commit to user
16 Pemeringkatan obligasi di Indonesia dilakukan oleh dua lembaga, yaitu
PT. PEFINDO Pemeringkat Efek Indonesia dan Kasnic Credit Rating. PT. PEFINDO mempublikasi peringkat obligasi setiap bulan, sedangkan
Kasnic tidak. Selain itu, jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkatan obligasi PT. PEFINDO jauh lebih banyak dibandingkan
yang menggunakan jasa pemeringkatan Kasnic. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang menguji kemampuan prediksi data akuntansi dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan pertama kali dilakukan oleh
Horrigan 1966 dengan menguji apakah data akuntansi, khususnya dalam bentuk rasio keuangan dapat digunakan untuk menentukan
keputusan kredit jangka panjang. Menggunakan model regresi OLS ordinary least square dengan memberi kode variabel dependen yaitu
peringkat obligasi dengan 9 skala poin 9 untuk rating obligasi tertinggi Moodys Aaa dan Standard Poors AAA dan angka 1 untuk rating
terendah C. Penelitian ini mengambil sampel 70 peringkat Moodys dan 60 peringkat SP untuk tahun 1961 - 1964. Hasil penelitian
membuktikan bahwa data akuntansi dan rasio keuangan berguna untuk penentuan peringkat obligasi perusahaan. Terbukti 58 mendekati
peringkat dari Moodys dan 52 mendekati Standard Poors. Variabel yang digunakan terdiri dari TA; long term solvency ratio; long term
capital turnover ratio, profit margin ratio yaitu terdiri dari: net operating
commit to user
17 profit sales dan sales net worth ratio, dan juga dummy legal. Status
variabel berupa variabel sub ordinat yang dapat memprediksi peringkat obligasi
Chan Jegadesh dalam Sugeng 2007 meneliti beberapa model statistik untuk memprediksi rating obligasi menggunakan informasi
keuangan seperti provitability, earnings, liquidity, firm size, leverage, dan cash flow to debt ratio, kemudian membandingkannya dengan rating
yang dikeluarkan rating agencies. Menggunakan data bulanan, dari April tahun 1974 - Maret 1997 berjumlah 4.474 obligasi industri dari 415
perusahaan dengan Moodys Investors Services ratings. Metode yang dibandingkan adalah: multiple discriminant analysis MDA, probit
models, MDA dengan cross-validation MDA-C, dan probit dengan stepwise variable selection probit-S. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa MDA memiliki kesesuaian prediksi tertinggi mendekati rating dari agency dengan 86, kemudian probit model dengan tingkat akurasi
79, serta MDA-C dan probit-S yang terendah dengan hanya 75. Namun demikian MDA-C dan probit-S menunjukkan abnormal return
positif signifikan yang kuat, dimana MDA-C yang terkuat dengan rata- rata abnormal return 5. Bahkan hanya MDA-C yang menghasilkan
abnormal return signifikan jika penelitian hanya menggunakan investment-grade bonds.
Sulistyowati, 2005 menggunakan Konsep CAMELS sebagai dasar seleksi untuk memprediksi potensi kebangkrutan pada perusahaan
perbankan yang Go Public di Indonesia dengan menggunakan data
commit to user
18 laporan keuangan tahun 1996-1998 rasio keuangan bank yang diduga
relevan yaitu Capital Adequacy, Assetss Quality, Portofolio risk, Management, Earning, Liquidity dan Sensitivity To Market Risk.
Ternyata aspek CAMELS yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, NPM, OPM, ROA, BOPO, IRRR dengan menggunakan Discriminant
Analysis terdapat hubungan positif yang secara statistik signifikan membedakan prediksi kebangkrutan antara perusahaan perbankan yang
sehat dengan perusahaan perbankan yang gagal. Penelitian diatas semua mengindikasikan bahwa rating obligasi adalah
proxy untuk default risk suatu perusahaan. Hickman 1959 menemukan adanya hubungan antara peringkat obligasi dengan default selama
periode penelitian 1900-1943. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa rating obligasi merupakan perwujudan risiko hutang jangka panjang.
Penelitian terdahulu mengenai prediksi peringkat obligasi bond ratings telah banyak dilakukan, namun penelitian serupa dengan mengambil
sampel perusahaan perbankan dan kondisi pasar Indonesia masih jarang ditemukan, oleh karena itu penelitian ini meneliti mengenai peranan
aspek rasio keuangan CAMELS dalam memprediksi peringkat obligasi pada perusahaan perbankan terhadap perbedaan peringkat obligasi yang
dilakukan oleh PT. PEFINDO. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi alternatif yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat
obligasi serta dapat menjawab secara empiris ada tidaknya kaitan analisis laporan keuangan dengan peringkat obligasi. Jika ada berarti variabel
rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat prediksi.
commit to user
19
E. Kerangka Pemikiran