tinggi (Rp. 3.000.000 s/d Rp. 4,000,000)
3 3
(30)
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
responden memiliki jumlah pendapatan per bulan antara Rp 1.000.000 s/d
2.000.000 dengan kategori “rendah” yaitu 68 responden atau 68 % dan diikuti
yang berpendapatan Rp 2.000.000 s/d Rp. 3.000.000 dengan kategori “sedang”
sebanyak 29 orang atau 29 %, sementara pendapatan Rp 3.000.000 s/d 4.000.000
hanya 3 orang atau 3%.
Dimana kondisi ekonomi karyawan petani teh akan membawa pengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan karyawan petani teh itu sendiri. Kesejahteraan
inilah yang menjadi variabel objek yang sangat penting. Pendapatan merupakan
faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika ingin menentukan
tingkat kesejahteraan karyawan petani teh.
Karyawan Petani teh merupakan suatu kelompok masyarakat yang
kehidupannya tergantung langsung pada hasil alam. Mereka pada umumnya
tinggal di pedesaan. Umumnya kehidupan karyawan petani teh hidup dengan
layak. Karena mereka sudah di gaji oleh perusahaan PTPN IV, tampak pada
tingkat pendapatan petani the yang sudah cukup baik, dimana hal ini didukung
oleh hasil penelitian dimana tingkat kesejahteraan masyarakat petani di
Kecamatan Sidamanik yang masih rendah yaitu sekitar Rp1.000.000-
Rp2.000.000 tetapi sebagian sudah ada petani teh di Kecamatan Sidamanik yang
pendapatan per bulannya di atas Rp2.000.000. Pendapatan karyawan petani teh
sudah mengalami peningkatan maka akan membuat daya beli membaik yang
(31)
4.3.2 Indikator Tingkat Kesehatan
Kondisi kesehatan masyarakat petani berdasarkan hasil penelitian terhadap
100 responden diperoleh data sebagaimana dituangkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Data Indikator Tingkat Kesehatan
No Kesehatan Keluarga Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Kurang 22 22
2 Cukup 25 25
3 Baik 44 44
Total 100 100
Sumber: Data diolah (2016)
Dari tabel 4.10 di atas memperlihatkan bahwa pada umumnya responden
memiliki tingkat kesehatan dengan kategori baik sebanyak 44 responden atau 44%
dari seluruh jumlah responden dan selebihnya dengan kategori cukup 25
responden atau 25% dan memiliki tingkat kesehatan dengan kategori kurang tidak
ada sama sekali yaitu 22 responden atau 22%.
Kualitas hidup suatu masyarakat petani teh pada umumnya dianggap
sebagai komunitas dengan kondisi kesehatan yang masih kurang. Berbagai faktor
penyebabnya antara lain akibat masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Dari data hasil penelitian akan tingkat kesehatan karyawan petani teh di
Kecamatan Sidamanik pada umumnya dikategorikan “baik”. Hal ini ditunjukkan
(32)
meningkatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan dan kader-kader
puskesmas di Kecamatan Sidamanik.
4.3.3 Tingkat Kesejahteraan Karyawan Petani Teh
Berdasarkan hasil analisis indikator kesejahteraan karyawan petani teh
sebagaimana telah diuraikan dan disajikan dalam bentuk di atas, maka diperoleh
data tingkat kesejahteraan karyawan petani teh di Kecamatan Sidamanik yang
diwakili sebanyak 100 responden.
Tabel 4.6
Tingkat Kesejahteraan Karyawan Petani Teh No Tingkat Kesejahteraan Jumlah
Responden
Persentase (%)
1 Rendah 31 31
2 Sedang 24 24
3 Tinggi 44 40
Total 80 100
Sumber: Data diolah (2016)
Dengan melihat table 4.11 diatas dapat diketahui bahwa pada umumnya
responden memiliki tingkat kesejahteraan dengan kategori “tinggi” yaitu sebanyak
44 responden atau 44% diikuti oleh responden yang memiliki tingkat
kesejahteraan rendah sebanyak 31 responden atau 31% sementara responden
dengan tingkat kesejahteraan yang dikategorikan “sedang” sebanyak 24 responden
atau 24%.
Untuk melihat lebih jelas lagi kondisi pertanian di Kecamatan Sidamanik
serta lembaga lembaga terkait penunjang kesejahteraan rumah tangga karyawan
(33)
Gambar 4.1
Kondisi sekolah di Kecamatan Sidamanik
Gambar 4.2
(34)
Gambar 4.3
Kondisi kantor camat di Sidamanik
4.4. Analisis Data dan Pembahasan 4.4.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang
dilakukan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.841 1.453 12.282 .000
f.pendapatan 1.523 .096 .849 15.908 .000
f.kesehatan 1.153 .051 .534 22.482 .000
f.pendidikan .527 .013 .236 40.202 .000
(35)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut:
Y= 17.841 + 1,523�� + 1,153�� + 0,527��
Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai variabel
pendapatan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan (Y),
variabel pendidikan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan (Y), karena pendidikan yang dimiliki para pekerja sesuai dengan
profesi (kedudukan) dalam pekerjaannya sehingga kesejahteraan tingkat
pendidikan mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan petani teh di
kecamatan Sidamanik. Variabel kesehatan (X3) berpengaruh siginifikan secara
positif terhadap kesejahteraan (Y).
4.5 Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam
persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variabel VIF (variance inflation factor)
dan nilai tolerance 10%. Dasar pengambilan keputusan uji multikolinieritas:
- Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka terjadi
multikolonieritas.
- Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi
(36)
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.744 1.344
.764 1.310
.764 1.309
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: variabel pendapatan memiliki nilai VIF sebesar 1,344 < 10 dan nilai
tolerance sebesar 0,744 > 0,10 dinyatakan terjadi multikolinieritas. Variabel
pendidikan memiliki nilai VIF sebesar 1,310 < 10 dan nilai tolerance sebesar
0,764 > 0,10 dinyatakan terjadi multikolineritas. Variabel kesehatan memiliki
nilai VIF sebesar 1,309 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,764 > 0,10 dinyatakan
terjadi multikolineritas.
4.5.2 Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres
(37)
Tabel 4.9
Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.547E-15 .227 .000 1.000
f.pendapatan .000 .011 .000 .000 1.000
f.kesehatan .000 .013 .000 .000 1.000
f.pendidikan .000 .013 .000 .000 1.000
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Variable X1, X2, X3 terbebas dari penyakit heterokedastisitas karena di
peroleh nilai sig pada seluruh variable bebas sebesar 1,000 atau lebih besar ( α > 5% )
4.6 Uji Hipotesis
4.6.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar
pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang
diperoleh sebesar 0,997. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan,
pendidikan, kesehatan, 18 persen variasi kesejahteraan petani. Sedangkan sisanya
0,3 persen kesejahteraan petani dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
(38)
Tabel 4.10
Koefisien Determinasi (R2 ) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .999a .999a .997 .244 2.182
a. Predictors: (Constant), f.pendidikan, f.kesehatan, f.pendapatan b. Dependent Variable: k.petani
4.6.2 Uji f ( Simultan)
Uji f digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada
pengaruh dari variabel bebas (pendapatan, pendidikan, kesehatan) terhadap
variabel terikat (kesejahteraan petani) . Adapun hasil estimasi sebagai berikut:
Tabel 4.11 Uji F ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 2270.454 3 756.818 12665.894 .000a
Residual 5.736 96 .060
Total 2276.190 99
a. Predictors: (Constant), f.pendidikan, f.kesehatan, f.pendapatan b. Dependent Variable: karyawan petani
Berdasarkan hasil estimasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel
pendapatan (X1), pendidikan (X2), kesehatan (X3), secara simultan berpengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan petani (y) . karena nilai sig dari variable tersebut
(39)
4.6.3 Uji t (Parsial)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara masing-masing. Dimana
uji parsial akan dapat menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 terhadap Y, nilai
X3 terhadap Y.
Tabel 4.12 Uji Parsial
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.841 1.453 12.282 .000
f.pendapatan 1.523 .096 .849 15.908 .000
f.kesehatan 1.153 .051 .534 22.482 .000
f.pendidikan .527 .013 .236 40.202 .000
Sumber: Data diolah (2016)
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22.0
dapat diketahui bahwa hasil uji t yaitu X1 berpengaruh positif dan signifikan
terhaday variable y, variable X2 juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variable y, begitu juga dengan variable X3 berpengaruh positif dan signifikan
(40)
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan karyawan petani teh dalam penelitian ini digambarkan oleh
tiga indikator yaitu : tingkat pendapatan rumah tangga petani,tingkat
pendidikan, dan tingkat kesehatan. Secara umum mengindikasikan derajat
yang cukup baik sehingga dapat disimpulkan bahwa rumah tangga karyawan
petani di Kecamatan Sidamanik tergolong sejahtera.
2. Variabel pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat. Naiknya pendapatan akan meningkatkan
kesejahteraan karyawan petani teh.
3. Variabel tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kesejahteraan masyarakat. Berarti meningkatnya jenjang pendidikan
meningkatkan kesejahteraan karyawan petani teh.
4. Variabel tingkat kesehatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat. Berarti setiap tingkat kesehatan akan
(41)
5.2. Saran
1. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi
lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi (PTPN IV) terkait agar
pendapatan para karyawan petani teh lebih meningkat dan merata.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah turut berperan aktif dalam
perekonomian rakyat khususnya masyarakat petani, serta dapat meningkatkan
fasilitas pendidikan, kesehatan sebagai dasar untuk menopang proses
peningkatan sumber daya manusia menuju kepada kecerdasaan dan akhirnya
pada kesejahteraan di masa yang akan datang.
3. Fasilitas kesehatan masyarakat serta tenaga kerja dibidang kesehatan harus
dimaksimalkan sehingga mampu menopang kondisi kesehatan masyarakat
(42)
2.1 Gambaran Umun Pertanian Indonesia
Sampai era reformasi sekarang, tampaknya sektor pertanian masih dan
akan merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian
besar penduduk Indonesia (>60%) tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh
penduduk tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sementara
itu, kontribusi utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional selama
PJPI telah berhasil secara nyata meningkatkan penyediaan bahan pangan
khususnya beras, menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, serta menunjang sektor non pertanian melalui penyediaan bahan baku
untuk industri pengolahan.
Sejalan dengan tahapan dan keberhasilan pembangunan pertanian yang
telah dicapai, proses transformasi struktural perekonomian nasional akan terus
berlangsung dengan ciri sebagai berikut:
1. Peran relatif sektor pertanian dan sumbangannya terhadap PDB dan
penyerapan tenaga kerja semakin menurun.
