Penyelesaian Kredit Bermasalah dengan Jalur Litigasi

commit to user Penetapan Pengadilan Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah. 4. Penjualan Agunan di Bawah Tangan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah. 5. Penjualan Agunan secara Sukarela Kesepakatan antara Bank dan Debitur atas dasar itikad baik. Tabel 2. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Non-Litigasi di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar

b. Penyelesaian Kredit Bermasalah dengan Jalur Litigasi

Penyelesaian kredit bermasalah di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar selain melalui jalur non-litigasi, juga dapat melalui jalur litigasi, yaitu dilakukan dengan cara : 1 Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar dalam menyelesaikan kredit bermasalah dengan cara memohon fiat atau penetapan Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk melakukan eksekusi terhadap agunan yang telah diikat sempurna dengan akta notariil berupa sertifikat hak tanggungan. Eksekusi sertifikat hak tanggungan dapat ditempuh melalui mekanisme parate eksekusi tanpa fiat Ketua Pengadilan Negeri atau lewat fiat Ketua Pengadilan Negeri. Hal tersebut sudah diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- commit to user Benda yang Berkaitan dengan Tanah. Demi keamanan pihak bank itu sendiri, dalam melakukan eksekusi sertifikat hak tanggungan terlebih dahulu meminta fiat atau penetapan dari Ketua Pengadilan Negeri. Penjelasan Umum angka 10 dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- Benda yang Berkaitan dengan Tanah, menyatakan untuk memudahkan dan menyederhanakan pelaksanaan ketentuan undang-undang ini bagi kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan, kepada Ketua Pengadilan Negeri diberikan kewenangan tertentu, yaitu penetapan memberikan kuasa kepada kreditur untuk mengelola obyek hak tanggungan, penetapan hal-hal yang diberkaitan dengan permohonan pembersihan obyek hak tanggungan, dan pencoretan hak tanggungan. Kredit yang diberikan dengan jaminan hak tanggungan, membuat pihak PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar itu sendiri akan cepat memperoleh uangnya kembali, karena bank cukup dengan membawa sertifikat hak tanggungan yang telah memakai irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, langsung dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri di wilayah di mana tanahjaminan itu terletak I Made Soewandi, 2005: 52. Menjalankan putusan hakim diatur dalam Pasal 195 sampai dengan Pasal 244 Herziene Inlandsch Reglement HIR. Herziene Inlandsch Reglement HIR ini berlaku bagi daerah Jawa dan Madura, sedangkan dalam dalam Pasal 206 sampai dengan Pasal 258 Rechtreglement Buitengewesten RBG berlaku bagi daerah luar Jawa dan Madura. Pasal-pasal di atas tidak hanya memuat mengenai menjalankan putusan hakim saja, tetapi juga berisi tentang upaya- upaya paksa dalam eksekusi, yaitu sandera, sita eksekusi, upaya perlawanan verzet, akta grosse hipotik, dan surat utang. Menyangkut tugas dan fungsi Pengadilan Negeri yang pokok, yaitu menerima, commit to user memeriksa, mengadili dan memutus perkara, baik perkara pidana maupun perdata dan juga dalam kegiatan administrasinya, dalam hal ini Pengadilan Negeri Karanganyar dalam rangka pelaksanaan putusan pengadilan secara khusus menyangkut perkara perdata diatur dalam Pasal 36 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang menyebutkan pelaksanaan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan oleh Panitera dan Juru Sita dipimpin oleh Ketua Pengadilan. Peran Pengadilan Negeri dalam pelaksanaan eksekusi hak tanggungan, pada dasarnya titik fokusnya ada dalam tangan Ketua Pengadilan Negeri, sebagaimana diatur dalam Pasal 224 HIRPasal 258 RBG, yaitu kewenangan untuk menetapkan sita eksekusi atas tanah-tanah yang dijamin dengan hak tanggungan di wilayah hukum dimana debitur tinggal, misalnya Pengadilan Negeri Karanganyar, maka kewenangan menetapkan berada di Ketua Pengadilan Negeri Karanganyar. Ketua Pengadilan Negeri memiliki tugas dan kewenangan dalam rangka pelaksanaan eksekusi hak tanggungan dengan pertolongan hakim, hal ini secara tegas termuat dalam tugas dan kewenangan Ketua Pengadilan Negeri yang tercantum dalam Buku I Mahkamah Agung pada butir ke-6 yang menyebutkan, memerintahkan kepada Juru Sita untuk melakukan pemanggilan, agar terhadap termohon eksekusi dapat dilakukan teguran aanmaning untuk memenuhi putusan yang telah berkekuatan tetap, putusan serta merta, putusan provisi dan pelaksanaan eksekusi lainya dalam hal ini adalah eksekusi lainnya, yang termasuk pelaksanaan eksekusi lainnya dalam hal ini adalah eksekusi hak tanggungan. Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan menyebutkan bahwa, apabila debitur cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek hak commit to user tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Eksekusi ini cenderung lebih mudah dari pada pertolongan hakim berdasarkan Pasal 224 HIRPasal 258 RBG, karena tidak memerlukan adanya perintah dari Ketua Pengadilan Negeri untuk melakukan penjualan obyek hak tanggungan melalui pelelangan umum. Kreditur pemegang hak tanggungan dapat langsung mengajukan penjualan obyek hak tanggungan yang bersangkutan. Peran Pengadilan Negeri Karanganyar dalam pelaksanaan eksekusi hak tanggungan dengan pertolongan hakim diawali dengan pihak kreditur dalam hal ini bank mengajukan permohonan somasi lewat Pengadilan Negeri Karanganyar, agar debitur diberikan teguran supaya dalam waktu 8 delapan hari harus segera menyelesaikan pembayaran utangnya. Permohonan tersebut diatas dilampiri dengan sertifikat hak tanggungan, sertifikat tanah, Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT, perjanjian kredit, serta Kartu Tanda Penduduk KTP dari debitur yang biasanya dilampirkan oleh debitur pada saat pemenuhan syarat ketika pinjam ke bank, sebagai bukti tempat tinggal debitur untuk pemanggilan. 2 Pelelangan Agunan via Lelang Eksekusi Lelang via Penetapan Pengadilan Penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh pihak PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar melalui jalur litigasi, yaitu dengan pelelangan agunan via lelang eksekusi, apabila dalam hal ini debitur memang terbukti tidak kooperatif, tidak memiliki itikad baik, dan tidak ingin melanjutkan usahanya. Lelang eksekusi ini merupakan lelang yang harus didasari putusanpenetapan Pengadilan. Pelelangan agunan harus dilakukan melalui pelangan umum, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 20 Ayat 1 Undang- commit to user Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, yang menyatakan apabila debitur cidera janji, maka berdasarkan hak pemegang hak tanggungan pertama untuk menjual obyek hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- Benda yang Berkaitan dengan Tanah dan titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Ayat 2, obyek hak tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang hak tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditur-kreditur lainnya. Penjelasan Pasal 20 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, menyatakan ketentuan ayat ini merupakan perwujudan dari kemudahan yang disediakan oleh undang-undang ini bagi para kreditur pemegang hak tanggungan dalam hal ini harus dilakukan eksekusi. Berdasarkan prinsipnya setiap eksekusi harus dilaksanakan dengan melalui pelelangan umum, karena dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh harga yang paling tinggi untuk objek hak tanggungan. Kreditur berhak mengambil pelunasan piutang yang dijamin dari hasil penjualan objek hak tanggungan, dalam hal hasil penjualan itu lebih besar daripada piutang tersebut yang setinggi- tingginya sebesar nilai tanggungan, sisanya menjadi hak pemberi hak tanggungan. Penetapan harga limit sebelum pelaksanaan lelang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Harga limit reserve price menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang adalah harga minimal barang lelang yang commit to user ditetapkan oleh penjualpemilik Barang untuk dicapai dalam suatu pelelangan. Pasal 29 Ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang menyatakan bahwa, pada setiap pelaksanaan lelang, penjual wajib menetapkan harga limit berdasarkan pendekatan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, kecuali pada pelaksanaan lelang non eksekusi sukarela barang bergerak, penjualpemilik barang dapat tidak mensyaratkan adanya harga limit. PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar yang merupakan Bank Badan Usaha Milik Negara BUMN dalam memilih cara penyelesaian litigasi harus benar-benar mempertimbangkan faktor efektivitas dan efisiensi waktubiaya, jangan sampai cara litigasi yang dipilih justru menjadi tidak efektif, karena hasil putusannya sulit dieksekusi, serta tidak efisien, karena proses litigasinya berjalan lama, mahal, dan berbelit-belit. Penyelesaian cara ini, merupakan cara terakhir yang dipilih oleh pihak bank selaku kreditur di sini, apabila langkah-langkah penyelesaian alternatif di luar proses Pengadilan non-litigasi gagaltidak berhasil dilakukan. Ketua Pengadilan Negeri dalam hal ini mengeluarkan penetapan somasi untuk memanggil debitur guna diberi teguran dan jika debitur hadir maka dibuatkan berita acara pemberian teguran, apabila tidak hadir maka debitur dipanggil lagi sampai 2x dua kali panggilan dengan tetap dibuatkan berita acara panggilannya, jika tidak hadir, teguran pertama dan kedua