Metode Pengamatan Observasi Metode Wawancara

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder, untuk memperoleh sumber data sekunder penulis menggunakan teknik dokumentasi. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa buku, arsip, dan dokumen resmi. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informan ataupun responden.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang tepat dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Tujuannya adalah agar data yang diperoleh itu tepat dan benar sesuai dengan kenyataan yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Pengamatan Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu yang akan diselidiki Moleng, Lexy. 2007 ; 174. Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung. Pengamatan langsung kedaerah yang menjadi objek penelitian dan ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, sehingga diadakan penelitian lapangan kepada objek yang berhubungan dengan penbuatan skripsi ini. Pengamatan ini digunakan untuk mengetahui tentang kondisi keluarga yang bercerai kondisi atau bangunan rumah, dan kondisi geografis desa seperti : jalan desa, penerangan desa. Hasil observasi kemudian dapat diambil kesimpulan atas apa yang telah diamati dan dapat digunakan sebagai pembanding antara hasil wawancara yang dilakukan dengan hasil pengamatan apakah ada kesesuaian atau tidak.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk percakapan secara langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, Lexy. 2007 : 186 Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara tak terstruktur merupakan yang berbeda dengan yang terstruktur. Wawancara semacam ini digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Wawancara ini sangat berbeda dari wawancara terstruktur. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. Moleong, Lexy. 2007 : 190-191 Apabila dilihat dari pengertian wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, maka jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Karena disini pewawancara yang menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan- pertanyaan disusun terlebih dahulu sebelum diajukan. Pertanyaan yang disusun didasarkan atas masalah dalam rancangan penelitian. Berarti disini data yang diungkap adalah tentang : a. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya perceraian. 1. Faktor Pendidikan 2. Faktor Usia Dalam Perkawinan 3. Faktor Ekonomi 4. Faktor Perselingkuhan 5. Faktor campur tangan orang tua dalam rumah tangga 6. Faktor Perselisihan atau Pertengkaran KDRT b. Dampak perceraian terhadap kondisi psikologis anak. 1. Sikap 2. Tanggungjawab 3. Stabilitas Emosional c. Dampak perceraian terhadap kondisi ekonomis anak. 1. Pendidikan anak 2. Kebutuhan Hidup Data yang diungkap ini adalah hasil dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalam wawancara dengan orang-orang yang berkaitan erat dengan keluarga yang telah bercerai, seperti : keluarga yang bercerai baik suami atau istri, anak-anak korban perceraian, tetangga, aparat desa, Kepala KUA Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang.

3. Metode Dokumentasi