2. Pangsa ekspor bahan setengah jadi dan jadi semakin besar.
3. Keterkaitan antar berbagai sektor pertanian semakin tinggi.
4. Daerah pedesaan semakin terbuka, baik berupa hubungan antar desa, serta
antar desa dan kota, maupun berupa arus informasi sehingga pola pikir
(43)
5. Terjadinya perubahan pola berusaha tani dari orientasi peningkatan
produksi semata-mata ke orientasi pemanfaatan sumber daya yang optimal
dalam rangka meraih nilai tambah hasil produksi pertanian yang lebih
besar dan meningkatkan kesejahteraan petani.
2.1.1 Pembagian-Pembagian Pertanian
Belum ada pembagian pertanian yang baku sampai saat ini.Pertanian
sering di golongkan menurut keperluan tertentu,sering tumpang tindih,malah
berbeda penggolongan di satu daerah dengan daerah lainnya. Tanaman kentang di
Indonesia di golongkan tanaman sayuran (hortikultura), di eropa di golongkan
tanaman makanan.namun demikian dapat di himpun penggolongan-penggolongan
pertanian (Rahmanta, 2014).
2.1.2 Pertanian dalam arti sempit dan arti luas
Pertanian dalam arti sempit adalah pertanian bercocok tanam,yaitu
pertanian rakyat dan pertanian perkebunan. Pertanian dalam arti luas adalah
meliputi bercocok tanam (Pertanian rakyat dan perkebunan), kehutanan,
perternakan, dan, perikanan (Rahmanta, 2014).
2.1.3 Pertanian rakyat dan perkebunan
Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dalam
skala luas areal dan system manajemennya yang lebih sempit dan lebih sederhana
dari pada perkebunan. Ada juga perkebunan rakyat, system manajemennya
berbeda juga dengan perkebunan besar.menurut pemiliknya, perkebunan besar
dapat dibagi menjadi perkebunan : PTP (BUMN), Perkebunan perusahaan daerah,
(44)
2.1.4 Pertanian modern dan tradisional
Kalau pertanian intensif dan ekstensif berkonotasi terhadap jumlah nilai
input per hektar, pertanian modern dan tradisinal berkonotasi terhadap tingkat
penggunaan teknologi. Pertanian modern menggunakan teknologi lebih tinggi dari
pada pertanian tradisionil. Pertanian modern lebih banyak menggunakan tenaga
mekanisasi, bibit unggul, pupuk, dan pestisida.klasifikasi berlaku bagi seluruh sub
sektor pertanian.
2.2 Persoalan dalam ekonomi pertanian
Menurut Rahmanta (2014), ada beberapa persoalan ekonomi pertanian
penting yang perlu mendapat perhatian antara lain:
1. Jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan dalam
pertaniaan.
2. Pembiayaan pertanian
3. Tekanan penduduk di daerah pertanian
4. Daya saing sektor pertanian
5. Kesejahtraan petani, kemiskinan, dan ketimpangaan pendapatan.
2.2.1 Jarak waktu yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan dalam pertanian
Perbedaaan yang jelas antara persoalan-persoalan ekonomi pertaniandan
persoalan ekonomi di luar bidang pertanian adalah adanya jarak waktu (gap)
antara pengeluaran yang harus di lakukan para pengusaha pertanian dengan
(45)
2.2.2 Pembiayaann pertanian
Dengan anggapan adanya kemiskinan yang luas di kalangan petani,
keterlibatan mereka pada hutang, baik hutang biasa maupun dengan system ijon,
maka biasanya orang menyimpulkan bahwa persoalan yang paling sulit dalam
ekonomi pertanian adalah persoalan pembiayaan pertanian (Rahmanta, 2014).
2.2.3 Tekanan penduduk dan pertanian
Persoalan penduduk di Indonesia sudah lama menjadi perhatian banyak
ahli ekonomi pertanian.persoalan yang di hadapi oleh Indonesia tidak hanya
penduduk yang sangat padat dan tingkat pertumbuhannya tiap tahun cukup tinggi,
tetapi juga pembagiannya antar daerah dan pulau yang tidak seimbang (Rahmanta,
2014).
2.2.4 Daya saing sektor pertanian
Dalam menghadapi pasar bebas dan dalam keadaan di mana setiap Negara
anggota organisasi perdagangan dunia (WTO) lebih membuka pasarnya
masing-masing maka pertanyaan mendasar bagi produk pertanian kita adalah mampukah
kita bersaing di pasar internasional yang semakin kompetitif (Rahmanta, 2014).
2.2.5 Kesejahtraan petani, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan
Posisi sektor pertanian sebagai salah satu kegiatan perekonomian di
Negara berkembang sering menempati urutan terbawah dari segi kesejahtraan
pelakunya.pertanian sering diperas demi kemajuan sektor lain, terutama sektor
industry, yaitu menyediakan pangan yang murah dan tenaga buruh dengan upah
(46)
2.3 Faktor-Faktor modal usaha karyawan (petani kebun teh)
Untuk mengetahui tingkat kesejahtraan petani, ada beberapa faktor yang
harus di perhatikan dan di analisis dalam perkembangan tingkat kesejahtraan para
petani, terkhusus nya petani perkebunan teh.
2.3.1 Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan.Banyak yang masih
bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini di sebabkan pendapatan
dapat di artikan sebagai revenue dan dapat di artikan juga sebagai income. Jadi
pengertian pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang di kenal sebagai sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, deviden, royalty dan sewa. Defenisi tersebut memberikan pengertian
yang berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas,
income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan
maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan
penghasil dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap
transaksi yang terjadi. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang tergantung pada
faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, kemampuan, pendidikan, dan
pengalaman.