adalah selama 1 satu minggu. Kreditur mengajukan permohonan aanmaning dan mengajukan permohonan sita eksekusi atas obyek yang dijadikan jaminan pada Ketua Pengadilan Negeri, dimana permohonan aanmaning ini untuk memberikan peringatan kepada debitur agar dalam tenggang waktu 8 delapan hari harus memenuhi kewajiban membayar tagihan commit to user utangnya, ditambah dengan bunga dan denda, kemudian jika debitur tidak melaksanakan maka dilaksanakan sita eksekusi dan dibuatkan Berita Acara Sita Eksekusi dengan dibuat pula pemberitahuan pemblokiran kepada Kantor Pertanahan supaya obyek yang disita eksekusi supaya obyek yang disita tidak dipindahtangankan. Kreditur selanjutnya mengajukan permohonan lelang eksekusi atau penjualan dimuka umum kepada Ketua Pengadilan Negeri yang dilampiri dengan perincian utang terakhir debitur terhiitung sejak tunggakan sampai diajukan eksekusi lelang. Ketua Pengadilan Negeri kemudian mengeluarkan Penetapan Lelang Eksekusi yang isinya memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri atau digantikan wakilnya dengan dibantu oleh 2 dua orang saksi dengan meminta bantuan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL setempat dalam hal ini untuk melakukan penjualan dimuka umum atas barang jaminan tersebut dan membuat berita acaranya untuk disampaikan pada Kantor Pertanahan dimana obyek eksekusi berada. prosedur pelaksanaan lelangnya diawali dengan Panitera Pengadilan Negeri membuat surat permintaan bantuan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL setempat untuk melakukan penjualan dimuka umum dengan dilampiri syarat-syarat yaitu, penetapan Ketua Pengadilan Negeri Karanganyar, perjanjian kredit, sertifikat hak tanggungan, sertifikat tanah, Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT, Kartu Tanda Penduduk KTP debitur agar tidak salah panggilan, penetapan dan berita acara somasi serta relaas panggilan, penetapan dan berita aanmaning, serta relaas panggilan, dan penetapan dan berita acara sita eksekusi. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL menjawab surat Panitera Pengadilan Negeri tersebut diatas yang isinya antara lain, jadwal maupun tempat pelaksanaan lelang. Panitera mengumumkan jadwal tersebut disurat kabar harian sebanyak 2x dua commit to user kali terbit setengah bulan mengenai pelaksanaan dan syarat-syarat lelang, serta letak obyek dan harga limitnya. Selang waktu dimuatnya pengumuman disurat kabar antara pengumuman pertama dan kedua adalah satu minggu, apabila obyek hak tanggungan berada satu wilayah dengan pemilik obyek atau debitur, maka dimuatnya di harian lokal. Panitera memberikan kepada pemohon dan termohon lelang tentang jadwal tersebut, sampai pada pelaksanaan lelang Kantor Lelang yang membuat peraturan teknis peraturan lelang. Panitera selanjutnya menyerahkan berita acara lelang, risalah lelang dan barang yang dijual pada pemenang lelang sedangkan salinan berita acara lelang diserahkan pada termohon eksekusi dan pemohon eksekusi, serta kantor pertanahan. Kantor Lelang menerima uang hasil penjualan dari pemenang lelang kemudian Kantor Lelang menyerahkan pada Panitera dan oleh Panitera diserahkan pada pemohon lelang kreditur, apabila ada kelebihan sisanya diberikan kepada debitur. Segala biaya yang menyangkut permohonan lelang tersebut di atas menjadi tanggungan pemohon lelang kreditur, Pengadilan Negeri bertindak semata-mata dari keaktifan kreditur dalam mengajukan permohonannya. Pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan dapat dilakukan apabila barang yang dilelang tersebut, benar-benar harus sudah dilepaskan dari kekuasaan debitur. Hal ini untuk menghindari adanya permasalahan yang mungkin dapat terjadi di kemudian hari dengan pihak ketiga atau pembeli . commit to user Berdasarkan analisis di atas, penulis memaparkan penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur litigasi dalam bentuk tabel di bawah ini: No. Penyelesaian secara Litigasi Dasar Hukum 1. Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah. 2. Pelelangan Agunan via Lelang Eksekusi Lelang via Penetapan Pengadilan - Pasal 20 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah; - Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang; - Keputusan Menteri Keuangan Nomor 305 Tahun 2002 tentang Pejabat Lelang; dan - Keputusan Menteri Keuangan Nomor 306 Tahun 2002 tentang Balai Lelang. Tabel 3. Penyelesaian Kredit Macet Melalui Jalur Litigasi di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar commit to user Bagan 4. Penyelesaian Kredit Macet di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagal atau menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kredit bermasalah dapat diartikan suatu keadaan kredit dimana debitur sudah tidak sanggup