Pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan, perkakas rumah, dan pangan. Dalam hal ini pemanfaatan tumbuhan untuk pangan oleh masyarakat etnis Batak
Toba diperoleh melalui pewarisan orangtua kepada anak-anaknya melalui pengolahan bahan- bahan pangan sumber karbohidrat tersebut setiap harinya.
Masyarakat di Kecamatan Baktiraja memiliki banyak keanekaragaman pangan seperti yang telah peneliti jelaskan singkat di atas, masyarakatnya masih tergolong tradisional karena
masih ada peneliti temukan masyarakat yang mengkonsumsi pangan selain padi, walaupun sudah memudar tapi sampai saat ini masih ada dijalankan upacara atau tradisi memanen padi,
teknik pengolahan padinya pun masih tradisional misalnya penggunaan cangkol yang kita kenal bentuknya menyerupai hurup L berbeda dengan cangkol yang dipakai oleh masyarakat
untuk bertani. Berangkat dari pemaparan di atas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Studi Etnobotani Keanekaragaman Pangan Etnis Batak Toba Di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan
” .
1.2.Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini diidentifikasi dalam beberapa masalah pada : 1.
Strategi masyarakat etnis Batak Toba dalam mengolah tanaman pangan. 2.
Kearifan lokal etnis Batak Toba terhadap tanaman pangan. 3.
Pentingnya kearifan lokal diversifikasi pangan pokok masyarakat etnis Batak Toba terhadap tanaman pangan.
1.3.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana strategi masyarakat etnis Batak Toba dalam mengolah tanaman pangan di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan ?
2. Bagaimana kearifan lokal etnis Batak Toba terhadap tanaman pangan di Kecamatan
Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan ? 3.
Bagaimana pentingnya kearifan lokal diversifikasi pangan pokok masyarakat etnis Batak Toba terhadap tanaman pangan di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang
Hasundutan?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui bagaimana strategi masyarakat etnis Batak Toba dalam mengolah tanaman pangan di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan ?
2. Untuk mengetahui bagaimana kearifan lokal etnis Batak Toba terhadap tanaman
pangan di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan?
3. Untuk mengetahui kearifan lokal diversifikasi pangan pokok masyarakat etnis Batak
Toba terhadap tanaman pangan di Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan?
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini jika tujuan tercapai adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan sarjana pendidikan antropologi. 2.
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan ilmu pengetahuan masyarakat dan dapat pula menjadi sumber bahan bacaan khususnya, bahan bacaan bagi jurusan
pendidikan antropologi matakuliah etnobotani.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. KESIMPULAN
1. Strategi masyarakat etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja dalam mengolah
tanaman pangan sejak dari dahulu hingga sekarang mengalami banyak perubahan. Dahulunya padi yang ditanam hanya bisa dipanen selama 2x dalam setahun tapi
sejak adanya perkembangan bibit padi unggul dan berbagai pupuk maka saat ini padi sudah jauh berkembang dan memiliki banyak jenis-jenisnya yang bisa di
panen jauh lebih cepat. Peralatan yang dahulu digunakan masyarakat hanya sebagian saja yang masih dimanfaatkan sampai sekarang ini. Proses penanaman
gadong ubi, suhat talas sangat mudah. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengkomsumsi sebagai makanan pokok atau makanan selingan setiap
harinya. 2.
Kearifan lokal etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja dalam hal pangan pokok mampu memberikan pengaruh akan ketahanan pokok. Selain itu, padi
sebagai tanaman yang dimuliakan memiliki banyak tata cara adat atau ritual yang dilaksanakan. Eme padi merupakan tanaman yang sangat dimuliakan oleh
masyarakat sehingga tidak sembarangan ketika dalam memanen. Penghormatan- penghormatan yang dilaksanakan terdahulu sampai saat ini masih terus
berlangsung meskipun sudah mulai mengalami pergeseran. Peninggalan- peninggalan peralatan terdahulu masih bertahan di rumah-rumah penduduk
meskipun pemanfaatan peralatan tersebut sudah semakin berkurang karena masuknya peralatan-peralatan yang jauh lebih praktis untuk digunakan tapi masih
ada keluarga yang masih mempergunakan lesung padi untuk menumbuk padi.
3. Kearifan lokal tradisional diversifikasi pangan pokok pada masyarakat etnis
Batak Toba di Kecamatan Baktiraja. Dahulu masyarakat menjadikan makanan pokoknya dahulu adalah gadong ubi dan suhat talas. Hal ini mampu menekan
konsumsi beras yang banyak. Gadong ubi dan suhat talas mudah didapatkan sehingga konsumsinya pun meningkat dan manfaatnya tidak kalah dengan beras.
Untuk mempertahankan kearifan lokal konsumsi gadong ubi atau yang dikenal dengan istilah manggadong maka masyarkat saat sekarang ini memberikan banyak
inovasi-inovasi untuk mengolah tanaman pangan tersebut menjadi lebih menarik.
1.2. SARAN
1. Masyarakat etnis Batak Toba di Kecamatan Baktiraja belajar untuk memelihara
peralatan-peralatan dahulu karena masyarakat sudah kurang memelihara kearifan- kearifan lokal peralatan tersebut padahal itu merupakan aset yang sangat bernilai
luhur bagi etnis Batak Toba. 2.
Saat ini makanan pokok masyarakat sudah mulai bergeser kepada konsumsi padi padahal komsumsi umbi-umbian terdahulu tidak kalah kualitasnya dengan padi.
Sehingga dapat menekan konsumsi padi yang meningkat setiap tahunnya. 3.
Pemerintah masih kurang mengembangkan aset-aset peninggalan terdahulu. Misalnya tempat ritual masyarakat di Sinju dimana keadaannya sudah sangat memprihatinkan.
Peneliti dan masyarakat sangat berharap pemerintah dapat membantu memperbaiki lokasi tersebut agar bisa dijadikan objek wisata sejarah dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk melakukan acara-acara ritual pemuliaan tanaman eme padi, sehingga kearifan lokal tetap terjaga hingga sampai ke generasi selanjutnya.