PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA.
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN
BERPIKIR LOGIS SISWA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Hasna Nuraeni 1102693
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR
LOGIS SISWA
Oleh: Hasna Nuraeni
S.Pd, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung, 1998
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Pascasarjana
© Hasna Nuraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I,
Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd. NIP. 195012311979032029
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Suroso A.Yudianto, M.Pd NIP. 195305221980021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Riandi, M.Si NIP.196305011988031002
(4)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Sains yang Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Klasifikasi dan Berpikir Logis Siswa” ini beserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyArakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, 6 Januari 2014 Yang membuat pernyataan
(5)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah sehingga sampai pada penyelesaian tesis ini. Penelitian ini berawal dari ketertarikan penulis terhadap pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup yang berpusat pada siswa, sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual, serta pemanfaatan potensi lokal dalam pembelajaran IPA. Keterlibatan sebagai guru IPA di SMP lebih menguatkan penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS) yang memanfaatkan potensi lokal dikaitkan dengan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis siswa. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia maka penulis mengajukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Sains yang Memanfaatkan Potensi Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan Klasifikasi dan Berpikir Logis Siswa”.
Pada penelitian ini penulis menguji penerapan PKP dan hubungannya dengan peningkatan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis siswa, serta menganalisis kendala yang dialami siswa dan guru selama mengikuti pembelajaran. Hasil penelitian harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembuat kebijakan, guru IPA, serta masukan bagi peneliti lain yang tertarik pada pembelajaran ini.
Tesis ini terdiri dari lima bab. Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta definisi operasional. Bab II Kajian Teori, menyajikan landasan teoritis yang mendasari penelitian. Bab III Metodologi penelitian, menguraikan subjek penelitian, prosedur penelitian, jenis-jenis instrumen, cara pengumpulan data dan cara menganalisisnya. Bab IV menguraikan hasil, temuan dan pembahasan penelitian. Bab V menyajikan kesimpulan dan saran.
Saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan tesis ini, karena penulis menyadari terdapat kelemahan, kekurangan, ataupun kekeliruan di dalamnya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi perkembangan ilmu dan peningkatan pembelajaran IPA serta pendidikan pada umumnya. Amin.
(6)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasna Nuraeni
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena rahmat, hidayah, pertolongan, kekuatan dan kesehatan lahir bathin yang dikaruniakanNya, alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Kemampuan penulis tidak terlepas dari peran dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan doa semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlimpah dan menjadi amal sholeh yang senantiasa mengalir kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah mencurahkan segala perhatian, dorongan, tenaga, pikiran, keilmuan, pemikiran, wawasan, nasehat dan waktu yang sangat berharga dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Terima kasih atas segala kesabaran dan untuk selalu memberikan yang terbaik sejak penulis menempuh pendidikan S1 sampai akhir S2. Terima kasih juga untuk selalu mengingatkan agar tetap tawadhu.
2. Bpk. Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan dorongan, tenaga, pikiran, keilmuan, pemikiran, wawasan, nasehat dan waktu yang sangat berharga dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Terima kasih untuk selalu mengingatkan bahwa sains tanpa agama adalah buta. 3. Bpk. Dr. Phil. H. Ari Widodo, M.Ed, dan Ibu Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si selaku
penguji yang telah memberikan motivasi dan banyak masukan terhadap penyempurnaan tesis ini.
4. Bpk. Dr. H. Riandi selaku Ketua Program Pendidikan Biologi selaku Ketua Program Pendidikan Biologi SPs UPIyang telah memberikan kemudahan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
5. Ibu Prof. Dr. Fransisca Sudargo Tapilaw selaku pembimbing akademik yang senantiasa memberikan arahan dan masukan demi keberhasilan pendidikan di SPS UPI. Terima masih juga telah menginspirasi untuk mengubah masalah menjadi prestasi.
(7)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Bpk. Dr. Rer. nat. Adi Rahmat, M.Si, Ibu Dr. Hj. Sri Anggraeni, dan Ibu Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed., Bpk. Drs. Yusuf Hilmi A., M.Sc, serta seluruh dosen di S1 dan SPs UPI yang telah memberikan motivasi, nasehat, keyakinan akan pertolongan Allah SWT, serta mencurahkan segala ilmu dan pemikirannya selama penulis menempuh pendidikan sampai menyelesaikan studi ini.
7. Bpk. Dedi Gunawan serta seluruh staf perpustakaan UPI yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama menempuh studi di SPs UPI. Terima kasih atas pinjaman buku-buku yang sangat berharga.
8. Bpk. Agus, Ibu Ratih, serta seluruh staf administrasi Prodi Pendidikan Biologi dan SPs UPI yang telah memberikan kemudahan kepada penulis. 9. Seluruh guru dari mulai TK hingga SMA yang telah mengantarkan dan
mendoakan penulis sampai pada cita-cita.
10. Dr. Hj. Nita Isaeni, S.Ip, M.Pd., selaku Kepala SMPN 4 Lembang yang telah memberikan dukungan dan semangat pada penulis untuk melanjutkan studi. Terimakasih atas kesabaran dan segala perhatian Ibu pada penulis dan keluarga.
11. Siswa-siswi kelas VII H dan seluruh siswa SMPN 4 Lembang T.A. 2012/2013 yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Terima kasih telah banyak membantu Ibu. Selamat menempuh cita-cita, semoga jadi anak sholeh sholehah.
12. Ibu Iyam S. Mariam, Ibu Lilis Gustini, Ibu Ati K yang telah meluangkan waktu untuk membantu penelitian, keluarga Bpk. Dedi Sukanda, Bpk Dadan Sukanda, serta seluruh guru di SMPN 4 yang telah memberikan dukungan selama menempuh dan menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas segala dukungannya.
13. Teh Diah Mayasari, Iis Alawiyah, Azza Nuzullah, Yuni Astuti, Rifqiyati, Yetty Waelissa, serta seluruh sahabat Pendidikan Biologi angkatan 2011 SPs UPI. Terima kasih atas dukungan, kerja sama, persahabatan, persaudaraan selama ini. Semoga silaturrahim tetap terjaga. Kalian adalah bagian terindah dalam hidup.
(8)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan untuk keluarga tercinta di Cikalong Wetan dan Cipaku, terutama suami: Iman Furqon atas izin, dukungan, semangat, pengertian, pengorbanan, dan doa yang selalu dicurahkan dengan tulus dan penuh kesabaran selama penulis menempuh dan menyelesaikan studi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada anak-anakku tercinta: Haikal Amjad, Hanif Fikri, Hilma Robbaniy, dan Hilyah Najatin atas pengertian karena berkurangnya waktu bersama selama penulis menempuh dan menyelesaikan studi. Hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan untuk orang tua Mamah Dedeh Nurjanah, Bpk A. Syahroni, Bpk Utjup, dan Mamah Dedeh W. yang selalu mendoakan dan memberi semangat. Semoga Alloh SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan berlipat ganda.
Bandung, 6 Januari 2014
(9)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
(10)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
ABSTRAK
Penelitian mengenai implementasi Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS) yang menggunakan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis siswa. Penelitian ini menggunakan metode weak experiment
dengan desain penelitian one group pretest-posttest yang melibatkan 32 siswa kelas VII SMP Negeri 4 Lembang Kab. Bandung Barat. Instrumen berupa Tes Kemampuan Klasifikasi Makhluk Hidup (TKKMH) berbentuk esai dengan menggunakan konteks potensi lokal berupa makhluk hidup yang ada di sekitar siswa, Test of Logical Thinking (TOLT), tes lisan, pedoman observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dapat meningkatkan kemampuan klasifikasi siswa dengan rata-rata peningkatan sebesar 69% (kategori sedang) dan berpikir logis dengan rata-rata peningkatan dalam kategori rendah (17%); (2) Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan signifikan yang sedang dan positif antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan klasifikasi; (3) Kendala yang dialami diantaranya keterbatasan siswa dalam mengungkapkan pendapat dalam bentuk tulisan, kurang lengkapnya bahan praktikum, kemampuan memfokuskan diri dalam kegiatan praktikum, dan kerjasama dalam kelompok yang belum baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PKPS yang memanfaatkan potensi lokal secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis sehingga dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis siswa.