2.3.2 Kesehatan
Pengertian sehat menurut WHO adalah “Health is a state of complete
physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya.
(47)
Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa,
danlingkungan berupa udara segar, sinar matahari, santai, kebersihan serta pikiran,
kebiasaan dan gaya hidup yang baik.Selama beberapa dekade terakhir, pengertian
sehat masih dipertentangkan oleh para ahli dan belum ada kata sepakat dari para
ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health
Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan bahwa
pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan. Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu
kesatuan dalam defenisi sehat yaitu:
1.Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya,
berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut
tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan
baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam
pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men Sana In
Corpore Sano).
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO
dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap
(48)
berlibur, mendengar alunanlagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama
dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
2.3.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha serta upaya yang dilakukan oleh
manusia yang sudah dewasa dalam membimbing manusia yang masih belum
dewasa ke arah kedewasaan. Bimbingan di sini dalam arti luas, yaitu memberikan
pengetahuan serta pemahaman kepada anak-anak bagaimana dia harus
bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya, mengajarkan kemandirian,
saling menghormati, rasa tanggung jawab, serta bimbingan lainnya. Selain itu
juga pendidikan bisa diartikan bahwa proses perubahan atau pendewasaan
manusia,berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham
menjadi paham.
Menurut (Michael Todaro, 1998) bahwa pendidikan memiliki pengaruh
positif terhadap promosi pertumbuhan ekonomi. Bahwasannya tersedianya
tenaga-tenaga kerja terampil dan terdidik sebagai syarat penting berlangsungnya
pembangunan ekonomi secara berkesinambungan sama sekali tidak perlu di
ragukan.
2.4 Hubungan antara pendapatan, pendidikan, dan kesehatan terhadap tingkat kesejahteraan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu Negara biasanya diukur dari
pendapatan perkapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu
Negara. Angka total pendapatan atau Gross National Product (GNP) per kapita
(49)
ekonomi penduduk di suatu Negara. Akan tetapi masih banyak pendapatan per
kapita yang masih rendah misalnya di desa atau kota yang sedang berkembang.
Hal ini di sebabkan oleh:
1. Pendidikan yang masih rendah
2. Besarnya angka ketergantungan
3. Jumlah penduduk yang banyak
Dampak yang menyebabkan tingkat pendapatan penduduk yang masih rendah
terhadap pembangunan adalah:
1. Tingkat kesejahteraan yang masih rendah yang akan menyebabkan hasil
pembangunan yang akan banyak dinikmati masyarakat kelas sosial
menengah ke atas.
2. Rendahnya daya beli masyarakat sehingga membuat pembangunan bidang
ekonomi kurang berkembang dengan baik.
Masalah tingkat pendidikan di kota yang berkembang lebih rendah di
bandingkan dengan kota yang maju. Rendahnya tingkat pendidikan di sebabkan
oleh:
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan
sarana pendidikan.
(50)
Dampak yang di timbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap
pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan
tenaga ahli dari Negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, dimana keadaan
jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi
kebutuhan tenaga ahli yang sangat di perlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat
menerima hal-hal yang baru. Hal ini Nampak dengan ketidak mampuan
masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak
fasilitas umum yang rusak karena ketidak mampuan masyarakat
memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus di biarkan
akan menghambat jalanya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah
mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan
masyarakat.
Usaha yang di lakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
masyarakat adalah:
1. Penerapan wajib belajar 9 tahun
2. Meningkatkan sarana dan perasarana pendidikan
3. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran
(51)
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka
kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas
kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah
terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan
kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika
tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka
dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak
optimal.Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil
beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga
dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di
antaranya sebagai berikut:
1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit,
(52)
5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6.Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan
lingkungan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu
No Nama
peneliti
Judul penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian
1 Triswan
Tarigan (2006) Universitas Sumatera Utara (USU) Analisis Kinerja Usaha Tani Dan Saluran Distribusi Jagung Hibrida Terhadap Tingkat Pendapatan Petani (Studi Kasus Di Desa Pergendangen Kec. Tiga Binanga, Kab. Karo) Metode Deskriptif kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani Jagung Hibrida di Desa Pergendangen sudah optimal. Saluran distribusi Jagung Hibrida di Desa Pergendangen
Kecamatan Tiga Binanga tidak efisien
karena terlalu panjangnya proses pemasaran sampai pada konsumen akhir.
2 Dennis
Andersen (2012) Universitas Sumatera Utara (USU) Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Kota Sibolga
Metode Deskriptif kuantitatif
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat
nelayan di Kota Sibolga dengan menggunakan data primer untuk 100 responden yang mewakili seluruh populasi masyarakat nelayan di Kota Sibolga.
3 Idayani
Damanik (2012) Analisis Kebutuhan Modal Usaha Metode kuantitatif,denga n menggunakan
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui
(53)
Sumatera Utara (USU) Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawahdi Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.
berganda kesejahteraan petani
padi di Kecamatan Panei dan untuk mengetahui
bagaimana
pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal dan harga terhadap tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun
Perbedaan skripsi saya dari penelitian terdahulu adalah skripsi saya
menggabungkan beberapa variabel-variabel dipenelitian terdahulu yang saya teliti
sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejateraan petani, dimana variabel yang
saya analisis adalah: pendapatan, kesehatan, pendidikan bagi para karyawan
petani perkebunan teh di Kabupaten Sidamanik.
