Perancangan Media Informasi Pengenalan Pranata Mangsa Untuk Remaja 13 Tahun
(2)
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PENGENALAN
PRANATA MANGSA UNTUK REMAJA 13 TAHUN
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012
Oleh:
Agy Ramananjung 51908098
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
(4)
Abstrak
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI PENGENALAN PRANATA MANGSA UNTUK REMAJA 13 TAHUN
Oleh:
Agy Ramananjung 51908098
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Salah satu produk kebudayaan masyarakat Jawa adalah Pranata Mangsa. Pranata Mangsa merupakan perhitungan untuk melihat perwatakan sifat dari makhluk hidup termasuk manusia. Juga untuk melihat hal dan tindakan apa saja yang dianjurkan bagi manusia yang dapat dilakukan untuk membawa suatu kebaikan bagi yang melakukannya. Dengan mengetahui Pranata Mangsa maka seseorang dapat menyesuaikan pola hidupnya dengan kemampuan dan keadaan fisiknya secara maksimal.
Tujuan dari perancangan buku ini salah satunya adalah untuk melestarikan kebudayaan tersebut, karena sekarang keberadaan Pranata Mangsa semakin menghilang dan kalah populer oleh Zodiak terutama dikalangan remaja, sehingga remaja adalah target utama dalam usaha melestarikan produk kebudayaan Pranata Mangsa.
Media yang disesuaikan untuk melestarikan produk kebudayaan Pranata Mangsa kepada remaja adalah berupa buku media cetak berupa ilustrasi yang diharapkan kalangan remaja dapat menyukainya sehingga pelestarian produk kebudayaan Pranata Mangsa dapat tetap terjaga.
(5)
Abstract
MEDIA INFORMATION DESIGN ABOUT INTRODUCTION OF PRANATA MANGSA FOR TEEN AGE 13 YEARS
By:
Agy Ramananjung 51908098
Study Programme Visual Communication Design
One product of Javanese culture is Pranata Mangsa. Pranata Mangsa is a calculation to see the disposition from the nature of living things including humans.To see some matters and what action are recommended for humans to do because it is likely to bring things to do who did it. By knowing about the Pranata Mangsa, one can adapt the pattern of their life with ability and physical condition maximally.
One of purpose from designing this book is to preserve that culture, because now the existence of Pranata Mangsa is increasingly dissapear and lose popularity to Zodiac especially teenagers, so teenagers is the main target to preserve the cultural products of Pranata Mangsa.
The adapted media to preserve the cultural products of Pranata Mangsa is a illustration book that expected among teenagers can be like it, so the preservation of Pranata Mangsa cultural products can stay maintained.
Keyword: Pranata Mangsa, Java Horoscope, Media Information, Illustration Book.
(6)
i KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan makalah laporan Pengantar Tugas Akhir ini, dengan judul Perancangan Media Informasi Pengenalan Pranata Mangsa untuk Remaja 13 Tahun.
Makalah laporan ini disusun dalam rangka melaksanakan Tugas Akhir dan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena semuanya masih dalam tahap pembelajaran. Semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi setiap orang yang membacanya sehingga dapat dijadikan sebuah bekal dan dasar ilmu dalam kehidupan sehari-hari dan untuk kedepannya.
Bandung, 17 Juli 2012
(7)
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1
I.2. Identifikasi Masalah ... 3
I.3. Fokus Permasalahan ... 3
I.4. Tujuan Perancangan ... 3
BAB II PEMAHAMAN PRANATA MANGSA PARA REMAJA II.1 Pengetahuan Dasar Pranata Mangsa ... 4
II.1.1 Pranata Mangsa dalam Kesejarahan ... 4
II.2. Fase Remaja ... 5
II.2.1 Pengertian Remaja ... 5
II.2.2 Tahun-Tahun Masa Remaja ... 6
II.2.3 Masa Remaja Sebagai Periode yang Penting ... 6
II.2.4 Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan ... 7
II.2.5 Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan ... 8
II.2.6 Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas ... 8
II.2.7 Tingkah Laku Remaja Terhadap Ramalan ... 9
II.2.8 Manfaat Pranata Mangsa untuk Remaja ... 10
II.3. Perhitungan Pranata Mangsa untuk Remaja ... 10
1. Kasa... 10
2. Karo... 11
(8)
iii
4. Kapat ... 11
5. Kalima ... 11
6. Kanem... 12
7. Kapitu ... 12
8. Kawolu ... 12
9. Kasanga ... 12
10.Kasadasa ... 13
11.Desta ... 13
12.Sadha ... 13
II.4. Hal yang Masuk Akal Tentang Ramalan... 13
II.5. Horoskop dan Ramalan ... 15
II.5.1 Jenis Ramalan ... 15
II.6. Analisis Data Penelitian Kuisioner ... 16
II.7. Media Informasi ... 18
II.7.1 Pengertian Media ... 18
II.7.2 Pengertian Informasi ... 18
II.8. Buku dan Ilustrasi ... 19
II.8.1 Pengertian Buku ... 19
II.8.2 Pengertian Ilustrasi ... 19
II. 9 Segmentasi ... 20
II.10 Analisis Masalah ... 21
II.11 Solusi ... 21
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 22
III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 22
1. Pendekatan Komunikasi Visual ... 22
2. Pendekatan Komuniaksi Verbal ... 22
III.1.2 Strategi Kreatif ... 23
III.1.3 Strategi Media ... 23
a. Media Utama ... 23
(9)
iv
III.2. Konsep Visual ... 25
III.2.1 Format Desain ... 25
III.2.2 Tipografi ... 25
III.2.3 Layout ... 27
III.2.4 Ilustrasi ... 30
III.2.5 Warna ... 33
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama ... 35
IV.2 Media Pendukung ... 37
IV.2.1 Flyer ... 37
IV.2.2 Poster Ukuran A2 ... 37
IV.2.3 Poster Ukuran A3 ... 38
IV.2.4 X-Banner ... 38
IV.3 Media Gimmick ... 39
IV.3.1 Stiker ... 39
IV.3.2 Kartu ... 40
IV.3.3 Kalender ... 41
IV.3.4 Pembatas Buku ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
(10)
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jawa pada zaman dahulu telah banyak menciptakan berbagai macam budaya dan tradisi yang mengakar kuat dan membentuk sebuah kehidupan. Kebudayaan yang diciptakan dan dikembangkan berdasarkan pada suatu hal yang terjadi antara alam yang kemudian dihubungkan dengan watak dan perilaku individu termasuk manusia, peredaran bumi mengelilingi matahari menyebabkan kedudukan tahunan matahari di langit dan bulan. Menimbulkan pola perubahan musim tahunan, menyebabkan perubahan perubahan cuaca dan pola tingkah laku makhluk hidup yang ada didalamnya. Begitu seringnya pengulangan kedudukan matahari yang selama ribuan tahun itu, sehingga nenek moyang menghafalkan pola musim, iklim dan kejadian alam lainnya yang kemudian dapat berpengaruh kepada suatu individu yang masih muda yang masih rentan dengan pangaruh perubahan cuaca dan iklim yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan sifat manusia. Kebudayaan tersebut adalah Pranata Mangsa yang mencerminkan harmoni antara alam, manusia, kosmos, dan realitas”. Namun, seiring banyaknya masyarakat terutama remaja di Indonesia yang cenderung lebih percaya kepada sistem prediksi atau ramalan yang berasal dari luar seperti Horoskop Zodiak atau shio yang menyebabkan Pranata Mangsa yang merupakan penemuan masyarakat Jawa perlahan-lahan dilupakan masyarakat bahkan dari kalangan remaja pun banyak yang sudah tidak mengetahui apa itu Pranata Mangsa.