Kata Kunci: Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS), potensi lokal, keanekaragaman makhluk hidup, kemampuan klasifikasi, kemampuan berpikir logis.
(11)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SCIENCE PROCESS SKILLS APPROACH THAT USING LOCAL POTENCY ON BIODIVERSITY INSTRUCTION TO IMPROVE CLASSIFICATORY
AND LOGICAL THINKING ABILITY OF STUDENTS
ABSTRACT
A study about the implementation of Science Process Skills Approach (SPSA) using local potency on biodiversity instruction was conducted to analyze the improvement of classificatory and logical thinking ability of students. Weak experiment method with one group pretest-posttest design was used with involment of a number of seven graders (n=32) was conducted at SMP Negeri 4 Lembang West Bandung District. Instruments such as Test of Classificatory Ability on Biodiversity (TCAB) essay form using the context of the local potency in the form of biodiversity that are around students, Test of Logical Thinking (TOLT), oral tests, observation and interviews. The results showed that: (1) SPSA using local potency can improve classificatory ability of students with an average increase of 69% (medium category) and students' logical thinking ability in low average category (17%); (2) The results of the correlation analysis showed that there was a positive significant relationship between logical thinking ability and classification ability; (3) Constraints experienced during learning students include limitations in expressing opinions in writing, lack of accessory assigned lab materials, the ability to focus on practical activities, and cooperation in a group that has not been good. It comes to the cloncusion that SPSA using local potency significantly can improve the classificatory and logical thinking ability so can be used as an alternative strategy to improve the classification and logical thinking ability of students.
Keywords: Science Process Skills Approach (SPSA), local potency, biodiversity, classificatory ability, logical thinking ability.
(12)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 7
C. Pembatasan masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS) ... 11
B. Pemanfaatan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 14
C. Tinjauan Konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup di SMP... 17
D. Klasifikasi dan Kemampuan Klasifikasi untuk Pengembangan Ilmu ... 21
E. Kemampuan Berpikir Logis dan Tingkat Perkembangan Intelektual... 30
F. Penelitian yang Relevan ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 38
B. Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian ... 38
C. Definisi Operasional ... 39
D. Instrumen Penelitian ... 39
E. Prosedur Penelitian ... 44
F. Teknik Analisis Data ... 51
G. Alur Penelitian ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Peningkatan Kemampuan Klasifikasi Setelah Diterapkannya PKPS yang Memanfaatkan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 59
2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Siswa setelah Diterapkannya PKPS yang Memanfaatkan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup... 70 3. Hubungan Kemampuan Klasifikasi dan Kemampuan Berpikir Logis 4. Kendala-Kendala yang Ditemui dalam Menerapkan PKPS
(13)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang Memanfaatkan Potensi Lokal pada Pembelajaran
Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 81
B. Temuan dan Pembahasan 1. Peningkatan Kemampuan Klasifikasi Setelah Diterapkannya PKPS yang Memanfaatkan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 88
2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Setelah Diterapkannya PKPS yang Memanfaatkan Potensi Lokal dalam Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 107
3. Hubungan Kemampuan Klasifikasi dan Kemampuan Berpikir Logis ... 114
4. Kendala-Kendala yang Ditemui dalam Menerapkan PKPS yang Memanfaatkan Potensi Lokal pada Pembelajaran Keanekaragaman Makhluk Hidup ... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 123
B. Keterbatasan Penelitian... 124
C. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN A. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)... 134
B. INSTRUMEN PENELITIAN ... 171
C. HASIL VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN ... 222
D. DATA PENELITIAN ... 236
E. HASIL ANLISIS DATA PENELITIAN ... 260
F. SURAT-SURAT PENELITIAN ... 274
RIWAYAT HIDUP ... 280
(14)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Daftar Instrumen Penelitian ... 40
3.2 Kisi-Kisi Pengambilan Data Indikator Kemampuan Klasifikasi... 41
3.3 Revisi Kisi-Kisi Tes Kemampuan Klasifikasi ... 41
3.4 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Logis ... 42
3.5 Hasil Analisis Uji Coba Soal Kemampuan Klasifikasi yang Digunakan... 47
3.6 Rekapitulasi Tingkat Daya Pembeda Soal Kemampuan Klasifikasi... 48
3.7 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Klasifikasi 48 3.8 Persentase Tingkat Perkembagan Intelektual Pada Siswa Uji Coba ... 49
3.9 Kriteria N-Gain ... 52
3.10 Pedoman Kategorisasi Kemampuan Klasifikasi dan Kemampuan Berpikir Logis ... 53
3.11 Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 54
3.12 Penafsiran Nilai Korelasi ... 56
3.13 Pedoman Ketercapaian KKM Kognitif Prosedural Klasifikasi. 57 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Klasifikasi Makhluk Hidup ... 59
4.2 Rekapitulasi Kemampuan Per Indikator Kemampuan Klasifikasi Makhluk Hidup ... 60
4.3 Rangkuman Hasil Tes Lisan ... 62
4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Kemampuan Klasifikasi Makhluk Hidup... 62
4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Klasifikasi Tumbuhan ... 63
4.6 Rekapitulasi Kemampuan per-Indikator Klasifikasi Tumbuhan 64 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Klasifikasi Tumbuhan ... 64
4.8 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Klasifikasi Hewan ... 65
4.9 Rekapitulasi Kemampuan per-Indiktor Klasifikasi Hewan... 65
4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Klasifikasi Hewan... 66
4.11 Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Gender... 66
4.12 Peningkatan Per Indikator Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Gender ... 68
4.13 Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Usia... 69
4.14 Peningkatan Per Indikator Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Usia... 79
4.15 Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Logis Siswa... 70
4.16 Persentase Kemampuan Berpikir Logis... 71
4.17 Rekap Persentase Total Siswa dalam Menjawab Soal TOLT.... 72
4.18 Tingkat Perkembangan Intelektual Sebelum dan Setelah Pembelajaran... 72
(15)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.19 Kemampuan Berpikir Logis Siswa Berdasarkan Gender... 74 4.20 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Berdasarkan Gender 75 4.21 Persentase Perubahan Tingkat Perkembagan Intelektual Siswa
Berdasarkan Gender ... 75 4.22 Kemampuan Berpikir Logis Siswa Berdasarkan Usia... 76 4.23 Peningkatan Kemampuan Berpikir Logis Berdasarkan Usia .... 77 4.24 Perubahan Tingkat Perkembagan Intelektual Siswa
Berdasarkan Usia ... 78 44.25 Hasil Uji Regresi Kemampuan Klasifikasi terhadap
Kemampuan Berpikir Logis ... 81 4.26 Persentase Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran
Berdasarkan Observasi... 82 4.27 Rekapitulasi Persentase Kinerja Siswa dalam Proses Klasifikasi
Berdasarkan Analisis LKS Terisi... 83 4.28 Rangkuman Hasil Wawancara dengan Siswa... 85 4.29 Rangkuman Hasil wawancara dengan Guru ... 87 4.30 Hubungan Tingkat Perkembangan Intelektual dengan
Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Gender ... 116 4.31 Hubungan Tingkat Perkembangan Intelektual dengan Kemampuan
Klasifikasi Berdasarkan Usia ... 117
(16)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1 Bagan Alur Penelitian ... 58 4.1 Peningkatan Kemampuan Klasifikasi Berdasarkan Gender.... 67 4.2 Persentase Perubahan Tingkat Perkembangan Intelektual
Siswa ... 73 4.3 Perubahan Tingkat Perkembangan Intelektual Siswa
Berdasarkan Gender ... 76 4.4 Perubahan Tingkat Perkembangan Intelektual Siswa
Berdasarkan Usia ... 79 4.5 Hubungan Kemampuan Berpikir Logis dan Klasifikasi... 80 4.6 Hubungan Tingkat Kemampuan Klasifikasi Siswa dengan
(17)
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 134
2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Klasifikasi Makhluk Hidup ... 156
B. Instrumen Penelitian 1. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Klasifikasi Tumbuhan (TKKT) ... 171
2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Klasifikasi Hewan (TKKH)... 185
3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Kognitif Prosedural... 196
4. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis (TOLT)... 206
5. Pedoman Penilaian Kinerja Siswa Berdasarkan Observasi... 213
6. Pedoman Penilaian Kinerja Siswa Berdasarkan Analisis LKS Terisi... 215
7. Pedoman Tes Lisan dan wawancara siswa ... 216
8. Pedoman Wawancara Guru... 217
9. Kartu Makhluk Hidup ... 218
C. Hasil Validasi Instrumen Penelitian 1. Rekap Analisis Uji Coba Soal TKKT dan TKKH ... 222
2. Rekap Analisis Uji Coba Soal TOLT ... 225
3. Hasil Judgement Ahli ... 227
D. Data Penelitian 1. Data Kemampuan Klasifikasi Siswa ... 236
2. Data Kemampuan Berpikir Logis ... 241
3. Data Kemampuan Kognitif Prosedural ... 242
4. Data Hasil Observasi ... 243
5. Data Hasil Analisis LKS ... 246
6. Data Hasil Tes Lisan ... 248
7. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 254
8. Data Hasil Wawancara dengan Guru ... 257
9. Foto-Foto Kegiatan ... 258
E. Hasil Analisis Data Penelitian 1. Data Rangkuman Hasil Uji Statistik ... 260
2. Data Hasil Uji Statistik ... 262
F. Surat-Surat Penelitian 1. SK Pembimbing ... ... 274
2. Izin Penelitian ... 278
(18)
1
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sains berperan penting dalam upaya pembangunan Indonesia seutuhnya melalui pencapaian tujuan proses pembelajarannya. Namun kondisi pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan sains saat ini masih sangat memprihatinkan. Prestasi Indonesia di bidang sains masih sangat rendah. Sebagai contoh rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam studi internasional seperti literasi sains dalam PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2009, Indonesia menempati urutan 60 dari 65 negara (PISA, 2009) dan TIMSS (Trend in International Mathematics and Science Study), tahun 2007 dalam bidang IPA, Indonesia menduduki peringkat 35 dar 49 negara dan jauh di bawah rerata Internasional yaitu 500 (Mullis et al., 2009).
Pembelajaran yang berpusat pada guru dan kecenderungan penyampaian sains sebagai produk diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi di bidang sains. Guru menempatkan siswa sebagai obyek dan bukan subjek didik, sehingga peserta didik kurang mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya untuk berpikir secara aktif. Selain itu kecenderungan sains disampaikan sebagai produk, siswa kurang mendapat kesempatan untuk mempelajari sains secara utuh sebagai produk, proses, dan nilai. Sebagaimana dinyatakan Depdiknas (2007) bahwa pendidikan sains yang telah dilangsungkan dan berlangsung saat ini cenderung menekankan penguasaan materi sains bagi siswa sekolah menengah.
Biologi merupakan salah satu cabang sains yang berperan sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan biologi itu sendiri. Penguasaan biologi menjadi kebutuhan dalam bernalar, bersikap dan pengambilan keputusan. Disayangkan, hasil belajar biologi siswa belum memuaskan, akibat kecenderungan pembelajaran yang bersifat hafalan dan berorientasi pada produk
(19)
2
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(konsep, teori). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran biologi secara utuh.
Salah satu pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Pendekatan keterampilan proses beranggapan bahwa sains terbentuk dan berkembang akibat diterapkannya proses yang dikenal dengan metode ilmiah, dengan menerapkan keterampilan-keterampilan proses sains (Semiawan dkk, 1988). Penerapan PKP dalam pembelajaran sains yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu jenis keterampilan proses sain dikenal dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains (PKPS). Pembelajaran sains dengan PKPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa.
Konsep keanekaragaman makhluk hidup dipilih untuk diteliti karena konsep ini sangat menarik, media berupa benda asli sangat banyak, serta pengetahuan klasifikasi tradisional telah dikenal masyarakat. Kompetensi dasar yang diharapkan dari siswa SMP setelah mempelajari konsep keanekaragaman makhluk hidup yaitu dapat mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya (Depdiknas, 2006). Namun disayangkan, hasil belajar konsep keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya belum memuaskan. Selama ini pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup serta klasifikasinya hanya diajarkan melalui metode ceramah dan diskusi, siswa mendapatkan klasifikasi makhluk hidup dari klasifikasi yang telah jadi, sehingga pembelajaran kurang bermakna dan tidak memacu siswa untuk berpikir secara aktif. Menurut Rustaman (1990) siswa terlalu dini diperkenalkan pada suatu sistem klasifikasi yang sudah jadi tentang pengelompokan makhluk hidup, sehingga siswa tidak membentuk sendiri konsep klasifikasi melainkan meniru sistem yang sudah ada. Kegiatan pembelajaran keanekaragaman menjadi tidak menarik dan membosankan, padahal pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup memuat banyak kegiatan keterampilan proses yang dapat dilakukan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir.
(20)
3
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu keterampilan proses yang dapat dilatihkan melalui pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup yaitu keterampilan klasifikasi. Keterampilan klasifikasi merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dilatihkan pada siswa. Dahar (1996) mengemukakan bahwa keterampilan klasifikasi perlu dimiliki karena klasifikasi menyederhanakan berbagai stimulus yang diterima untuk kemudian memilih respons yang sesuai dengan stimulus tersebut. Klasifikasi, observasi, dan berhipotesis merupakan proses dasar yang digunakan oleh sains untuk menjelajahi dunia (Abrucasto et al, 1982). Proses klasifikasi melibatkan siswa aktif melakukan pengamatan langsung, mencari persamaan dan perbedaan, menentukan kriteria pengelompokan, mengelompokkan dan memberi nama kelompok dengan menggunakan tumbuhan atau hewan yang terdapat di lingkungan siswa sebagai media pembelajaran. Siswa yang terlatih melakukan klasifikasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis. Rustaman (1990) menyatakan bahwa klasifikasi dapat mengembangkan kemampuan berpikir logis dan berpikir fleksibel. Oleh karena itu kemampuan klasifikasi sangat penting dikembangkan pada berbagai jenjang pendidikan, baik itu pendidikan dasar, menengah, maupun pada jenjang yang lebih tinggi.
