Pengertian Kasasi Tinjauan Tentang Kasasi

commit to user 23 Adalah merupakan tuntutan bagi Jaksa Penuntut Umum untuk melaksanakan tugasnya secara profesional sesuai dengan kriteria teknis yang berlaku dalam bidang profesi yang bersangkutan, baik bersifat umum maupun ketentuan khusus dalam lembaganya.

5. Tinjauan Tentang Kasasi

a. Pengertian Kasasi

Dalam Pasal 1 butir 12 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Dalam Pasal 153 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, dinyatakan bahwa pemeriksaan tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP dan Pasal 248 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, guna menentukan apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, apakah benar pengadilan telah melampaui batas kewenangannya. Pasal 244 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP mengatur tentang putusan pengadilan tingkat terakhir yang dapat dimintakan kasasi dan para pihak terdakwa atau penuntut umum yang dapat mengajukan permohonan kasasi. Pasal 248 Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana KUHAP mengatur tentang kewajiban mengajukan alasan dan memasukan memori kasasi oleh pemohon kasasi. commit to user 24 Jika pengertian kata “Kasasi” dan pengertian “Upaya Hukum” tersebut diatas dihubungakan dengan ketentuan Pasal 253 ayat 1 Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana KUHAP dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan upaya hukum kasasi adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan pada tingkat akhir, dengan cara mengajukan permohonan kepada Mahkamah Agung guna membatalkan putusan pengadilan tersebut, dengan alasan secara alternatif kumulatif bahwa dalam putusan yang dimintakan kasasi tersebut, peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya, dan cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, serta pengadilan telah melampaui batas wewenangnya. Oemar Seno Aji menyatakan antara lain adalah sebagai berikut : “Kasasi ditujukan untuk menciptakan kesatuan hukum dan oleh karenanya menimbulkan kepastian hukum. Ia kasasi bertujuan untuk menciptakan suatu kesatuan hukum disamping hendak menjamin kesamaan dalam peradilan”. Terhadap arti kasasi ini, perlu diamati perumusan Pasal 30 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang Mahkamah Agung yaitu : 1. Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena : a Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang; b Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku; c Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. 2. Dalam sidang permusyawaratan, setiap Hakim Agung wajib menyampaikan pertimbangan atau pendapat tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan. commit to user 25 3. Dalam hal sidang permusyawaratan tidak dapat dicapai mufakat bulat, pendapat hakim Agung yang berbeda wajib dimuat dalam putusan. 4. Pelaksanaan lebih lanjut ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan 3 diatur oleh Mahkamah Agung. Harun M. Husni, 1992: 47-49.

b. Tata Cara Pengajuan Kasasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Tentang Tidak Dapat Diterima Permohonan Kasasi Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana Pemalsuan Surat (Study Putusan No.1785/k/pid/2011)

0 10 61

Analisis Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Tentang Tidak Dapat Diterima Permohonan Kasasi Jaksa Penuntut Umum Dalam Perkara Pidana Pemalsuan Surat (Study Putusan No.1785/k/pid/2011)

2 39 62

ANALISIS PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS PENGADILAN NEGERI GIANYAR DALAM PERKARA SUMPAH PALSU DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN

0 4 12

ARGUMENTASI KASASI PENUNTUT UMUM BERDASARKAN HAKIM KELIRU MENAFSIRKAN PEMBUKTIAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DALAM JABATAN DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG MEMUTUS PERKARA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 771 K/Pid/2014).

0 1 12

ANALISIS PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 964 K/PID/2015).

0 2 12

10 Putusan Pidana (Format Penuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima) FINAL 17052013

0 0 3

ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG MENYATAKAN TERDAKWA BERSALAH MELAKUKAN PEMBUNUHAN BERDASARKAN SURAT VISUM ET REPERTUM TERHADAP KORBAN (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 817KPID2015)

0 0 13

PENGABAIAN ALAT BUKTI PETUNJUK OLEH HAKIM SEBAGAI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG MEMUTUS PERKARA PENGGELAPAN DALAM JABATAN (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1243/K/PID/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 13

KEBERATAN TERHADAP STATUS BARANG BUKTI DIRAMPAS UNTUK NEGARA SEBAGAI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN HAKIM AGUNG MEMUTUS PERKARA NARKOTIKA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1126 KPID.SUS2015)

0 0 13

PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN HAKIM MENYATAKAN TUNTUTAN PENUNTUT UMUM TIDAK DAPAT DITERIMA DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS PERKARA KORUPSI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2846K/PID.SUS/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 14