Hambatan Yang Deskripsi Temuan Penelitian

commit to user

4. Hambatan Yang

Dihadapi Pura Mangkunegaran Dalam Pelestarian dan Perawatan Peninggalan-peninggalan Sejarah dan Upaya Mengatasi Hambatan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan terkait dengan hambatan yang dihadapi Pura Mangkunegaran dalam pelestarian dan perawatan peninggalan-peninggalan sejarah dan upaya untuk mengatasi hambatan, ada beberapa pendapat yang diutarakan oleh nara sumber diantaranya oleh Bapak Joko subagyo selaku staf Dinas Pariwisata Pura Mangkunegaran, Bapak Budi Pujiastomo selaku kepala bagian museum Pura mangkunegaran, Bapak Dodi Arif Syamsudin selaku pemandu wisata Pura mangkunegaran dan Bapak Sumarwan yang merupakan masyarakat sekitar Pura Mangkunegaran. Adapun data-data yang diperoleh sebagai berikut. Hambatan yang dihadapi adalah kurangnya dana atau finansial, nilai kulturnya semakin hari semakin berkurang, nilai pengabdian semakin berkurang yang disebabkan terkontaminasi oleh budaya modern yang ada di luar. Dengan gaji yang bisa dikatakan sangat kurang yakni Rp. 50.000 per bulan, dan berkaitan dengan suhu politik yang ada serta kondisi kemanan yang kurang. Dan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah untuk mengatasi kurangnya dana, pihak Mangkunegaran bekerjasama dengan travel agen, pihak hotel, birokrat-birikrat pemerintah, melakukan promosi-promosi serta bekerjasama dengan sekolah- sekolah seperti STSI, SMKI, dan sekolah seni lainnya. Kemudian mengajak pemerintah untuk bekerjasama, selain itu juga promosi lewat media-media, ikut pameran dalam even-even budaya. Untuk meningkatkan kultur nilai itu sendiri adalah setiap hari Rabu pihak Pura Mangkunegaran menggelar tabuhan gamelan dan latihan tari di pendopo pura Mangkunegaran dan setiap 3 kali dalam sebulan disiarkan di RRI. Dengan demikian nilai atau kultur tetap terjaga dengan baik wawancara dengan bapak Joko Subagyo, 17 Mei 2011. Hambatan yang utama adalah masalah finansial atau dana karena untuk operasional museum sudah masuk pada biro pariwisata. Biro pariwisata itu merupakan PT dari Pura Mangkunegaran, hambatan lain mengenai abdi dalem yang khusus menangani pusaka karena usianya sudah sepuh atau tua dan sulit commit to user mencari pengganti. Karena rasa pengabdiannya juga sudah berbeda antara dulu dengan sekarang. Dan untuk mengatasi hambatan tersebut lebih lanjut Bapak Budi Pujiastomo berpendapat bahwa masalah dana pihak Pura Mangkunegaran berusaha semaksimal mungkin dalam pelayanan terhadap pengunjung dan berusaha menyampaikan sedetailnya kepada para pengunjung. Selain itu pihak Pura Mangkunegaran juga melakukan promosi , mempersiapkan diri dan ramah kepada pengunjung serta menyediakan tempat untuk acara-acara khusus. Ada perusahaan besar yang menyewa pendopo untuk jamuan makan malam para tamu dan itu akan menambah dana untuk Pura Mangkunegaran. Untuk abdi dalem karena rasa pengabdian yang besar mulai dari merangkai bunga untuk upacara- upacara yang butuh pengabdian dan kedepannya pasti ada penerus yang menjadi abdi dalem wawancara dengan bapak Budi Pujiastomo, 18 Mei 2011. Bapak Sumarwan berpendapat tentang hambatan yang dihadapi oleh abdi dalem adalah masalah gaji, bisa dibayangkan dengan gaji Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per bulan, kemudian jaman sekarang sudah berbeda, dulu pengabdian sangat tinggi, sekarang pengabdian sudah mulai berkurang jadi sekarang orang yang berminat untuk menjadi abdi dalem mulai berkurang, tetapi ada juga yang masih bertahan dan ini juga bisa dibilang cukup aneh tapi nyata karena dengan gaji yang bisa dikatakan sangat minim tetapi masih bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan anak anaknya bahkan sampai ada yang kuliah dan lulus wawancara dengan bapak Sumarwan, 18 Mei 2011. Menurut pendapat Bapak Dodi Arif Syamsudin adalah kurangnya perhatian dari pemerintah karena dana untuk perawatan sehari-hari saja cukup besar, jadi sebenarnya aset yang dimiliki Mangkunegaran dulu cukup banyak mulai dari Taman Balai Kambang kemudian Terminal Tirtonadi ada lagi Stasiun Balapan serta pabrik gula itu semua dulu merupakan aset dari Pura Mangkunegaran tapi semua diambil oleh pemerintah, memang dari dinas sendiri juga memberikan bantuan untuk perbaikan tapi kenyataannya bangunan yang sudah direnovasi saja sekarang kalau hujan masih bocor. Untuk mengatasi masalah kurangnya dana pihak biro pariwisata Pura Mangkunegaran mempunyai suatu gagasan untuk meningkatkan lagi terutama dari jumlah pengunjung museum commit to user tapi di Pura Mangkunegaran tidak bisa menyampaikan usul itu karena di Pura Mangkunegaran sistemnya masih kerajaan jadi masih absolut, dan berusaha meningkatkan kinerja biro pariwisata serta melakukan promosi-promosi wawancara dengan bapak Dodi Arif Syamsudin, 23 Mei 2011.

C. Pembahasan