4
Komperatif UMKM di Kota Medan UMKM Mitra Binaan PTPN III Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan kualitas produk UMKM Mitra Binaan PTPN III
Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih? 2.
Apakah ada perbedaan kualitas layanan UMKM Mitra Binaan PTPN III Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui perbedaan kualitas layanan UMKMMitra Binaan PTPN
III Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih. 2
Untuk mengetahui perbedaan kualitas produk Mitra Binaan PTPN III Medan dengan Koperasi Kredit CU Cinta Kasih.
1.4 Manfaat Penelitian Dari tujuan diatas diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk :
1. Akademis
Dapat memperdalam teori tentang UMKM serta dapat berguna sebagai hasil temuan yang dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
5 2.
Praktis a.
Bagi Instansi, sebagai bahan masukan kepada pihak pimpinan di Kantor PTPN III Medan dan CU Cinta Kasih mengenai pentingnya UMKM bagi
masyarakat. b.
Bagi Mitra Binaan serta Nasabah CU Cinta Kasih untuk menambah pengetahuan tentang UMKM.
3. Manfaat Bagi Penulis
Kegunaan bagi penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah skripsi terkait masalah
yang diteliti, serta merupakan tugas akhir bagi peneliti untuk mendapatkan gelar sarjana.
Universitas Sumatera Utara
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMKM 2.1.1 Pengertian UMKM
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM telah diatur olehundang-undang No 20 tahun 2008. Pengertian UMKM adalah peluang usaha
produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhikriteria usaha mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha
kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi yang kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang- undang. Kriteria UMKM, peluang usaha mikro memiliki asset maksimal Rp 50
juta, dengan omset maksimal Rp 300 juta tahun. Peluang usaha kecil memiliki asset Rp 50 juta -Rp 500 juta dengan omset Rp 300 juta –Rp 2,5M tahun.
Peluang usaha menengah memiliki asset Rp 500 juta –Rp 10 M dengan omset Rp 2,5 M – Rp 50 M tahun.
Usaha Mikro Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM Usaha Menengah Kecil dan Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Universitas Sumatera Utara
7 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan
pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi
nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada
kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah.Menurut Departemen Tenaga Kerja Depnaker
usaha mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
8 Di Negara yang sedang berkembang UMKM yang ada memiliki
karakteristik yang berbeda dengan usaha besar, karakteristik yang dimiliki adalah sebagai berikut Tambunan, 2009:2 :
1. Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah usaha besar.
Terutama dari kategori usaha mikro, dan usaha kecil. Berbeda dengan usaha besar dan usaha menengah, usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh
pelosok perdesaan, termasuk diwilayah-wilayah yang terisolasi. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai suatu signifikansi lokal yang khusus
untuk ekonomi perdesaaan. Dalam kata lain, kemajuan pembangunan ekonomi perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan
UMKMnya. 2.
Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat
dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan,
terutama bagimasyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi semakin penting diperdesaan di negara sedang
berkembang, terutama diderah-daerah dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari
penawaran tenaga kerja diperdesaan. Teori dari A. Lewis suplai tenaga kerja tak terbatas, kondisi kelebihan tenaga kerja diperdesaan akan menciptakan
arus manusia terus-menerus dari perdesaan ke perkotaan. Apabila kegiatan- kegiatan ekonomi perkotaan tidak mampu menyerap pendatang-pendatang
Universitas Sumatera Utara
9 tersebut, jumlah pengangguran akan meningkat dan akan muncul banyak
masalah sosial diperkotaan. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian diperdesaan, terutama industri, selalu diharapkan bisa berfungsi sebagai
sumber penyerapan kelebihan penawaran tenaga kerja kesektor pertanian sehingga bisa membatasi arus migrasi keperkotaan dan dalam hal ini UMKM
perdesaan dapat memainkan suatu peran yang signifikan. 3.
Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 1997-
1998. Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan- perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha
lebih besar. Misalnya usaha mikro bisa menjadi landasan bagi pengembangan usaha kecil, sedangkan usaha kecil bagi usaha menengah dan
usaha menengah bagi usaha besar. 4.