Perhitungan pembagian mangsa dalam Pranata Mangsa sendiri sebenarnya bersumber dari pengamatan pergantian iklim yang bersifat observatif. Artinya, bersifat rasional juga. Kepekaan serta ketajaman spiritual kemampuan orang Jawa zaman dahulu begitu luar biasa sehingga mampu memberikan makna pada pergantian iklim, cuaca, dan waktu. Bahkan, dari perilaku hewanpun dapat memberikan sebuah pertanda dan makna karena segala sesuatu yang ada di alam
(11)
2 merupakan pertanda kehidupan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa menginginkan keselarasan dengan alam dan kehidupan yang tentram baik jasmani maupun rohani. Hal ini juga yang harus diluruskan kepada masyarakat yang beranggapan bahwa pemberian makna tersebut merupakan hal yang melawan takdir, melenceng dari agama, bersifat mistis dan sebagainya. Pemberian makna dan arti tidak dimaksudkan untuk mendahului takdir, melainkan sebagai bentuk usaha agar dapat lebih berhati-hati dalam menjalani hidup sehingga agar dapat lebih memaknai kejadian dalam kehidupan.
Remaja yang sedang dalam tahap pertumbuhan mempunyai rasa keingintahuan terhadap berbagai hal termasuk prediksi tentang mereka sendiri, baik itu prediksi masa depan mereka, maupun tentang ciri dan sifat mereka sendiri, sehingga tidak sedikit dari kalangan remaja yang menyukai ramalan. Namun ramalan yang paling populer dan banyak digemari oleh para remaja sekarang adalah ramalan Zodiak atau Shio.
Remaja merupakan salah satu harapan dalam pengupayakan kembali pelestarian kebudayaan Pranata Mangsa karena pada umumnya kalangan remaja selain menyukai ramalan. Informasi yang terdapat dalam Pranata Mangsa juga dapat menjadi inspirasi bagi para remaja untuk melakukan berbagai kegiatan yang bersifat positif. Ditambah lagi remaja mempunyai sifat yang aktif dalam melakukan berbagai kegiatan termasuk kegiatan yang peduli terhadap lingkungan alam, sosial, dan juga aktif dalam mencari informasi dan mengkaji hal-hal yang dianggap menarik baginya sehingga dengan kreatifitas dan informasi yang didapat sebagai modal awal mereka, diharapkan remaja mampu terus mengembangkan dan melestarikan kebudayaan tersebut kearah yang lebih baik yang kelak setelah beranjak dewasa dapat mewariskan kebudayaan tersebut kepada generasi selanjutnya.
(12)
3 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah mengenai Pranata Mangsa, maka identifikasi masalahnya adalah:
-Pandangan masyarakat tentang Pranata Mangsa dikaitkan dengan hal yang bersifat mistis tanpa mengetahui dasar-dasarnya.
-Horoskop Jawa atau Pranata Mangsa kalah populer dari Horoskop Yunani atau Zodiak dikalanagan para remaja.
-Minimnya media informasi yang membahas tentang Pranata Mangsa.
1.3 Fokus Permasalahan
Seperti yang telah diuraikan dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah, sehingga fokus permasalahan ditekankan pada cara memperkenalkan kembali produk budaya Pranata Mangsayang relevan untuk keadaan dan zaman sekarang kepada kalangan masyarakat remaja agar peninggalan kebudayaan bisa terus ada untuk generasi seterusnya.
1.4 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan ini adalah untuk memberikan pemahaman serta wawasan kepada masyarakat khususnya remaja tentang perwatakan Pranata Mangsa dari mulai keadaan alam, ciri sifat, fisik, dan masa depan tiap mangsanya.
(13)
4 BAB II
PEMAHAMAN PRANATA MANGSA PARA REMAJA
II.1 Pengetahuan Dasar Pranata Mangsa
Pranata Mangsa dapat juga disebut sebagai Horoskop Jawa. Yaitu merupakan lambang-lambang ilmu penginderaan yang berkaitan dengan penghidupan dan kehidupan berdasarkan Astronomi, Astrologi, dan Pranata Mangsa itu sendiri. Menurut Sardjananto (2009, 55) Pranata Mangsa merupakan perpaduan daya magis dari antariksa yang berwujud sinar kosmis, sinar yang terpancar dari benda langit dalam galaksi Bima Sakti atau Lintang Wuwur yang mempengaruhi kehidupan alam semesta. Pranata mangsa berasal dari bahasa Jawa yang berarti ketentuan musim, yaitu semacam penanggalan musim yang kemudian dikaitkan dengan kepribadian manusia, keadaan alam, kegiatan usaha dan masa depan manusia. Pranata mangsa berbasis peredaran matahari dan siklusnya (setahun) berumur 365 hari (atau 366 hari) serta memuat berbagai aspek gejala yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan manusia maupun persiapan diri menghadapi bencana (kekeringan, wabah penyakit, serangan pengganggu tanaman, atau banjir) yang mungkin timbul pada waktu-waktu tertentu.
II.1.1 Pranata Mangsa dalam Kesejarahan
Pranata Mangsa diambil dari sejarah para raja di Surakarta, yang tersimpan di musium Radya-Pustaka. Menurut sejarah, sebetulnya baru dimulai tahun 1856, saat kerajaan Surakarta diperintah oleh Pakoeboewono VII yang memberi patokan bagi masyarakat agar dapat menjalani aktivitasnya dengan lancar, tepatnya dimulai tanggal 22 Juni 1855 titik balik matahari pada musim panas, penanggalan ini dipakai di daerah tropis seperti di Jawa dan Bali.
Pada awalnya sebelum ada kalender Jawa, masyarakat masih menggunakan sistem penanggalan Saka Hindu yang berdasarkan pergerakan matahari. Kemudian pada tahun saka hindu 1554 atau bertepatan dengan tahun 1933 M, Raja Mataram Sri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo mengganti konsep dasar sistem
(14)
5 penanggalan matahari menjadi sistem bulan seperti kalender hijriah. Perubahan penanggalan tersebut berlaku untuk seluruh pulau Jawa dan Madura, kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (Blambangan). Hal tersebut terjadi karena ketiga daerah tersebut tidak termasuk dalam wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.
Perubahan kalender Jawa dilakukan pada hari Jumat Legi saat tahun baru saka 1555 dan bertepatan dengan 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633 M. Pergantian sistem ini tidak mengganti hitungan tahun Saka 1555 yang sedang berjalan menjadi tahun pertama, tetapi meneruskannya. Hitungan tahun tersebut berlangsung sampai saat ini. Pada tahun 1855 M, karena penanggalan bulan dianggap tidak memadai maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan matahari yang disebut sebagai Pranata Mangsa diperbaharui oleh Sri Paduka Mangkunegara IV (Shindunata, 2011, h.3).
II.2 Fase Remaja
II.2.1 Pengertian Remaja
Menurut Salzman dalam Syamsu Yusuf (2000) menjelaskan bahwa "remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral" (h.184).
