HASIL PENELITIAN 36 KESIMPULAN dan SARAN 52

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Fase-Fase pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 11 Tabel 2.2 Skor Perkembangan Individu 12 Tabel 2.3 Kategori Peringkat Skor Kelompok 13 Tabel 2.4 Macam-Macam Alat Ukur 16 Tabel 2.5 Besaran Pokok 22 Tabel 2.6 Besaran Turunan 22 Tabel 2.7 Sistem Satuan Internasional 23 Tabel 2.8 Dimensi Besaran 23 Tabel 3.1 Two Group Pretest-Postest Design 26 Tabel 3.2 ANAVA Dua Jalur 27 Tabel 3.3 Instrumen Tes Kisi Soal 30 Tabel 3.4 Tabel Statistik ANAVA 34 Tabel.4.1. Tabulasi Data Subjek yang Dilibatkan Dalam Analisis Statistik 36 Tabel 4.2. Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 37 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 38 Tabel 4.4. Data Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39 Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 40 Tabel 4.6. Data Nilai Pretest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar 41 Auditori Tabel 4.7. Data Nilai Postest Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar 43 Auditori Tabel. 4.8. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data 45 Tabel 4.9. Rangkuman Uji Homogenitas dengan Menggunakan 46 Uji F Fisher Tabel 5.0. Data Statistik ANAVA 2 x 2 47 Tabel 5.1 Ringkasan Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 48 DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Mistar 16 2.2 Jangka Sorong 17 2.3. Mikrometer Sekrup 17 2.4. Pengukuran Diameter Kawat Dengan Mikrometer Sekrup 18 2.5. Neraca Tiga Lengan 19 4.1. Diagram batang data pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 38 4.2. Diagram batang data postest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 40 4.3. Diagram batang data pretest siswa Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar Auditori 42 4.4. Diagram batang data post test siswa Gaya Belajar Kinetik dan Gaya Belajar Auditori 43 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Wawancara Guru 55 Lampiran 2. Angket Siswa 56 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 57 Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kinestetik 117 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Auditori 129 Lampiran 6. Lembar Kisi Soal 133 Lampiran 7. Instrumen Tes Hasil Belajar 147 Lampiran 8. Kuisioner Gaya Belajar 153 Lampiran 9. Data Hasil Kuisioner Gaya Belajar Siswa 157 Lampiran 10. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol 161 Lampiran 11. Tabulasi Hasil Belajar Kelas eksperimen 157 Lampiran 12. Tabulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol 163 Lampiran 13. Prosedur Perhitungan Statistika Dasar 168 Lampiran 14. Uji Normalitas Data 170 Lampiran 15. Uji Homogenitas 176 Lampiran 16. Uji Hipotesis 178 Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian 182 Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 186 Lampiran 19. Tabel Uji Normalitas 187 Lampiran 20. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 188 Lampiran 21. Tabel Nilai-nilai R Product Moment 190

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan zaman maka perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan yang besar. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Carin dan Sund dalam Trianto 2007:100 mendefenisikan Ilmu pengetahuan Alam IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Mata pelajaran fisika, baik yang di SMP maupun SMA adalah bagian dari mata pelajaran IPA yang dalam mempelajarinya diperlukan pembuktian konsep dengan eksperimen dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata. Oleh sebab itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu berpikir logis, kritis, serta dapat berargumentasi dengan benar. Untuk itu guru perlu melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk memahami setiap materi pelajaran. Agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai, maka dalam proses pembelajarannya dituntut agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran terutama melalui kegiatan eksperimen, sedangkan guru yang semula bertindak sebagai sumber belajar beralih fungsi menjadi seorang fasilitator kegiatan pembelajaran yang berperan mengarahkan membimbing siswa untuk memecahkan masalah- masalah yang dihadapi serta faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika. Penulis melakukan wawancara dengan Bapak M. Nababan S.Pd guru bidang studi Fisika di SMA Negeri 2 Rantauprapat , bahwa nilai fisika masih dibawah rata-rata yaitu dibawah angka 60, tentu nilai ini tidak seperti yang diharapkan dari nilai Standar Kelulusan Minimal 70. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami siswa pada setiap mata pelajaran ditambah lagi dengan kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari fisika, kebanyakan siswa merasa terpaksa atau menjadi suatu kewajiban untuk belajar fisika. Peneliti menemukan penyebab lain dari rendahnya hasil belajar siswa adalah pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah ini. Dari hasil wawancara dengan guru fisika ternyata metode konvensional yang diterapkan guru yaitu dengan ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan. Siswa juga tidak menyukai pelajaran fisika dengan alasan terlalu banyak rumus, sulit dan membosankan. Arina Hayati2010:2 mengatakan bahwa “pembelajaran fisika kurang bervariasi. Dalam pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan model kovensional. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafal an konsep bukan pada pemahaman.” Materi Pengukuran dalam pembelajaran fisika memiliki karakteristik berupa cara mengukur besaran fisika yang harus dipahami siswa yang menggambarkan pemahaman secara konsep. Sedangkan dalam prosesnya sendiri, pengajaran untuk materi ini dapat dilakukan melalui praktikum yang merupakan pengetahuan procedural. Sementara itu untuk mengarahkan proses pembelajaran pada pembelajaran praktik perlu disusun perangkat pembelajaran tercetak yang menuntun pelaksanaan praktikum tersebut, sehingga mempermudah guru mengelola pembelajaran serta memberikan panduan belajar bagi siswa untuk belajar secara mandiri, kelompok maupun kelas. Untuk menyampaikan materi teori pada umumnya para guru menggunakan buku –buku pegangan atau perangkat pembelajaran lain, ini merupakan manfaat lain dari perangkat pembelajaran yaitu untuk mengatasi keterbatasan frekuensi tatap muka antara siswa dengan pengajar. Perangkat pembelajaran juga diharapkan dapat membantu mengatasi tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Disamping itu, tidak kalah penting untuk menjadi pertimbangan guru dalam proses pembelajaran yaitu memperhatikan gaya belajar siswa. Dick and Carey 1996 menyatakan bahwa seorang guru hendaklah mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa. Sebab dengan pemahaman yang baik terhadap