128
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempunyai dua keunggulan karena di samping dapat menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing variabel penyebab dan variabel akibat, juga dapat
menunjukkan struktur antar variabel penyebab dan variabel akibat. Artinya dapat diketahui variabel mana yang memberi dan variabel mana yang memberi akibat,
sehingga analisis ini disebut juga “causal modelling” Beberapa asumsi yang diperlukan dengan digunakannya model persamaan
struktural meliputi hal-hal berikut. 1.
Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif 2.
Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain 3.
Pola hubungan antar variabel korelasional 4.
Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurannya interval. Harun Al Rasjid, 1995:13
3.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan secara kuantitatif dan dilanjutkan dengan pembahasan. Analisis kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan statistik untuk menguji hipotesis yaitu teknik analisis model persamaan struktural atau dikenal dengan sebutan SEM Structural Equation
Modeling. Dasar pertimbangan digunakannya analisis SEM dalam penelitian ini
dimaksudkan selain untuk mengetahui besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y, juga untuk mengetahui seberapa besar sub variabel dari X1 dapat menjelaskan
konstruk memorable tourist experience, seberapa besar sub variabel X2 dapat
129
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjelaskan konstruk ekuitas merek destinasi dan seberapa besar sub variabel dari Y dapat menjelaskan konstruk daya saing.
Pada analisis dengan menggunakan SEM, salah satu asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah jumlah sampel yang memenuhi kaidah analisis. Menurut
Sekaran Wijaya, 2009 analisis SEM membutuhkan sampel paling sedikit lima kali jumlah variabel indikator yang digunakan. Berdasarkan kaidah tersebut maka
penelitian ini telah memenuhi asumsi dasar tersebut. Analisis SEM dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa Latent
Variables Analysis atau LISRELLInear Structural RELationships. Berkenaan
dengan teknik analisis SEM, Jöreskog dan Sörbom 1996:1 dalam Lili Adi Wibowo 2007:183 memberikan penjelasan sebagai berikut.
The LISREL model, in its most general form, consist of two parts: the measurement model and the structural equation model. The measurement
model specifies how the latent variables or hyphotetical contructs depend upon or are indicated by the observed variables. The structural equation
model specifies the causal relationships among the latent variables, describes the causal effects, and assigns the explained and unexplained
variance.
Berikut ini adalah model persamaan struktural :
B
Model persamaan pengukuran untuk y variable endogen
y
y
Model persamaan pengukuran untuk x variable eksogen
130
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
x
x
dimana
Y = vektor variabel manifes endogen berukuran p x 1
X = vektor variabel manifes eksogen berukuran q x 1
= vektor random variabel laten endogen berukuran m x 1 = vektor random variabel laten eksogen berukuran n x 1
= vektor kekeliruan pengukuran untuk variabel manifes endogen berukuran p x 1 = vektor kekeliruan pengukuran untuk variabel manifes eksogen berukuran q x 1
y
= matriks koefisien bobot faktor atau koefisien korelasi Y atas berukuran p x m
x
= matriks koefisien bobot faktor atau koefisien korelasi X atas berukuran q x n
= matriks koefisien koefisien jalur variabel laten eksogen dalam persamaan struktural berukuran m x n
= matriks koefisien koefisien jalur variabel laten endogen dalam persamaan struktural berukuran berukuran m x m
= Vektor kekeliruan persamaan struktural variabel laten eksogen dan variabel laten endogen
berukuran m x 1
Terdapat lima tahap dalam pemodelan persamaan struktural Bollen dan Long, 1993 dalam , yaitu:
1. Spesifikasi Model 2. Identifikasi
3. Estimasi 4. Uji Kecocokan
5. Spesifikasi ulang. 1.
Spesifikasi Model. Pada tahap ini dilakukan model teoritis yang dirumuskan oleh peneliti.
Biasanya model ini dihipotesiskan dengan berdasarkan pada dasar teori misalnya melalui studi literatur.
Berdasarkan hipotesis penelitian diberikan diagram yang sudah merupakan simbol-simbol matematis sebagai berikut
131
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Diagram Jalur Pengaruh Memorable Tourist Experience MTE dan
Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination CBBETD terhadap Daya Saing
Dimana
1
= memorable tourist experience
2
= customer-based brand equity for tourist destination
= daya saing X
1
= hedonism X
2
= novelty X
3
= local culture X
4
= refreshment X
5
= involvement X
6
= meaningfulness X
7
= knowledge X
8
= awareness X
9
= image X
10
= perceived quality X
11
= loyalty Y
1
= physiographic and climate Y
2
= culture Y
3
= tourism superstructure Y
4
= mix of activities Y
5
= special events
2 3
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
1
2
X
6
X
7
X
9
X
10
X
11
10
Y
1
Y
2
Y
5
Y
6
X
8
Y
3 1
2 3
4 5
Y
7
Y
8
Y
9 6
7 8
1
4 5
6 7
8 9
132
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Y
6
= entertainment Y
7
= infrastructure Y
8
= accessibility
Setelah diperoleh diagram jalur pada gambar di atas langkah selanjutnya adalah merumuskan diagram di atas ke dalam simbol-simbol dan
persamaan matematis dengan model sebagai berikut:
1
x y
= matriks koefisien struktural dari x = matriks koefisien struktural dari y
= vektor residu
Selanjutnya diagram di atas dijabarkan lagi ke dalam sub-sub struktur berdasarkan hipotesis yang diuji sebagai berikut :
Hipotesis 1 :
Memorable Tourist Experience MTE berpengaruh terhadap daya saing destinasi.