Walaupun pada umumnya masyarakat perdesaan miskin, banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan
mereka mau mengambil risiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilitas tabunganinvestasi
diperdesaan sementara pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan
berwirausaha dari orang-orang desa. 5.
Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas, terbukti secara umum bahwa pasar
utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederhana dengan
Universitas Sumatera Utara
10 harga relatif murah, seperti pakaian jadi dengan desain sederhana, mebel
darikayu, bambu, dan rotan, barang-barang lainnya dari kayu, alas kaki, dan alat-alat dapur dari aluminium dan plastik. Barang-barang ini memenuhi
kebutuhan sehari-hari masyarakat miskin atau masyarakat berpendapatan rendah. Namun demikian, banyak juga UMKM yang membuat barang-
barang nonkonsumsi, seperti peralatan-peralatan produksi, berbagai macam mesin sederhana danatau komponen-komponennya, bahan-bahan bangunan
dan barang-barang setengah jadi lainnya untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan dibanyak sektor, seperti industri, konstruksi, pertanian, perdagangan,
pariwisata dan transportasi. 6.
Seperti sering dikatakan didalam tulisan satu keunggulan dari UMKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif mampu bersaing terhadap
pesaingnya yaitu usaha besar. Berry et al. 2001 dalam Tambunan 2009 menyatakan kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industri-industri
yang tidak stabil atau ekonomi-ekonomi yang menghadapi perubahan- perubahan kondisi pasar yang cepat, seperti kondisi ekonomi 1997-1998
yang dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut laporan BPS terdapat perbedaan antara usaha mikro usaha kecil dan
usaha menengah dalam latar belakang atau motivasi pengusahamelakukan usaha. Perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya harus dilihat sebagai
karakteristik paling penting untuk membedakan antara UMKM dengan usaha besar, maupun antar sub kategori didalam kelompok UMKM itu sendiri.
Menurut laporan itu, sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
11 mempunyai latar belakang ekonomi yakni alasan utama melakukan kegiatan
tersebut adalah ingin memperoleh perbaikan penghasilan. Perbedaan lain antara UMKM dengan usaha besar maupun didalam kelompok UMKM itu
sendiri menurut status badan hukum. Jelas, semua perusahaan didalam kelompok usaha besar berbadan hukum. Namun tidak demikian dengan
UMKM. Berdasarkan hasil survey BPS, terlihat bahwa sebagian besar UMKM tidak berbadan hukum yang mencapai sekitar 95,1 persen dari
jumlah unit usaha.
2.1.2 Tujuan Usaha Mikro
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro
bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.
Bentuk usaha mikro, kecil dan menengah UMKM berupa perusahaan perorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV maupun perseroan
terbatas.Dari perspektif dunia diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah UMKM memainkan suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara-negara sedang berkembang NSB, tetapi juga dinegara-negara maju NM. Di Negara maju UMKM sangat penting
tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya di negara sedang berkembangtetapi juga
dibanyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestic bruto PDB paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
Universitas Sumatera Utara
12 Menurut Aharoni 1994 dalam Tambunan 2009, jumlah UMKM
dinegara adidaya tersebut mencapai sedikitnya diatas 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua kategori. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan inti dari
basis industri di Amerika Serikat.UMKM juga sangat penting dibanyak negara Eropa, khususnya Eropa Barat.Di Belanda misalnya, jumlah UMKM sekitar 95
dari jumlah perusahaan di negara kincir angin tersebut Bijmolt dan Zwart, 1994 dalam Tambunan 2009.Seperti di Amerika Serikat, juga dinegara-negara industri
maju lainnya yang tergabung dalam OECD, seperti Jepang, Jerman, Prancis dan Kanada. UMKM merupakan motor penting dari pertumbuhan ekonomi, inovasi
dan progres teknologi Thornburg, 1993 dalam Tambunan 2009. Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
UMKM merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.Menurut Rudjito 2003 usaha mikro adalah usaha
yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin.Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga.Besarnya kredit yang dapat
diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta.Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta.
Kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1.
Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.
Universitas Sumatera Utara
13 Adapun ciri-ciri dari Usaha Mikro antara lain:
1. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu;
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu;
3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak
memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusia pengusaha belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai;
4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;
5. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka
sudah akses ke lembaga keuangan non bank; 6.
Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP.
2.1.3 Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung tersebut dalam pemberian kredit adalah Abdullah 2005: 59 :
1 Kepercayan
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap permohonan kredit yang akan diberikan itu dapat dikembalikan sesuai dengan persyaratan yang disepakati
bersama. 2
Agunan Setiap kredit yang akan diberikan selalu disertai barang yang berfungsi
sebagai jaminan bahwa kredit yang akan diterima oleh calon debitur pasti akan dilunasi dan ini meningkatkan kepercayan pihak bank.
3 Jangka Waktu
Universitas Sumatera Utara
14 Pengembalian kredit didasarkan pada jangka waktu tertentu yang layak,
setelah jangka waktu berakhir kredit dilunasi. 4
Risiko Jangka waktu pengembalian kredit mengandung risiko terhalang, atau
terlambat, atau macetnya pelunasan kredit, baik di sengaja atau tidak sengaja, risiko ini menjadi beban bank.
5 Bunga Bank
Setiap pemberian kredit selalu disertai imbalan jasa berupa bunga yang wajib dibayar oleh calon debitur, dan ini merupakan keuntungan yang diterima oleh
bank. 6
Kesepakatan Semua persyaratan pemberian kredit dan prosedur pengembalian kredit serta
akibat hukumnya adalah hasil kesepakatan dan dituangkan dalam akta perjanjian yang disebut kontrak kredit.
Menurut Abdulkadir dan Rilda 2000: 61 Apabila Bank menerima permohonan kredit dari nasabah, bank perlu melakukan analisis kredit terlebih
dahulu. Analisis kreditmeliputi: a.
Latar belakang nasabah perusahan nasabah; b.
Prospek usaha yang akan dibiayai; c.
Jaminan yang diberikan d.
Hal-hal ain yang ditentukan oleh bank.
2.2 Credit Union CU
Universitas Sumatera Utara
15
2.2.1 Pengertian Credit Union
Koperasi kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan
dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri.
Kata Credit Union berasal dari bahasa latin,Credere yang berarti percaya dan Unionyang berarti kumpulankesatuan mengikat diri dalam suatu
kesatuan.Jadi CU Credit Union adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang saling percaya dalam ikatan pemersatu, yang bersepakat
untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga yang layak untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan. Koperasi kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu:
1. Asas swadaya tabungan hanya diperoleh dari anggotanya
2. Asas setia kawan pinjaman hanya diberikan kepada anggota, dan
3. Asas pendidikan dan penyadaran membangun watak adalah yang utama;
hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman. Credit Union kini tidak hanya berfungsi sebuah lembaga yang hanya
mengelola keuangan, Credit Union juga merupakan sebuah gerakan yang didasari oleh sikap saling percaya.Tujuannya adalah untuk saling memberdayakan,
memperkuat solidaritas, dan memperkokoh kesejahteraan masyarakat,
dimana pelakunya adalah anggota itu sendiri.dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Pemberdayaan di segala aspek kehidupan anggota, mulai dari
Universitas Sumatera Utara
16 aspek ekonomi, moral-sosial, politik, dan hukum.ini memperjelas bahwa CU
bukan hanya sebagai sebuah lembaga yang hanya mengelola keuangan saja.
2.2.2 Sejarah Credit Union
Sejarah koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman
dilanda krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tidak
dapat bekerja karena banyak tanaman tidak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.Situasi ini dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan
pinjaman kepada penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa
harta benda mereka pun disita oleh lintah darat. Kemudian tidak lama berselang, terjadi
Revolusi Industri . Pekerjaan yang
sebelumnya dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK. Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.Melihat
kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm Raiffeisen
merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang orang-orang kaya untuk
menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata derma tidak dapat memecahkan masalah kemiskinan, karena kemiskinan adalah akibat dari cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tidak
terkontrol dan tidak sedikit penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi. Akhirnya, para dermawan tidak lagi berminat membantu
kaum miskin.
