Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran dapat terjadi kesulitan yang dialami oleh siswa. Tujuan dalam penjas diterapkan agar siswa
mampu melakukan pembelajaran dengan baik. Siswa tidak dianjurkan untuk mahir dalam setiap cabang olahraga yang dipelajarinya, tetapi siswa dapat melakukan
dengan baik sehingga tujuan penjasnya dapat tercapai. Hal ini pun terlihat berupa hasil observasi awal saat pembelajaran kasti berlangsung di kelas 5 SDN
Gegerkalong KPAD sebagai berikut:
Berdasarkan data hasil observasi awal dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang kurang terampil memukul dalam pembelajaran permainan kasti di kelas 5. Ini
menggambarkan bahwa masih rendahnya minat siswa dalam bermain kasti karena kesulitan dalam memukul bolanya. Masalah rendahnya keterampilan memukul ini
sangat penting untuk diperhatikan khususnya untuk guru penjas sebagai bahan evaluasi. Hal ini akan berdampak kepada tidak tercapainya tujuan-tujuan pendidikan
yang telah dipaparkan diatas serta penilaian terhadap mutu pendidikan dianggap rendah. Selain itu, siswa akan kesulitan dalam melanjutkan materi dalam
pembelajaran kasti selanjutnya, karena semua unsur dalam bermain kasti sangat berkaitan satu sama lainnya.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul dalam
pembelajaran permainan kasti?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan memukul
dalam pembelajaran permainan kasti.
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Kegunaan penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap teori belajar dan pembelajaran serta dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait
di dunia pendidikan. Khususnya bagi guru pendidikan jasmani, penelitian tindakan kelas ini berguna untuk menyajikan salah satu alternatif yang baik bagi upaya
mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Praktis
a. Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru dengan diterapkannya modifikasi alat pembelajaran. Diharapkan siswa dapat lebih terampil dalam memukul bola kasti,
mengenali posisi bermain dilapangan, pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar penjas. Guru mendapatkan pengetahuan baru
tentang modifikasi alat pembelajaran. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi umpan balik bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih
variatif dan diharapkan dapat bermanfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran permainan bola kasti di sekolah.
c. Peneliti
Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan gambaran modifikasi alat pembelajaran pada pembelajaran permainan bola kasti, serta dapat
meningkatkan wawasan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar penjas di SD dengan meningkatkannya keterampilan siswa dalam memukul bola kasti
dengan modifikasi alat pembelajaran. d.
Sekolah Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses
belajar mengajar pada pembelajaran penjas, dan penelitian ini akan memberikan
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran penjas khususnya pembelajaran bola kasti. Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan
pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan tenaga pendidik, sehingga mampu meningkatkan kualiatas sekolah secara keseluruhan.
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara atau metode yang ditempuh dalam penelitian, sehingga rumusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab dan diuji
secara akurat. Desain penelitian yang diggunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas Classroom Action
Research. Metode penelitian tindakan kelas PTK adalah sebuah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pembelajaran oleh sekelompok masyarakat
melalui tindakan praktis dan refleksi atas hasil tindakan tersebut. PTK dilaksanakan secara siklis berdaur oleh guru atau calon guru dalam kelas yang ditujukan untuk
menemukan pemecahan masalah pembelajaran yang aktual Susilo, Chotimah, Dwita Sari, 2009; Sukarno, 2009. Dalam konteks pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, PTK adalah sebuah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis atau berdaur oleh guru atau calon guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
lapangan atau ruangan olahraga dengan tujuan pokok untuk memecahkan masalah- masalah pembelajaran yang dihadapi para guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan ketika sedang melaksanakan pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan keterampilan memukul anak dalam
pembelajaran permaianan kasti. PTK pada dasarnya merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan
meningkatkan layanan pendidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks pembelajaran atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan.
Prosedur PTK merujuk pada rancangan penelitian yang dirancang secara bertahap. PTK ini menggunakan rancangan model menurut Kurt Lewin, yang terdiri atas 4
empat komponen, yaitu 1 perencanaan atau planning, 2 tindakan atau acting, 3
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengamatan atau observing, dan 4 refleksi atau reflecting. Adapun alur tindakannya dapat dilihat pada gambar berikut :
Bagan 3.1 Prosedur atau Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Pemaparan dari 4 empat komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Planning
Kegiatan merencanakan tindakan terdiri atas empat kegiatan, yaitu:
SIKLUS I
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Perencanaan Ulang
Pengamatan
Refleksi
----- Tindakan 12
Tindakan 34 ----
Observasi Awal
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan
atau tindakan sebagai pedoman untuk melakukan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya membuat skenario pembelajaran;
b Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan;
c Menyusun dan mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data.