Setiap individu berkembang dari masa anak, kemudian berkembang kearah yang mencerminkan kehidupan yang berbudaya. Apabila kebudayaan manusia telah maju, maka pengalaman pendidikan yang tepat merupakan faktor yang sangat menentukan perkembangan generasi remaj, anak, dan dewasa (Syamsu Yusuf, 2000, h. 184).
(15)
6 II.2.2 Tahun-Tahun Masa Remaja
Menurut Konopka dalam Syamsu Yusuf (2000) Masa remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa dan akhir masa remaja:
Garis pemisah antara awal dan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun; usia saat mana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika remaja duduk di kelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada di ambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa, melanjutkan ke pendidikan tinggi, atau menerima pelatihan kerja tertentu. Status di sekolah juga membuat remaja sadar akan tanggungjawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkan. Kesadaran akan status formal yang baru, baik di rumah maupun di sekolah, mendorong sebagian besar remaja untuk berperilaku lebih matang. (h. 186)
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang lebih singkat, meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya seringkali laki-laki tampak kurang matang usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan masa yang sangat singkat. (h.184)
II.2.3 Masa Remaja Sebagai Periode yang Penting
Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Pada periode remaja, kedua-keduanya sama-sama penting.
(16)
7 Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja, Tanner dalam Syamsu Yusuf (2000) mengatakan:
Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Tak dapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kegua seletah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang dan takut. (h. 187)
Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.
II.2.4 Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating. Bila anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, anak-anak harus “meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan” dan juga harus mempelajari pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
Seperti dijelaskan oleh Osterrieth dalam Syamsu Yusuf (2000), “Struktur psikis anak remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya dianggap sebagai ciri khas masa remaja sudah ada pada akhir masa kanak-kanak” (h. 187).
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi
(17)
8 seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
II.2.5 Masa Remaja Sebagai Periode Perubahan
Menurut Syamsu Yusuf (2000, 188), ada lima perubahan yang sama yang hampir bersifat universal. Pertama, meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh. Ketiga, perubahan minat dan peran. Bagi remaja muda, masalah baru yang timbul tempaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikannya menurut kepuasannya. Keempat, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak di anggap penting, sekarang setelah hamper dewasa tidak penting lagi. Kelima, Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
II.2.6 Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Seperti dijelaskan oleh Erikson dalam Syamsu Yusuf (2000):
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama atau nasionalnya membuat
(18)
9 beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal. (h. 189)
Erikson dalam Syamsu Yusuf (2000) selanjutnya menjelaskan bagaimana pencarian identitas ini mempengaruhi perilaku remaja:
Dalam usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus memperjuangkan kembali perjuangan tahun-tahun lalu, meskipun untuk melakukannya mereka harus menunjuk secara kurang masuk akal orang-orang yang baik hati untuk berperan sebagai musuh, dan mereka selalu siap untuk mnempatkan idola dan ideal mereka sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir. Identifikasi yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah lebih dari sekedar penjumlahan identifikasi masa kanak-kanak. (h. 189)
Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan melakukan berbagai kegiatan. Dengan cara ini, remaja menarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya.
II.2.7 Tingkah Laku Remaja Terhadap Ramalan
Remaja pada umumnya tertarik kepada ramalan, karena remaja menganggap didalam ramalan terdapat hal yang dapat menggambarkan suatu hal mengenai dirinya sehingga mereka pun seolah-olah seperti ikut terlibat pada informasi yang terdapat pada ramalan meskipun dari informasi tersebut secara kebetulan terjadi kecocokan dengan dirinya. Mereka ketika sedang membaca suatu majalah, ketika dalam majalah tersebut terdapat pembahasan mengenai ramalan, meskipun mereka tidak peduli dengan ramalan, namun pada umumnya mereka tetap akan membaca ramalan untuk dirinya sampai selesai kemudian tetap akan menyesuaikan informasi tersebut dengan keadaannya apakah cocok atau tidak.
(19)
10 II.2.8 Manfaat Pranata Mangsa untuk Remaja
Manfaat dari Pranata Mangsa untuk keadaan alam adalah dengan remaja tahu akan prediksi keadaan alam yang akan terjadi di masa yang akan datang sehingga mereka akan lebih dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dan menyikapi keadaan alam tersebut dengan mempersiapkan segala sesuatunya secara maksimal untuk menghadapi masa yang akan datang. Hal tersebut merupakan suatu bentuk usaha dan upaya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik setelah dewasa nanti. Sedangkan manfaat Pranata Mangsa untuk diri sendiri adalah dengan mengetahui dan mengenali potensi dalam diri mereka dan kekurangannya baik secara fisik maupun sifat, mereka dapat memaksimalkan potensinya untuk kepentingan masa depannya, dan dengan mengetahui keadaan fisik dan kesehatannya, mereka akan lebih mengetahui kegiatan apa yang dianjurkan untuk dilakukan atau tidak untuk menjaga kesehatannya. Ramalan sifat yang dibicarakan dalam hal ini adalah secara luas, yang intinya menggambarkan sifat seseorang yang berorientasi kepada manfaat (Niko Sardjananto, 2009, h. 135).
II.3 Perhitungan Pranata Mangsa untuk Remaja
Dari hasil pengkajian yang di dapat dari beberapa sumber dari Sardjananto (2009) dan Doyodiputro (2000), dapat disimpulkan bahwa perhitungan dari 12 Pranata Mangsa dalam Horoskop jawa tersebut adalah:
1. Kasa (23 Juni - 2 Agustus)
Pancaran pengaruh gaib Batara Batari sangat mempengaruhi alam semesta yang didibaratkan dengan permata yang terlepas dari cincin pengikatnya. Orang yang dilahirkan dalam mangsa ini bila ingin mempergunakan rasionya dalam segala tindakannya, dia akan menjadi orang yang besar, dalam arti dapat tampil di masyarakat sebagai orang yang mempunyai pengaruh luar biasa. Penampilannya sangat menarik, banyak sahabatnya. Pandai menyembunyikan perasaan, juga pandai berdiplomasi. Tetapi sering bertindak tergesa-gesa, tidak sabar dalam melakukan suatu pekerjaan, menyukai hal-hal yang baru. Keinginannya sangat muluk penuh dengan khayalan, ibarat membangun istana di awan.
(20)
11 2. Karo (3 Agustus - 25 Agustus)
Batara Sakri mempunyai pengaruh yang kuat sekali bagi alam semesta alam. Baik itu mengenai cuaca, musim, dan nasib manusia. Batara Sakri mempunyai watak yang keras, tetapi budinya luhur. Tutur katanya sopan, ajalan pikirannya cemerlang dan cerdas serta cerdik.
3. Katelu (26 Agustus - 18 September)
Mangsa ini digambarkan cerita mengenai Batara Kamajaya yang mempunyai sifat keras, disiplin, dan murah hati penuh kasih sayang. Senang bekerja. Meskipun rejekinya tidak begitu banyak dan tidak dapat berhemat karena sifatnya senang tolong menolong dan membantu kebutuhan orang lain. Orang yang terlahir dalam mangsa ini pada umumnya mempunyai sifat-sifat yang baik, simpatik, jujur, dan kesucian. Baginya mengutamakan segala sesuatu dengan berterus terang itu lebih baik, dan sangat membenci kepada orang munafik. Dia sangat rajin bekerja, giat berjuang demi karir.