Rustaman (1990) menekankan klasifikasi sebagai proses dan produk. Sebagai produk klasifikasi diartikan sebagai hasil klasifikasi. Rustaman (2010) menyatakan bahwa antara klasifikasi sebagai produk dan klasifikasi sebagai proses terdapat ketergantungan. Dengan pengetahuannya tentang obyek, manusia dapat melakukan proses klasifikasi. Namun jika pengetahuannya tentang obyek tetap, tidak akan terjadi peningkatan atau pengembangan kemampuan klasifikasi. Kemampuan klasifikasi akan meningkat kembali jika pengetahuan yang diperlukan untuk itu sudah memadai. Lebih lanjut Rustaman menyatakan bahwa hasil klasifikasi dapat atau mungkin berubah, karena itu siswa tak perlu menghafalkan hasil suatu klasifikasi tertentu, yang terpenting adalah memahami keterkaitan antara kriteria sebagai dasar klasifikasi dengan hasilnya (Rustaman, 2010).
(21)
4
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran sains (termasuk biologi) yang belum memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber belajar diduga turut menjadi pemicu rendahnya prestasi di bidang sains. Padahal, terletak di garis khatulistiwa, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam yang beranekaragam. Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakter berbeda sehingga memiliki potensi yang berbeda pula. Keanekaragaman potensi ini bukan suatu kekurangan, tetapi kelebihan yang akan menjadi kekuatan bagi kesuksesan pembangunan di Indonesia manakala potensi-potensi tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sehubungan dengan pendidikan, potensi yang ada di suatu wilayah merupakan sumber belajar yang penting untuk dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan pemanfaatan potensi lokal di sekitar sekolah masing-masing.
Potensi lokal diartikan sebagai sumber daya atau kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing daerah untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu (Sudjana, 2000). Potensi lokal yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan potensi berupa sumber daya berupa tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran di sekolah tersebut.
Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak tahun ajaran 2006/2007 sesungguhnya membuka kesempatan bagi setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan sekolah, potensi pendukung, serta karakteristik daerah yang dimilikinya. Depdiknas (2006) menyatakan telah menetapkan beberapa acuan pengembangan kurikulum tersebut secara nasional. Salah satu acuan untuk mengembangkan kurikulum sekolah adalah keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan sekitar. Setiap satuan pendidikan termasuk pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus mempertimbangkan keragaman potensi dan karakteristik lingkungan dalam pengembangannya, termasuk penerapannya dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, memiliki lokasi yang dapat digali potensinya sebagai sumber
(22)
5
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar. Potensi lokal yang dapat dijadikan sumber belajar antara lain: Taman Hutan Raya Djuanda, Hutan Jaya Giri, Bukit Tunggul, sungai Cikapundung, perkebunan kina, wilayah pertanian, kebun tanaman obat Manoko, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Sayur (BALITSA), Balai Inseminasi Buatan (BIB), pemeliharaan hewan secara rumahan, peternakan aneka hewan oleh masyarakat seperti peternakan ayam, kambing, sapi, kelinci, hamster, dan aneka hewan yang hidup secara alami di area sekitar tempat tinggal siswa. Tempat-tempat tersebut memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dijadikan sumber belajar, khususnya pada pelajaran biologi materi Keanekaragaman Makhluk Hidup dan klasifikasinya. Kendati di suatu daerah terdapat banyak potensi yang dapat dijadikan sumber belajar, sayangnya potensi lokal tersebut belum banyak dimanfaatkan oleh guru dan siswa sebagai sumber belajar. Dari hasil wawancara terhadap guru saat studi kasus pada tahun 2012 diperoleh keterangan bahwa ketika mengajarkan keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya, selama ini guru cenderung menyajikan pembelajaran pada materi tersebut melalui ceramah dan penyajian contoh makhluk hidup (khususnya tumbuhan dan hewan) terfokus pada contoh tumbuhan dan hewan yang ada pada buku paket saja (Nuraeni, 2012).
Pembelajaran sains yang cenderung terfokus pada apa yang tercantum di buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar berpotensi untuk mengabaikan pengetahuan awal siswa. Begitupun dengan pembelajaran yang kurang memperhatikan latar belakang geografis tempat siswa berada. Padahal pengetahuan awal merupakan pijakan pertama yang sangat penting bagi guru untuk memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Sebagai contoh, ketika guru membelajarkan siswa tentang keanekaragaman tumbuhan dan klasifikasinya, guru memberikan contoh tumbuhan di buku yang khas daerah pegunungan padahal siswa berasal dari daerah pesisir, atau lebih ekstrimnya lagi guru memberikan contoh tanaman-tanaman yang berasal dari luar negeri padahal di sekitar tempat siswa kaya akan tumbuhan yang bisa dijadikan contoh. Pemberian contoh obyek serta kegiatan yang tidak akrab dengan kehidupan siswa sehari-hari menyebabkan siswa hanya bisa membayangkan dan
(23)
6
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan pembelajaran cenderung bersifat hafalan, serta tidak memicu siswa untuk bernalar (berpikir).
Kemampuan bernalar digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan untuk menentukan pilihan, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk (Suriasumantri, 2005). Kemampuan berpikir logis merupakan salah satu kemampuan bernalar yang diperlukan untuk membuat keputusan yang benar berdasarkan logika. Kemampuan berpikir logis setiap orang berbeda-beda berdasarkan tingkat perkembangan intelektualnya. Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual Piaget (Krause, 2007) bahwa siswa SMP (berusia 12-13 tahun) berada pada tahap operasi konkrit menuju operasi formal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada siswa SMP. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2010) pada kelas VII menunjukkan hasil bahwa sebagian besar (45%) siswa berada pada tahap konkrit, sebagian besar (49%) tahap transisi, dan sebagian kecil (6%) pada tahap formal awal.
Guru seyogianya menyadari tingkat perkembangan intelektual siswa dan mendesain pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual siswa, agar dapat membekali siswa membuat keputusan tepat untuk memecahkan masalah secara efisien (Abdullah dan Sharif, 2008). Pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan pada tahap konkrit yaitu dengan menyajikan pengalaman langsung dan masalah-masalah yang konkrit. Kegiatan praktikum sains dengan mengoptimalkan potensi lokal memiliki peluang yang sangat besar sebagai pembelajaran alternatif yang sesuai dengan tingkat perkembangan konkrit siswa. Oleh karena itu pembelajaran biologi melalui PKPS dengan memanfaatkan potensi lokal yang akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa menjadi pilihan strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan. Pembelajaran biologi yang mengoptimalkan potensi lokal dengan tujuan penguasaan keterampilan proses dan kemampuan berpikir logis sangat penting untuk diupayakan.
Pemanfaatan potensi lokal yang berhubungan dengan pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya dapat berupa pemanfaatan
(24)
7
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tumbuhan dan hewan yang ada di suatu daerah sebagai sumber belajar dan media pembelajaran, pemanfaatan klasifikasi rakyat, dan pengetahuan Etnobiologi. Klasifikasi rakyat (folk classification) merupakan potensi lokal tentang klasifikasi makhluk hidup yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Klasifikasi rakyat merupakan salah satu kekayaan yang terdapat di daerah tertentu, namun menurut Rustaman (2010) klasifikasi tersebut masih bersifat horizontal, belum menunjukkan hierarki tertentu. Masyarakat di suatu daerah, termasuk para siswa tanpa disadari telah melakukan klasifikasi, yaitu klasifikasi horizontal. Ini merupakan pengetahuan awal siswa tentang klasifikasi. Pengetahuan etnobiologi meliputi pengetahuan tentang istilah-istilah daerah serta deskripsi sifat yang sering muncul dalam nama-nama tumbuhan dan hewan, serta lingkungan (Puri, 2001).
Penelitian mengenai diterapkannya pendekatan keterampilan proses serta pengaruhnya terhadap kemampuan klasifikasi siswa dan penguasaan konsep, baik siswa SMP atau SMA telah dilakukan. Namun penelitian mengenai bagaimana penerapan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup serta hubungannya dengan peningkatan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis masih jarang dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut untuk memberi kontribusi dalam rangka perbaikan pendidikan sains di Indonesia, khususnya pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis siswa SMP pada konsep keanekaragaman makhluk hidup melalui pembelajaran dengan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal?”
Agar lebih operasional maka rumusan masalah diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
(25)
8
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan klasifikasi siswa setelah diterapkannya PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir logis siswa setelah diterapkannya PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup?
3. Bagaimana hubungan antara kemampuan berpikir logis dan kemampuan klasifikasi siswa pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dengan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal?
4. Kendala-kendala apa saja yang ditemui dalam menerapkan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut.
1. Pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup yang diterapkan dalam kegiatan belajar adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan PKPS yang menekankan pada keterampilan proses klasifikasi dengan menggunakan metode praktikum yang dilakukan secara berkelompok.
a. Sistem klasifikasi yang digunakan pada penelitian ini merupakan sistem klasifikasi natural, yaitu sistem klasifikasi yang lebih mencerminkan ciri-ciri morfologi.
b. Topik praktikum yang dipilih dalam penelitian ini merujuk pada salah satu kompetensi dasar (KD) semester genap kelas VII yang dimuat Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yaitu KD “6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki”. KD tersebut dibatasi pada sub pokok
bahasan klasifikasi tumbuhan dan hewan yang difokuskan pada tumbuhan Angiospermae dan hewan Vertebrata serta Invertebrata yang berukuran makroskopis dengan pertimbangan tingkat perkembangan intelektual siswa kelas VII yang umumnya berada pada tahap berpikir konkrit, potensi lokal di tempat penelitian, dan keterbatasan waktu penelitian.
(26)
9
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pemanfaatan potensi lokal yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan makhluk hidup khususnya tanaman sayur dan bunga, serta hewan di sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya.
3. Kemampuan berpikir logis yang diukur dalam penelitian ini berupa kemampuan penalaran proporsional, pengendalian variabel, penalaran probabilitas, penalaran korelasional, dan penalaran kombinatorial.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah meneliti penerapan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dalam meningkatkan kemampuan klasifikasi dan berpikir logis siswa SMP. Lebih lanjut tujuan tersebut dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus sebagai berikut:
1. Menganalisis peningkatan kemampuan klasifikasi pada konsep keanekaragaman makhluk hidup setelah diterapkannya PKPS yang menekankan pada proses klasifikasi dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup.
2. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir logis siswa setelah diterapkannya PKPS yang menekankan pada proses klasifikasi dengan memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup. 3. Menganalisis hubungan antara kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir
logis siswa pada konsep keanekaragaman makhluk hidup.
4. Menelaah kendala-kendala yang ditemui dalam menerapkan PKPS yang menekankan pada proses klasifikasi dengan memanfaatkan potensi lokal pada pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup.
E.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan proses dan hasil pembelajaran sains di sekolah. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
(27)
10
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi sekolah. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu kontribusi pemikiran dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar khususnya pada pembelajaran biologi dalam rangka meningkatkan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis siswa.
2. Bagi siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat:
a. Mengurangi kejenuhan dalam belajar melalui pembelajaran yang bernuansa baru.
b. Menjadi salah satu wahana dalam meningkatkan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis.
3. Bagi guru biologi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan:
a. Bahan informasi tentang efektivitas PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi keanekaragaman makhluk hidup.
b. Acuan dalam mengembangkan pembelajaran biologi yang memanfaatkan potensi lokal khususnya pada materi keanekaragaman tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis siswa. c. Salah satu pertimbangan dalam menerapkan PKPS yang memanfaatkan
potensi lokal dalam pembelajaran biologi berdasarkan temuan kelebihan dan kelemahannya.
4. Bagi peneliti, Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu berupa:
a. Pengalaman menulis sebagai pendidik.
b. Wawasan tentang landasan teoritis dan pengalaman empiris mengenai penerapan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran biologi, pengembangan perangkat pembelajaran dan asesmen untuk meningkatkan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis siswa. c. Wahana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
perguruan tinggi dalam upaya menganalisis dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pendidikan khususnya pembelajaran biologi.
(28)
38
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode Weak experiment dengan “The one group pretest posttest design” digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan, tidak menggunakan kelompok kontrol, tetapi padanya diberikan tes awal dan tes akhir (Fraenkel & Wallen, 2007). Pada penelitian ini, tidak digunakan kelompok kontrol karena subjek penelitian berasal dari daerah yang sama sehingga kemungkinan besar potensi lokal yang digunakan untuk media dan sumber pembelajaran juga relatif sama. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu PKPS yang memanfaatkan potensi lokal pada konsep keanekaragaman makhluk hidup, sedangkan kemampuan klasifikasi dan kemampuan berpikir logis sebagai variabel terikat.
B.Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester II tahun ajaran 2012-2013 di SMP Negeri 4 Lembang Kabupaten Bandung Barat sebanyak delapan (8) kelas. Subjek penelitian pada saat penelitian ini berlangsung berusia 12-14 tahun. Pemilihan SMP didasarkan atas kekayaan potensi lokal di sekitar sekolah berupa keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang dapat dijadikan sumber belajar keanekaragamana makhluk hidup, namun selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Perjalanan 14 Km ke arah timur dari pusat kantor Kecamatan Lembang menjadikan sekolah ini merupakan SMP negeri yang letaknya paling jauh di Kec. Lembang. Sekolah ini terletak di Ds. Cibodas yang merupakan daerah pertanian sayuran dan peternakan. Sebelah timur sekolah terdapat gunung Bukit Tunggul dan perkebunan kina, sebelah selatan dan barat terdapat Taman Hutan Raya Djuanda, Maribaya dan sungai Cikapundung, dan sebelah utara terdapat hutan Gunung Kasur dan sungai Cikawari. Letak sekolah yang berada di daerah pertanian dan peternakan, serta dekat dengan hutan menjadikan sekolah ini kaya dengan potensi lokal yang dapat dijadikan sumber
(29)
39
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar keanekaragaman makhluk hidup. SMP ini juga termasuk sekolah negeri rata-rata yang berada di Kabupaten Bandung Barat, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya, khususnya di daerah serupa yang memiliki potensi lokal yang belum dioptimalkan.
Sampel penelitian diambil secara cluster random sampling karena masing-masing kelas memiliki sebaran nilai UN SD siswa yang merata sehingga diasumsikan semua kelas memiliki kemampuan kognitif yang sepadan. Kelas penelitian berjumlah satu kelas yaitu kelas VII H dengan jumlah siswa 32, dengan pertimbangan bahwa akan dilakukan pengambilan data secara mendalam pada kelas tersebut.
C.Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah pada penelitian ini, maka diberikan definisi operasional istilah tersebut sebagai berikut. 1. Pemanfaatan potensi lokal yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
pemanfaatan tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya.
2. PKPS yang menekankan proses klasifikasi dalam penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup yang melibatkan siswa secara aktif dalam pengamatan langsung, mencari persamaan dan perbedaan, mengelompokkan, menentukan kriteria pengelompokan, memberi nama kelompok, dan mengontraskan ciri dengan menggunakan media berupa tumbuhan dan hewan yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa, serta akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatannya dilakukan secara berkelompok. 3. Kemampuan klasifikasi yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan skor
kemampuan siswa yang meliputi kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan, menentukan kriteria pengelompokan, menempatkan suatu obyek pada kelompok tertentu berdasarkan suatu kriteria, memberi nama kelompok,
(30)
40
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menentukan alternatif pengelompokan berdasarkan kriteria siswa, mengontraskan ciri, kemampuan klasifikasi horizontal (biner), dan klasifikasi vertikal (bertingkat). Kemampuan klasifikasi ini dijaring melalui tes kemampuan klasifikasi berbentuk esai dan tes lisan.
4. Kemampuan berpikir logis yang dimaksud berupa skor yang diperoleh dari tes baku Test of Logical Thinking (TOLT) yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Tes Kemampuan Klasifikasi Tumbuhan (TKKT), Tes Kemampuan Klasifikasi Hewan (TKKH), dan Tes Kemampuan Berpikir Logis (TOLT), tes lisan, lembar observasi, dan pedoman wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Instrumen Penelitian
Data Target No. Metode
Penilaian
Instrumen Subjek Waktu Data Utama Kemampuan
klasifikasi
1 Esai Tes Kemampuan
Klasifikasi Tumbuhan dan Hewan
Siswa Awal dan akhir
pembelajaran
Kemampuan Berpikir logis
2 Respon Terbatas (pilihan ganda beralasan dan isian singkat)
Test of Logical Thinking (TOLT)
Siswa Awal dan akhir pembelajaran Data pendukung Kemampuan Klasifikasi dan pola dalam melakukan klasifikasi
3 Komunikasi Personal
Tes lisan dan kartu-kartu tumbuhan dan hewan berbasis potensi lokal.
Siswa Akhir pembelajaran Kinerja siswa dan kendala yang dialami 4 Esai Komunikasi Personal Pedoman observasi dan LKS terisi Pedoman wawancara
Siswa Selama pembelajaran Akhir pembelajaran
Tanggapan guru
5 Komunikasi Personal
Pedoman wawancara
Guru Akhir pembelajaran
(31)
41
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tanggapan
siswa
6 Komunikasi Personal
Pedoman wawancara
Siswa Akhir pembelajaran
Kisi-kisi pengambilan data untuk indikator kemampuan klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pengambilan Data Indikator Kemampuan Klasifikasi
No. Indikator Metode Pengambilan Data Waktu
Tes Tertulis Esai
Tes Lisan
1. Menemukan persamaan V Semua dilakukan
pada awal dan akhir pembelajaran, kecuali untuk tes lisan dilakukan pada akhir pembelajaran setelah tes tertulis
V
2 Menenemukan perbedaan V
3 Mengontraskan ciri V
4 Menentukan dasar pengelompokan
V 5 Mengelompokkan
berdasarkan kriteria/ dasar yang telah ditentukan
V
6 Memberi nama kelompok V
7 Membuat alternatif pengelompokan
V V
8 Klasifikasi horizontal V V
9 Klasifikasi vertikal V
1. Tes Kemampuan Klasifikasi Makhluk Hidup (Tes Kemampuan Klasifikasi Tumbuhan dan Hewan).
Tes kemampuan klasifikasi makhluk hidup digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan indikator. Tes ini terdiri dari Tes Kemampuan Klasifikasi Tumbuhan (TKKT) dan Tes Kemampuan Klasifikasi Hewan (TKKH) yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran. Kisi-kisi tes klasifikasi terangkum dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Revisi Kisi-Kisi Tes Kemampuan Klasifikasi
No Indikator Klasifikasi Tumbuhan Klasifikasi Hewan
Nomor Soal Jumlah Nomor Soal Jumlah
1 Menemukan persamaan T1a, T2a, T3a 3 H1a, H3a,
H4a, H8a
4 2 Menenemukan perbedaan T1b, T2b, T3b 3 H1b, H2, H3b,
H8b
4
3 Mengontraskan ciri T3c, T4b, T6d 3 H4b, H8c 2
4 Menentukan dasar pengelompokan T5a, T6c, T7b 3 H4e, H8f 2 5 Mengelompokkan berdasarkan
kriteria/ dasar yang telah ditentukan
T5b, T6a 2 H4c, H8d 2
6 Memberi nama kelompok T6b, T7a 2 H4d, H8e 2
7 Membuat alternatif pengelompokan T8, T11, T14 3 H5, H9 2
(32)
42
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 Klasifikasi vertikal T10, T13, T16 3 H7, H11, H12,
H13
4
Jumlah 25 25
Aturan pemberian skor kemampuan klasifikasi ditentukan berdasarkan pedoman penskoran pada Lampiran B.1 dan B.2 (halaman 171-195). Skor kemampuan klasifikasi makhluk hidup merupakan rata-rata skor kemampuan klasifikasi tumbuhan dan hewan.
2. Tes Kemampuan Berpikir Logis (TOLT)
Tes kemampuan berpikir logis (TOLT) digunakan untuk menjaring perubahan kemampuan berpikir logis dan tahap perkembangan intelektual siswa. Tes ini terdiri dari 10 buah tes tertulis yang mengandung lima pola penalaran yang meliputi penalaran proporsional (nomor 1 dan 2), pengendalian variabel (nomor 3 dan 4), penalaran probabilitas (nomor 5 dan 6), penalaran korelasional (nomor 7 dan 8), dan penalaran kombinatorial (nomor 9 dan 10). Kisi-kisi TOLT yang digunakan terangkum dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Logis
No. Indikator No.Soal Jumlah
1 Penalaran proporsional 1, 2 2
2 Pengendalian variabel 3, 4 2
3 Penalaran probabilitas 5, 6 2
4 Penalaran korelasional 7, 8 2
5 Penalaran kombinatorial 9, 10 2
Bentuk soal TOLT dari no.1 hingga no.8 terdiri atas ilustrasi masalah dan jawaban pilihan ganda disertai alternatif alasannya, sedangkan soal no. 9 dan 10 berupa isian. Setiap jawaban dan alasan yang benar diberi skor 1. Jawaban yang benar yang tidak disertai alasan yang benar, atau sebaliknya diberi skor 0. Khusus untuk soal no. 9 dan 10 diberi skor 1 untuk jawaban lengkap, dan 0 untuk jawaban tidak lengkap. Perolehan skor 0–1 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual operasi konkret, skor 2–3 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual transisi, dan skor 4–10 menunjukkan tingkat perkembangan intelektual operasi formal (Valanides, 1996). Dalam penelitian ini skor dikalikan 10 sehingga skor TOLT berkisar antara 0 – 100.
(33)
43
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Tobin dan Capie (1981), TOLT memiliki reliabilitas keseluruhan tes sebesar 0.85. Tes ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan tetap memiliki reliabilitas yang tinggi. TOLT telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sumarmo (1987) dan dilaporkan memiliki reliabilitas 0.66. Berdasarkan pertimbangan di atas, TOLT dipilih untuk mengukur kemampuan berpikir logis dan tingkat perkembangan intelektual siswa. Selain itu, tes ini cocok diujikan terhadap subjek yang banyak dalam waktu bersamaan (Tobin & Capie, 1981; Sumarmo, 1987).
3. Tes Lisan
Tes lisan digunakan dalam penelitian untuk menggali kemampuan membuat alternatif klasifikasi dan menggali klasifikasi horizontal siswa. Dengan cara lisan pula diharapkan dapat menggali informasi yang kurang dapat digali dengan cara tertulis misalnya mengungkap pola dalam membuat alternatif klasifikasi.
4. Pedoman observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung agar diperoleh gambaran mengenai proses kegiatan klasifikasi siswa secara riil. Observasi juga dilakukan untuk menggali kemungkinan kendala yang dialami selama proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati meliputi persiapan kegiatan praktikum seperti membawa alat dan bahan yang diperlukan, kegiatan mengamati objek dan proses klasifikasi, serta aktivitas dalam diskusi. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen observasi. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin muncul dan diamati (Lampiran B.5 halaman 213-214). Pengamat (observer) memberikan tanda (V) pada kolom tempat peristiwa muncul. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam periode pengamatan hanya dicek satu kali. Hasil pengamatan dicatat dalam suatu pedoman observasi pembelajaran. Hasil penilaian dari setiap kelompok dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya sehingga diperoleh rata-rata kinerja kelas untuk setiap pertemuannya. Lembar observasi ini diisi oleh dua orang guru dan peneliti pada saat pembelajaran. Selain itu selama
(34)
44
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi peneliti menggunakan catatan lapangan sebagai pelengkap lembar observasi.
5. LKS terisi
LKS terisi digunakan untuk mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung agar diperoleh gambaran yang lebih riil mengenai penguasaan proses klasifikasi dan kemungkinan kendala yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati meliputi mencatat data hasil pengamatan pada tabel secara cermat, menemukan persamaan antara kelompok obyek yang diamati dengan jelas, menemukan perbedaan antara kelompok obyek yang diamati dengan jelas, mengontraskan ciri objek yang diamati dengan benar, menentukan dasar pengelompokan dengan benar, memberi nama kelompok objek yang diamatinya sesuai dengan dasar pengelompokan, membuat alternatif pengelompokan minimal satu alternatif lain dari yang telah ada, melakukan klasifikasi horizontal dengan benar, melakukan klasifikasi vertikal dengan benar, memahami konsep, mengaplikasikan konsep. Digunakan daftar check dengan cara memberikan tanda (V) pada kolom tempat peristiwa muncul. Cara penilaian menggunakan pedoman penilaian kinerja siswa berdasarkan analisis LKS terisi (Lampiran B.6 halaman 215).
6. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pedoman wawancara bagi siswa dan guru. Pedoman wawancara bagi siswa digunakan untuk mengukur respon terhadap penerapan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya, serta kendala yang dialaminya. Pedoman wawancara disiapkan bagi guru untuk mengukur respon terhadap penerapan PKPS yang memanfaatkan potensi lokal dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran.
(35)
45
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan penelitian, dan analisis data.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi studi literatur, studi pendahuluan ke lokasi sekolah tujuan penelitian, penyusunan perangkat pembelajaran, dan pengembangan instrumen penelitian.
a. Studi literatur mengenai standar isi pengajaran biologi SMP, pemanfaatan potensi lokal dalam pembelajaran sains, klasifikasi tradisional makhluk hidup (khususnya tumbuhan dan hewan), keterampilan proses sains, kemampuan klasifikasi, dan kemampuan berpikir logis.
b. Studi pendahuluan ke lokasi sekolah tujuan penelitian
Studi pendahuluan ke sekolah tujuan penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti, mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran konsep keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya, serta mengobservasi potensi lokal yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup, khususnya keanekaragaman tumbuhan dan hewan. Selain itu pada saat studi pendahuluan ke sekolah juga dilakukan pendataan pada siswa mengenai nama-nama hewan dan tumbuhan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari dan ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Daftar nama hewan dan tumbuhan ini dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan LKS dan soal kemampuan klasifikasi.
c. Penyusunan perangkat pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang disusun terdiri dari: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); (2) Rencana kegiatan praktikum keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya yang menekankan proses klasifikasi dan memanfaatkan potensi lokal. Selanjutnya rencana kegiatan praktikum ini
(36)
46
Hasna Nuraeni, 2014
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI DAN BERPIKIR LOGIS SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dituangkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Perangkat pembelajaran ini diujicobakan dahulu pada kelas lain yang tidak dijadikan kelas penelitian untuk memperoleh masukan dalam melakukan revisi.
d. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pada tahap pengembangan instrumen dilakukan penyusunan instrumen penelitian, penimbangan instrumen penelitian oleh pakar, uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk dilakukan revisi. Analisis instrumen meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Instrumen penelitian telah diuji validitas konstruk dan validitas isi oleh tiga orang penimbang yaitu para dosen yang ahli di bidangnya dan guru SMP. Langkah-langkah pengujian dan analisis terhadap validitas, reliabilitas, tingkat daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen yang digunakan dilakukan dengan bantuan program Anates 4 (Karno To dan Wibisono, 2003) dan hasilnya diinterpretasikan berdasarkan kriteria menurut Sugiyono (2013) dan Karno To (2003).
1) Soal Kemampuan Klasifikasi
Berdasarkan perhitungan dari soal kemampuan klasifikasi tumbuhan diperoleh koefisien korelasi (validitas) sebesar 0.80 yang dikategorikan tinggi (Karno To dan Wibisono, 2003; Sugiyono, 2013) dan reliabilitasnya sebesar 0,89 yang juga dikategorikan sangat tinggi (Karno To dan Wibisono, 2003). Soal kemampuan klasifikasi hewan berdasarkan analisis diperoleh koefisien sebesar 0,75 yang dikategorikan tinggi (Karno To dan Wibisono, 2003) dan reliabilitas sebesar 0,86 yang juga dikategorikan sangat tinggi (Karno To dan Wibisono, 2003). Rangkuman rekap hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran C.1 (halaman 222-224).
Soal yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar, daya pembeda (kategori cukup, baik, dan baik sekali), tingkat kesukaran (kategori mudah, sedang, dan sukar), dan tingkat korelasi (kategori signifikan dan sangat signifikan (valid). Dari 68 soal kemampuan klasifikasi tumbuhan yang diujicobakan pada siswa kelas VII yang telah mendapatkan pembelajaran keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya, diperoleh 40 soal yang dapat digunakan dalam penelitian. Namun dengan pertimbangan alokasi waktu tes, diambil dua sampai tiga soal yang mewakili masing-masing indikator kemampuan klasifikasi sehingga hanya digunakan 25
(1)
Hasna Nuraeni, 2014
Cunningham, J.B. & Aldrich, J.O. (2012). Using SPSS: An Interactive Hand on Approach. Far East Square: SAGE Publication Ltd.
Dagun, S. M. (1992). Maskulin dan Feminim: Perbedaan Pria dan Wanita dalam Fisiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Dahlan, J.A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematik Siswa Sekolah Menengah Lanjutan Pertama melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi Doktor. PPs UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2004). Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
Depdiknas (2007). Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. [Online].Tersedia: http://www.puskur.net. Diunduh 15 November 2012.
Depdiknas. (2009). Thesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Dixson. B. (2006). Increased Student Comprehension of Science Text Through The Use of Hands-On Pre-Learning Exploratory Activity. [Online]. Tersedia: http://www.ncuR20.ws/presentation/paper.pdf.
Djulia, E. (2005). Peran Budaya Lokal dalam Pembentukan IPA. Disertasi Doktor. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. Seventh Edition. New York: McGraw Hill Higher Education. Garber, B. (2010). Developmental Psychology for Family Law Professionals.
New York: Springer Publishing Company.
Gardner, H. (2011). Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
(2)
Hasna Nuraeni, 2014
Ginsburg, H. & Opper, S. (1969). Piaget’s Theory of Intellectual Development: An Introduction. Englewood Cliffs: Prentice Hall Inc.
Goleman, D. (1999a). Kecerdasan Emosional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Goleman, D. (1999b). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hapsari, I.F. R., (2010). Kemampuan Klasifikasi dan Penguasaan Konsep Keanekaragaman Makhluk Hidup Siswa SMP Berdasarkan Tingkat Perkembangan Intelektual. Tesis Magister. SPs UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
Haryanto, Z. (2006). Tahap Perkembangan Intelektual Siswa SMP dan SMA dalam Kaitannya dengan Pembelajaran Fisika dan Kemampuan Pemecahan Masalah (Kajian Berdasarkan Teori Perkembangan Intelektual Jean Piaget). Disertasi SPs UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Hurlock, E.B. (1992). Child Development. Alih bahasa: Tjandrasa, M. Jakarta: Erlangga.
Indriani. (2004). Perbandingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP antara yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Berbentuk Kartu dengan Metode Karyawisata pada Konsep Keanekaragaman Hewan Vertebrata. Tesis Magister SPs UPI. UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Jegede, O.J., (1999). Science Education in Nonwestern Cultures: Towards a Theory of Collateral Learning. Dalam What Is Indigenous Knowledge? Voices from the Academy. Edited By Semali, L.M., And Kincheloe, J.L. New York and London: Falmer Press A Member Of The Taylor & Francis Group.
Johnson, E.B., (2002). Contextual Teaching and Learning. Thousand Oaks: Corwin Press.
Karno, T. dan Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian Versi 4.0. untuk Windows. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung: Mandar Maju.
Krause, K.L., Bochner,S., & Duchesne, S. (2007). Educational Psychology for Learning and Teaching, 2nd Edition. South Melbourne: Nelson Australia Pty limited.
(3)
Hasna Nuraeni, 2014
Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lawson, A.E. (1985). A Review of Research on Formal Reasoning and Science
Teaching. Journal of Research in Science Teaching. 22 (7). 569-617.
Mabie & Baker. (1996). A Comparison of Experiential Instructional Strategies upon the Science Process Skill of Urban Elementary Student. Journal of Agricultural Education. 37 (2).1-7.
Maccoby, E.E. & Jacklin, C.N. (1974). The Psychology of Sex Difference. Stanford: Stanford University Press.
Meltzer, D.E. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: hidden variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal of Physics Teacher, 70, (12), 1259-1267. [online].Tersedia: http://www.physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf Diunduh tanggal 20 Desember 2012.
Modgil, S. (1974). Piagetian Research: A Handbook of Recent Studies. Windsor: NFFR Publishing Ltd.
Mullis et al. (2009). TIMSS 2011 Assessment Framework. IEA International Study Centre. Boston College.
Muthaliin, A. (2001). Bias Gender dalam Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Nickerson, R.S., Perkins, D.N., Smith, E.E. (1985). The Teaching of Thinking. New York: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Nuraeni, H. (2012). Kajian Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Sesuai Hakikat Sains dan Berbasis Potensi Lokal di SMPN A Kec.Lembang. Laporan Penelitian Studi Kasus Pendidikan Biologi SPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
Oswalt, A. (2013). Cognitive Development: Piaget’s Concrete Operation. [Online].Tersedia:
http://www.sevencounties.org/poc/view_doc.php?type=doc&id=37678&cn=12 72. Diunduh tanggal 24 Juli 2013.
Piaget, J. & Inhelder, B. (1958). The Growth of Logical Thinking from Childhood to Adolesence. Trans. A. Person & Seagrin. New York: Basic Books, Inc. PISA. (2009). Assessment Framework. OECD.
(4)
Hasna Nuraeni, 2014
Presseisen, B.Z. (Costa, 1985). Thinking Skills: Meaning, Models, Materials, dalam Developing Mind: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
Puri, R K. (2001). The Bulungan Ethnobiology Hanbook. Bogor: Center of Forestry Research Indonesia.
Purwanto, M.N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratnata, I.W. (1995). Kemampuan Berpikir Logis Siswa STM dalam Pemahaman Konsep-Konsep Listrik Magnet. Tesis Magister. PPs IKIP Bandung. Bandung: Tidak diterbitkan.
Rezba, R.J., Sprague, C. & Fiel, R.L. (2002). Learning and Assessing Science Process Skills. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
Riduwan dan Akdon. (2008). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N.Y dan Redjeki, S. (1994). Biologi 1 untuk SLTP Kelas 1. Jakarta: Depdikbud
Rustaman, N.Y. (1990): Kemampuan Klasifikasi Logis Anak: Studi tentang Kemampuan Abstraksi dan Inferensi Anak Usia Sekolah Dasar pada Kelompok Budaya Sunda. Disertasi Doktor IKIP Bandung. Bandung: Tidak diterbitkan.
Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Ahmad, Y., Yudianto, S.A., Rochintaniawati, D., Kusumastuti, M.N., Subekti, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Rustaman, N.Y. (2010). Arah Pembelajaran Keanekaragaman Tumbuhan dan Asesmennya di LPTK dan Sekolah. Makalah Ilmiahpada Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. [Online].Tersedia:
Http://File.Upi.Edu/Direktori/Sps/Prodi.Pendidikan_Ipa/195012311979032-Nuryani_Rustaman/Arah_Pembelajaran_.Pdf. Diunduh tanggal 20
Desember 2012.
Santoso, S. (2005). Menggunakan SPSS untuk Statistika Non Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Setiawati, E (2010). Pembelajaran Model Learning Cycle untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Klasifikasi Siswa SMP pada
(5)
Hasna Nuraeni, 2014
Keanekaragaman Makhluk Hidup. Tesis Magister. SPS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y., Suseloarjo, W. (1988). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Setiono, K. (2008). Psikologi Perkembangan: Kajian Teori Piaget, Selman, Kohlberg, dan Aplikasi Riset. Bandung: Widya Padjadjaran.
Settlage, J & Southerland, S.A. (2007). Teaching Science to Every Child: Using Culture as A Starting Point. New York: Routledge Taylor & Francois Group.
Shayer, M. & Adey, P.S. (1992). Accelerating the development of Formal Thinking in Middle and High School Students II: Post Project Effect on Science Achievement. Journal of Research in Science Teaching. 29 (1) 81-92.
Steenis, C.G.G.J., (1988). Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita.
Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classoom Assesment. New York: Merill-Mac Millan College Publishing Company
Sudjana, D. (2000). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.
Sugiyono dan Wibowo, E. (2001). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharyani, E.D. (2012). Penerapan Pendekatan Klasifikasi untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dunia Tumbuhan dan Penalaran Siswa SMA Berdasarkan Gender. Tesis Magister. SPs UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Sungur, S. & Tekkaya, C. (2003). Student Achievement in Human Circulatory
System Unit: The Effect of Reasoning Ability and Gender. Journal of Science Education and Technology. 12 (1). 59-64.
Supriadi, D. (1994). Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.
Suriasumantri, (2005). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
(6)
Hasna Nuraeni, 2014
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Tekkaya, C. & Yenilmez, A. (2006). Relationships among Measures of Learning Orientation, Reasoning Ability, and Conceptual Understanding of Photosynthesis and Respiration in Plants for Grade 8 Males and Females. Journal of Elementary Science Education, 18. (1).1-14.
Tobin, K. & Capie, W. (1981). Development and Validation of a Group Test of Logical Thinking. Educational and Psychological Measurement. 41. 413-424. 1982
Tjitrosoepomo, G. (1993). Taksonomi Tumbuhan: Spermatophyta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, G. (2009). Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Valanides, N.C. (1996). Formal Reasoning and Science Teaching. School Science and Mathematics. 96. (2). 99-107.
Watson, S. & Miller, T. (2009). “Classification and The Dichotomous Key” (Tools for Teaching Identification). The Science Teacher. 50-54.
Young, K. J. (2007). Ethnobotany. New York: Chelsea House Publishing.
Yudianto, S.A. (1992). Mengerti Morfologi Tumbuhan: Apa dan Mengapa. Bandung: Penerbit Tarsito.
Yudianto, S.A., Supriyatno, N., Kustianti, D. (1998). Buku Pegangan Guru: Penuntun Belajar Biologi untuk SLTP. Bandung: Mizan.
Yudianto, S.A. (2005). Manajemen Alam: Sumber Pendidikan Nilai. Bandung: Mughni Sejahtera.