Membuat lembar observasi, yaitu: 1.
Sebuah catatan atau kertas kosong yangtujuannya untuk melihat dan mengamati kondisi belajar mengajar dilapangan.
2. Mendokumetasikan data-data yang diambil selama proses pembelajaran
berlangsung menggunakan kamera. 3.
Membuat junal harian yaitu salah satu untuk mengumpulkan data dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran baik diawal
pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. d
Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
2. Tindakan Acting
Pelaksanaan tindakan menggambarkan deskripsi tindakan yang akan diterapkan, skenario kerja serta tindakan perbaikan serta prosedur tindakan. Sebelum
melaksanakan tindakan terlebih dahulu perlu ditentukan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melaksanakannya. Semua rencana tindakan yang telah ditetapkan
dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya. Tahap pelaksanaan tindakan mencakup pula tahap-tahap yang lain, jadi pada saat yang bersamaan dilakukan pula tahap
observasi, interpretasi, dan refleksi. Penulis sebagai guru terjun langsung untuk melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dengan menerapkan pembelajaran permainan kasti dalam upaya meningkatkan keterampilan memukul siswa kelas V B SDN Gegerkalong KPAD Bandung.
3. Pengamatan Observing
Tahap observasi adalah tahap perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tahap ini ditunjukan untuk mengumpulkan bukti
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Observasi secara langsung dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran yang memperhatikan proses penampilan anak dalam keterampilan memukul pada pembelajaran permainan kasti dengan menggunakan modifikasi alat.
Proses perekaman data atau pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang terjadi akaibat tindakan dalam kelas.
4. Refleksi Reflecting
Sesudah perekaman data selesai, peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap data yang telah direkam. Dalam tahap ini, ada empat kegiatan yang peneliti
lakukan, yaitu: a
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa; b
Data yang didapat kemudian ditafsisrkan, dianalisis, dan dilaksanakan untuk mewujudkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Refleksi dilakukan
analisis tentang masalah dan hambatan yang telah dan mungkin dihadapi, sekaligus melakukan sintesis untuk menemukan kesamaan esensinya secara
konseptual sehingga dapat ditampilkan sebagai satu kesatuan; c
Merumuskan dampak tindakan; d
Menentukan kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya.
Setelah merefleksi, peneliti perlu melakukan konfrensi portofolio untuk mengevaluasi sejauh mana hasil refleksi pada tindakan sebelumnya, apakah proses
belajar mengajar sesuai dengan harapan atau tidak. Pada waktu tindakan itu dilaksanakan, data baru mulai masuk dan keadaan, tindakan, dan pengaruhnya dapat
dideskripsikan dan dievaluasi. Tahap evaluasi ini menjadi peninjauan yang dapat dipakai untuk menyiapkan perencanaan baru Kemmis dkk, 1982:6-7.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partisipan sebagai subjek penelitian yang penulis teliti adalah siswa kelas V.B SDN Gegerkalong KPAD Bandung sebanyak 36 peserta didik, terdiri dari 20 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan. Peserta didik di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, orang tua mereka berasal dari profesi yang
berbeda pula, ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri, wiraswasta, aparat pemerintah, dan lain-lain.
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong KPAD Bandung yang beralamat di Jalan Manunggal No.1 Komplek Perumahan Angkatan
Darat Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Alasan penentuan dilokasi ini adalah peserta didik yang secara umum sangat antusias untuk mengikuti
pembelajaran penjas di sekolah serta sarana dan prasarananya mendukung untuk dilakukannya penelitian ini. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran
permainan bola kasti kelas V B SDN Gegerkalong KPAD tahun pelajaran 20142015.
C. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Nasution 1988 menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-
satunya yang dapat mencapainya”. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen menggunakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan observasi pengamatan, tes dan dokumentasi.