4. Kapat (19 September - 13 Oktober)
Mereka yang dilahirkan pada mangsa ini akan terpengaruh oleh sifat Batara Wisnu. Sifatnya jujur, tidak senang dengan segala macam bentuk kejahatan, dan hal-hal yang mengakibatkan dunia ini rusak. Sifat lainnya adalah lemah lembut, serta ramah. Tidak menginginkan suatu bentuk kekerasan dan sangat senang menginginkan bersahabat dengan siapa saja. Segala tingkah lakunya, perbuatannya, semuanya menimbulkan rasa kagum dan simpati.
5. Kalima (14 Oktober - 9 November)
Dipengaruhi oleh Batara Asmara. Mereka yang dilahirkan pada mangsa ini cenderung pendiam, walaupun begitu, mereka dapat memberikan nasehat bagi orang-orang yang membutuhkannya. Dia juga pandai menyimpan rahasia, penampilannya penuh misteri, perkataannya penuh arti dan kepastian. Sesuatu yang luar biasa yang dimiliki orang dari kelahiran mangsa ini adalah ketabahan hati, dalam menghadapi kehidupan penuh dengan rasa percaya diri, jarang mengeluh, dan tidak pernah menyerah bila menghadapi kesulitan apa pun bentuknya.
(21)
12 6. Kanem (10 Nopember - 22 Desember)
Dipengaruhi oleh Batara Guru, yakni dewa yang merajai para dewa. Penampilannya sangat simpati dan optimis, di dalam pergaulan sangat disenangi oleh kawan-kawannya. Pandai bergaul dan dia sangat membenci kepalsuan. Kesepian adalah hal yang pali dibenci karena sufatnya adalah menyukai pergaulan, senang bersahabat dan berorganisasi. Karena orangnya tegas dan jujur maka sering dapat menduduki tempat yang teratas. Begitu pula pekerjaannya. Namun pada masa kanak-kanak sering mendapat ujian dan kegagalan. Setelah beranjak dewasa, barulah keberuntungan menghampirinya. 7. Kapitu (23 Desember - 3 Pebruari)
Besar sekali pengaruh sakti Batara Endra, dewa yang menguasai Surga. Hal itu tentu saja tidak senang dengan bentuk-bentuk kejahatan. Begitu juga orang kelahiran mangsa ini, mempunyai sifat baik dan bersih. Dapat juga tampil sebagai pemimpin yang penuh disiplin, tegas dan jujur. Maka orang ini selalu disegani oleh kawan-kawannya, baik dalam pergaulan di masyarakat, maupun di dalam pekerjaan dan organisasi.
8. Kawolu (4 Pebruari - 1 Maret)
Batara Brama adlah putera Batara Guru yang kedua dari Batara Uma. Batara Brama mempunyai tekad membasmi segala sifat keburukan yang ada di bumi ini. Sifatnya keras dan cepat marah, tetapi cepat pula reda setelah menyadari bahwa tidak pada tempatnya dia marah. Orang yang terlahir pada mangsa ini dipengaruhi besar oleh sifat Batara Brama. Berwibawa dan disenangi oleh masyarakat sekitarnya dia tinggal. Karena pandai bergau, bahkan dia sanggup memecahkan masalah yang dialamai oleh masyarakat. Sifat yang lain adalah menolong tanpa pamrih dan ambisi pribadi, menegakkan keadilan, dan kebenaran.
9. Kasanga (2 Maret - 26 Maret)
Dipengaruhi oleh sifat Batara Bayu. Bentuk tubuh Batara Bayu ini tidak kekar, tetapi bertubuh besar dan tegap. Raut mukanya menggambarkan keramahan tetapi seram berwibawa. Batara Bayu sangat membenci peperangan dan persengketaanbesar di bumi ini. Bila berjalan selalu diikuti oleh hembusan angin kencang. Orang dengan kelahiran mangsa ini mempunyai keistimewaan
(22)
13 dalam bentuk tubuhnya gemuk dan tidak begitu tinggi seperti umumnya orang dewasa.
10. Kasadasa (27 Maret - 19 April)
Mereka ini dalam pengaruh Resi Bima yang mempunyai sifat teguh hati dan pemberani. Tidak mau mengalah, karena mempunyai jiwa militer, berarti disiplin dan tegas. Mau mengalah tetapi tetapi tidak mau dikalahkan. Dia hanya tunduk kepada orang yang dihormati dan disegani. Orang yang terlahir dengan mangsa ini mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, baik terhadap keluarga maupun terhadap lingkungannya.
11. Desta (20 April - 12 Mei)
Batara Yamadipati adalah putera Hyang Ismaya dari Ibu Dewi Kanestren. Didalam pewayangan, Batara Yamadipati adalah dewa pencabut nyawa. Sifatnya yang pantang mundur, bijaksana, dan tegas walaupun begit, tindak tanduknya sudah diperhitungkan terlebih dahulu dan pasti. Begitu pula dengan orang yang terlahir dengan mangsa ini, kalem dan lemah lembutdalam mengerjakan semua pekerjaan. Tetapi semua pekerjaan yang dikerjakannya selalu dapat selesai pada waktunya, karena selalu mempunyai kiat tersendiri dalam mengerjakan segala sesuatu. Sistematis dan praktis sehingga dengan santai, dia dapat merampungkan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya. 12. Saddha (13 Mei - 22 Juni)
Mereka ini terpengaruh oleh sifat Batara Sri dan Batara Sadana, yang tugasnya adalah membagi rejeki kepada umat. Maka orang kelahiran mangsa ini watak kembar. Pada umumnya mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Selain kecerdasannya juga mempunyai perasaan yang kuat pula sehingga langkahnya lebih berhati-hati.
II.4 Hal yang Masuk Akal Tentang Ramalan
Banyak masyarakat yang tidak terlalu peduli dengan apa yang tertulis pada ramalan kepada suatu individu. Sedangkan prediksi kapan atau dimana bencana akan terjadi jelas masih masuk akal karena ada penjelasan ilmiah dan bisa dibuktikan, tapi ramalan yang ditujukan untuk suatu individu seperti ciri fisik, sifat, dan masa depan seseorang terkesan seperti hanya tahayul belaka.
(23)
14 Apalagi yang diramalkan hanya berdasarkan tanggal lahir dan rasi bintang seseorang. Menurut Doyodiputro (2000, 153) bahwa pergerakan dan perlintasan planet-planet dengan Matahari sebagai porosnya disertai oleh gaya gravitasi sebagai salah satu elemen yang turut pula mempengaruhi pergerakan planet-planet di sekitar Matahari tersebut. Teori pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan terhadap bumi yang kemudian pasang surutnya air laut ini mempengaruhi hewan-hewan yang berhabitat di dalamnya, seperti kepiting, penyu, dan lain-lain. Pada musim tertentu, kepiting bisa menjadi sangat gemuk, dan pada musim lainnya, menjadi kurus. Tingkat aktifitas hewan-hewan itu pun bisa berbeda tergantung pasang surutnya air laut. Itu adalah bukti jelas bahwa gravitasi mempengaruhi karakteristik fisik dan sifat makhluk hidup. Tenaga magnet yang terbentuk dari posisi planet dan bulan, akan berdampak secara langsung kepada daya gravitasi. Dan hal ini yang kemudian akhirnya mempengaruhi karakteristik manusia pada saat kelahirannya.
Dari Hal tersebut kemudian dikaitkan dengan astrologi bahwa 75% tubuh manusia dipenuhi oleh cairan yang menerima dampak langsung dari gaya gravitasi yang terjadi pada saat manusia dilahirkan. Hal ini diterapkan pula dalam Ilmu Psikologi yang dipakai hingga jaman modern kini. Pengenalan karakteristik seseorang melalui tanggal kelahirannya sudah menjadi salah satu bahan pertimbangan wajib dan sah bagi para pakar Ilmu Kejiwaan.
