Struktur Organisasi Skripsi PENDAHULUAN

Siska Wiliandani, 2015 STUD I KASUS PERENCANAAN STRATEGIK MAD RASAH TSANAWIYAH YANG BERORIENTASI TERHAD AP PENINGKATAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN KEAGAMAAN D I POND OK PESANTREN MOD ERN AL IHSAN BALEEND AH D AN PESANTREN PERSIS 3 PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilakukan. Keempat, manfaat penelitian yang meliputi aspek teoritis, praktis dan kebijakan atas hasil penelitian. Kelima, struktur organisasi yang berisi rincian urutan penulisan skripsi ke dalam bab per bab. 2. BAB II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran. Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berkaitan dengan konsep dasar manajemen strategik, konsep perencanaan strategik, konsep dasar mutu layanan pembelajaran keagamaan. Bagian ini dilengkapi dengan paparan singkat mengenai penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya diuraikan tentang alur pikir penelitian. 3. BAB III Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan tentang dasar pemikiran lokasi dan penentuan dari sampel penelitian, metode dan pendekatan penelitian, langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melaksanakan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data dalam upaya menarik kesimpulan penelitian guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan. Bagian ini memaparkan tentang data hasil penelitian lapangan, pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian, menarik kesimpulan pembahasan, mendiskusikan temuan hasil penelitian dengan teori. 5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini memaparkan penarikan kesimpulan oleh peneliti terhadap hasil analisis temuan hasil penelitian yang dipaparkan dalam kalimat yang ringkas, sehingga mampu menggambarkan kesimpulan dan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan dan para peneliti berikutnya yang berminat dalam mengkaji masalah-masalah yang sama atau sejenis mengenai perencanaan strategik di pesantren. Di samping itu dikemukakan keterbatasan hasil Siska Wiliandani, 2015 STUD I KASUS PERENCANAAN STRATEGIK MAD RASAH TSANAWIYAH YANG BERORIENTASI TERHAD AP PENINGKATAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN KEAGAMAAN D I POND OK PESANTREN MOD ERN AL IHSAN BALEEND AH D AN PESANTREN PERSIS 3 PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu penelitian ini guna ditindaklanjuti dan disempurnakan dalam penelitian berikutnya. Siska Wiliandani, 2015 STUD I KASUS PERENCANAAN STRATEGIK MAD RASAH TSANAWIYAH YANG BERORIENTASI TERHADAP PENINGKATAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN KEAGAMAAN D I POND OK PESANTREN MOD ERN AL IHSAN BALEEND AH D AN PESANTREN PERSIS 3 PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam mendapatkan data dan mengolah data penelitian. Komponen- komponen dalam metode penelitian ini yaitu terdiri dari: a Lokasi dan subjek penelitian, b desain penelitian, c metode penelitian d definisi istilah, e instrumen penelitian, f teknik pengumpulan data g analisis data dan h uji keabsahan data.

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada penelitian ini yaitu pada pada satuan pendidikan pada jenis pendidikan keagamaan jenjang Madrasah Tsanawiyah dan untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian sebagaimana yang tercantum dalam fokus masalah, dengan demikian lokasi penelitian ini akan dilaksanakan pada Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Modern Al Ihsan Baleendah dan Pesantren Persis 3 Pameungpeuk Kabupaten Bandung. 2. Sumber Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas 3 elemen yaitu tempat place, pelaku actors dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis Sugiyono, 2013, hlm. 215. Lebih lanjut Sugiyono 2013, hlm. 215 memaparkan bahwa “situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. ” Dengan demikian pada kondisi yang seperti ini akan membantu peneliti untuk dapat melaksanakan studi secara mendalam terkait aktivitas activity sekumpulan orang actors yang ada pada lokasi penelitian place. Berdasarkan hal tersebut, maka istilah tersebut dapat digambarkan seperti gambar 3.1 Siska Wiliandani, 2015 STUD I KASUS PERENCANAAN STRATEGIK MAD RASAH TSANAWIYAH YANG BERORIENTASI TERHADAP PENINGKATAN MUTU LAYANAN PEMBELAJARAN KEAGAMAAN D I POND OK PESANTREN MOD ERN AL IHSAN BALEEND AH D AN PESANTREN PERSIS 3 PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Elemen situasi sosial Sugyono, 2013, hlm. 215 PlaceTempat ActorOrang ActivityAktivitas Jika dalam penelitian kualitatif tidak dikenal populasi, seperti yang telah dipaparkan, maka hasil kajiannya pun tidak dipukul rata bagi populasi setempat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono 2013, hlm. 216 seperti berikut: Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi social pada kasus yang dipelajari. Dengan demikian hal ini akan berdampak pada pemahaman hasil penelitian yang tidak digeneralisasikan untuk seluruh populasi, melainkan berlaku hanya pada kondisi sosial tersebut saja. Hal ini pun dijelaskan secara lugas oleh Sugiyono 2013, hlm. 216 seperti berikut: hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena pengambilan sampel tidak diambil secara random. Hasil penelitan dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial tempat lain, apabila situasi sosial lain tersebut memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti. Adapun “sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian ”. Sugiyono, 2013, hlm. 216. Pada penelitian ini sumber data Social Situation

Dokumen yang terkait

Perbandinagn Pembelajaran Fiqih di Pondok Pesantren Modern Dengan pndok Pesantren Salaf Dalam Persepsi Ssntri: studi kasus pondok pesantren daarul ahsan dan pondok pesantren Al-Musayyadah

1 14 91

Promosi Pondok Pesantren Modern Al Ihsan Baleendah Bandung

0 18 61

Pembangunan Sistem Informasi Pengolahan Data Siswa di Pondok Pesantren Modern Al Ihsan Baleendah

3 31 94

Model Pendidikan ‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Baleendah Bandung (Studi Deskriptif Tahun Ajaran 2013/ 2014).

1 7 59

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER KEJUJURAN PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH DI PONDOK PESANTREN MODERN AL-IHSAN BALEENDAH.

3 31 47

STUDI TENTANG INTERNALISASI NILAI UKHUWAH ISLAMIYAH DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KARAKTER DI LINGKUNGAN PESANTREN: Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ihsan Baleendah Bandung.

0 0 61

TRADISIONALISASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MODERN DALAM MEMPERTAHAKAN EKSISTENSINYA : STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN AL AMIEN PRENDUAN SUMENEP.

18 305 64

KOMPARASI ANTARA PENILAIAN TERHADAP KURIKULUM ALA PONDOK PESANTREN SALAF DAN ALA PONDOK PESANTREN MODERN DALAM PENGAJARAN AGAMA : studi kasus di pondok pesantren salaf al-musthofa kediri dan di pondok pesantren modern hidayatullah surabaya.

0 4 151

Model Pendidikan ‘Aqīdaħ di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Modern Al-Ihsan Baleendah Bandung (Studi Deskriptif Tahun Ajaran 2013 2014) - repository UPI S PAI 0906253 Title

0 0 4

MANAJEMEN PROSES PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN ( Studi Kasus Di Pondok Pesantren Darul Ihsan Samarinda)

0 1 16