Penelitian Terdahulu ANALISIS PENGARUH RASIO CAMELS PADA PROBABILITAS PERINGKAT OBLIGASI (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada tahun 2005 2008)

commit to user 16 Pemeringkatan obligasi di Indonesia dilakukan oleh dua lembaga, yaitu PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia dan Kasnic Credit Rating. PT. PEFINDO mempublikasi peringkat obligasi setiap bulan, sedangkan Kasnic tidak. Selain itu, jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkatan obligasi PT. PEFINDO jauh lebih banyak dibandingkan yang menggunakan jasa pemeringkatan Kasnic. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang menguji kemampuan prediksi data akuntansi dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan pertama kali dilakukan oleh Horrigan 1966 dengan menguji apakah data akuntansi, khususnya dalam bentuk rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan keputusan kredit jangka panjang. Menggunakan model regresi OLS ordinary least square dengan memberi kode variabel dependen yaitu peringkat obligasi dengan 9 skala poin 9 untuk rating obligasi tertinggi Moodys Aaa dan Standard Poors AAA dan angka 1 untuk rating terendah C. Penelitian ini mengambil sampel 70 peringkat Moodys dan 60 peringkat SP untuk tahun 1961 - 1964. Hasil penelitian membuktikan bahwa data akuntansi dan rasio keuangan berguna untuk penentuan peringkat obligasi perusahaan. Terbukti 58 mendekati peringkat dari Moodys dan 52 mendekati Standard Poors. Variabel yang digunakan terdiri dari TA; long term solvency ratio; long term capital turnover ratio, profit margin ratio yaitu terdiri dari: net operating commit to user 17 profit sales dan sales net worth ratio, dan juga dummy legal. Status variabel berupa variabel sub ordinat yang dapat memprediksi peringkat obligasi Chan Jegadesh dalam Sugeng 2007 meneliti beberapa model statistik untuk memprediksi rating obligasi menggunakan informasi keuangan seperti provitability, earnings, liquidity, firm size, leverage, dan cash flow to debt ratio, kemudian membandingkannya dengan rating yang dikeluarkan rating agencies. Menggunakan data bulanan, dari April tahun 1974 - Maret 1997 berjumlah 4.474 obligasi industri dari 415 perusahaan dengan Moodys Investors Services ratings. Metode yang dibandingkan adalah: multiple discriminant analysis MDA, probit models, MDA dengan cross-validation MDA-C, dan probit dengan stepwise variable selection probit-S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MDA memiliki kesesuaian prediksi tertinggi mendekati rating dari agency dengan 86, kemudian probit model dengan tingkat akurasi 79, serta MDA-C dan probit-S yang terendah dengan hanya 75. Namun demikian MDA-C dan probit-S menunjukkan abnormal return positif signifikan yang kuat, dimana MDA-C yang terkuat dengan rata- rata abnormal return 5. Bahkan hanya MDA-C yang menghasilkan abnormal return signifikan jika penelitian hanya menggunakan investment-grade bonds. Sulistyowati, 2005 menggunakan Konsep CAMELS sebagai dasar seleksi untuk memprediksi potensi kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang Go Public di Indonesia dengan menggunakan data commit to user 18 laporan keuangan tahun 1996-1998 rasio keuangan bank yang diduga relevan yaitu Capital Adequacy, Assetss Quality, Portofolio risk, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity To Market Risk. Ternyata aspek CAMELS yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, NPM, OPM, ROA, BOPO, IRRR dengan menggunakan Discriminant Analysis terdapat hubungan positif yang secara statistik signifikan membedakan prediksi kebangkrutan antara perusahaan perbankan yang sehat dengan perusahaan perbankan yang gagal. Penelitian diatas semua mengindikasikan bahwa rating obligasi adalah proxy untuk default risk suatu perusahaan. Hickman 1959 menemukan adanya hubungan antara peringkat obligasi dengan default selama periode penelitian 1900-1943. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rating obligasi merupakan perwujudan risiko hutang jangka panjang. Penelitian terdahulu mengenai prediksi peringkat obligasi bond ratings telah banyak dilakukan, namun penelitian serupa dengan mengambil sampel perusahaan perbankan dan kondisi pasar Indonesia masih jarang ditemukan, oleh karena itu penelitian ini meneliti mengenai peranan aspek rasio keuangan CAMELS dalam memprediksi peringkat obligasi pada perusahaan perbankan terhadap perbedaan peringkat obligasi yang dilakukan oleh PT. PEFINDO. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi alternatif yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi serta dapat menjawab secara empiris ada tidaknya kaitan analisis laporan keuangan dengan peringkat obligasi. Jika ada berarti variabel rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat prediksi. commit to user 19

E. Kerangka Pemikiran