Kesimpulannya Astrologi, Zodiak atau Pranata Mangsa adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang bisa diterima dengan logika, dan bukan tahayul yang tidak bisa diyakini kebenarannya. Namun layaknya ilmu lain yang terbatas berfungsi sebagai sebuah panduan, Hal tersebut tidak bisa dipraktekkan secara mentah-mentah. Karena hanya sepertiga dari keseluruhan karakter manusia yang masih bisa terbaca melalui ilmu ini, maka setiap individu tetaplah unik dan berbeda. Banyak faktor lain yang membentuk karakter seseorang, seperti hormon pembawa sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua, lingkungan dia dibesarkan, pola asuh, serta pendidikan. Bagaimana kemudian kita bisa mengenali karakter seseorang secara keseluruhan, adalah sebuah pekerjaan yang belum tentu bisa dilakukan
(24)
15 meski telah seumur hidup tinggal bersama. Jadi, ramalan tetaplah bukan pedoman sepenuhnya untuk mengambil keputusan tentang cinta, keuangan, karir, kesehatan dan lain-lain (Purwadi, 2007, h.7).
II.5 Horoskop dan Ramalan
Menurut Doyodiputro (2000) berpendapat bahwa:
Dalam dunia astrologi, horoskop adalah sebuah bagan atau diagram yang menggambarkan posisi matahari, bulan, planet-planet, aspek-aspek astrologis dan spesifik saat kelahiran seorang anak. Kata horoskop berasal dari bahasa Yunani yang berarti "mengamati" atau "memeriksa waktu" atau jam. Kata horoskopos, jamak: horoskopoi, atau "tanda (tanda-tanda) jam." Kata ini digunakan sebagian metode ramalan mengenai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan waktu-waktu tertentu yang digambarkan dalam dasar-dasar astrologi horoskopis. (h. 21)
Ramalan artinya memprediksi sesuatu. Contohnya ramalan cuaca, ramalan kejadian misalnya bencana alam, ramalan jodoh, dan masih banyak lagi. Disebut memprediksi karena masih menduga-duga, karena ramalan tidak ada yang 100% benar hanya mendekati, lalu bagaimana bisa ada ramalan? Pada dasarnya semua kejadian sudah digariskan akan terjadi. Contoh, misalnya besok seseorang akan kehilangan suatu barang miliknya, kemudian sebelum hal itu terjadi pada umumnya orang itu akan gelisah tidak bisa tenang atau seperti mempunyai firasat yang aneh tanpa tahu penyebabnya. Hal itu merupakan bukti bahwa setiap kejadian memang sudah digariskan terjadi.
II.5.1 Jenis Ramalan
Jenis ramalan itu ada banyak sekali diantaranya ramalan cuaca, ramalan karir, ramalan jodoh, dan salah satunya adalah ramalan sifat. Memprediksi sesuatu berdasarkan 'tanda-tanda' yang didapat oleh peramal maupun tanda-tanda yang terdapat pada orang yang diramalkan.
(25)
16 II.6 Analisis Data Penelitian Kuisioner
Untuk mengetahui seberapa besar keingintahuan mengenai ramalan bagi seseorang, maka dilakukan kuisioner dengan membagikan angket kepada sebagian masyarakat di kawasan daerah Nyomplong Sukabumi.
Gambar II.1 Kawasan daerah Nyomplong
Daerah Nyomplong terletak di Kota Sukabumi Kecamatan Warudoyong. Memiliki luas sekitar +-0.52 km2 dengan penduduk yang lumayan padat didalamnya. Di kawasan ini peneliti menyebarkan kuisioner berupa angket mengenai ramalan kepada 80 responden masyarakat di Nyomplong dengan pembagian kelompok berdasarkan usia penduduk yaitu 40 orang usia remaja (13-20 tahun), 30 orang usia dewasa (21-50 tahun), dan 10 orang lansia (50 tahun keatas).
Berikut adalah hasil dari data yang diperoleh dari penelitian berupa kuisioner mengenai kesukaan masyarakat terhadap ramalan dari 40 orang remaja di Nyomplong.
(26)
17 No. Apakah anda suka dengan ramalan? Frekuensi %
1 Ya! 35 87,5%
2 Tidak! 5 12,5 %
40 100%
Tabel II.1 Kesukaan masyarakat remaja di Nyomplong terhadap ramalan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 40 orang remaja di Nyomplong 87.5% diantaranya menyukai ramalan, sedangkan 12.5% tidak menyukai ramalan.
No. Ramalan apa yang anda minati? F % 1 Horoskop Yunani (Zodiak) 29 72,5% 2 Horoskop Jawa (Pranata Mangsa)/ Weton 4 10%
3 Feng Shui (Shio) 5 12,5%
4 Lain-lain 2 5%
40 100%
Tabel II.2 Ramalan yang diminati remaja di Nyomplong
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 40 orang remaja di Nyomplong 72,5% diantaranya memilih horoskop Yunani (Zodiak), 10% diantaranya memilih horoskop Jawa, 12,5% diantaranya memilih Feng Shui, dan 5% diantaranya memilih lain-lain.
(27)
18 II.7 Media Informasi
II.7.1 Pengertian Media
Pengertian Media Secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin Medius
yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Pengertian Media menurut Purnamawati dan Eldarni dalam Djamarah (2001, 4), media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Dijabarkan juga oleh Djamarah (2001, 7), media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran. Gerlach dalam Djamarah (2001, 8), menjelaskan bahwa Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Hamidjojo dalam Djamarah (2001, 11), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga dapat sampai ke penerima yang dituju.
II.7.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Secara Etimologi, Informasi berasal dari bahasa Perancis kuno
informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare
yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan. Informasi Juga dapat diartikan sebagai data yang telah di olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Dijelaskan oleh Terry dalam Djamarah (2001, 15), bahwa informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Menurut Davis dalam Djamarah (2001, 17) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima
(28)
19 dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan-keputusan-keputusan yang akan datang.
II.8 Buku dan Ilustrasi
II.8.1 Pengertian Buku
Buku adalah sekumpulan kertas bertulisan yang dijadikan satu. Kertas-kertas bertulisan itu mempunyai tema bahasan yang sama dan disusun menurut kronologi tertentu, dari awal bahasan sampai kesimpulan dan bahasan tersebut. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Pengetahuan tertentu dijadikan sebagai satu kesatuan di dalam buku. Agar pengetahuan tidak terpencar-pencar dan mudah dipelajari, maka diciptakanlah buku. Tujuan dari buku tidak lain hanyalah untuk menyatukan ilmu pengetahuan tertentu agar terkumpul dalam satu tempat sehingga mudah ditemukan dan dipelajari (Djamarah, 2001, h.31).
Jenis buku ada bermacam-macam, bukan hanya buku ilmu pengetahuan, diantaranya adalah buku cerita, buku komik, buku novel, dan sebagainya. Biasanya buku mempunyai ukuran tertentu yang membedakannya dengan penyatuan kertas bertulisan lainnya. Umumnya buku mempunyai ukuran yang memudahkannya untuk digenggam atau dibawa-bawa oleh seseorang. Tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Kepraktisan menjadi tujuan utama lain dari buku.