2.6 Kerangka Konseptual
Tabel 2.1 Tingkat kesejahteraan
karyawan kebun teh (Y)
Pendapatan (X1)
Kesehatan (X2)
(54)
Tingkat kesejahteraan karyawan kebun teh sangat berpengaruh pada 3
faktor berikut, yaitu:
Faktor yang pertama adalah pendapatan, karena tanpa adanya pendapatan
para karyawan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, dan factor
yang kedua adalah kesehatan, jika karyawan perkebunan teh tersebut tidak
memiliki kondisi yang prima maka petani tersebut tidak dapat bekerja dengan
baik, dan faktor yang ketiga adalah pendidikan, pendidikan sangat penting bagi
para karyawan, karena tanpa adanya pendidikan karyawan tidak dapat mengetahui
tahap-tahap bercocok tanam yang baik.
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian yang kebenaranya harus diuji secara empiris.Hal ini berarti hipotesa
yang ada bukan jawaban akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang harus
diuji kebenarannya dengan data-data yang mempunyai hubungan, ataupun dengan
melihat fakta yang terjadi di lapangan.
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat pengaruh positif antara pendapatan lahan terhadap kesejahteraan
karyawan kebun teh.
2. Terdapat pengaruh positif antara modal tehadap kesejahteraan karyawan
kebun teh.
3. Terdapat pengaruh positif antara pendidikan terhadap kesejahteraan
(55)
1.1Latar Belakang
Pada umumnya masyarakat selalu ingin mendapatkan penghidupan yang
layak setiap harinya. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat selalu berusaha
mengerjakan pekerjaan yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
mereka. Kondisi ekonomi yang meningkat setiap harinya sangat diharapkan
seluruh masyarakat, sebab dengan kondisi ekonomi yang baik maka setiap
kebutuhan keluarga dapat dipenuhi. Banyak pekerjaan yang sering dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi seperti halnya bertani, berdagang,dan
lainnya. Dalam melakukan pekerjaan tersebut, tidak semua masyarakat memiliki
modal yang cukup dalam mengerjakannya. Namun tidak dapat dipungkiri
masyarakat membutuhkan sumber modal untuk dapat mengerjakan usaha dan
pekerjaan tersebut.
Adapun yang menjadi masalah bagi para petani bukan saja terletak pada
kebutuhan modal untuk dapat menjalankan usaha pertanian tetapi kebutuhan akan
keluarga dan anak petani dalam memperoleh pendidikan atau bersekolah.
Persoalan lain juga yang menjadi penghambat yaitu keinginan para petani untuk
meningkatkan kesejahteraan dirinya. Masalah tersebut diantaranya rendahnya
pengetahuan atau wawasan, rendahnya tingkat keterampilan, kurangnya motivasi,
tidak memiliki kemampuan pengelolaan usaha tani, kurangnya dukungan atas
(56)
jarang mendapatkan bimbingan berupa penyuluhan dan tidak adanya tempat
petani untuk belajar meningkatkan kemampuan yang dibutuhkannya.Menemukan
atau merancangkan berbagai solusi alternatif untuk memecahkan masalah di atas
memerlukan kemampuan, keterampilan dan kreativitas pihak-pihak yang terlibat.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan peran pencapaian sasaran
penciptaan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional, sektor pertanian menghadapi berbagai perubahan sebagai
akibat dari globalisasi yaitu semakin terbukanya pasar dan meningkatkan
persaingan, meningkatnya tuntutan kebijakan pertanian yang berlandaskan
mekanisme pasar dan semakin berperannyaselera konsumen dalam menentukan
aktivitas di sektor pertanian.
Petani menghadapi banyak permasalahan dalam perannya menghasilkan
bahan pangan. Permasalahan petani dan pertanian di Indonesia adalah (1)
Marginalisasi pertanian, cirinya adalah pertanian kurang memberikan harapan,
masih banyak petani berorientasi pada off farm sehingga pertanian menyumbang
kemiskinan terbesar di Indonesia. (2) Exchange farmer, mayoritas umur petani
saat ini 70 tahun dan yang berumur di bawah 30 tahun jumlahnya sedikit,
kebanyakan generasi muda enggan menjadi petani(I Gede Setiawan Adi Putra
dkk, 2010).
Pembangunan pedesaan sangat berkaitan dengan
pembangunan pertanian, karena setiap aktivitas pembangunan pertanian
(57)
Sampai saat ini usaha sektor pertanian masih menjadi andalan sumber mata
pencaharian dan pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat pedesaan,
meskipun belum mampu mengangkat kesejahteraan ekonomi petani ke tingkat
lebih tinggi, disamping perlu mengurangi ketimpangan diantarawilayah pedesaan
dan ketimpangan pembagian keuntungan diantara pelaku agribisnis yang terus
berlanjut sampai sekarang. Ketimpangan di pihak on-farm misalnya, dipicu oleh
perbedaan tingkat aksesibilitas desa, produktivitas lahan dan tenaga kerja/upah,
senjangnya penguasaan dan penerapan teknologi dan sebagainya yang kesemua
itu berujung pada efesiensi usaha yang rendah.
Dalam upaya mengoptimalkan penggunaan sumberdaya pertanian melalui
inovasi teknologi guna meningkatkan perekonomian di pedesaan, badan Litbang
Pertanian sejak tahun 2005 merintis dan melakukan aksi program/kegiatan “Prima
Tani”. Dimana sasarannya adalah untuk dapat mempercepat terjadinya proses
desiminasi teknologi pertanian. Melalui program/kegiatan Prima Tani tersebut
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha tani, optimalisasi
sumberdaya, dan peningkatan nilai tambah produk melalui kegiatan agribisnis.
