9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan, selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka juga
berfungsi untuk mengetahui kedudukan penelitian disamping penelitian lain yang relevan Chaer, 2007:26. Penelitian yang terdahulu akan digunakan sebagai bahan
pembanding dan pertimbangan guna melengkapi penelitian mengenai alih kode pada teks lagu pop Bali bilingual. Penelitian mengenai interferensi dan penelitian
mengenai lagu pop Bali cukup banyak serta dijadikan bahan perbandingan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Penelitian mengenai alih kode dilakukan oleh Dadiartha 1985 dengan penelitian
yang berjudul “Alih Kode Pemakaian Bahasa Indonesia oleh Dosen-Dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana”. Penelitian tersebut menggunakan teori
sosiolinguistik dengan pendekatan fungsional. Teori tersebut menyoroti masalah kebahasaan yang saling berkaitan antara proses pemilihan bahasa daan kebiasaan
atau kegiatan-kegiatan sosial dalam kehidupan sehari-hari, saat berlangsungnya komunikasi antar masyarakat penutur suatu bahasa. Penelitian Dadiartha
menggambarkan bahwa para dosen di Fakultas Sastra Universitas Udayana lebih banyak beralih kode ke bahasa Bali daripada ke bahasa daerah lainnya. Hal
tersebut dikarenakan dosen-dosen di Fakultas Sastra Universitas Udayana
10
sebagian besar berasal dari daerah Bali sehingga kurang menguasai bahasa daerah lain. Pada penelitian ini, dosen-dosen Fakultas Sastra Udayana digolongkan
sebagai kelompok dwibahasawan. Hal itu dibuktikan dengan munculnya fenomena alih kode yang dilakukan oleh para dosen pada saat mengajar
mahasiswa. Peralihan yang dimaksud, yaitu adanya pemakaian bahasa Bali dalam tutur bahasa Indonesia dan adanya pemakaian bahasa Inggris dalam tutur bahasa
Indonesia. Konsep alih kode yang dipakai di dalam penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Hymes. Alih kode didefiniskan sebagai peralihan
pemakaian bahasa ke bahasa lain dan pemakaian bahasa itu terjadi peralihan beberapa variasi dari satu bahasa atau bahkan beberapa gaya dari satu ragam
Hymes, 1976:103. Adapun perbedaan pada penelitian Dadiartha dengan penelitian ini terletak
pada wilayah garapan, dan objek yang dibahas. Jika pada penelitian Dadiartha membahas peralihan bahasa yang dilakukan oleh para dosen-dosen Fakultas
Sastra Udayana, sedangkan pada penelitian ini mengkaji mengenai peralihan bahasa pada teks-teks lagu pop Bali bilingual.
2 Penelitian kedua mengenai bentuk teks lagu pop Bali pernah dilakukan oleh
Antari 2004 yang berjudul “Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna Teks Lagu Pop
Bali”. dalam penelitiannya dijelaskan bahwa lagu pop Bali memiliki bentuk puisi berbahasa Bali yang dimusikalisasikan dengan paduan nada pentatonic dan
diatonik, dengan paduan komposisi laras pelog dan selendro yang harmonis. Pemanfaatan bentuk-bentuk majas tradisional Bali seperti wewangsalan,
11
sesonggan, tetingkesan, peparikan, sesimbing, dan sesenggakan efektif dalam menajamkan kekhasan citra budaya Bali dan realitas sosial masyarakat Bali pada
teks lau pop Bali. Disamping itu dipaparkan pula mengenai fungsi lagu pop Bali secara umum berfungsi sebagai sarana hiburan pada masyarakat Bali. Lagu pop
Bali mengandung makna denotatif, konotatif, budaya dan makna spiritual. Adapun perbedaan pada penelitian Antari dengan penelitian ini terletak pada
masalah serta objek yang dibahas. Penelitian Antari menggunakan objek yang sama dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan objek lagu pop Bali,
namun pada penelitian ini menggunakan objek lagu-lagu pop Bali bilingual yang menggunakan dua bahasa, dan Antari menggunakan lagu-lagu pop Bali yang
hanya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Bali. Perbedaannya juga terletak pada analisisnya, penelitian Antari menganalisis bentuk, fungsi dan makna teks
lagu pop Bali, jika penelitian kali ini menganalisis mengenai alih kode atau peralihan bahasa yang terjadi pada teks lagu pop Bali bilingual.
3 Penelitian yang ditulis oleh Satwika 2009 yang berjudul “Alih Kode Dalam
Pementasan Wayang Cenk Blonk”, penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik yang mengacu pada konsep-konsep yang terkait dengan alih kode.
Pada tahap penyediaan data menggunakan metode simak yang dibantu teknik catat. Tahap analisis menggunakan metode padan intralingual dan metode padan
ekstralingual dibantu dengan teknik hubung-banding menyamakan, teknik hubung-banding membedakan dan teknik hubung-banding menyamakan hal
pokok. Penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan informal dibantu
12
dengan teknik deduktif dan induktif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu ditemukan 4 macam alih kode yakni alih kode keluar, alih kode ke dalam,
alih kode metaporik dan alih kode situasional. Wujud dan arah alih kode dalam pementasan wayang cenk blonk yaitu alih tingkat tutur dan alih bahasa.
