Pengetahuan Pembahasan 1. Karakteristik Responden

5.2.2. Pengetahuan

Dari hasil pengetahuan diperoleh sebanyak 60 responden 60 telah memiliki pengetahuan yang baik bahwa batasan pengertian diare adalah pengeluaran tinja dengan konsistensi yang lebih cair dari biasanya dan terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam Juffrie, 2010. Dari 100 responden, didapati hanya 43 responden 43 yang mengetahui etiologi diare secara tepat, dimana diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit, dan penyebab non infeksi seperti alergi, makanan yang mengiritasi usus, dan imunodefisiensi Simadibrata, 2006. Sementara 57 sisanya menjawab tidak tepat mengenai etiologi diare, antara lain masuk angin dan terlambat makan. Faktor resiko penularan diare diantaranya adalah melalui fluid atau kontaminasi mikroorganisme dalam air minum yang tidak bersihtidak dimasak, dan melalui finger atau jari tangan dan kuku yang kotor Kemenkes RI, 2011. Sebanyak 57 responden mengetahui faktor resiko diare dengan baik. Disamping itu 90 responden mengetahui gejala awal balita yang menderita diare dengan benar. Adapun gejala awal diare adalah rasa sakit di bagian perut, kadang-kadang mual atau muntah, dan tinjanya lebih cair dari biasa Juffrie, 2010. Penanganan awal diare terdiri dari Lintas Diare, dimana langkah pertama adalah melakukan rehidrasi dengan oralit atau cairan tambahan Kemenkes, 2011. Dari 100 responden, hanya 27 responden 27 yang mengetahui penanganan awal dengan benar. Selain itu langkah ketiga pada Lintas Diare adalah melanjutkan ASI dan makanan pada balita yang diare. Beri makanan yang lebih lunak secara perlahan dengan frekuensi yang lebih sering Kemenkes, 2011. Sebanyak 71 responden 71 mengetahui cara pemberian makanan dengan baik. Sebanyak 85 responden mengetahui cairan yang paling baik digunakan adalah oralit. Disamping itu 71 responden 71 mengetahui bahwa cara pemberian cairan oralit pada balita yang muntah adalah dihentikan sejenak, kemudian pemberian dilanjutkan secara perlahan Depkes RI, 2006. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengetahuan didapati hanya 33 responden mengetahui bahwa tidak perlu dilakukan pemberian obat anti diare pada balita. Obat-obatan anti diare tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal Kemenkes, 2011. Disamping itu meskipun angka kematian akibat diare makin menurun, namun komplikasi diare yang dapat menimbulkan kematian masih sering terjadi. Adapun komplikasi yang berbahaya bagi balita adalah dehidrasi. Dehidrasi yang berat merupakan penyebab utama kematian pada balita penderita diare Depkes RI, 2006. Sebanyak 74 responden 74 mengetahui komplikasi diare adalah dehidrasikekurangan cairan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu mengenai diare pada balita di Kelurahan Tanjung Sari sebagian besar memiliki pengetahuan sedang sebanyak 48 orang 48. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Assiddiqi 2009 di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru tentang penanganan awal diare pada balita yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu mayoritas berpengetahuan sedang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Nurrokhim 2007 di Kabupaten Sukoharjo dimana 47.80 respondennya berpengetahuan cukup. Menurut Notoadmodjo 2003, bahwa pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi berbagai faktor, antara lain pengalaman, pendidikan, keyakinan, dan penghasilan. Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu dalam penelitian ini dikategorikan cukup salah satunya dipengaruhi faktor pendidikan, dimana sebagian besar responden adalah berpendidikan SMA.

5.2.3. Tindakan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DANPERILAKU IBU MENCUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dan Perilaku Ibu Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DANPERILAKU IBU MENCUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dan Perilaku Ibu Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten K

0 3 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN PENANGANAN DIARE PADA BALITA SELAMA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Penanganan Diare Pada Balita Selama Di Rumah Sebelum Dibawa Ke Rumah Sakit Islam Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

0 1 8