Karena tujuan akhir dari program tersebut adalah tercapai pemerataan distribusi
pendapatan di pedesaan.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan adanya
himpunan informasi dan data dasar variabel-variabel indikator pembangunan
ekonomi tingkat rumah tangga desa yang cukup memadai dan
berkesimambungan, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dampak
(58)
Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan pada
perekonomian nasional. Hal ini dapat di lihat dari peranan sector pertanian dalam
perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14.43% dan penyerapan tenaga
kerja di sector pertanian menurut hasil sakarnas (februai 2013) sekitar 35.05%.
eksport sector pertanian pada tahun 2013 mencapai 5.728,3 juta US dollar (3,14%
dari total eksport Indonesia) (Badan Pusat Statistik provinsi Sumatera Utara
2013).
Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan produksi
juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Untuk itu di
perlukan data yang dapat menggambarkan profil rumah tangga usaha pertanian,
struktur ongkos usaha komoditas pertanian, dan social ekonomi rumah tangga
usaha pertanian. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan
sensus pertanian.2013 yang meliputi pencacahan lengkap, survey pendapatan
petani, dan pencacahan subsektor.
Kegiatan sensus pertanian 2013 lanjutan pada tahun 2014 adalah ST2013
subsektor.salah satu kegiatan ST2013 subsektor adalah survey rumah tangga
usaha perkebunan (ST2013 SKB) (Badan pusat statistik provinsi Sumatera Utara
2013).Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perkebunan di Indonesia.
Perkebunan di Sumatera Utara telah di buka sejak penjajahan Belanda. Komoditi
hasil perkebunan yang paling penting dari Sumatera Utara saat ini antara lain
Karet, kelapa sawit, teh, kopi, dan coklat.Luas tanaman karet di Sumatera Utara
pada tahun 2014 secara umum mengalami peningkatan 0.37%. hal ini di
(59)
yang menghasilkan (TM) mengalami penurunan 0,04%, sedangkan tanaman yang
tidak menghasilkan (TTM) menurun 0,14%. Sementara itu, luas tanaman kopi
perkebunan rakyat untuk TBM dan TTM mengalami penurunan masing-masing
7,45% dan7,15%,sementara untuk TM mengalami penurunan0,65%.
Sementara itu, perubahan luas tanaman untuk perkebunan kelapa sawit
rakyat berbeda dengan coklat. Pada tahun 2014, TBM perkebunan kepala sawit
rakyat menurun masing-masing 5,79%,sedangkan TM dan TTM kelapa sawit
perkebunan rakyat meningkat cukup tinggi yaitu,25% dan 16,52%. TM untuk
tanaman coklat perkebunan rakyat mengalami ken aikan yang cukup signifikan
yaitu 81,63%, sedangkan indicator pertanian Sumatera Utara tahun 2014 TBM
dan TTM tanaman tersebut menurun cukup drastic yaitu 53,61% dan 54,32%
secara berurutan.
Gambar 1.1
0 50 100 150
2009 2010 2011 2012 2013 2014
kopi
kelapa sawit
(60)
Komoditi hasil perkebunan Sumatera Utara merupakan komoditi andalan
untuk diekspor. Sejak tahun 2009, produksi tanaman perkebunan rakyat untuk
semua komoditi yang di sajikan mengalami perkembangan yang fluktuatif.
Produksi coklat perkebunan rakyat mengalami peningkatan terbesar pada tahun
2014 yaitu 90,09%. Tanaman perkebunan rakyat lainnya yang mengalami
peningkatan di tahun 2014 adalah karet,dan kopi yaitu meningkat masing-masing
3,46% dan 1,11%. Sementara itu komoditi kelapa sawit dan teh masing-masing
mengalami penurunan produksi yaitu 81,56% dan 3,08%.
Dari masalah yang telah diuraikan di atas alasan mengapa pentingnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani adalah untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi nasional. Dilihat dari beberapa masalah yang telah di
ungkapkan maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai faktor-faktor atau
indikator kesejahteraan petani melalui penulisan skripsi yang berjudul
“ANALISIS KEBUTUHAN MODAL USAHA PERKEBUNAN TEH UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI TEH DI DAERAH KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesejahtraan petani
perkebunan teh Sidamanik?
2. Apakah terdapat pengaruh pendapatan terhadap kesejahtraan petani di
(61)
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahtraan
petani perkebunan teh Sidamanik
2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap tingkat kesejahtraan
petani perkebunan teh di sidamanik
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitianyang akan diperoleh oleh penulis skripsi ini adalah:
1. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui
apakah masyarakat petani tersebut sudah merasakan kesejahteraan.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya di bidang
ekonomi pertanian.
3. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa Departemen
Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
4. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(62)
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DAERAH KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan karyawan petani teh yang berada di Kecamatan Sidamanik yaitu berupa tingkat pendidikan mereka, tingkat kesehatan mereka, serta tingkat pendapatan karyawan petani teh tersebut. Data yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang di peroleh langsung dari hasil wawancara dan observasi dan data sekunder yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik). Metode penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesejahteraan petani teh di kecamatan Sidamanik cukup baik, pengujian dengan pengujian asumsi klasik dapat di simpulkan bahwa variabel pendapatan, variabel pendidikan, dan variabel kesehatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejateraan karyawan petani kebun teh. Secara umum mengindikasikan derajat yang cukup baik sehingga dapat di simpukan bahwa rumah tangga karyawan petani di Kecamatan Sidamanik tergolong sejahtera.