Sedangkan alih bahasanya ada 6 yaitu alih bahasa dari bahasa Bali ke bahasa Jawa Kuna, dari bahasa Jawa Kuna ke bahasa Bali, dari bahasa Bali ke bahasa
Indonesia, dari bahasa Indonesia ke bahasa Bali, dari bahasa Bali ke bahasa Inggris, dan dari bahasa Inggris ke bahasa Bali. Peristiwa alih kode dalam
pementasan wayang Cenk Blonk disebabkan oleh perubahan topik pembicaraan, untuk mencapai maksud-maksud tertentu.
Adapun perbedaan pada penelitian Satwika dengan penelitian kali ini terletak pada objek yang dibahas. Jika pada penelitian Satwika membahas peralihan
bahasa yang terjadi pada pementasan wayang cenk blonk, sedangkan pada penelitian ini mengkaji mengenai peralihan bahasa pada teks-teks lagu pop Bali
bilingual. Perbedaannya juga terletak pada cara menganalisis, penelitian Satwika mengkaji peralihan bahasa pada macam alih kode yaitu alih kode keluar dan alih
kode kedalam, serta wujud dan arah alih kode yaitu tingkat tutur dan alih bahasa. Jika penelitian kali ini juga mengkaji macam alih kode yaitu alih kode kedalam
dan keluar, wujud dan arah alih kode yaitu alih bahasa, serta penelitian ini lebih spesifik lagi menganalisis mengenai bentuk alih kode yaitu tataran klausa dan
kalimat, sedangkan penelitian Satwika tidak menganalisis bentuk klausa dan kalimat.
13
4 Penelitian mengenai lagu pop Bali juga dilakukan oleh Manuaba 2011 dengan
penelitian yang berjudul “Campur Kode Pemakaian Bahasa Bali Pada Teks Lagu Pop Bali”. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Swarina Manuaba yang
menggunakan objek berupa campur kode pemakaian bahasa bali pada teks lagu pop bali yang meliputi ciri campur kode pada teks lagu pop bali, identifikasi
penempatan campur kode pada teks lagu pop bali, jenis campur kode menurut asal serapannya, campur kode berdasarkan wujudnya dan campur kode berdasarkan
faktor penyebabnya. Teori yang digunakan adalah teori sosiolinguistik yang dikemukakan oleh Nababan, yang mengacu pada konsep yang terkait dengan
campur kode. Pada tahap penyediaan data menggunakan metode simak dan metode cakap yang dibantu dengan teknik rekam dan teknik catat. Pada penelitian
ini tahap analisis menggunakan metode padan dengan subjenis metode padan yang dipilih yaitu metode padan translasional. Pada tahap penyajian hasil analisis
menggunakan metode formal dan informal dibantu dengan teknik deduktif dan induktif.
Perbedaan penelitian Manuaba dengan penelitian Alih Kode Pada Teks Lagu Pop Bali Bilingual ini adalah pada tataran analisisnya. Manuaba menggunakan
konsep campur kode sedangkan penelitian ini menggunakan konsep alih kode. Penelitian kali ini juga mengkaji mengenai struktur pembentukan teks lagu pop
Bali bilingual beserta fungsinya, namun penelitian Manuaba tidak mengkaji mengenai fungsi-fungsi pada lagu pop Bali.
14
Adapun keempat penelitian di atas memiliki objek kajian yang hampir sama dengan penelitian yang berjudul “Alih Kode Pada Teks Lagu Pop Bali Bilingual” ini
yang membahas mengenai fenomena penggantian peralihan pemakaian bahasa, serta sama-sama menggunakan teori sosiolinguistik. Perbedaan yang mendasar antara
penelitian-penelitian pertama hingga penelitian yang kedua yang dilakukan ini terletak pada konsep yang dipergunakan, wilayah garapan, dan masalah yang dibahas.
Penelitian yang dilakukan oleh Manuaba memiliki kesamaan dengan penelitian alih kode pada teks lagu pop Bali bilingual yang sama-sama menggunakan objek teks lagu
pop Bali. Namun penelitian Manuaba lebih khusus menitikberatkan pada analisis campur kode saja yang menganalisis pada tataran kata dan frasa. Hal yang
membedakannya adalah pada tataran analisisnya yaitu alih kode yang menganalisis pada tataran klausa dan kalimat.
Meskipun demikian, keempat penelitian di atas sudah cukup baik karena memiliki perbedaan-perbedaan dan juga persamaan-persamaan dalam analisisnya.
Maka dari itu, dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya belum ada secara eksplisit membahas tentang peralihan bahasa pada teks lagu pop
Bali bilingual. Namun hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai acuan berkenaan dengan dinamika lagu Bali pada era selanjutnya.
2.2 Konsep