II.8.2 Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita guna lebih menjelaskan salah satu adegan. Secara umum ilustrasi selalu dikaitkan dengan menjelaskan sebuah cerita. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna (Kusmiati, 1999, h.46).
(29)
20 Dalam proses membaca, ilustrasi merupakan bagian yang paling menarik untuk membaca melalui gambar-gambar, dari hasil penelitian Seth Spaulding dalam Sudjana (2001, 12). Menyimpulkan ilustrasi gambar sebagai berikut:
1. Ilustrasi gambar merupakan perangkat media yang sangat menarik minat membaca untuk anak-anak dan remaja.
2. Ilustrasi gambar membantu membaca dalam penafsiran dan mengingat isi materi teks yang menyertainya.
3. Pada umumnya anak-anak dan remaja lebih menyukai setengah atau sehalaman penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas.
4. Ilustrasi gambar harus dikaitkan dengan informasi yang nyata dan berhubungan, agar minat membaca menjadi efektif
5. Ilustrasi gambar hendaknya ditata sedemikian rupa.
II.9 Segmentasi 1. Demografis
Anak usia 13-15 tahun dengan aktifitas lingkungan sosial atau bermasyarakat. Target audiens sebagai konsumen pembaca meliputi jenis kelamin laki-laki atau perempuan, kategori usia mulai 13-15 tahun dengan kelas sosial masyarakat bertaraf B (menengah).
2. Psikografis
Memiliki minat membaca, menyukai ramalan dan aktif dalam kegiatan sosial yang memiliki rasa solidaritas kepada masyarakat atau temannya. Dengan segmentasi semua kalangan.
3. Geografis
(30)
21 II.10 Analisis Masalah
Remaja pada umumnya menyukai horoskop, baik itu untuk dijadikan sebagai sarana hiburan, ataupun dijadikan sebagai suatu hal yang nantinya akan dihubungkan dengan kehidupannya. Horoskop merupakan suatu prediksi yang menjelaskan tentang berbagai hal yang menjelaskan atau menggambarkan suatu hal yang berhubungan dengan kehidupan suatu individu ataupun keadaan lingkungan baik untuk masa depan ataupun sekarang, karenanya remaja menyukai ramalan horoskop. Namun pada umumnya remaja lebih mengetahui dan menyukai horoskop yang berasal dari Yunani atau biasa disebut dengan Zodiak daripada horoskop yang berasal dari Jawa atau disebut dengan Pranata Mangsa. Masyarakat kalangan remaja lebih mempopulerkan Zodiak daripada Pranata Mangsa yang berasal dari produk kebudayaan Masyarakat Jawa, hal ini salah satunya dikarenakan kurangnya media informasi tentang Pranata Mangsa sehingga mereka kurang mengetahui atau mengenali produk kebudayaan tersebut. Padahal media informasi seperti buku tentang Pranata Mangsa merupakan salah satu media penunjang yang tepat untuk mempertahankan kelestarian produk kebudayaan dari Masyarakat Jawa agar tidak menghilang ditengah-tengah masyarakat pada zaman sekarang khususnya dikalangan remaja.
II.11 Solusi
Dari permasalahan yang ada, media informasi adalah solusi yang ditawarkan dalam upaya membantu melestarikan dan memperkenalkan kembali produk kebudayaan Pranata Mangsa. Media informasi yang ditawarkan dalam bentuk buku ilustrasi sehingga diharapkan materi dan informasi dalam media tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan tercipta suatu kesadaran dan keinginan kepada remaja yang menyukai ramalan untuk mulai mempopulerkan dan mengembangkan produk kebudayaan Pranata Mangsa.
(31)
22 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Pada strategi perancangan diperlukan gagasan yang cukup untuk menyampaikan informasi dalam media informasi sehingga menghasilkan karya yang sesuai dengan target dan lokasi yang dituju. Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa permasalahan yang ada mengenai Pranata Mangsa ini adalah kurangnya media informasi sebagai media informasi kepada remaja sehingga kepopuleran Pranata Mangsa kalah oleh Zodiak dan Shio, sehingga dari permasalahan tersebut penulis merancang sebuah media informasi yang berbentuk buku ilustrasi.
III.1.1 Pendekatan Komunikasi 1. Pendekatan Komunikasi Visual
Pendekatan komunikasi visual dalam perancangan media informasi berbentuk buku ini adalah target audiens masyarakat kalangan remaja. Target audiens mengambil wilayah yang akan dirancang sesuai dengan wilayah dari keadaan alam yang dijelaskan dari setiap mangsanya, dan keadaan geografis mereka dengan menyampaikan pendekatan budaya lokal, seperti properti, setting atau tokoh-tokoh melalui gaya ilustrasi yang sesuai untuk kalangan mereka. Sedangkan karakter yang akan diambil tidak lepas dari tokoh pewayangan dan penggambaran bentuk fisik yang ada di setiap mangsanya.
2. Pendekatan Komunikasi Verbal
Dalam pendekatan komunikasi verbal perancangan buku illustrasi ini bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan sudut pandang pertama seperti "aku, kamu, dan sebagainya" sehingga audiens akan merasa seperti ikut terlibat ketika membaca buku tersebut. Selain itu gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa yang tidak terlalu formal dan sedikit menyisipkan bahasa keseharian dengan bahasa yang sopan agar informasi yang disampaikan jadi lebih menarik.
(32)
23 III.1.2 Strategi Kreatif
Strategi kreatif sangat penting dalam menerjemahkan pesan yang ingin disampaikan kedalam bahasa visual karena pesan yang disampaikan jelas menggunakan elemen grafis sebagai tumpuan pada setiap media yang dibuat. Strategi kreatif dalam media informasi ini adalah menggunakan nuansa-nuansa hijaunya alam yang sesuai dengan tema-tema materi yang akan disampaikan. Jenis huruf yang digunakan juga mengarah pada tipe-tipe huruf serif yang terkesan kuat. Dijelaskan mengenai latar belakang tentang Pranata Mangsa, lalu dalam setiap mangsanya dijelaskan keadaan alam dari mangsa tersebut seperti tanaman, pohon, cuaca, dan lingkungan. Dalam setiap mangsa terdapat tokoh pewayangan yang menjadi lambang dari suatu mangsa. Terdapat kedua karakter yaitu perempuan dan laki-laki sebagai karakter visual dari penggambaran bentuk fisik dan ciri sifat individu dari setiap mangsa tersebut. Selain itu terdapat kesehatan, hobi, dan masa depan yang akan dijelaskan dalam setiap mangsa yang akan disampaikan.
III.1.3 Strategi Media 1. Media Utama
Media utama yang akan dibuat adalah Media Informasi berupa buku ilustrasi, yaitu berupa buku yang dilengkapi dengan illustrasi dan teks. Hal-hal yang terdapat dari media itu sendiri didalamnya terdapat penggambaran dari setiap perwatakan Pranata Mangsa untuk remaja.
2. Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan merupakan media tambahan untuk mendampingi media utama agar penyampaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan media pendukung. Media-media pendukung yang digunakan pada media informasi tentang Pranata Mangsa ini yaitu media yang efektif untuk menyampaikan pesan dari permasalahan yang ada. Media pendukung yang akan digunakan untuk melengkapi media utama tersebut adalah:
(33)
24 1. Poster
Poster digunakan untuk menginformasikan bahwa akan terbit buku “Pranata Mangsa Remaja” di toko buku dengan diadakanya peluncuran buku edisi perdana.