1. Observasi
Nasution 1998 menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Kemudian, Marshall 1995 menyatakan bahwa melalui observasi,
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
memukul anak dalam pembelajaran permainan kasti di SDN Gegerkalong KPAD Bandung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas guru dan
siswa. Dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan
langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi yang digunakan adalah check list atau daftar cek. Check list atau
daftar cek digunakan observer untuk memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek √ tentang aspek yang diobservasi. Kegiatan observasi dilaksanakan pada
saat pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Lembar
observasi ditunjukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa sewaktu pembelajaran permainan kasti berlangsung. Adapun komponen gerak dan aspek
dalam keterampilan memukul dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Gerakan Keterampilan Memukul dalam Kasti
Komponen Gerakan Aspek
Sikap Awal
Buka kaki selebar bahu Lututtungkai sedikit ditekuk
Tumpuan berat badan di tengahbelakang Punggung, lengan dan bahu tidak tegangkaku
Kepalapandangan menghadap ke arah pelempar bola
Pelaksanaan
Kaki menyerong tidak terlalu jauh menghadap ke arah datang bola Pindahkan tumpuan berat badan ke depan
Ayunkan lengan untuk memukul bola Putar pinggang mengikuti bahu dan lengan
Kepalapandangan tetap pada arah datang bola Perkenaan bola harus melewati ruang bebasmemasuki lapang kasti
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sikap Akhir
Kaki bersiap untuk berlari ke tiang pertolongantiang hinggap Lututtungkai condong ke depan pergerakan berlari
Kepalapandangan melihat ke arah bola Badan harus menghindar dari lemparan bola
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Pukulan
Bola terpukul melewati tiang pertolongan Bola terpukul melewati garis tengah
Bola terpukul melewati tiang hinggap Bola terpukul melambung
Berdasarkan Tabel 3.1 manfaat memukul bola terhadap permainan kasti secara keseluruhan yaitu dalam memukul bola kasti terdapat keterampilan memukul yang
dilakukan oleh siswa yang akan mencakup tiga ranah memukul teori Bloom yaitu kognitif, afektif dan psikomotor sehingga keterampilan memukul yang akan
ditelitipun diharapkan dapat meningkat sesuai dengan pelaksanaan prosedur dan tahapan penelitian tindakan kelas. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup
kegiatan mental otak. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berpikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Dalam
memukul, siswa harus dapat mengingat cara yang tepat agar dapat mengenai bola saat bola dilempar. Posisi yang benar saat akan memukul juga perlu dipahami dengan baik
agar hasil pukulan mendapatkan skor yang tinggi dalam mengaplikasikannya. Berikutnya ranah afektif yang menurut Bloom adalah ranah yang berkaitan dengan
sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar efektif dalam pembelajaran permainan
kasti akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
PJOK, kedisplinannya dalam mengikuti pelajaran PJOK di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk lebih tahu banyak mengenai pelajaran PJOK yang diterimanya,
serta penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru PJOK. Kemudian ranah psikomotor yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktvitas fisik, misalnya memukul. Hasil belajar
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemapuan
bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif memahami sesuatu dan hasil belajar afektif berperilaku. Dalam
memukul bola kasti, ranah psikomotor yang didapat oleh siswa yaitu berupa kemampuan skill yang tinggi akan menghasilkan hasil pukulan yang baik, sehingga
akan mendapatkan skor tinggi dalam penilaiannya.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti Sikap Awal
Aspek Kriteria
Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan sikap awal pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Baik 3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan sikap awal pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Cukup
2
Siswa tidak dapat melakukan duatiga dari komponen gerakan sikap awal pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Kurang
1
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti Pelaksanaan
Aspek Kriteria
Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul dalam
kasti. Baik
3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Cukup
2
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswa tidak dapat melakukan duatiga dari komponen gerakan pelaksanaan pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Kurang
1
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti Sikap Akhir
Aspek Kriteria
Skor
Siswa dapat melakukan semua komponen gerakan sikap akhir pada aspek keterampilan memukul dalam kasti.
Baik 3
Siswa tidak dapat melakukan salah satu dari komponen gerakan sikap akhir pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Cukup
2
Siswa tidak dapat melakukan duatiga dari komponen gerakan sikap akhir pada aspek keterampilan memukul
dalam kasti. Kurang
1
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Keterampilan Memukul dalam Kasti Hasil Pukulan
Aspek Kriteria
Skor
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati tiang hinggap.
Baik 3
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati tiang pertolongangaris tengah.
Cukup 2
Siswa dapat melakukan hasil pukulan bola melewati ruang bebasmemasuki lapang kasti.
