DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Fase-Fase pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
11 Tabel 2.2 Skor Perkembangan Individu
12 Tabel 2.3 Kategori Peringkat Skor Kelompok
13 Tabel 2.4 Macam-Macam Alat Ukur
16 Tabel 2.5 Besaran Pokok
22 Tabel 2.6 Besaran Turunan
22 Tabel 2.7 Sistem Satuan Internasional
23 Tabel 2.8 Dimensi Besaran
23 Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design
26 Tabel 3.2 ANAVA Dua Jalur
27 Tabel 3.3 Instrumen Tes Kisi Soal
30 Tabel 3.4 Tabel Statistik ANAVA
34 Tabel.4.1. Tabulasi Data Subjek yang Dilibatkan Dalam Analisis Statistik 36
Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
37 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi,
dan Varians 38
Tabel 4.4. Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians
40 Tabel 4.6. Data Nilai Pretest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar 41
Auditori Tabel 4.7. Data Nilai Postest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar
43 Auditori
Tabel. 4.8. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data 45
Tabel 4.9. Rangkuman Uji Homogenitas dengan Menggunakan 46
Uji F Fisher Tabel 5.0. Data Statistik ANAVA 2 x 2
47 Tabel 5.1 Ringkasan Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2
48
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Mistar
16 2.2 Jangka Sorong
17 2.3. Mikrometer Sekrup
17 2.4. Pengukuran Diameter Kawat Dengan Mikrometer Sekrup
18 2.5. Neraca Tiga Lengan
19 4.1. Diagram batang data pretest siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol 38
4.2. Diagram batang data postest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
40 4.3. Diagram batang data pretest siswa Gaya Belajar Kinetik
dan Gaya Belajar Auditori 42
4.4. Diagram batang data post test siswa Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar Auditori
43
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1. Wawancara Guru 55
Lampiran 2. Angket Siswa 56
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kinestetik 117
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Auditori 129
Lampiran 6. Lembar Kisi Soal 133
Lampiran 7. Instrumen Tes Hasil Belajar 147
Lampiran 8. Kuisioner Gaya Belajar 153
Lampiran 9. Data Hasil Kuisioner Gaya Belajar Siswa 157
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol 161
Lampiran 11. Tabulasi Hasil Belajar Kelas eksperimen 157
Lampiran 12. Tabulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol 163
Lampiran 13. Prosedur Perhitungan Statistika Dasar 168
Lampiran 14. Uji Normalitas Data 170
Lampiran 15. Uji Homogenitas 176
Lampiran 16. Uji Hipotesis 178
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 182
Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 186
Lampiran 19. Tabel Uji Normalitas 187
Lampiran 20. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 188
Lampiran 21. Tabel Nilai-nilai R Product Moment 190
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan zaman maka perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh pesatnya
perkembangan IPA dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Carin dan Sund dalam Trianto 2007:100 mendefenisikan Ilmu pengetahuan
Alam IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal dan berupa kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen”. Mata pelajaran fisika, baik yang di SMP maupun SMA adalah bagian dari mata pelajaran IPA yang dalam mempelajarinya diperlukan
pembuktian konsep dengan eksperimen dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Oleh sebab itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan
peserta didik untuk mampu berpikir logis, kritis, serta dapat berargumentasi dengan benar. Untuk itu guru perlu melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
efisien untuk memahami setiap materi pelajaran. Agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai, maka dalam proses
pembelajarannya dituntut agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran terutama melalui kegiatan eksperimen, sedangkan guru yang semula bertindak sebagai
sumber belajar beralih fungsi menjadi seorang fasilitator kegiatan pembelajaran yang berperan mengarahkan membimbing siswa untuk memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi serta faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika.
Penulis melakukan wawancara dengan Bapak M. Nababan S.Pd guru bidang studi Fisika di SMA Negeri 2 Rantauprapat , bahwa nilai fisika masih
dibawah rata-rata yaitu dibawah angka 60, tentu nilai ini tidak seperti yang diharapkan dari nilai Standar Kelulusan Minimal 70. Rendahnya hasil belajar
siswa disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami siswa pada setiap mata pelajaran ditambah lagi dengan kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari
fisika, kebanyakan siswa merasa terpaksa atau menjadi suatu kewajiban untuk belajar fisika.
Peneliti menemukan penyebab lain dari rendahnya hasil belajar siswa adalah pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah ini. Dari hasil
wawancara dengan guru fisika ternyata metode konvensional yang diterapkan guru yaitu dengan ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Siswa juga tidak
menyukai pelajaran fisika dengan alasan terlalu banyak rumus, sulit dan membosankan. Arina Hayati2010:2
mengatakan bahwa “pembelajaran fisika kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan model
kovensional. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan
pada penghafal an konsep bukan pada pemahaman.”
Materi Pengukuran dalam pembelajaran fisika memiliki karakteristik berupa cara mengukur besaran fisika yang harus dipahami siswa yang
menggambarkan pemahaman secara konsep. Sedangkan dalam prosesnya sendiri, pengajaran untuk materi ini dapat dilakukan melalui praktikum yang merupakan
pengetahuan procedural. Sementara itu untuk mengarahkan proses pembelajaran pada pembelajaran praktik perlu disusun perangkat pembelajaran tercetak yang
menuntun pelaksanaan praktikum tersebut, sehingga mempermudah guru mengelola pembelajaran serta memberikan panduan belajar bagi siswa untuk
belajar secara mandiri, kelompok maupun kelas. Untuk menyampaikan materi teori pada umumnya para guru menggunakan buku
–buku pegangan atau perangkat pembelajaran lain, ini merupakan manfaat lain dari perangkat pembelajaran yaitu
untuk mengatasi keterbatasan frekuensi tatap muka antara siswa dengan pengajar. Perangkat pembelajaran juga diharapkan dapat membantu mengatasi tingkat
kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Disamping itu, tidak kalah penting untuk menjadi pertimbangan guru dalam proses pembelajaran yaitu memperhatikan gaya belajar siswa. Dick and
Carey 1996 menyatakan bahwa seorang guru hendaklah mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa. Sebab dengan pemahaman yang baik terhadap