2. Flyer
Flyer digunakan pada saat acara sebelum peluncuran buku berlangsung, disekitar area pusat perbelanjaan dan toko buku flyer ini dibagikan kepada pengunjung.
3. X-Banner
X-banner diletakkan disekitar area depan toko tempat peluncuran buku agar terlihat oleh pengunjung, informasi yang terdapat didalamnya adalah bahwa sedang mulai diterbitkannya buku dan beberapa informasi lainnya mengenai buku tersebut.
4. Poster Ukuran A2 dan A3
Poster ukuran A2 merupakan poster yang berisi tentang informasi terbitnya buku, disebarkan atau ditempelkan didalam toko buku ketika peluncuran buku dimulai. Sedangkan Poster ukuran A3 merupakan poster dengan gambar tokoh pewayangan pada Pranata Mangsa yang diberikan sebagai hadiah pembelian buku Pranata Mangsa Remaja.
5. Kartu
Merupakan kartu koleksi Pranata Mangsa sebagai hadiah dari buku ini. Setiap pembelian satu buku berhadiah 20 kartu.
6. Kalender
Kalender tahun 2012 dengan desain Pranata Mangsa merupakan hadiah yang diberikan pada konsumen.
7. Stiker
Stiker Pranata Mangsa yang bisa ditempel diberikan sebagai hadiah kepada pembeli. Setiap pembelian satu buku berhadiah 3 stiker
8. Pembatas Buku
(34)
25 III.2 Konsep Visual
III.2.1 Format Desain
Format desain yang akan dibuat dalam perancangan media informasi ini adalah buku illustrasi ukuran 20 x 18 cm. Bahan yang digunakan adalah kertas Artpaper
260gr pada cover media yang nantinya akan dibuat softcover. Sedangkan bahan untuk isi buku adalah kertas Artpaper 180gr.
Gambar III.1 Format ukuran pada desain
III.2.2 Tipografi
Tipografi yang dipakai dalam perancangan media ini adalah font atau jenis huruf yang kuat dan huruf yang memiliki kesan huruf jawa pada judul, mengingat Pranata Mangsa merupakan kebudayaan yang berasal dari Jawa, sedangkan pada body teks yang dipilih adalah huruf yang tidak berkait karena mengingat target audiens yang dipilih adalah remaja sehingga sifat huruf harus terkesan modern dan dinamis, maka dipilihlah kedua jenis huruf tersebut adalah MAS USUP JAWA dan KYLIE'S HAND
20 cm
(35)
26
(36)
27 III.2.3 Layout
Gambar III.3 Penggambaran & pengaplikasian layout pada Cover
Judul Buku Corak frame batik
Gambar objek Logo penerbit
Corak frame batik Teks
(37)
28 Corak frame batik
Teks
Background
Gambar Objek
Corak frame batik
Background Headline
Teks
(38)
29
Gambar III.4 Penggambaran & pengaplikasian layout pada beberapa halaman isi
Corak frame batik
Headline
Gambar objek
Sub headline
Teks Teks Teks
(39)
30 III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi yang dipilih disesuaikan dengan target audiens yaitu remaja, sedangkan pada gambar diberi frame dengan corak yang berkesan Jawa sehingga tetap tidak menghilangkan unsur budaya dari daerah lahirnya Pranata Mangsa itu berasal. Gaya ilustrasi yang diambil merupakan gaya kartun manga dengan penggambaran laki-laki dan perempuan di usia remaja sebagai referensi gambar dengan pakaian memakai corak batik sehingga tetap tidak menghingkan kesan kejawaannya. Menjadikan kartun manga sebagai studi visual karena kartun manga adalah kartun yang banyak diminati dikalangan remaja sehingga diharapkan remaja sebagai target audiens merasa sesuai dan nyaman ketika melihat visual-visual illustrasinya yang sesuai untuk kalangan mereka. Sedangkan untuk karakter pewayangan, gaya visual yang akan dipakai tetap bergaya kartun manga, hanya saja untuk pakaian dan aksesoris yang dipakai oleh karakter menggunakan referensi dari karakter pewayangan dari wayang kulit tetapi telah lebih disederhanakan lagi sehingga gambar tidak terlalu terlihat rumit dan tetap terlihat sederhana, karena salah satu sifat dari karakter manga adalah penyedehanaan dari objek yang sebenarnya terutama dari karakternya sehingga lebih mudah terbaca oleh kalangan remaja.
Gambar III.5 Referensi ilustrasi untuk karakter
(40)
31
Gambar III.6 Referensi visual untuk aksesoris dan pakaian tokoh pewayangan Sumber: http://sastrabali.com/category/wayang/karakter (20 Oktober 2010)
Gambar III.7 Referensi visual untuk motif
(41)
32
Gambar III.8 Beberapa ilustrasi pada karakter
(42)
33
Gambar III.10 Pengaplikasian Motif batik
III.2.5 Warna
Warna dominan yang akan dipakai adalah warna kuning yang cerah sesuai dengan karakter remaja yang masih muda dan ceria, sedangkan warna coklat untuk menimbulkan kesan kejawaannya, adapun warna pakaian dan celana karakter disesuaikan dengan warna yang cocok dan sesuai dengan mangsanya masing-masing. Setiap warna memiliki tingkat gradasi masing-masing untuk memberi dimensi pada gambar. Berikut adalah warna yang akan sering muncul di dalam buku.
(43)
34
(44)
35 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Media Utama
Buku ilustrasi merupakan media yang dipilih dalam perancangan media informasi mengenai Pranata Mangsa untuk remaja yang dipersempit lagi ke bahasan mengenai tata cara mengenal ciri-ciri perwatakan dan cara pola hidup yang benar dan sehat yang sesuai dengan kondisi fisik dan tubuh pada tiap mangsa.
Ukuran : 18 x 20 cm
Material : Artpaper 260 gr untuk cover dan backcover, Artpaper 180 gr untuk isi
Teknis Cetak : Softcover laminasi, untuk isi di cetak offset
(45)
36
(46)
37 IV.2 Media Pendukung
IV.2.1 Flyer
Flyer adalah media yang akan dibagikan kepada masyarakat remaja, dibagikan sebelum menjelang terbitnya buku.
Ukuran : A5
Material : Artpaper 260gr Teknis Cetak : cetak offset Separasi
Gambar IV.3 Tampilan flyer
IV.2.2 Poster Ukuran A2
Poster adalah media yang cukup efektif untuk memberikan informasi dan perhatian masyarakat dibagikan kepada masyarakat remaja, dipasang ketika menjelang terbitnya buku.
Ukuran : A2 Material : Albatros
(47)
38 IV.2.3 Poster Ukuran A3
Poster ukuran A3 diberikan kepada pembeli sebagai hadiah pembelian buku Pranata Mangsa Remaja
Ukuran : A3
Material : Artpaper 180 gr Teknis Cetak : cetak offset Separasi
Gambar IV.4 Tampilan poster A2 (kiri) dan A3 (kanan)
IV.2.4 X-Banner
X-banner ditempatkan disekitar area depan toko tempat peluncuran buku agar terlihat oleh pengunjung.