(63)
The purpose of this study was to determine the level of employee welfare tea farmers in Sub Sidamanik in the form of their level of education, level of their health, as well as the income level of employees of the tea farmers. The data used in this study are primary data obtained directly from interviews and observations and secondary data obtained from BPS (Central Bureau of Statistics). The research method used is quantitative descriptive analysis. The results showed the level of welfare of farmers in the district Sidamanik tea is quite good, the test with classic assumption test can be concluded that the income variable, the variable educational and health variables have a positive and significant impact on employee well-being of farmers tea gardens. Generally indicates a fairly good degree so that it can at simpukan that household employees farmers in Sub Sidamanik relatively prosperous.
(64)
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (PETANI TEH) DI DAERAH KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
OLEH :
DINDRA P. MELIALA 120501186
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
(65)
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DAERAH KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan karyawan petani teh yang berada di Kecamatan Sidamanik yaitu berupa tingkat pendidikan mereka, tingkat kesehatan mereka, serta tingkat pendapatan karyawan petani teh tersebut. Data yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang di peroleh langsung dari hasil wawancara dan observasi dan data sekunder yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik). Metode penelitian yang di gunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesejahteraan petani teh di kecamatan Sidamanik cukup baik, pengujian dengan pengujian asumsi klasik dapat di simpulkan bahwa variabel pendapatan, variabel pendidikan, dan variabel kesehatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejateraan karyawan petani kebun teh. Secara umum mengindikasikan derajat yang cukup baik sehingga dapat di simpukan bahwa rumah tangga karyawan petani di Kecamatan Sidamanik tergolong sejahtera.
(66)
The purpose of this study was to determine the level of employee welfare tea farmers in Sub Sidamanik in the form of their level of education, level of their health, as well as the income level of employees of the tea farmers. The data used in this study are primary data obtained directly from interviews and observations and secondary data obtained from BPS (Central Bureau of Statistics). The research method used is quantitative descriptive analysis. The results showed the level of welfare of farmers in the district Sidamanik tea is quite good, the test with classic assumption test can be concluded that the income variable, the variable educational and health variables have a positive and significant impact on employee well-being of farmers tea gardens. Generally indicates a fairly good degree so that it can at simpukan that household employees farmers in Sub Sidamanik relatively prosperous.
(67)
selesai sebagai tugas akhir yang harus saya tempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul skripsi yang saya kerjakan adalah “ Analisis Faktor - Faktor Usaha Perkebunan Teh Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan (Petani teh) Di Daerah Kecamatan SIdamanik Kabupaten Simalungun “.
Dalam penulisan skripsi ini, saya banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Ir. Isra Sembiring Meliala dan Ibunda Runggu Sri Dini Saragih yang telah mendidik, merawat dan memberikan saya doa, dan kasih sayang yang sangat besar kepada saya.
2. Prof. Dr. Ramli, SE., M.S., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo SE., M.Ec., selaku ketua dan Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc, Sc., Ph.D., selaku Ketua program study S1 dan bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si selaku sekretaris program study S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Prof. Syaad Afifuddin S., S.E., M.Ec, selaku dosen pembimbing saya yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya selama masa penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution S.E., M.Si. selaku dosen pembanding I yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Drs. Rahmad Sumanjaya HSB, M.Si selaku dosen pembanding II yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, saran, dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas segala bimbingan dan bantuannya selama penulis mengikuti perkuliahan.
9. Untuk teman saya serta Mahasiswa Program Study Strata – I Ekonomi Pembangunan stambuk 2012 lainya. Terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat di selesaikan.
10. Untuk semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
(68)
Medan, November 2016
Dindra P.Meliala NIM : 120501186
(69)
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Later Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Pembagian – Pembagian Pertanian ... 8
2.1.1 Pengertian Kesejahteraan ... 9
2.1.2 Pertanian Dalam Arti Sempit dan Arti luas ... 9
2.1.3 Pertanian Rakyat dan Perkebunan ... 9
2.1.4 Pertanian Modern dan Tradisional ... 10
2.2 Persoalan Dalam Ekonomi Pertanian ... 10
2.2.1 Jarak Waktu Pengeluaran dan Penerimaan Dalam Pertanian ... 10
2.2.2 Pembiayaan Pertanian ... 11
2.2.3 Tekanan Penduduk dan Pertanian ... 11
(70)
2.3.2 Kesehatan ... 12
2.3.3 Pendidikan ... 14