Kurang 1
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa
No. Nama Siswa Aspek Yang Dinilai
Jumlah Sikap Awal
Pelaksanaan Sikap Akhir
Hasil Pukulan
1 2
3 1
2 3
1 2
3 1
2 3
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Dst. Jumlah ∑
Rata-rata
�̅
Rata-rata
�̅
dalam Skor Maksimal = 12
Keterangan: Nilai 1,2, dan 3 sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai Akhir =
×
100 Jumlah skor maksimal
2. Tes
Tes merupakan instrumen penting untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan memukul dalam pembelajaran permainan kasti. Data yang
akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah mengenai hasil tes keterampilan memukul guna mengetahui peningkatan keterampilan memukul dalam pembelajaran
permainaan kasti. Serangkaian tes ini diberikan oleh peneliti yang bertindak sebagai
guru penjas saat pembelajaran penjas berlangsung. Tes yang dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas ini meliputi tes keterampilan dasar memukul dalam
pembelajaran permainan kasti. Tes tersebut meliputi:
a. Keterampilan dasar memukul dalam pembelajaran permainan kasti yang
diobservasi melalui aktivitas bermain yang dilakukan oleh siswa. b.
Alat ukur yang dibuat oleh peneliti dilakukan oleh siswa secara individu, menggunakan tes keterampilan dasar memukul yang meliputi empat aspek
komponen gerakan yaitu dilihat dari awalan, pelaksanaan, akhiran, dan hasil pukulan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam sebuah penelitian ditujukan untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu
kegiatan yang didokumentasikan. Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
berupa foto ketika proses pembelajaran permainan kasti berlangsung.
D. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan menggunakan presentase untuk melihat peningkatan keterampilan memukul yang terjadi pada proses pembelajaran permainan
kasti. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Terdapat dua siklus dalam penelitian ini, Siklus I terdiri atas tindakan 1 dan tindakan 2, serta
Siklus II terdiri atas tindakan 3 dan 4. Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan berdasarkan hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk
mengetahui nilai rata-rata dan presentase peningkatan keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan cara sebagai berikut :
1. Mencari rata-rata
�̅
�̅ =
�� �
Keterangan : �̅ = Nilai rata-rata yang dicari
Σ� = Jumlah Skor X = Banyaknya Subjek
X = Skor setiap subjek
2. Mencari Presentase Penilaian
=
� − � �
×
= � �ℎ � �� �
� �� � � � � ×
Keterangan : = Persentase Penilaian
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
� = Nilai data pertama � = Nilai data kedua
X
1
X
2
3. Mencari Perolehan Presentase yang dicapai setiap Tindakan
∑ �̅ � � � ��. �
Peneliti menggunakan lembar observasi yang diberikan kepada observer, yaitu lembar observasi siswa. Lembar observasi ini berisikan gerakan keterampilan
memukul dalam kasti dilihat dari sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, dan hasil pukulan. Serta aspek penilaian keterampilan memukul dalam kasti yaitu nilai baik,
cukup dan kurang.
E. Isu Etik
Penelitian yang
melibatkan manusia
sebagai subjek
penelitiannya, pertimbangan potensi dampak negatif secara fisik dan psikologis perlu mendapatkan
perhatian khusus. Penulis membuat prosedur penangan isu dalam penelitian ini yang tidak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun nonfisik karena
penelitian ini juga dipantau oleh observer yaitu guru penjas yang membantu peneliti dalam melaksanakna penelitian di SDN Gegerkalong KPAD Bandung.
Dalam sebuah penelitian kualitatif, tentunya terdapat uji keabsahan dalam proses penelitiannya. Kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid,
reliabel dan obyektif. Penellitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penenliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek peneliti. Jadi uji keabsahan data yang digunakan penulis dalam penelitian kualitatif ini meliputi:
1. Uji Kredibilitas
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.
a. Perpanjangan Pengamatan
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Bila
setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Peningkatan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi
buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
William Wiersma, 1986. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
d. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Dengan demikian
temuan penelitian menjadi lebih kredibel. e.
Member Check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuannya agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
2. Uji Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan atau diterapkannya hasil penenlitian ke populasi dimana sampel
tersebut diambil. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
tranferability, maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas Sanafiah Faisal, 1990.
3. Uji Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan
masalahfokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus
dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas penelitiannya
patut diragukan Sanafiah Faisal, 1990. 4.
Uji Konfirmability Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability,
sehingga pengujianya dapat dilakukan secara bersamaan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut
telah memenuhi standar konfirmability.
Berdasarkan uji kredibilitas, penulis mengambil cara triangulasi untuk validitas penelitian tindakan kualitatif. Triangualasi melihat sesuatu realitas dari berbagai
sudut pandang atau perspektif, dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat. Triangulasi menjadi lebih valid bila datanya diambil dari berbagai sudut padang.
Peneliti dalam penelitiannya berkaitan dengan guru yang bersangkutan Guru PJOK,
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rekan observasi, dan guru kelas agar selalu terpantau dalam melaksanakan penelitiannya.
Ikka Rismawati Sukana, 2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMUKUL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN KASTI MELALUI
MODIFIKASI ALAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan