Berpikir kreatif LANDASAN TEORI

14 yang dilakukan oleh Harlen 1999, yaitu penggunaan keterampilan proses sangat penting untuk mengukur, menyimpulkan, dan memonitoring tujuan pembelajaran. Keterampilan proses merupakan bagian penting dalam pembelajaran, karena dengan menggunakan keterampilan proses siswa akan lebih mudah paham dalam pembelajaran. Selain itu keterampilan proses sangat penting dalam pengembangan ide-ide besar. Ada juga penelitian oleh Crawford 2007, yaitu walaupun membutuhkan waktu yang lama, pembelajaran dengan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep, karena dalam inkuiri terdapat proses-proses yang melibatkan siswa secara langsung sehingga mereka mengalami sendiri dan akan lebih melekat pada ingatan siswa itu sendiri. Sedangkan menurut Subagyo 2006, keterampilan proses dalam kegiatan laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Berpikir kreatif

Salah satu tafsiran tentang hakikat kreativitas dikemukakan oleh Ausubel, sebagai berikut : Creative achievement ... reflects a rare capacity for developing insights, sensitivities, and apreciations in a circumscribed content area of intelectual or artistic activity. Berdasarkan rumusan itu, maka seseorang yang kreatif adalah memiliki kemampuan kapasitas tersebut pemahaman, sensitivitas, dan apresiasi, dapat dikatakan melebihi dari seseorang yang tergolong inteligen. Pembahasan tentang kreativitas bertalian dengan aspek-aspek abilitiet kreatif, mempelajari abilitiet- 15 abilitiet itu, serta mengembangkan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah problem solving Hamalik 2008 : 179. Proses berpikir kreatif dikenal dengan istilah proses kreatif. Wallas 1976 mengemukakan ada empat tahap dalam proses kreatif yaitu: persiapan, adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah; inkubasi, adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam pradasar; iluminasi, yaitu tahap munculnya inspirasi atau gagasan untuk memecahkan masalah; dan verifikasi, adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita Reni 2001: 23. Berpikir kreatif itu sendiri terdiri dari berpikir lancar yaitu menghasilkan banyak gagasan yang relevan, berpikir luwes fleksibel, berpikir orisinal yaitu memberikan jawaban yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang, berpikir terperinci elaborasi, serta penilaian evaluasi Munandar 1992: 88. Indikator kemampuan berpikir kreatif Munandar 1992: 88 dalam penelitian ini meliputi: a. Berpikir Lancar, meliputi; 1 menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan; 2 arus pemikiran lancar. b. Berpikir Luwes, Meliputi; 1 menghasilkan gagasan-gagasan yang bervariasi; 2 mampu mengubah cara atau pendekatan. 16 c. Berpikir Orisinal, yaitu memberikan jawaban yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang. d. Berpikir Terperinci Elaborasi, meliputi; 1 mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan; 2 memperinci detail-detail; e. Penilaian Evaluasi, meliputi; 1 menentukan patokan penilaian sendiri; 2 mencetuskan dan melaksanakan suatu gagasan. Kemampuan berpikir kreatif siswa adalah suatu kemampuan berpikir yang dapat menciptakan banyak gagasan, ide, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan dalam hubungannya dengan pembelajaran fisika.

2.5 Tinjauan tentang Materi Kalor

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

2 39 60

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

1 12 216

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MTS.

0 2 26

PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA.

0 4 60

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 34

(ABSTRAK) PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 2

Pembelajaran Sains Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Pokok Bahasan Suhu dan Pemuaian.

0 0 50

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 16

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR.

0 0 12

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA

0 0 8