Gambar 3.2
2 3
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
1
X
6
X
7
Y
1
Y
2
Y
5
Y
6
Y
3 1
2 3
4 5
Y
7
Y
8
Y
9 6
7 8
1
4 5
6 7
133
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Diagram Jalur Pengaruh Memorable Tourist Experience MTE terhadap Daya Saing
Persamaan untuk model di atas adalah
5
Bx
Y
= koefisien struktural dari x = vektor residual
Hipotesis 2 :
Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination CBBETD berpengaruh terhadap daya saing destinasi
Gambar 3.3
2
X
9
X
10
X
11
10
Y
1
Y
2
Y
5
Y
6
X
8
Y
3 1
2 3
4 5
Y
7
Y
8
Y
9 6
7 8
8 9
134
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Diagram Jalur Pengaruh Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination CBBETD terhadap Daya Saing
Persamaan untuk model di atas adalah
5
Bx
Y
= koefisien struktural dari x = vektor residual
2. Identifikasi
Pada tahap ini adalah kemudian taksiran parameter yang ingin diestimasi dalam model teoritis. Syarat perlu agar dapat mengidentifikasi taksiran parameter
adalah banyaknya korelasi antara variabel yang diukur lebih besar atau sama dengan jumlah parameter yang ditaksir. Jika banyak variabel yang diukur adalah
P, maka banyaknya korelasi adalah
2 1
p
p
. Parameter yang dihitung termasuk :
a. semua koefisien jalur b. semua korelasi untuk variabel eksogen
c. Semua korelasi antar disturbance tetapi tidak termasuk koefsien jalurnya 3.
Estimasi Pada tahap ini memerlukan pengetahuan teknik estimasi yang beragam yang
digunakan tergantung dari skala pengukuran variabelnya. Pada umumnya model persamaan struktural menggunakan matriks kovarians dan matriks korelasi
sebagai dasar analisis
135
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
4. Uji Kecocokan
Pada tahap ini dilakukan pemerikasaan kecocokan beberapa model nested model yang memiliki bentuk yang sama tetapi berbeda dalam hal jumlah atau
tipe hubungan kausal yang merepresentasikan model yang secara subjektif mengindikasikan apakah data sesuaicocok dengan model teoritis atau tidak.
Statistik Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menguji kesesuaian model secara inferensial. Selain itu model bisa dievaluasi secara deskriptif yang dikenal dengan
GFI atau AGFI. Kisaran nilai indeks kecocokan GFI dan AGFI antara nol sampai satu. Jika nilai indeks sama dengan nol, maka model dikatakan tidak diterima.
Nilai indeks lebih dari atau sama dengan 0,9, maka model dikatakan diterima.
Yeni Yuniawati, 2013 Analisis Daya Saing Bandung Sebagai Destinasi Wisata Melalui Memorable Tourist Experience
MTE Dan Customer Based Brand Equity For Tourist Destination CBBETD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan menyebarkan angket, serta pengujian analisis SEM yang
dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Memorable Tourist Experience MTE dan Customer-Based Brand Equity for Tourist Destination CBBETD
terhadap daya saing Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Secara umum, tanggapan wisatawan terhadap memorable tourist experience cukup baik, yaitu berada pada kategori tinggi. Dimensi
yang mendapatkan skor tertinggi adalah local culture, sementara dimensi dengan skor terendah adalah knowledge.
2. Secara umum, tanggapan wisatawan terhadap ekuitas merek Bandung
sebagai destinasi berada pada kategori rendah. Dimensi yang mendapatkan skor tertinggi adalah awarenesss, sedangkan dimensi
dengan skor terendah adalah perceived quality. 3.
Secara umum, tanggapan wisatawan terhadap daya saing Bandung sebagai destinasi adalah cukup baik yaitu berada pada kategori cukup
tinggi. Dimensi yang mendapat skor paling tinggi adalah physiographic and climate sementara yang mendapat skor paling
rendah adalah infrastructure dan accessibility. 4.
Pengaruh memorable tourist experience terhadap daya saing Bandung meski signifikan nilainya rendah Rendahnya pengaruh memorable