Teknik Observasi Teknik Pengumpulan Data

Ikhbal Firdaus, 2014 Standar Pelayanan Minimum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu interview, 2responden interview, 3materi wawancara, dan 4hubungan antara pewawancara dengan responden”. Dalam penelitian ini akan melakukan teknik wawancara semi berstruktur sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Ini didasarkan pada instrumen dan metode penelitian yang dipakai oleh peneliti dimana data sangat bergantung pada pemahaman peneliti bukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam angket dalam menemukan data. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan perangkat pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi- infromasi yang diperoleh secara terbuka dan dicatat dalam catatan harian penelitian. Lincoln dan Guba Sanapiah Faisal, dalam Sugiyono, 2011: 322 mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu : 1 Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2 Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3 Mengawali atau membuka alur wawancara 4 Melangsungkan alur wawancara 5 Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6 Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7 Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

2. Teknik Observasi

Observasi, pengamatan secara empirik terhadap suatu objek penelitian tertentu baik secara langsung maupun secara tidak langsung untuk mandapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Berikut adalah uraian para ahli mengenai definisi observasi. Marshall 1995 menyatakan bahwa : Ikhbal Firdaus, 2014 Standar Pelayanan Minimum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Suharsimi arikunto 1993: 128 berpendapat : Observasi dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Khusus untuk observasi dalam penelitian yang bersifat kualitatif adalah observasi yang dilakukan berupa pengamatan secara langsung terhadap objek untuk mengetahui gambaran empirik suatu objek, situasi, konteks, dan makna yang terdapat didalamnya sebagai salah satu upaya pengumpulan data penelitian. Tahapan pertama observasi yang dilakukan secara umum yaitu, peneliti mengumpulkan data dan informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti lebih memfokuskan lagi observasi yang dilakukannya, sehingga peneliti dapat mengetahui pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi di lapangan. Sanafiah Faisal 1990 mengklasifikasikan observasi menjadi beberapa macam, yaitu : a. Observasi Partisipatif Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam observasi partisipatif ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. b. Observasi Terus Terang dan Tersamar Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk Ikhbal Firdaus, 2014 Standar Pelayanan Minimum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan sumber data yang dirahasiakan. c. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan. Farman Adi 2010 mengemukakan beberapa alat observasi yang digunakan dalam situasi yang berbeda-beda, antara lain: 1. Anekdotal Observer mencatat hal-hal yang penting. Pencatatan dilakukan sesegera mungkin pada tingkah laku yang istimewa. Observer harus mencatat secara teliti apa dan bagaimana kejadian, bukan bagaimana menurut pendapatnya. Akan tetapi, kerugian dari bentuk seperti ini adalah memakan waktu yang agak lama. 2. Catatan Berkala Dalam catatan berkala penyelidik yang mencacat macam-macam kejadian khusus sebagimana pada observasi anecdotal, melainkan hanya pada waktu-waktu tertentu. Apa yang dia lakukan adalah mengadakan observasi cara-cara orang bertindak dalam jangka waktu tertentu, kemudian menuliskan kesan-kesan umumnya. Setelah dia menghentikan penyelidikannya dan mengadakan penyelidikan lagi pada saat ini dengan cara yang sama seperti sebelumnya. 3. Check List Check list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki. Check list dimaksudkan untuk mensistematikan catatan observasi. Dengan check list ini lebih dapat dijamin bahwa penyelidik mencatat tiap-tiap kejadian yang telah ditetapkan hendak diselidiki. Ikhbal Firdaus, 2014 Standar Pelayanan Minimum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam check list, dan observer tinggal memberi tanda check secara cepat tentang ada tidaknya aspek perbuatan yang tercantum dalam list. 4. Rating Scale Rating scale adalah pencatatan gejala menurut tingkat-tingkatnya. Rating scale ini sangat populer karena pencatatanya sangat mudah, dan relatif menunjukkan keseragaman antara pencatat dan sangat mudah untuk dianalisis secara statistik. Rating scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat observasi diminta mencatat pada tingkat yang bagaimana suatu gejala atau ciri tingkah laku timbul. Rating scale mempunyai kesamaan dengan ckeck list. Observer tinggal member tanda-tanda tertentu dan mengecek pada tingkat- tingkat tingkah laku tertantu. Dengan cara ini deskripsi yang panjang lebar tidak diperlukan, dan waktu sangat dihemat oleh karenanya. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan teknik observasi terus terang dan tersamar sebagai pendukung teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Ini didasarkan karena observasi yang dilakukan peneliti telah melalui perijinan terlebih dahulu serta terencana sehingga sumber data mengetahui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti namun peneliti juga akan memastikan atau mengecek apakah hasil wawancara itu benar adanya. Dengan menggunakan alat observasi daftar check list dimaksudkan untuk mensistematikan catatan observasi. Dengan daftar check list ini lebih dapat dijamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian yang telah ditetapkan hendak diselidiki. Ikhbal Firdaus, 2014 Standar Pelayanan Minimum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Teknik Dokumentasi