Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melalui pendidikan dapat diwujudkan generasi muda yang berkualitas baik dalam bidang akademis, religius, maupan sosial. Hal ini erat kaitannya dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta dapat bertanggung jawab. Sekolah atau perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan formal perlu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan kemampuan siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diperlukan pendidik yang terdiri dari : guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, widya swara, fasilitator, instruktur. Pengembangan potensi mahasiswa salah satu wujudnya dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar mahasiswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dimana mereka belajar. Penyesuaian diri tersebut meliputi: penyesuaian diri terhadap mata pelajaran, penyesuaian diri terhadap dosen, penyesuaian diri terhadap teman sebaya, Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9 penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah, dan lingkungan kampus. Di kampus para mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan jurusan dimana dia kuliah, tetapi adakalanya seorang mahasiswa salah dalam memilih jurusan, sehingga para mahasiswa ini ada yang pindah kampus, ikut SPMB lagi, atau pindah jurusan tetapi masih dalam satu kampus. Fenomena seperti ini masih jarang jarang terjadi di Indonesia, terutama yaitu fenomena tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan, namun masih di dalam universitas yang sama. Fenomena ini sebenarnya sudah sejak lama terjadi, tetapi karena masih jarang terjadi, sehingga masih minim penelitian tentang mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Dalam perjalanannya mahasiswa yang melakukan pindah jurusan ada yang berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yaitu di jurusan yang baru atau ada juga yang malah gagal. Maka dari fenomena inilah muncul pertanyaan kenapa pada praktiknya di lapangan, ada mahasiswa yang berhasil dan ada pula yang gagal, pola- pola penyesuaian diri yang seperti apa yang digunakan ketika di jurusan yang baru. Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tentang pola-pola penyesuaian diri pada mahasiswa yang melakukan pindah jurusan. Mengenai hal-hal yang menyebabkan seorang mahasiswa pindah jurusan bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan- pertimbangan yang umumnya diambil ketika memilih jurusan. Seperti karena faktor pertemanan, kurangnya informasi tentang macam-macam jurusan, pertimbangan kemudahan, pertimbangan finansial atau keuangan, pertimbangan karir dan prospek ekonomi di masa depan, pertimbangan cinta atau pacar, pertimbangan orangtua, Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9 pertimbangan kemandirian, pertimbangan karena ketertarikan sesaat, pertimbangan kecocokan pribadi sumber: http:psikologi-online.compertimbangan-pertimbangan- memilih-jurusan-untuk-pelajar. Menurut data informasi yang diperoleh, jumlah mahasiswa UPI yang pindah jurusan ke Jurusan Psikologi sejak tahun 2004 berjumlah 17 orang. Mereka berasal dari berbagai macam jurusan di UPI. Adapun mengenai persyaratannya, maka syarat-syarat dari masing-masing universitas bisa berbeda-beda. Misalkan di UPI, syarat-syarat seorang mahasiswa pindah jurusan harus berdasarkan Ketentuan Pokok Pengembangan Kurikulum UPI Edisi Tahun 2010, yaitu tepatnya pada pasal 20 tentang Perpindahan dan Studi Lanjut ayat 1 dan 2. Yang berbunyi: 1. Perpindahan dapat dilakukan oleh mahasiswa dari program studi yang sama atau serumpun di lingkungan UPI atau dari luar UPI. 2. Kecuali untuk mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDK, perpindahan mahasiswa S1 dari program kependidikan ke program non kependidikan atau sebaliknya, dari program kependidikan ke program kependidikan lainnya, dan dari program nonkependidikan ke program nonkependidikan lain dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Minimal telah mengikuti empat semester pada program studi lama, dan atau memiliki 60 SKS dengan IPK minimal 2,5 b. Pengakuan terhadap sks bawaan dilakukan oleh ketua Program Studi yang bersangkutan baru Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9 c. Masih memiliki masa studi yang memungkinkan bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya 3. Mahasiswa S1 pindahan dari perguruan tinggi lain: a. Berasal dari perguruan tinggi negeri b. Pada perguruan tinggi asal, minimal telah mengikuti empat semester, dan atau telah memiliki 80 SKS dengan IPK minimal 2,5 c. Mengikuti dan lulus seleksi pada jurusan atau program studi sejenis d. Pengakuan terhadap sks bawaan dari perguruan tinggi asal dilakukan melalui penilaian oleh Ketua Jurusan Prodi yang bersangkutan baru e. Masih memiliki masa studi yang memungkinan mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya. Mahasiswa yang melakukan pindah jurusan dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di jurusan yang baru, karena sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut Walgito 2001 manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, mendorong manusia mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi sehingga memungkinkan terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain. Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9 Schneiders 1964 berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi adaptation, penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas conformity, dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan mastery. Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi adaptation, padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan mastery, yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi. Hurlock 1978 menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Meskipun demikian, tampaknya penyesuaian diri yang baik bukanlah hal yang mudah. Lalu kemudian bagaimana individu itu berhubungan dengan lingkungannya. Kemudian menurut Gerungan 2004, pada dasarnya terdapat Hadian,2013 POLA PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA YANG PINDAH JURUSAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu9 4 jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya, yaitu: individu dapat bertentangan dengan lingkungannya, individu dapat menggunakan lingkungannya, individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya, dan individu dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwamental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan, dan masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan Mutadin, 2002.

B. Fokus Penelitian