KREDIT BERMASALAH PENYELAMATAN KREDIT Rescheduling, Reconditioning, dan Restrukturisasi GAGAL HAPUS BUKU PENYELESAIAN KREDIT NON-LITIGASI LITIGASI 1. Pengambilalihan Agunan Debitur; 2. Alternatif Penyelesaian Sengketa; 3. Penjualan Agunan via Parate Eksekusi; 4. Penjualan Agunan di Bawah Tangan 5. Penjualan Agunan secara Sukarela; dan 1. Eksekusi Sertifikat Hak Tanggungan; 2. Pelelangan Agunan via Lelang Eksekusi melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL. commit to user membayar sebagian atau keseluruhan kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan, atau telah ada suatu indikasi potensial, bahwa sebagian maupun keseluruhan kewajibannya tidak akan mampu dilunasi debitur. Berdasarkan tingkat risiko, kredit dalam pengawasan khusus dibedakan menjadi kredit dengan kolektibilitas dalam perhatian khusus special mention dan kredit bermasalah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet non-performing loans. Kredit yang perlu mendapat perhatian khusus adalah performing loans yang mempunyai kelemahan yang apabila tidak diperbaiki dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya, kredit-kredit jenis ini harus dimasukkan dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus sesuai ketentuan yang berlaku, dan memerlukan perhatian khusus pihak manajemen untuk segera menetapkan tindakan perbaikan agar tidak menjadi non-performing loans. Upaya penyelamatan danatau penyelesaian kredit bermasalah tersebut di atas yang berwenang menyelesaikannya adalah Account Officer. Deteksi atas kredit bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan mengembangkan sistem “pengenalan dini”, yaitu berupa daftar kejadian atau gejala yang diperkirakan dapat menyebabkan suatu pinjaman berkembang menjadi kredit bermasalah, karena setelah pelaksanaan realisasi kredit dan berjalannya waktu, kualitas suatu kredit dapat berubah dari kolektibilitas lancar menjadi kredit yang perlu perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, atau bahkan kredit macet. Pendekatan praktis yang dilakukan oleh pihak PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar dalam melakukan pengelolaan kredit bermasalah adalah dengan secara dini mendeteksi potensi timbulnya kredit bermasalah, sehingga makin banyak peluang alternatif koreksi bagi PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar dalam mencegah commit to user timbulnya kerugian sebagai akibat pemberian kredit yang akan mempengaruhi kualitas dari aktiva produktif. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, meskipun pihak PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar telah melaksanakan prosedur dan syarat-syarat perkreditan yang sehat dan telah melakukan tindakan-tindakan antisipatif dalam pelaksanaan pemberian kredit. Penyelesaian kredit bermasalah dengan jaminan Hak Tanggungan yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar membawa implikasi positif, yaitu dengan adanya pelaksanaan penyelesaian kredit yang dilaksanakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Karanganyar terkait dalam pelaksanaan restrukturisasi harus mengikuti seluruh ketentuan mengenai restrukturisasi dan melaksanakannya, sehingga tidak perlu ada pengulangan restrukturisasi kembali untuk satu hutang dari debitur yang sama. Pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pihak bank perlu ditingkatkan kembali dengan tidak mengesampingkan prinsip kehati-hatian. Hal tersebut memungkinkan untuk dapat mengurangi dan menekan angka terjadinya kasus yang sama terkait dengan adanya kredit bermasalah.

2. Penyelesaian Kredit Bermasalah yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat

Dokumen yang terkait

Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Dan Upaya Penyelesaian Kredit Macet Atas Jaminan Hak Tanggungan (Studi Pada PT.Bank Negara Indonesia Tbk Cabang Kabanjahe)

1 63 129

ANALISIS YURIDIS MENGENAI HAK TANGGUNGAN SEBAGAI JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG LUMAJANG

0 2 112

Upaya Bank Dalam Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

0 5 107

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan (Studi Kasus di PT. Bank Capital Indonesia TBK. Cabang Surakarta.

0 4 16

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan (Studi Kasus Di Pt. Bank Danamon Tbk. Dsp Cabang Tanjungpandan).

0 2 17

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk. CABANG DENPASAR.

3 91 78

Upaya Bank Dalam Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 1

Upaya Bank Dalam Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 20

Upaya Bank Dalam Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

0 1 29

Upaya Bank Dalam Penyelesaian Kredit Macet dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

0 0 2