Ukuran : 110x 60 cm
Material : FL super flex 440 gsm (superhires)
(48)
39 Gambar IV.5 Tampilan X-Banner
IV.3 Media Gimmick
IV.3.1 Stiker
Merupakan gambar tempel yang disertakan dengan buku sebagai hadiah Ukuran : 7 x 5 cm
Material : Polystiker
(49)
40
Gambar IV.6 Tampilan stiker
IV.3.2 Kartu
Merupakan gambar kartu koleksi Pranata Mangsa yang diberikan sebagai hadiah dari pembelian buku
Ukuran : 19 x 16 cm Material : Artpaper 260gr Teknis Cetak : Offset
(50)
41 IV.3.3 Kalender
Kalender tahun 2012 dengan tampilan Pranata Mangsa diberikan sebagai hadiah jika membeli dalam masa waktu promosi
Ukuran : 21 x 12.5 cm Material : Artpaper 260 gr Teknis Cetak : cetak offset
Gambar IV.8 Tampilan kalender
IV.3.4 Pembatas buku
Pembatas buku disertakan untuk mengingat halaman buku Pranata Mangsa Ukuran : 7 x 18 cm
Material : Artpaper 260 gr Teknis Cetak : cetak offset
(51)
42 DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Djamarah, Syaiful Bahri (2001). Pendidikan dan Keguuruan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Doyodiputro, Ki Hudoyo (2000). Horoskop Jawa Lorong 2000. Semarang: Penerbit Dahara Prize.
Kusmiati, Artini (1999). Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Purwadi (2007). Pranata Sosial Jawa. Yogyakarta: Penerbit Tanah Air.
Sardjananto, Niko (2009). Intisari Horoskop Jawa. Yogyakarta: Penerbit Kawan Kita.
Sindhuanata (2011). Seri Lawasan Pranata Mangsa. Jakarta: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.
Sudjana, Nana (2001). Ilmu Pendidikan. Bandung: Penerbit Rosda.
Yusuf, Syamsu (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
(52)
43 HALAMAN WEB
Hoki dan Kesehatan. (2010). Horoskop Jawa. Diakses pada 17 Mei 2010. W.W.W : http://santai2008.wordpress.com/2010/05/17/horoskop-jawa.
Aak Culture Library. (2008). Pranata Mangsa. Diakses pada 15 Juli 2008.
W.W.W :http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/pranatamangsa.
Berita dan Peristiwa. (2008). Astrologi Bali dan Jawa. Diakses pada 3 Maret 2008. W.W.W : http://beritadanperistiwa.com/tag/astrologi-jawa.
(53)
RIWAYAT HIDUP
Agy Ramananjung kelahiran Kota Sukabumi, 22 Oktober 1990 adalah anak ketiga dari kelima bersaudara dari pasangan Kusmarna dan Eti.S. Agy Ramananjung yang biasa dipanggil Agy ini mengambil pendidikan di SDN Nyomplong Kota Sukabumi pada tahun 1996. Kemudian pada tahun 2002 telah menyelesaikan pendidikan dasar dan diterima menjadi siswa SMP Negeri Al-Azhar 7 Sukabumi dan lulus pada tahun 2005. Selanjutnya melanjutkan pendidikan di SMA pada tahun 2005 dan masuk jurusan IPA pada kelas 2 SMA di SMAN 1 Kota Sukabumi. Lulus SMA, pada tahun 2008 dan diterima di Universitas Komputer Indonesia menjadi mahasiswa Fakultas Desain (S1), dan sekarang aktif sebagai mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual.
(54)
(55)
Latar Belakang
Perhitungan pembagian mangsa dalam Pranata Mangsa sendiri sebenarnya bersumber
dari pengamatan pergantian iklim yang bersifat observatif. Artinya, bersifat rasional
juga. Kepekaan serta ketajaman spiritual kemampuan orang Jawa zaman dahulu begitu
luar biasa sehingga mampu memberikan makna pada pergantian iklim, cuaca, dan
waktu. Bahkan, dari perilaku hewan pun dapat memberikan sebuah pertanda dan
makna karena segala sesuatu yang ada di alam merupakan pertanda kehidupan. Hal
ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa menginginkan keselarasan dengan alam dan
kehidupan yang tentram baik jasmani maupun rohani. Hal ini juga yang harus
diluruskan kepada masyarakat yang beranggapan bahwa pemberian makna tersebut
merupakan hal yang melawan takdir, melenceng dari agama, dan sebagainya.
Pemberian makna dan arti tidak dimaksudkan untuk mendahului takdir, melainkan
sebagai bentuk usaha agar dapat lebih berhati-hati dalam menjalani hidup agar dapat
lebih menjalani hidup yang lebih baik dan lebih memaknai kejadian dalam kehidupan.
(56)
Konsep Pemikiran
1. Pandangan masyarakat tentang Pranata Mangsa dikaitkan
dengan hal yang bersifat mistis tanpa mengetahui dasar-dasarnya.
2. Masyarakat khususnya remaja lebih tertarik dan mengetahui
Horoskop Yunani daripada Pranata Mangsa atau Horoskop Jawa
yang merupakan peninggalan produk dari budaya bangsa kita
sendiri.
3. Minimnya media informasi yang membahas tentang Pranata
Mangsa.
(57)
Konsep Pemikiran
Fokus Permasalahan
Seperti yang telah diuraikan dari latar belakang masalah
dan identifikasi masalah, sehingga fokus permasalahan
ditekankan pada cara memperkenalkan kembali Pranata
Mangsa kepada kalangan masyarakat remaja agar
peninggalan kebudayaan bisa terus ada untuk generasi
seterusnya.
(58)
Konsep Pemikiran
Solusi
Remaja awal merupakan salah satu harapan dalam pengupayakan kembali pelestarian
kebudayaan Pranata Mangsa karena dengan sifatnya yang aktif dalam melakukan
berbagai kegiatan termasuk kegiatan yang peduli terhadap lingkungan alam, sosial,
dan sebagainya, juga aktif dalam mencari informasi dan mengkaji hal-hal yang
dianggap menarik baginya sehingga dengan kreatifitas dan informasi yang didapat
sebagai modal awal diharapkan remaja mampu terus mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan tersebut kearah yang lebih baik yang kelak setelah beranjak
dewasa dapat mewariskan kebudayaan tersebut kepada generasi selanjutnya.
Dengan membuat sumber informasi mengenai Pranata Mangsa yang diperuntukkan
kepada Remaja sebagai target audiens diharapkan mampu mengupayakan kembali
pelestarian produk kebudayaan Pranata Mangsa sesuai dengan sifat remaja yang aktif
dan perlu bimbingan sehingga dapat menjadikan generasi remaja yang mampu
(59)
Media Utama
Tampilan visual pada cover buku merupakan semua tokoh
pewayangan dalam setiap mangsa yang dipasang
melingkar seperti roda dimaksudkan bahutar secara
berulang sedangkan background bergambar
pemandangan dimaksudkan bahwa hubungan pranata
mangsa pada awal mulanya yaitu dengan alam yang
menunjukan harmonisasi antara alam dan manusia.
Background coklat dengan teksture batik dan gunungan
pada back cover agar menambah kesan kejawaan.
(60)
Media Pendukung
Kartu koleksi Pranata
Mangsa
(61)
Media Pendukung
(62)
Media Pendukung
(63)
Media Pendukung
(64)
Media Pendukung
(65)
Media Pendukung
(66)
Media Pendukung
(67)
Media Pendukung
(68)
Hatur
Nuhun
(1)
Media Pendukung
(2)
Media Pendukung
(3)
Media Pendukung
(4)
Media Pendukung
(5)
Media Pendukung
(6)