2.4 Hubungan Antara Pendapatan, Kesehatan, Pendidikan ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.3.1 Populasi ... 22
3.3.2 Sampel penelitian ... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 23
3.5 Defenisi Operasional ... 24
3.6 Teknik Analisis Data ... 24
3.7 Uji Normalitas ... 25
3.8 Uji Heteroskedastisitas ... 25
3.9 Uji Autokorelasi ... 25
3.10 Uji Multikolinearitas ... 26
3.11 Uji Hipotesis ... 26
3.11.1 Uji T ... 26
3.11.2 Uji F ... 27
3.12 Koefisien Determinasi ( R2 ... 27
3.13 Pengolahan Data ... 28
(71)
4.2 Hasil Penelitian ... 29
4.2.1 Karakter Responden Berdasarkan Umur ... 30
4.2.2 Karakter Responden Berdasarkan Pendidikan ... 31
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga ... 32
4.3 Indikator Kesejahteraan Petani The ... 33
4.3.1Indikator Tingkat Pendapatan Petani Perbulan ... 33
4.3.2 Berdasarkan Tingkat Kesehatan ... 35
4.3.3 Tingkat Kesejahteraan Petani The ... 36
4.4 Analisis Data dan Pembahasan ... 38
4.4.1 Hasil Regresi Linier Berganda ... 38
4.5 Uji Asumsi Klasik ... 39
4.5.1 Uji Multikolinearitas ... 39
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 40
4.6 Uji Hipotesis ... 41
4.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 41
4.6.2 Uji F ... 42
4.6.3 Uji T ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
(72)
4.1 Data Karakteristik Berdasarkan Responden... 30
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 31
4.3 Karakter Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga ... 32
4.4 Data Indikator Tingkat Pendapatan Per Bulan……….….. 33
4.5 Data Indikator Tingkat Kesehatan……….….. 35
4.6 Tingkat Kesejahteraan Karyawan Petani Teh……….…. 36
4.7 Hasil Regresi Liniar Berganda……… 38
4.8 Hasil Uji Multikoliniaritas……… 40
4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas………. 41
4.10 Koefisien Determinasi (R2)……….. 42
4.11 Uji F……… . 42
(73)
1.1 Diagram luas Tanaman Sawit, Kopi, karet di Sumatera 5
2.1 Kerangka Konseptual 19
4.1 Gambar Kondisi Sekolah di
Kecamatan Sidamanik 37
4.2 Tempat Perkebunan Teh di
Kecamatan Sidamanik 37
4.3 Kondisi Kantor Camat Di
(1)
Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis program study Strata – I Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.
Medan, November 2016
Dindra P.Meliala NIM : 120501186
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Later Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... 7
1.4Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Pembagian – Pembagian Pertanian ... 8
2.1.1 Pengertian Kesejahteraan ... 9
2.1.2 Pertanian Dalam Arti Sempit dan Arti luas ... 9
2.1.3 Pertanian Rakyat dan Perkebunan ... 9
2.1.4 Pertanian Modern dan Tradisional ... 10
2.2 Persoalan Dalam Ekonomi Pertanian ... 10
2.2.1 Jarak Waktu Pengeluaran dan Penerimaan Dalam Pertanian ... 10
2.2.2 Pembiayaan Pertanian ... 11
2.2.3 Tekanan Penduduk dan Pertanian ... 11
(3)
2.2.5 Kesejahteraan Petani, Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan . 11
2.3 Faktor – Faktor Modal Usaha Karyawan (Petani Teh) ... 12
2.3.1 Pendapatan ... 12
2.3.2 Kesehatan ... 12
2.3.3 Pendidikan ... 14
2.4 Hubungan Antara Pendapatan, Kesehatan, Pendidikan ... 14
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.3.1 Populasi ... 22
3.3.2 Sampel penelitian ... 22
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 23
3.5 Defenisi Operasional ... 24
3.6 Teknik Analisis Data ... 24
3.7 Uji Normalitas ... 25
3.8 Uji Heteroskedastisitas ... 25
3.9 Uji Autokorelasi ... 25
3.10 Uji Multikolinearitas ... 26
3.11 Uji Hipotesis ... 26
3.11.1 Uji T ... 26
3.11.2 Uji F ... 27
3.12 Koefisien Determinasi ( R2 ... 27
3.13 Pengolahan Data ... 28
(4)
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sidamanik ... 29
4.1.1 Kecamatan Sidamanik ... 29
4.1.2 Lokasi dan Letak Geografis Kecamatan Sidamanik ... 29
4.2 Hasil Penelitian ... 29
4.2.1 Karakter Responden Berdasarkan Umur ... 30
4.2.2 Karakter Responden Berdasarkan Pendidikan ... 31
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga ... 32
4.3 Indikator Kesejahteraan Petani The ... 33
4.3.1Indikator Tingkat Pendapatan Petani Perbulan ... 33
4.3.2 Berdasarkan Tingkat Kesehatan ... 35
4.3.3 Tingkat Kesejahteraan Petani The ... 36
4.4 Analisis Data dan Pembahasan ... 38
4.4.1 Hasil Regresi Linier Berganda ... 38
4.5 Uji Asumsi Klasik ... 39
4.5.1 Uji Multikolinearitas ... 39
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 40
4.6 Uji Hipotesis ... 41
4.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 41
4.6.2 Uji F ... 42
4.6.3 Uji T ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
(5)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 18
4.1 Data Karakteristik Berdasarkan Responden... 30
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 31
4.3 Karakter Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga ... 32
4.4 Data Indikator Tingkat Pendapatan Per Bulan……….….. 33
4.5 Data Indikator Tingkat Kesehatan……….….. 35
4.6 Tingkat Kesejahteraan Karyawan Petani Teh……….…. 36
4.7 Hasil Regresi Liniar Berganda……… 38
4.8 Hasil Uji Multikoliniaritas……… 40
4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas………. 41
4.10 Koefisien Determinasi (R2)……….. 42
4.11 Uji F……… . 42
(6)
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
1.1 Diagram luas Tanaman
Sawit, Kopi, karet di Sumatera 5
2.1 Kerangka Konseptual 19
4.1 Gambar Kondisi Sekolah di
Kecamatan Sidamanik 37
4.2 Tempat Perkebunan Teh di
Kecamatan Sidamanik 37
4.3 Kondisi Kantor Camat Di