Universitas Sumatera Utara
17 Raiffeisen tidak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal
kemiskinan ini. Ia mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tidak
menyelesaikan masalah. Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.Berdasar pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si
miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada
sesama mereka juga. Pinjaman harus digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan pinjaman adalah watak si peminjam.”
Untuk mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union CU
artinya, kumpulan orang-orang yang saling percaya.Credit Union yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman,
bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia. Credit Union lahir dari pendidikan, berkembang melalui pendidikan dan
bergantung dari penddikan, oleh karena itu setiap calon anggotamasyarakat yang akan bergabung dengan CU wajib untuk mengikuti pendidikan. Tujuan utama
pendidikan adalah untuk mengenal dan memperdalam seluk beluk Credit Union, penyamaan visi misi sebagai anggota Credit Union, perubahan-perubahan aspek
mental, emosional, perubahan prinsip dan paradigma hidup.Prinsip Utama Membangun CreditUnion antar lain:
1. Tabungan hanya dapat diperoleh dari anggotanya swadaya.
2. Pinjaman hanya diberikan kepada anggotanya saja.
Universitas Sumatera Utara
18 3.
Jaminan terbaik sipeminjam adalah watak sipeminjam itu sendiri. Sementara itu, Kredit Credit Union di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh
seorang Pastor katolik asal Jerman bernama Karl Albrecht Karim Arbie S.J. pada tahun 1967, yang selanjutnya di tahun 1970 membentuk CUCO Credit Union
Concelling Office di Jakarta. Pada tahun 1981, diadakan Konvensi Nasional Koperasi Kredit yang melahirkan Badan Koordinasi.
2.3 Kualitas Layanan
Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan dalam perusahaan.Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara layanan
yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata.Dalam Tjiptono 2005 mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Berdasarkan definisi ini, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.Layanan yang sesuai dengan harapan pelanggan
itu dapat muncul dengan melakukan perbandingan terlebih dahulu terhadap layanan yang diberikan perusahaan seperti kecepatan layanan, konsistensi layanan
dari waktu ke waktu, kenyamanan, dan tanggap terhadap keluhan pelanggan. Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu jasa yang
diharapkan expected service dan jasa yang dirasakan perceived service. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan.Hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut
Universitas Sumatera Utara
19 pandang atau persepsi penyedia jasa melainkan dari sudut pandang atau persepsi
pelanggan.Baik buruknya kualitas layanan jasa menjadi tanggung jawab seluruh bagian organisasi perusahaan.Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas jasa
tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten Tjiptono, 2005.
Dalam salah satu studi mengenai kualitas layanan oleh Parasuraman 1988 yang melibatkan 800 pelanggan yang terbagi dalam empat perusahaan
berusia 25 tahun ke atas, disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas layanan,sebagai berikut :
1. Berwujud tangible, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan menyatakan bahwa Lewis Booms 1983 merupakan pakar yang pertama kalikemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari layanan yang diberikan
oleh para pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik contoh : gedung, gudang dan lain-lain, perlengkapan dan peralatan yang digunakan
teknologi serta penampilan pegawainya. 2.
Keandalan reliability, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan sesuai dengan dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus
sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, layanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan
dengan akurasi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
20 3.
Ketanggapan responsiveness, yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan layanan yang cepat responsive dan tepat kepada pelanggan
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negative dalam kualitas layanan.
4. Jaminan dan kepastian assurance, yaitu pengetahuan, kesopansantunan dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen anatara
lain komunikasi communication, kredibilitas credibility, keamanan security, kompetensi competence dan sopan santun courtesy.
5. Empati empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan
diharapkan memilki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
2.4 Kualitas Produk